Anda di halaman 1dari 7

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Kapita Selekta Pendidikan Islam Dr. Maulida Hayatina, M.Pd

“LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA (SEKOLAH)”

Oleh :

NUR KHAIRUR RASYID 18. 12. 4581

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KONSENTRASI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

2021/202
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dasar pentingnya kajian penelitian prihal tentang lembaga pendidikan Islam

di Indonesia dengan menekankan pergumulan, respons, dan model lembaga yang

dikembangkan berhadapan dengan moderenisasi yang berlangsung intensif

sepanjang abad ke-20. Hal ini menggambarkan kompleksitas dan konprehenshif

dalam lembaga-lembagapendidikan Islam di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penjelasan tentang lembaga-lembagapendidikan Islam di Indonesia (sekolah)?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui mengetahui dan memahami penjelasan prihal lembaga-

lembagapendidikan Islam di Indonesia (sekolah)

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA (SEKOLAH)

Sebelum membahas lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia yaitu

“sekolah” kita perlu mengetahui dulu Lembaga pendidikan adalah lembaga atau tempat

berlangsungnya proses pendidikan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah

tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan

sekitar.1

Lembaga Pendidikan Islam formal saat sekarang dapat dibagi kepada pendidikan

dasar-menengah dan pendidikan tinggi. Pada tingkat dasar menengah dapat dibagi

menjadi tiga jenis yaitu pesantren, sekolah, dan madrasah. Pada tingkat pendidikan tinggi

dibagi kepada dua bagian pendidikan islam negri yaitu IAIN/STAIN dan UIN, dan

kemudian pendidikan islam swasta yaitu yakni Univesitas/Institut Islam swasta serta

sekolah agama Islam. 2

Kemudian membahas lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia

Indonesia yaitu “sekolah” , sekolah telah didirikan oleh belanda sejak

abad XVII. Sekolah-sekolah Belanda ini telah menyebar keseluruh

indonesia. Disekolah Belanda tersebut tidak diajarkan mata pelajaran


1
Ibrahim Bafadhol, “Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia”, Jurnal Pendidikan Islam, vol. 6, No.11
(2017).
2
Frof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, MA, Kapita Selekta Pendidikan di Indonesia (Medan: Perdan Mulya
Sarana, 2012), hlm. 20.

2
yang namanya agama, sesuai dengan kebijakan pemerintah Belanda yang

netral agama. Pendidikan agama di zaman kolonial baru diberikan di

sekolah setelah berdirinya sekolah-sekolah yang diasuh oleh organisasi

Islam.

Setelah Indonesia Merdeka, oleh pemerintah sejak tahun 1946, telah

melaksanakan kerja sama antara Kementrian Agama dengan Kementrian

Pendidikan Nasional dan Kebudayaan guna terlaksananya pendidiakan agama

di sekolah. Ditinjau dari segi pelaksanaannnya setelah indonesia merdeka

dapat dibagi tiga fase. Fase pertama sejak tahun 1946-1966 sebagai fase

peletakan dasar dari pendidikan agama disekolah . Fase ini dapat

dikatakan berupa fase pencarian bentuk dan masa pembinaan awal.

Fase kedua adalah fase setelah diadakannya sidang umum MPRS/1966,

TAP MPRS NO. XVII/MPRS/1966 pasal 1 menetapakan pendidikan agama menjadi

mata pelajaran disekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar sampai ke

Universitas-Universitas negeri. Disamping itu, Pasal 4 menyatakan

tentang isi pendidikan yang semakin memperkuat pendidikan agama yakni

poin (a) yang berbunyi: “Mempertinggi mental, moral, budi pekerti, dan

memperkuat keyakinan beragama”.

Fase ketiga, yaitu sejak diberlakukannya Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional (UU NO. 2 Tahun 1989 dan No. 20 Tahun 2003) dimana

pendidikan agama sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib

diberikan pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan.

3
Titik tumpu perhatian kita terhadap sekolah dikaitkan sebagai

lembaga pendidikan Islam, karena sekolah melaksanakan pendidikan agama.

Setelah Indonesia merdeka sejak tahun 1946 dimasukkan pendidikan agama

ke sekolah yang dikerjasamai oleh Kementrian Agama dengan Departemen

Pendidikan. Permasalahan Pokok setelah dilaksanakannya pendidikan agama

di sekolah ada tentang output pendidikan agama islam itu sendiri, sudah

sejauh mana pendidikan agama bagi perbaikan kepribadian seseorang.

Pertanyaan ini muncul sebab salah satu krisis yang menimpa Indonesia

adalah krisis akhlak, indikasi tentang hal tersebut cukup banyak. Sejauh

manakah peranan pendidikan agama itu dalam menangkal kenakalan remaja di

Indonesia, kendatipun belum diadakannya penelitian yang akurat tentang

ini, tetapi banyak orang berasumsi bahwa pendidikan agama belum maksimal

peranannya menangkal berbagai kemerosotan akhlak. Jika demikian tentu

ada permasalahnnya. Setelah dicoba di analisa di antara permasalahannya

itu adalah pendidikan agama di sekolah yang pendekatanya terfokus kepada

pendekatan kognitif, sedikit pendekatan afektif, disamping banyak

permasalahan lainnya. Seperti sarana fasilitas, alokasi waktu,

kurikulum, kerjasama antara kepala sekolah dengan guru-guru agama serta

guru agama dengan guru-guru yang lainnya.

Berdasarkan hal tersebut, maka agenda utama pendidikan agama di

sekolah adalah memberdayakan pendidikan agama, sehingga pendidikan agama

itu betul-betul dirasakan sebagai solusi bagi kemerosotan akhlak peserta

didik.3
3
Ibid., hlm. 23-25.

4
penjelasan tentang lembaga-lembagapendidikan Islam di Indonesia (sekolah) tersebut

disebutkan di dalam Undang-Undang No 20. Tahun 2003, menyebutkan adanya

lembaga formal, nonformal, dan informal. Jenjang pendidikan formal terdiri atas

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (pasal 14). Adapun

Nonformal seperti pendidikan usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan

pemberdayaan perempuan, pendidikan keterampilan , dan pendidikan pelatihan kerja,

serta pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan pederta didik (pasal

26 ayat (3)). Adapun pendidikan informal yang dilakukan keluarga dan lingkungan

berbentuk kegiatan belajar secara mandiri (pasal 27 ayat (1)).4

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lembaga pendidikan adalah lembaga atau tempat berlangsungnya proses pendidikan

yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih

baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitar.

tentang lembaga pendidikan Islam di Indonesia dengan menekankan

pergumulan, respons, dan model lembaga yang dikembangkan berhadapan dengan

moderenisasi yang berlangsung intensif sepanjang abad ke-20. Hal ini

4
Frof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, MA, Pendidikan Islam di Indonesia : Historis dan Eksistensinya
(Medan: Prenada Media, 2019), hlm. 116.

5
menggambarkan kompleksitas dan konprehenshif dalam lembaga-

lembagapendidikan Islam di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Daulay Putra Haidar, MA, 2012. “kapita Selekta Pendidikan di Indonesia

Medan: Perdan Mulya Sarana,

2. Daulay Putra Haidar, MA, 2019. “Pendidikan Islam di Indonesia :

Historis dan Eksistensinya Medan: Prenada Media.

3. Bafadhol Ibrahim, 2017. “Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia”,

Jurnal Pendidikan Islam.

Anda mungkin juga menyukai