Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nilam Vista

Nim : 195150104

Kelas : Perbankan syariah 4

1. a)Perkembangan inflasi tersebut dipengaruhi oleh inflasi inti yang stabil di

tengah permintaan domestik yang membaik, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan

konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi pada

kisaran target. Inflasi kelompok volatile food tetap terjaga dipengaruhi oleh

pasokan yang memadai pada masa panen sehingga memitigasi kenaikan

permintaan di pola musiman Ramadan. Sementara itu, inflasi

kelompok administered prices tetap terkendali, meskipun terdapat kenaikan harga

kretek filter seiring transmisi kenaikan cukai hasil tembakau dan kenaikan inflasi

bahan bakar rumah tangga. Ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga

stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di

tingkat pusat maupun daerah melalui Tim Pengendali Inflasi (TPI dan TPID),

guna menjaga inflasi IHK sesuai kisaran targetnya, yakni 3,0%±1% pada 2021.

b) Di Indonesia, yang melakukan kebijakan moneter adalah Bank Indonesia.

Berikut ini adalah kebijakan moneter yang dapat mengatasi deflasi.

- Penetapan Cadangan Minimum (Reserve Requirment Policy)

Deflasi dapat diatasi dengan menurunkan cadangan minimum kas yang harus

dipenuhi oleh bank umum. Dengan menurunnya cadangan minimum kas yang

harus dipenuhi oleh bank umum, maka bank umum dapat menyalurkan lebih
banyak uang, sehingga uang yang beredar semakin banyak dan akhirnya akan

menekan deflasi.

- Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Deflasi dapat diatasi dengan operasi pasar terbuka yang dilakukan oleh bank

sentral. Bank Sentral akan membeli surat-surat berharga di pasar uang seperti

obligasi, Surat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU).

Dengan membeli surat-surat berharga, maka jumlah uang yang beredar di

masyarakat akan semakin banyak, dan akhinrya akan mengatasi deflasi.

-Kebijakan Diskonto (Discount Policy)

Deflasi dapat diatasi dengan kebijakan diskonto. Bank Sentral akan menurunkan

tingkat suku bunga yang ada, sehingga masyarakat akan menarik uangnya yang

ada di Bank. Dengan masyarakat menarik uangnya yang berada di bank, maka

diharapkan jumlah uang yang beredar akan semakin banyak, dan pada akhirnya

akan mengatasi deflasi.

-Imbauan Moral (Moral Persuasion)

Bank Sentral dapat mengatasi deflasi dengan cara melakukan imbauan moral

kepada para pelaku ekonomi. Sebagai contoh, Bank Sentral menghimbau kepada

bank umum agar meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak

jumlah uang yang beredar.

c) Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak

penyebaran virus corona alias COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan


langkah-langkah yang ditempuh dari aspek kemanusiaan dan ekonomi untuk

mengatasi dampak kepada masyarakat, UMKM, dan dunia usaha. 

Salah satunya dengan melakukan koordinasi kebijakan moneter, fiskal,

dan sektor keuangan dilakukan secara bersama dalam tataran global, sesuai

kewenangan masing-masing negara. Peran Lembaga internasional (IMF dan Bank

Dunia) untuk meningkatkan pendanaan dalam upaya mengatasi keketatan

likuiditas dolar Amerika Serikat (AS) secara global.

d) Demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar USD serta

menurunkan defisit neraca berjalan yang semakin melebar. Pemerintah Pusat

bersama dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan

beberapa instansi yang terkait terus berusaha bersama membuat kebijakan.

Salah satu yang menyebabkan rupiah mengalami pelemahan karena

banyaknya impor di sepanjang tahun ini dan menyebabkan Indonesia mengalami

defisit neraca perdagangan. Untuk itu, pemerintah menyiasatinya dengan

membuat aturan mengenai kenaikan pajak penghasilan PPh teradap barang impor.

Langkah nyata yang sedang diupayakan pemerintah yakni dengan

kebijakan penggunaan B20 atau Biodiesel 20 persen yang diperkirakan akan

mengurangi jumlah impor minyak. Dengan penggunaan CPO (Crude Palm Oil)

yang dipakai sendiri untuk B20, maka suplai ke pasar juga turun, sehingga harga

CPO juga ikut naik.


Langkah berikutnya dengan meningkatkan penggunaan Tingkat

Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk seluruh sektor. Hal tersebut diharapkan

dapat mengurangi impor dan akan ada penghematan 2-3 miliar USD.

BI pun terus berupaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan mengeluarkan

kebijakan intervensi ganda baik di pasar valuta asing (valas) maupun pemberian

SBN dari pasar sekunder. BI juga sudah menyediakan swap valas dengan tingkat

harga yang murah. Pembagiannya, untuk sesi pagi BI melakukan swap valas

dalam rangka pengelolaan likuiditas. Sementara di sore, BI juga menyediakan

swap valas hedging bagi korporasi-korporasi yang mempunyai underlying

transaksi baik dari ekspor atau devisa utang luar negeri maupun devisa-devisa

lain.

Dalam hal meningkatkan investasi dan ekspor, pemerintah pun sudah

meluncurkan One Single Submission (OSS) atau layanan perizinan berusaha yang

terintegrasi secara elektronik. Upaya lain yang tak kalah penting dengan

menggenjot sektor pariwisata, dimana dengan menambah jumlah wisatawan

mencanegara berkunjung ke Indonesia, akan menambah cadangan valas dari

devisa.

e) Defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap rendah, didorong oleh surplus

neraca barang yang berlanjut. Neraca perdagangan Mei 2021 mencatat surplus

sebesar 2,4 miliar dolar AS, melanjutkan surplus pada bulan sebelumnya sebesar

2,3 miliar dolar AS. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh kinerja positif pada

sebagian besar komoditas utama di tengah impor yang tetap kuat seiring perbaikan
ekonomi domestik. Sementara itu, aliran masuk modal asing ke dalam negeri

berlanjut, tercermin dari investasi portofolio yang mencatat net inflows sebesar 6,5

miliar dolar AS pada periode April hingga 15 Juni 2021, sejalan ketidakpastian

pasar keuangan global yang menurun. Posisi cadangan devisa pada akhir Mei

2021 tetap tinggi sebesar 136,4 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 9,5

bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah,

serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Ke

depan, defisit transaksi berjalan pada tahun 2021 diprakirakan tetap rendah yaitu

sekitar 1,0%-2,0% dari PDB.

2. Kerjasama dan koordinasi antar sistem keuangan dilakukan baik secara bilateral

maupun trilateral, dalam rangka melakukan harmonisasi kebijakan, pertukaran

data dan/atau informasi, serta koordinasi lainnya. Sebagaimana amanat Pasal 10

ayat 4 Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas

Jasa Keuangan dan Pasal 65 Ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia No.24

Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan, Bank Indonesia

menempatkan masing-masing satu orang ADG sebagai Anggota Dewan

Komisioner (ADK) Ex-Officio di OJK dan LPS. Peran strategi ADG Bank

Indonesia sebagai Ex-Officio di kedua lembaga ini mendukung pelaksanaan

koordinasi, kerja sama, dan harmonisasi kebijakan antara Bank Indonesia dan

penugasan penugasan.

Selain penempatan ADK Ex-officio , kerja sama dan koordinasi antar

otoritas tersebut dilakukan mulai dari tingkat pimpinan lembaga hingga tingkat

teknis. Koordinasi BI-OJK dijalankan dalam kerangka Forum Koordinasi


Makroprudensial – Mikroprudensial (FKMM), sedangkan koordinasi dan

koordinasi BI dan LPS dilakukan dalam kerangka penjaminan dan resolusi

bank. Koordinasi ini dilakukan oleh suatu Keputusan Bersama atau Nota

Kesepahaman antar lembaga serta petunjuk-petunjuk pelaksanaan. Selanjutnya

untuk menjembatani kegiatan kerja sama dan koordinasi termasuk pertukaran data

bilateral maupun trilateral antara BI dengan OJK dan LPS, dibentuklah Focal

Point. 

Dalam ruang lingkup yang lebih luas, Bank Indonesia juga menjalin kerja

sama dan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Otoritas

Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Komite

Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang akan disampaikan lebih detil pada

Protokol Manajemen Krisis.

Menanggapi pengalaman krisis keuangan global tahun 2008, G20

mendeklarasikan komitmen untuk melakukan langkah reformasi sektor keuangan

global dengan tujuan memperkuat sistem keuangan dan mengurangi peluang serta

dampak terjadinya krisis di masa mendatang. Inisiasi reformasi sektor keuangan

global menjadi tonggak sejarah baru bagi koordinasi antar otoritas global melalui

pembentukan Financial Stability Board (FSB) yang dimandatkan G20 untuk

mengawal implementasi reformasi dimaksud. 

Disadari bahwa peran reformasi keuangan global dan koordinasi antar

otoritas bagi penguatan sistem keuangan domestik sangat penting. Oleh karena

itu, Bank Indonesia ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai forum internasional
yang strategis di bidang SSK, antara lain FSB dan Basel Committee on Banking

Supervision (BCBS).

3. a) Dalam setiap sistem pembayaran, akan terjadi proses pemindahan sejumlah

nilai uang dari satu pihak ke pihak lainnya, dimana media yang digunakan dalam

proses transaksi pemindahan uang pun sangat beragam mulai dari alat

pembayaran yang sederhana sampai dengan menggunakan sistem teknologi yang

canggih dan kompleks, serta melibatkan berbagai lembaga, bahkan sistem-sistem

pembayaran secara digital yang sangat memudahkan.

Maka dalam hal ini, secara garis besar sistem pembayaran dibagi menjadi dua

jenis, yaitu sistem pembayaran tunai dan sistem pembayaran non-tunai. Dalam

membedakan kedua jenis sistem pembayaran tersebut terletak pada instrumen dan

media apa yang digunakan. Pada sistem pembayaran tunai, instrumen yang

digunakan adalah uang kartal, yaitu uang dalam bentuk fisik seperti uang kertas

dan uang logam.

b) Sedangkan pada sistem pembayaran non-tunai instrumen dan media yang

digunakan berupa alat pembayaran seperti Kartu (APMK), Cek, Bilyet Giro, Nota

Debit, Nota Kredit, ataupun uang elektronik atau biasa kita kenal dengan E-

Money.

Seiring perkembangan teknologi, banyak perkembangan yang mendorong

kemajuan dalam pembayaran sistem non-tunai. Dalam perkembangannya, sistem

pembayaran non tunai dewasa ini masuk kepada era digital ekonomi. Sistem
pembayaran non-tunai di era digital terkesan menjadi sebuah kebutuhan bagi

masyarakat. Dikarenakan banyaknya kemudahan yang didapat mulai dari alasan

efisiensi waktu, kemudahan dalam proses bertransaksi, keamanan yang terjamin,

hingga kecanggihannya yang hanya membutuhkan jaringan internet dan bisa

diakses melalui smarphone ataupun personal computer (PC). Hal ini tentunya

semakin memudahkan mobilitas manusia dalam kegiatan sehari-hari melalui

perkembangan ekonomi kreatif digital  dalam pembayaran non-tunai.

4. Saya lebih suka menggunakan uang non tunai karena untuk meminimalisir

kehilangan, menghindari risiko kejahatan seperti pencurian, lebih mudah dan

praktis bisa melakukannya melalui ATM, internet banking, minimarket, dan

media lainnya yang terhubung dengan sistem pembayaran maupun transaksi non-

tunai, pengeluaran bisa dibatasi.

5. Menanggapi banyaknya informasi dari masyarakat yang dirugikan oleh

pinjaman online ilegal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI),

Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Kementerian Komunikasi dan Informasi

Republik Indonesia (Kominfo) dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia (Kemenkop UKM) memberikan pernyataan

bersama komitmen memperkuat langkah-langkah pemberantasan

pinjaman online ilegal.
Pernyataan bersama ini ditujukan untuk meningkatkan tindakan nyata dari

masing-masing kementerian dan lembaga dalam memberantas

pinjaman online ilegal sesuai kewenangannya untuk melindungi masyarakat.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyampaikan OJK

selama ini telah melakukan berbagai kebijakan untuk memberantas

pinjaman online ilegal melalui Satgas Waspada Investasi (SWI), termasuk

menjalankan berbagai program edukasi kepada masyarakat untuk

menggunakan fintech lending yang terdaftar atau berizin di OJK dan mencegah

masyarakat memanfaatkan pinjaman online ilegal. OJK juga mengapresiasi

upaya-upaya yang telah dilakukan oleh anggota SWI lainnya, di antaranya

melakukan cyber patrol, melakukan pemblokiran rutin situs dan aplikasi pinjol

ilegal, menertibkan koperasi simpan pinjam yang menawarkan pinjaman online,

melakukan pelarangan payment gateway, dan melakukan proses hukum terhadap

pinjol ilegal.

OJK juga telah mendapatkan respon positif dari Google atas permintaan

kerja sama mengenai syarat aplikasi pinjaman pribadi di Indonesia yang sering

disalahgunakan oleh pinjaman online ilegal. Terhitung sejak tanggal 28 Juli

2021, Google menambahkan persyaratan tambahan kelayakan bagi aplikasi

pinjaman pribadi antara lain berupa dokumen lisensi atau terdaftar di OJK.

6. Bank Indonesia (BI) melarang dengan tegas lembaga keuangan di Indonesia

menggunakan cryptocurrency karena mata uang digital ini bukan merupakan alat


pembayaran yang sah sesuai dengan Undang-Undang Dasar, Undang-Undang

Bank Indonesia, serta Undang-Undang Mata Uang.

Karena dianggap bukan alat pembayaran yang sah, Perry juga menegaskan

bahwa namanya bukan cryptocurrency, melainkan crypto asset. Oleh karena itu,

BI lalu melarang seluruh-seluruh lembaga keuangan, terlebih yang bermitra

dengan BI agar tidak memfasilitasi penggunaan crypto asset sebagai alat

pembayaran atau servis jasa keuangan.

Adapun tentang keuangan digital, Perry mengatakan financial

technology atau fintech untuk uang elektronik dipastikan diatur penggunaanya

oleh BI. Hal tersebut termasuk perizinan kelembagaan serta pengawasan

terhadapsistem pembayarannya.

Anda mungkin juga menyukai