Anda di halaman 1dari 43

ASKEP

STROKE
KELOMPOK 2 / 7C / SARJANA KEPERAWATAN

1. MERLINA YULIARTI C2018091


2. MITA PUTRI S. C2018094
3. NADA NURMALASARI C2018098
4. NIKEN EKA D. C2018101
5. NUR AFIFAH C2018107
6. PRATIWI RIGHITA P. C2018116
7. RIKA OKTAVIANI C2018129
Definisi Stroke 01

02
Stroke merupakan kerusakan sistem saraf pusat sehingga peredaran
darah menuju otak berkurang. Disebabkan tersumbatnya aliran darah di 03
otak beserta pecahnya pembuluh darah otak. Kurangnya peredaran
darah yang menuju otak mengakibatkan terjadi kerusakan sebagian dari 04
daerah otak sehingga menyebabkan gejala misalnya
Tiger
kelumpuhan
Elephant
atau
kelemahan sebagian tubuh secara mendadak, sulit berbicara, wajah
05
tidak simetris, sulit menelan dan gangguan keseimbangan. Kerusakan
daerah otak yang semakin luas akan semakin banyak pula gejala yang
06
akan dialami pasien (Dharma, 2018).
Pig Chicken
Etiologi Stroke
Penyebab stroke dibagi menjadi 4, yaitu menurut
(Dellima D R, 2019):
1. Trombosis serebral
2. Emboli serebri
3. Hipoksia Umum
4. Hipoksia setempat
Manifestasi Klinis 01

02
Manifestasi klinis stroke menurut Ayu S D, (2017) dapat dibagi
atas: 03
1. Kelumpuhan wajah dan anggota badan yang timbul
mendadak. 04
2. Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan.
3. Perubahan status mental yang mendadak. 05
4. Afasia (bicara tidak lancar).
06
5. Ataksia anggota badan.
6. Vertigo, mual, muntah atau nyeri kepala
KLASIFIKASI
1. Stroke iskemik : terjadi ketika gumpalan darah menyumbat
aliran darah yang menuju otak. Gumpalan darah ini paling
sering disebabkan oleh aterosklerosis.

2. Stroke hemoragik : terjadi ketika pembuluh darah otak pecah


dan darah akan keluar ke jaringan di sekitarnya.

3. Transient ischemic attack (TIA) : disebabkan oleh


penyumbatan pembuluh darah di otak, yang bersifat
sementara.
Komplikasi 01

Komplikasi stroke menurut (Arya, 2020). 02


1. Edema otak
2. Pneumonia 03
3. Infeksi saluran kencing
4. Kejang 04
5. Penggumpalan darah
6. Gangguan bicara 05
7. Depresi
8. Sakit kepala kronis 06
9. Kelumpuhan Nyeri bahu
10. Gangguan penglihatan
11. Ulkus dekubitus
12. Tegang pada otot
Penatalaksanaan Umum
Penatalaksanaan umum yaitu berupa tindakan darurat sambil berusaha
mencari penyebab dan penatalaksanaan yang sesuai dengan
penyebab. Penatalaksanaan umum ini meliputi memperbaiki jalan
napas dan mempertahankan ventilasi, menenangkan pasien,
menaikkan atau elevasi kepala pasien 30° yang bermanfaat untuk
memperbaiki drainasevena, perfusi serebral dan menurunkan tekanan
intrakranial, atasi syok, mengontrol tekanan rerata arterial, pengaturan
cairan dan elektroklit, monitor tanda-tanda vital, monitor tekanan tinggi
intrakranial, dan melakukan pemeriksaan pencitraan menggunakan
Computerized Tomography untuk mendapatkan gambaran lesi dan
pilihan pengobatan (Affandi & Reggy, 2016).
PENATALAKSAAN MEDIS 01

02
Penatalaksanaan medis lainnya menurut PERDOSSI (2011)
terdiri dari rehabilitasi, terapi psikologi jika pasien gelisah, 03
pemantauan kadar glukosa darah, pemberian anti muntah dan
analgesik sesuai indikasi, pemberian H2 antagonis jika ada 04
indikasi perdarahan lambung, mobilisasi bertahap ketika kondisi
hemodinamik dan pemapasan stabil, pengosongan kandung 05
kemih yang penuh dengan katerisasi intermitten, dan discharge
06
planning.
PATHWAY
Patofisiologi 01

02
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai cadangan oksigen.
Jika aliran darah kesetiap bagian otak terhambat karena trombus dan embolus,
03
maka mulai terjadi kekurangan oksigen ke jaringan otak. Kekurangan selama 1
menit dapat mengarah pada gejala yang dapat menyebabkan nekrosisi
mikroskopik neuron-neuron. Area nekrotik kemudian disebur infark. Kekurangan 04
oksigen pada awalnya mungkin akibat iskemia mum (karena henti jantung atau
hipotensi) atau hipoksia karena akibat proses anemia dan kesukaran untuk 05
bernafas. Stroke karena embolus dapat mengakibatkan akibat dari bekuan darah,
udara, palque, ateroma fragmen lemak. Jika etiologi stroke adalah hemorargi
06
maka faktor pencetus adalah hipertensi. Abnormalitas vaskuler, aneurisma
serabut dapat terjadi ruptur dan dapat menyebabkan hemorrhagi (Wijaya & Putri,
2013)
Pemeriksaan Penunjang

1. CT-Scan 9. Angiografi serebral


2. Pemeriksaan magnetic 10. Sinar X tengkorak
resonance imaging (MRI) 11. Pemeriksaan foto thorax
3. Pemeriksaan magnetic
resonance angiography (MRA)
4. Pemeriksaan ultrasonografi
karotis dan dopler transcranial
5. Pemeriksaan lumbal pungsi
6. Pemeriksaan EKG
7. Pemeriksaan darah
8. EEG (Electro Enchepalografi)
Asuhan Keperawatan Stroke 01

02
Pengkajian Jenis Kelamin : Laki –Laki
1. Identitas Pasien Agama : Islam
Nama : Ny. Y Suku Bangsa : Jawa / Indonesia 03
Umur : 62 Tahun Pendidikan : SMK
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Wiraswasta 04
Agama : Islam Hub dengan pasien : Anak
Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA 3. Keluhan Utama 05
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pasien mengatakan anggota gerak sebelah
Alamat : Jln. Sribit no kanan mendadak lemah sejak 1 hari
07,Sidoharjo,sragen sebelum masuk RS. 06
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 45 Tahun
4. Riwayat Kesehatan Sekarang 20tpnm, Ranitidin 3x25mg, piracetam 3x1gr,
Pasien mengatakan anggota gerak sebelah citicolin 2x500mg, dan neurodex 1x, pasien
kanan mendadak lemah sejak 1 hari yang lalu bedrest total dan aktivitas dibantu oleh
sebelum masuk RS. Pasien mengatakan keluarga.
tangan kanannya lemas sehingga tidak kuat 5. Riwayat Kesehatan Dahulu
untuk menggenggam, dan perlahan menjalar Pasien mengatakan memiliki riwayat
ke kaki kanannya sehingga semakin lama hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan tidak
tangan dan kakinya sulit untuk diangkat, terkontrol, serta pasien tidak rutin minumobat
hanya bisa digeser saja. Kelemahan ini antihipertensi.
menyebabkan pasien hanya bisa berbaring 6. Riwayat Kesehatan Keluarga
dan mengalami bicara yg tidak jelas(pelo). Pasien mengatakan suaminya perokok aktif
Pasien mengatakan 3 hari sebelum masuk sejak masih muda. Riwayat anggota keluarga
RS sering merasa kesemutan dan pusing, pasien ada yang menderita Hipertensi dan
nafsu makan mengalami penurunan karena Diabetes Melitus
kadang merasa mual. Lalu pada hari Jum’at
29 Oktober 2021 keluarga membawa Ny. Y
ke RS Surakarta. Kemudian pasien
mendapatkan terapi pengobatan infus RL
7. Pemeriksaan Fisik Perkusi : Tidak ada nyeri tekan
Keadaan Umum : pasien tampak lemas dan Auskultasi : Irama reguler
bedrest total
Kesadaran : Composmentis Pemeriksaan paru – paru
Pemeriksaan TTV : Inspeksi : Pengembangan dada seimbang,
TD : 170/100mmHg terdapat luka bakar
Nadi : 82 x/menit Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
RR : 24 x/menit Perkusi : Terdengar suara sonor
Suhu : 37°C Auskultasi : Terdengar suara vasikuler
BB : 58 kg
TB : 160 cm

8. Pemeriksaan sistematis
Pemeriksaan thorax
Inspeksi :Iictus cordis tidak ada terlihat,
terdapat luka bakar
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba, adanya nyeri
tekan
Pemeriksaan Jantung Pemeriksaan Ekstremitas
Inspeksi : Tidak tampak ictus cordisnya Atas : Tangan kanan mengalami kelemahan
Palpasi : ictus cordis teraba pada intercosta tidak kuat untuk menggenggam, dan tangan
IV-V midclavicula,tidak ada nyeri tekan kiri bisa digerakkan. Kekuatan otot ekstremitas
Perkusi : Terdengar suara pekak atas kanan 3 dan kiri 5, tangan kiri terpasang
Auskultasi : bunyi jantung I & II reguler, tidak
infus RL 20 tpm
ada bunyi tambahan Bawah : kaki kanan mengalami kelemahan
sehingga sulit untuk diangkat, dan kaki kiri
Pemeriksaan Abdomen tidak mengalami kelemahan. Kukuatan otot
Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada benjolan ekstremitas bawah kanan 3 dan kiri 5
Auskultasi : Terdengar bising usus 10x/menit
Perkusi : Terdengar suara timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
9. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Nervus Kranial Hasil lab :
Saraf Kranials Jenis Fungsi Leukosit 8 10/
I Olfaktorius
Fungsi
Sensorik Pasien dapat membedakan bau
Hb : 15 g/dl,
minyak wangi dan bauk teh Hematokrit 46,9%,
II Optikus
III Okulomotor
Sensorik
Motorik
Tidak ada gangguan penglihatan
Dilatasi reaksi pupil normal, terjadi
GDS : 210 mg/dl
pengecilan pupil ketika ada pantulan
cahaya.
IV Troklearis Motorik Tidak ada gangguan dalam
10. Terapi Obat
pergerakan bola mata. Infus RL 20tpnm
V Trigeminalis Sensorik wajah perot sebelah kanan
Ranitidin 3x25mg
Motorik Sedikit ada gangguan pada saat piracetam 3x1gr
mengunyah
VII Fasiali Motorik Terdapat gangguan pada saat bicara, citicolin 2x500mg
VIII Sensorik
bicara pelo
Terdapat gangguan pendengaran
neurodex 1x
Vestibulokoklear sebelah kanan metformin 500mg 2x1 oral
IX Sensorik terdapat kesulitan dalam menelan
Amlodipin 5mg 1x1 oral
Glosofaringeus Motorik
X Vagus Sensorik Tidak ada gangguan
Motorik
XI Asesorius Sensorik Anggota badan sebelah kanan susah
Spinal digerakkan dan dapat mengangkat
bahu sebelah kiri
XII Hipoglosus Motorik Respon lidah pasien sebelah kanan
tidak baik
INDEKS BARTHEL
Nama : Ny.Y Jenis Kelamin: Perempuan Umur : 62 Tahun Alamat : Sragen
No. Aktivitas yang dinilai Skor Nilai

1. Makan (feeding) 1= butuh bantuan memgupas dan memotong


buah
2= mandiri
2. Mandi (bathing) 0 = membutuhkan bantuan orang lain

3. Perawatan diri (grooming) 0 = membutuhkan bantuan orang lain

4. Berpakaian (dressing) 0 = tidak membutuhkan bantuan orang lain

5. Buang air kecil (bowel) 0 = membutuhkan bantuan orang lain dan alat

6. Buang air besar (bladder) 0 = membutuhkan bantuan orang lain

Score : 0-4 -- ketergantungan penuh


INDEKS KATZ
Nama : Ny.Y Jenis Kelamin: Perempuan Umur : 62 Tahun Alamat : Sragen
Score Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, kekamar kecil, berpakaian dan mandi

B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi tersebut

C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, dan satu fungsi tambahan

D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil
dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut

Lain-lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di klasifikasikan sebagai C,D,E atau F

Skor yang diperoleh Ny.Y adalah F


Short Portable Mental Status Questionnaire
(SPMSQ)
Nama Klien : Ny.Y Umur : 62 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Tgl : Jum’at/29/Oktober/2021
BB/TB : 58Kg/160Cm Agama : Islam Alamat : Jl.Sribit no 07,Sidoharjo,Sragen

Skor No. Pertanyaan Jawaban

+ -

+ 1. Tanggal berapa hari ini? 29

+ 2. Hari apa sekarang ini ? Jumat

+ 3. Apa nama tempat ini ? Rumah sakit

- 4. Dimana alamat anda ? Sekitar 60an

- 5. Berapa umur anda ? Tidak tahu

- 6. Kapan anda lahir ? Tidak menjawab


Skor No. Pertanyaan Jawaban

+ -

+ 7. Siapa presiden indonesia Bapak jokowi


sekarang?
+ 8. Siapa presiden Bapak SBY
sebelumnya ?
- 9. Siapa nama kecil ibu anda Tidak tahu
?
- 10. Kurang 3 dari 20 dan tetap Tidak menjawab
pengurangan 3 dari setiap
angka baru,semua secara
menurun!
5 5 Jumla Kerusakan intelektual
h sedang
ketera
ngan
Analisa Data
No. Data fokus Problem Etiologi

1. DS : Ketidakefektifan Hipertensi
pasien mengatakan anggota gerak perfusi jaringan
sebelah kanan mendadak lemas sejak Perifer
1 hari sebelum masuk RS
pasien mengatakan 3 hari sebelum
masuk RS sering merasa kesemutan
dan pusing hilang timbul
pasien mengatakan memiliki riwayat
hipertensi sejak 5 tahun lalu
DO:
Ku : composmentis
pasien tampak lemas
pasien bedrest total
TD : 170/100 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 37°C
No. Data fokus Problem Etiologi

2. DS : Hambatan mobilitas Penurunan kekuatan


Pasien mengatakan tangan kanan nya lemas
sehingga pasien tidak kuat untuk
fisik otot
menggenggam
Pasien mengatakan rasa lemas menjalar ke
kaki bagian kanan nya
Pasien mengatakan semakin lama tangan dan
kaki kanan nya sulit diangkat, hanya bisa
digerakkan dengan digeser

DO :
Ku : composmentis
pasien tampak lemas
pasien bedrest total
segala aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
TD : 170/100mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 37°C
Kekuatan skala otot :
5 3
5 3
No. Data fokus Problem Etiologi

3. DS : - Hambatan Penurunan fungsi


komunikasi verbal tonus otot fasial
DO :
Pasien tampak berbicara tidak
jelas/pelo
Pemeriksaan nervus :
Terdapat paresis N.VIII dekstra tipe
sentral
Terdapat paresis N.XII dekstra tipe
sentral
Hemiparese dekstra
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer b.d Hipertensi
2. Hambatan Mobilitas Fisik b.d Penurunan Kekuatan Otot
3. Hambatan Komunikasi Verbal b.d Penurunan Fungsi Tonus
Otot Fasial
Intervensi
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
keperawatan hasil
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1.Kaji TTV 1.Untuk
Perfusi Jaringan tindakan keperawatan 2.Berikan terapi mengetahui
Perifer b.d Hipertensi selama 3x24 jam oksigen keadaan pasien
diharapkan masalah 3.Anjurkan 2.Agar kadar
keperawatan pasien untuk oksigen didalam
ketidakefektifan mengurangi tubuh tercukupi
perfusi jaringan perifer makanan atau 3.Untuk
dapat teratasi dengan minuman yang membantu
kriteria hasil : banyak mengurangi
1. Tekanan darah mengandung resiko tekanan
dalam batas garam darah yang
normal(130/90mmHg) 4. Kolaborasi tinggi
2. GDS dalam batas dengan dokter 4. Untuk
normal (dibawah 140 dalam membantu
mg/dl) pemberian obat menurunkan
metformin dan kadar gula darah
amlodipin dan mengobati
hipertensi
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
keperawatan hasil
2. Hambatan Mobilitas Setelah dilakukan 1.Mengkaji 1. Mengetahui
Fisik b.d Penurunan tindakan keperawatan kekuatan otot skala kekuatan
Kekuatan Otot selama 3x24 jam 2. Lakukan dan otot
diharapkan masalah ajarkan tindakan 2. Untuk
hambatan mobilitas ROM pada membantu
fisik teratasi dengan pasien meningkatkan
kriteria hasil : 3. Ajarkan kekuatan otot
1. skala kekuatan otot kepada keluarga 3. Agar keluarga
bertambah pasien cara mengerti dan
2.mampu melakukan membantu dapat membantu
aktivitas mandiri merubah posisi aktrivitas pasien
3.ekstremitas bagian pasien 4. Untuk
kanan dapat 4. Kolaborasi membantu
digerakkan secara dengan meningkatkan
bertahap fisioterapi jika kekuatan otot
dibutuhkan
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
keperawatan hasil
3. Hambatan Komunikasi Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan 1. Untuk
Verbal b.d Penurunan tindakan keperawatan komunikasi pasien melakukan
Fungsi Tonus Otot Fasial selama 3x24 jam 2. Ajarkan kepada penilaian terhadap
diharapkan masalah pasien untuk adanya kerusakan
hambatan komunikasi menyebutkan huruf sensorik.
verbal dapat teratasi sederhana misal 2. Sebagai proses
dengan kriteria hasil : A,I,U,E,O latihan untuk lebih
1). Komunikasi dapat 3. Hargai mengembangkan
dimengerti kemampuan klien komunikasi yang
2). Mampu menggunakan dan hindari lebih kompleks.
ekspresi wajah untuk pembicaran yang 3. Kemampuan
menyampaikan informasi merendahkan klien untuk
4. Konsultasi ke merasakan harga
ahli terapi wicara diri
4. Mengkaji
kemampuan verbal
individual serta
fungsi kognitif
Implementasi
Waktu No Implementasi Respon
dx.
Jumat, 1. Mengkaji TTV S : Pasien mengatakan bersedia dikaji
29 O:
Oktober Ku : composmentis
2021 pasien tampak lemas
08.00 pasien bedrest total
WIB TD : 170/100 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 37°C
GDS : 210 mg/dl

09.15 Memberikan terapi oksigen S : pasien mengangguk bersedia


O : pasien tampak lemas

11.15 Menganjurkan pasien untuk S : pasien mengatakan bersedia untuk


mengurangi makanan atau mengurangi makan atau minum yang
minuman yang banyak banyak mengandung garam
mengandung garam O : pasien tampak lemas
Waktu No Implementasi Respon
dx.
13.00 Berkolaborasi dengan dokter S:-
dalam pemberian obat O : metformin 500mg 2x1 oral
metformin dan amlodipin Amlodipin 5mg 1x1 oral
Sabtu,30 2 Mengkaji ulang TTV Ds : pasien bersedia dikaji
Oktober Do :
2021 TD : 169/80 mmHg
08.00 Nadi : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,7°C
GDS : 210 mg/dl

Mengkaji kekuatan otot S : pasien bersedia dikaji


pasien O: pasien tampak lemas
5 3
5 3

Melakukan dan mengajarkan S : pasien mengatakan bersedia diajarkan


09.30 tindakan ROM pada pasien O : pasien tampak menggerakkan
ekstremitas kanan dibantu dengan perawat
Waktu No Implementasi Respon
dx.
11.30 Mengajarkan kepada S : keluarga pasien mengatakan bersedia
keluarga pasien cara diajarkan cara membantu merubah posisi
membantu merubah posisi O : keluarga pasien tampak mendengarkan
pasien dan memahami

13.30 Berkolaborasi dengan S:-


fisioterapi jika dibutuhkan O:-
Minggu, 3. Mengkaji ulang TTV S : pasien mengangguk bersedia dikaji
31 O:
Oktober TD : 165/90 mmHg
2021 Nadi : 80 x/menit
08.00 RR : 23 x/menit
Suhu : 36,7°C
GDS : 208 mg/dl

09.00 Mengkaji kemampuan S:-


komunikasi pasien O : pasien tampak masih berbicara dengan
tidak suara tidak jelas
Waktu No Implementasi Respon
dx.
10.00 Mengajarkan kepada pasien S : pasien mengatakan bersedia diajarkan
untuk menyebutkan huruf O : pasien tampak mengikuti menyebutkan
sederhana misal A,I,U,E,O meskipun masih dengan suara yang tidak
jelas

11.00 Menghargai kemampuan S : pasien mengatakan senang belajar


klien dan hindari pembicaran huruf
yang merendahkan O : pasien tampak tersenyum

13.00 Berkonsultasi ke ahli terapi S:-


wicara O:-
Evaluasi Formatif

No. Waktu Diagnosa keperawatan Evaluasi formatif

1. Jumat 29 Ketidakefektifan perfusi S : pasien mengatakan anggota gerak badan


Oktober jaringan perifer b.d sebelah kanan mendadak menjadi lemah
2021 Hipertensi O:
13.00 Ku : composmentis
wib pasien tampak lemas
pasien bedrest total
TD : 170/100 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 37°C
GDS : 210 mg/dl
A : masalah ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4
No. Waktu Diagnosa keperawatan Evaluasi formatif

2. Sabtu, Ketidakefektifan perfusi S : pasien mengatakan anggota gerak badan


30 jaringan perifer b.d sebelah kanan mendadak menjadi lemah
Oktober Hipertensi O:
2021 Ku : composmentis
13 .00 pasien tampak lemas
wib pasien bedrest total
TD : 169/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,7°C
GDS : 210 mg/dl
A : masalah ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4
No. Waktu Diagnosa keperawatan Evaluasi formatif

3. Minggu,3 Ketidakefektifan perfusi S : pasien mengatakan anggota gerak badan


1 jaringan perifer b.d sebelah kanan mendadak menjadi lemah
Oktober Hipertensi O:
2021 Ku : composmentis
pasien tampak lemas
pasien bedrest total
TD : 165/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 23 x/menit
Suhu : 36,7°C
GDS : 208 mg/dl
A : masalah ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4
No. Waktu Diagnosa keperawatan Evaluasi formatif

4. Jumat,29 Hambatan mobilitas fisik S:


Oktober b.d penurunan kekuatan pasien mengatakan anggota gerak badan
2021 otot sebelah kanan mendadak menjadi lemah
pasien mengatakan aktivitas dibantu oleh
keluarga
O:
Ku : composmentis
pasien tampak lemas
pasien bedrest total
TD : 169/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,7°C
5 3
5 3
A : hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4
No. Waktu Diagnosa keperawatan Evaluasi formatif

5. Sabtu,30 Hambatan mobilitas fisik S:


Oktober b.d penurunan kekuatan pasien mengatakan anggota gerak badan
2021 otot sebelah kanan mendadak menjadi lemah
pasien mengatakan aktivitas dibantu oleh
keluarga
O:
Ku : composmentis
pasien tampak lemas
pasien bedrest total
TD : 170/100 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 37°C
5 3
5 3
A : hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4
No. Waktu Diagnosa keperawatan Evaluasi formatif

6. Minggu,3 Hambatan mobilitas fisik S:


1 b.d penurunan kekuatan pasien mengatakan anggota gerak badan
Oktober otot sebelah kanan mendadak menjadi lemah
2021 pasien mengatakan aktivitas dibantu oleh
keluarga
O:
Ku : composmentis
pasien tampak lemas
pasien bedrest total
TD : 165/80mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 23 x/menit
Suhu : 36,7°C
5 3
5 3
A : hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4
No. Waktu Diagnosa keperawatan Evaluasi formatif

7. Jumat,29 Hambatan Komunikasi S:-


Oktober Verbal b.d Penurunan O:
2021 Fungsi Tonus Otot Facial pasien tampak berbicara dengan pelo
Pemeriksaan nervus :
Terdapat paresis N.VIII dekstra tipe sentral
Terdapat paresis N.XII dekstra tipe sentral
Hemiparese dekstra
A : hambatan komunikasi verbal belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4
8. Sabtu,30 Hambatan Komunikasi S:-
Oktober Verbal b.d Penurunan O:
2021 Fungsi Tonus Otot Facial pasien tampak berbicara dengan pelo
Pemeriksaan nervus :
Terdapat paresis N.VIII dekstra tipe sentral
Terdapat paresis N.XII dekstra tipe sentral
Hemiparese dekstra
A : hambatan komunikasi verbal belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4
No. Waktu Diagnosa keperawatan Evaluasi formatif

9. Minggu,3 Hambatan Komunikasi S:-


1 Verbal b.d Penurunan O:
Oktober Fungsi Tonus Otot pasien tampak berbicara dengan pelo
2021 Facial Pemeriksaan nervus :
Terdapat paresis N.VIII dekstra tipe sentral
Terdapat paresis N.XII dekstra tipe sentral
Hemiparese dekstra
A : hambatan komunikasi verbal belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4
Evaluasi Sumatif

No. Waktu Diagnosa keperawatan EvaluasiSumatif

1. Minggu,3 Ketidakefektifan perfusi S : pasien mengatakan anggota gerak badan


1 jaringan perifer b.d sebelah kanan mendadak menjadi lemah
Oktober Hipertensi O:
2021 Ku : composmentis
pasien tampak lemas
pasien bedrest total
TD : 165/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 23 x/menit
Suhu : 36,7°C
GDS : 208 mg/dl
A : masalah ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4
No. Waktu Diagnosa keperawatan EvaluasiSumatif

2. Minggu,3 Hambatan mobilitas fisik S:


1 b.d penurunan kekuatan pasien mengatakan anggota gerak badan
Oktober otot sebelah kanan mendadak menjadi lemah
2021 pasien mengatakan aktivitas dibantu oleh
keluarga
O:
Ku : composmentis
pasien tampak lemas
pasien bedrest total
TD : 165/80mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 23 x/menit
Suhu : 36,7°C
5 3
5 3
A : hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4
No. Waktu Diagnosa keperawatan EvaluasiSumatif
3. Minggu,3 Hambatan Komunikasi S:-
1 Verbal b.d Penurunan O:
Oktober Fungsi Tonus Otot pasien tampak berbicara dengan pelo
2021 Facial Pemeriksaan nervus :
Terdapat paresis N.VIII dekstra tipe sentral
Terdapat paresis N.XII dekstra tipe sentral
Hemiparese dekstra
A : hambatan komunikasi verbal belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai