Bahasa Indonesia
Dosen pembimbing:
Oleh :
AHMAD HIDAYATULLAH
AKHLIS UBAIDILLAH
AHMAD MAHMUDI
DODI YUHANDI
M. DZAJULI RAHMADANI
2021 M/ 1443 H
Jl. H. Amat, No 21, RT.06/RW.01,Kukusaan, Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16425
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulih kami panjatkan pada Allah SWT. yang telah
memberikan nikmat-Nya pada kami tanpa terputus-putus. salah satunya yaitu kami
telah diberi kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini tepat waktu, tanpa
pertolongan-Nya tentu ini adalah yang mustahil bagi kami untuk bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca agar makalah ini
nantinya bisa menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, apabila ada
kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah
membantu tersusunnya makalah ini baik dari teman satu kelompok sendiri, maupun
para pembaca, serta kepada dosen kami Ust. Soenarto S.Pd, MM. yang telah
membimbing kami. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, terima kasih.
Penyusun
II
DAFTAR ISI
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adalah suatu kesalahan besar jika kita menganggap bahwa persoalan dalam
pemilihan kata adalah suatu persoalan yang sederhana, tidak perlu dibicarakan atau
dipelajari karena akan terjadi dengan sendirinya secara wajar pada diri manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menjumpai orang-orang yang sangat
sulit mengungkapkan maksud atau segala sesuatu yang ada dalam pikirannya dan
sedikit sekali variasi bahasanya. Kita pun juga menjumpai orang-orang yang boros
sekali dalam memakai perbendaharaan katanya, namun tidak memiliki makna yang
begitu berarti. Oleh karena itu agar tidak tersesat kedalam dua hal tersebut, kita
harus mengetahui betapa pentingnya peranan kata dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian yang tersirat dalam sebuah kata yang mengandung makna bahwa
sebuah kata mengungkapkan dan pendengar. Kata-kata alat penyalur gagasan yang
akan disampaikan kepada orang lain. Jika kita sadar akan hal itu, beerarti semakin
banyak kata yang kita kuasai, semakin banyak pula ide atau gagasan yang kita
kuasai dan sanggup kita ungkapkan.
Pemilihan kata merupakan salah satu faktor yang penting dalam hal tulis -
menulis maupun berbicara dalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan kata
berhubungan erat dengan kaidah sintaksis, kaidah makna, kaidah hubungan sosial,
apa yang kita bicarakan menjadi lebih berbobot dan bernilai serta lebih mudah
dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ejaan dan apa saja macamnya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ejaan dan macam-macamnya.
5. Untuk mengetahui cara penulisan tanda baca yang benar dalam sebuah
Kalimat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Macam-Macam Ejaan
Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana
melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar hubungan antara lambang-
lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis,
yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan
pemakaian tanda baca.1
1
Panuti Sudjiman, cermat berbahasa Indonesia, (Jakarta:,akademika pressindo,2010). Hal, 164.
3
a. Huruf j dipakai untuk menuliskan kata-kata jang,pajah,sajung.
b. Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer.
c. Tanda diakritik, seperti koma, ain dan tanda trema, dipakai untuk
menuliskan kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’.
4
d. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun,
disamakan dengan imbuhan di- pada ditulis, dikarang.2
2
Panuti Sudjiman, cermat berbahasa Indonesia, (Jakarta: akademika pressindo. 2010), hal, 165.
5
a. kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan
b. ejaan soewandi yang kurang dapat mencerminkan kodrat Bahasa
Indonesia
6
2) Gabungan kosonan tj diubah menjadi c.
Misalnya :
Misalnya;
Misalnya :
Misalnya :
Misalnya :
7) Huruf e taling dan e pepet penulisannya tidak di bedakan dan hanya ditulis
dengan e tanpa penanda.
Misalnya :
7
8) Huruf asing f, v, dan z dimasukkan ke dalam sistem ejaan Bahasa Indonesia
karena huruh-huruh itu banyak digunakan.
Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi di kuatkan
dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987,
tanggal 9 september.
3
Zulkifli, Bahasa Indonesia untuk mahasiswa, (Yogyakarta: aswaja pressindo,2012).
8
(1) Perubahan Huruf
Ejaan Soewandi
Dj djalan, djauh
J pajung , laju
Nj njonja, bunji
Sj isjarat, masjarakat
Tj tjukup, tjutji
Ch tarich, achir
J jalan, jauh
Y paying, layu
Ny nyonya, bunyi
Sy isyarat, masyarakat
C cukup, cuci
Kh Tarikh, akhir
(2) Huruf-huruf di bawah ini yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan
Soewandi sebagai unsur pinjaman abjad asing, diresmikan pemakaiannya.
F maaf, fakir
V valuta, univeritas
Z zeni,lezat
9
(3) Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta tetap
dipakai.
A:b = p:q
Sinar-x
(4) Penulisan di- atau ke sebagai awalann dan di atau ke sebagai kata depan
dibedakan, yaitu di atau ke sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan di atau ke sebagai kata depan ditulis secara terpisah
dengan yang mengikutinya.
Di- (awalan)
Di (kata depan)
(5) Kata ulang ditulis penuh degan huruf, tidak boleh digunakan angka 2.
Ejaan ini bebicara tentang (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3)
penulisan kata, (4) penulisan unsur-unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca.4
C. Pemakaian Huruf
a. Huruf Besar dan Huruf Kapital
Huruf Besar dan Huruf kapital digunakan untuk hal-hal berikut :
4
Zainal Arifin, seribu satu kesalahan berbahasa,(Jakarta:2004)
10
Contoh: Allah, Yang maha kuasa, Islam, Kristen, Al kitab
4. Huruf pertama nama bangsa, suku, Bahasa, tahun, bulan, hari, hari raya
dan peristiwa sejarah.
7. Huruf pertama semua kata utama dalam buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan.
11
b. Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk hal-hal berikut:
c. Penulisan Kata
Kita mengenal bentuk kata dasar, kata turunan atau kata
berimbuhan, kata ulang, dan gabungan kata. Kata dasar ditulis sebagai satuan yang
berdiri sendiri, sedangkan pada kata turunan, imbuhan (awalan, sisipan, atau
akhiran) dituliskan serangkai dengan kata dasarnya. Kalau gabungan kata hanya
mendapat awalan atau akhiran, awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan
kata yang bersangkutan saja.
Misalnya:
Di didik dididik
Di suruh disuruh
Di lebur dilebur
Ke sampingkan kesampingkan
5
Amran tasai, pembinaan Bahasa indonesia, (Jakarta: 1999.)
12
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Pemakaian angka dua untuk menyatakan bentuk perulangan, hendaknya dibatasi
pada tulisan cepat atau pencatatan saja. Pada tulisan yang memerlukan keresmian,
kata ulang ditulis secara lengkap. Namun, apabila ditinjau dari maknanya,
keseluruhan itu menyatakan perulangan.
Misalnya :
Jalan2 jalan-jalan
di-besar2-kan dibesar-besarkan
me-nulis2 menulis-nulis
Misalnya:
Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dituliskan secaara
serangakai.
Misalnya:
13
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
Selain itu, kalau salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata
yang mengandung arti penuh, hanya muncul dalam kombinasi, unsur itu harus
dituliskan searangkai dengan unsur lainya.
Misalnya:
1. Tanda Titik
b. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangat, dan sapaan.
c. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum, yang
ditulis dengan huruf kecil.
14
Misalnya:
d. Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan
ribuan, jutaan, dan seterusnya.
Akan tetapi, jika angka itu tidak menyatakan suatu jumlah, tanda titik tidak
digunakan. Nomer telepon dan nomer rekening tidak diberi tanda titik pada setiap
tiga angka.
Misalnya:
1. tahun 2000
2. halaman 1234
3. NIP 130519977
2. Tanda Koma
Ada Kaidah yang mengatur kapan tanda koma digunakan dan kapan tanda
koma tidak digunakan.6
a. Tanda koma harus digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
6
Zainal Arifin, cermat berbahasa Indonesia, (Jakarta: akademika pressindo,2010), hal.200.
15
Misalnya:
1. Saya menerima hadiah dari paman berupa jam tangan, raket, dan sepatu.
Misalnya:
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di
dalam suatu kalimat yang majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Misalnya:
Para pemikir mengatur strategi dan langkah yang harus di tempuh; para pelaksana
mengerjakan tugas sebaik-baiknya; para penyandang dana menyediakan biaya
yang diperlukan.
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian. Misalnya:
b. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Misalnya:
5. Tanda Hubung ( - )
16
A. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se denagn kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan -am dan (d)
singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Misalnya:
Tanda petik tunggal mengapit terjemahan tau penjelasan kata atau ungkapan
asing. Misalnya:
9. Tanda Apostrof ( ‘ )
Contoh:
17
‘kan kucari dari akan kucari
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ejaan bahasa indonesia telah mengalami perkembangan.
Perkembangan tersebut diantaranya ejaan Ophujsen, ejaan
Soewandi, ejaan pembaharuan, ejaan Melindo, ejaan baru, dan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
2. Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan
atau apa yang dilisankan oleh seseorang ditulis dengan
perantaraan lanbang-lambang atau gambar-gambar bunyi.
3. Ejaan memiliki komponen-komponen penulisan huruf,
penulisan kata, penggunaan tanda baca, serta unsur serapan.
4. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan seperangkat
aturan atau kaidah penggunaan Bahasa Indonesia dalam konteks
resmi, baik lisan maupun tulisan.
5. Penulisan huruf yang tedapat dalam ejaan yaitu penulisan huruf
miring dan huruf kapital.
6. Penulisan kata yang terdapat dalam sebuah ejaan yakni kata
dasar, kata ulang, kata ganti, gabungan kata, dll.
7. Pemakaian tanda baca yang terdapat dalam ejaan diantaranya
tanda titik, tanda koma,tanda seru, tanda tanya, titik dua, tanda
petik,tanda miring, dll.
8. Dari penjabaran diatas, ejaan sangat dibutuhkan dalam hal
kepenulisan. Misalnya dalam penulisan karya ilmiah, skripsi,
dan thesis.
19
DAFTAR PUSTAKA
20