Anda di halaman 1dari 5

1.

Perusahaan Perseorangan
Merupakan bentuk badan usaha tanpa ada pembedaan pemilikan antara hak milik pribadi
dengan hak milik perusahaan (Indriyo, 2005). Menurut Swasta (2002), perusahaan perseorangan
adalah salah satu bentuk usaha yang dimiliki oleh seseorang dan ia bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap semua resiko dan kegiatan perusahaan. Dengan tidak adanya pemisahan
pemilikan antara hak milik pribadi dengan milik perusahaan, maka harta benda pribadi juga
merupakan kekayaan perusahaan, yang setiap saat harus menanggung utang-utang perusahaan
Kebaikan :
• Pemilik bebas mengambil keputusan
• Seluruh keuntungan perusahaan menjadi hak pemilik perusahaan
• Rahasia perus ahaan terjamin
• Pemilik lebih giat berusaha
Keburukan :
• Tanggungjawab pemilik tidak terbatas
• Sumber keuangan perusahaan terbatas
• Kelangsungan hidup perusahaan kurang terjamin
• Seluruh aktivitas manajemen dilakukan sendiri, sehingga pengelolaan manajemen menjadi
kompleks
Ciri-ciri perusahaan perseorangan
1. Dimiliki perseorangan (individu atau perusahaan keluarga)
2. Pengelolaannya sederhana
3. Modalnya relative tidak terlalu besar
4. Kelangsungan usahanya tergantung pada para pemiliknya
5. Nilai penjualannya dan nilai tambah yang diciptakan relative kecil
Dilihat dari studi kelayakan proyek perusahaan dalam aspek hukum :
Dalam hukum positif di Indonesia, tidak ditemukan satu pun aturan hukum yang mengatur
secara khusus tentang perusahaan perseorangan ini, yang diperlukan hanya izin permohonan dari
kantor perizinan setempat. Menurut H.M.N. Purwosutjipto, bentuk perusahaan perseorangan
secara resmi tidak ada. Namun dalam dunia bisnis, masyarakat telah mengenal dan menerima
bentuk perusahaan perseorangan ini. Pada umumnya masyarakat yang ingin menjalankan
usahanya dalam bentuk perusahaan perseorangan ini menggunakan bentuk Perusahaan Dagang
(PD) atau Usaha Dagang (UD).
Langkah-langkah mendirikan badan usaha perseorangan:
1) Persiapan
• Meyiapkan KTP pihak yang akan mendirikan perusahaan perseorangan
• Menentukan calon nama perusahaan
• Menentukan tempat kedudukan perusahaan
• Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari perusahaan perseorangan
tersebut
2) Pendaftaran ke notaris
Setelah semua kelengkapan tersebut terpenuhi, langkah selanjutnya adalah
mendaftar ke notaris untuk mendapatkan akta notaris tentang pendirian perusahaaan
perseorangan

2.
1.Tidak melakukan riset pasar
Kesalahan satu ini bisa berarti kalah sebelum bertanding, akan lebih mudah menyediakan sesuatu
yang dibutuhkan daripada harus membuat sesuatu yang baru dan memaksa orang mengeluarkan
uang untuk itu.

2. Rencana bisnis yang kurang matang


Sebuah rencana yang solid dan realistis sangatlah mutlak dibutuhkan sebuah bisnis. Rencana
harus memuat target yang masuk akal, bagaimana mencapai target, prediksi masalah, solusi
masalah. Semakin banyak masalah, maka semakin tinggi potensi kegagalan usaha.

3. Tidak punya akses tambahan modal


Dari awal harus realistis, gunakan modal yang ada untuk bisa mencapai target. Terlalu banyak
memikirkan pinjaman untuk modal dalam membuka bisnis bukanlah awal yang baik.

4. Lokasi yang buruk, tidak eksis di internet, kurang penjualan promosi


Lokasi yang buruk bisa menjadi faktor negatif bagi bisnis. Apalagi jika mengandalkan pelanggan
yang pejalan kaki. Juga untuk saat ini, eksistensi di dunia maya, baik internet maupun jejaring
sosial, sama pentingnya dengan di dunia nyata.

5. Terlena dengan kesuksesan


Jangan terlalu puas dengan hasil. Bisa jadi itu belum waktunya untuk merasa puas. Terus pantau
situasi pasar, siapa tahu perlu mengubah strategi. Berada di posisi puncak adalah waktunya untuk
mempertahankan strategi.

6. Terlalu cepat berekspansi


Cara memperluas bisnis, harus sama dengan saat awal membangun bisnis. Jangan gegabah dan
terlalu percaya diri.

7.Kurang mengerti usaha dan tempat usaha yang di jalaninya


Membuat usaha bukan hanya sekedar memproduksi suatu barang namun harus mengerti tentang
kebutuhan masyarakat baik dari segi frekuensi, kuantitas, bentuk atau jenis dan kualitasnya.
Tidak hanya itu, kita juga harus memperhitungkan lokasi usaha serta kelengkapan usaha. Pilihlah
lokasi usaha yang strategis, dekat dengan pasar, dan kemudahan akses baik dalam jangkauan
fisik ataupun teknologi. Sebab hal ini dapat mengefisienkan biaya produksi dan transportasi.

8.Kurangnya pengalaman dan tidak memahami strategi pemasaran


Dalam membangun suatu usaha kita mesti memiliki pengalaman. Jika kita kurang memiliki
pengalaman dan tidak paham tentang strategi bisnis, Anda dapat menanyakan kepada konsultan
atau join kepada orang yang memiliki pengalaman lebih agar strategi pemasarannya jelas kepada
siapa akan dijual, bagaimana menjualnya, bagaimana cara mengikat pelanggan, dan sebagainya.

9.Kurang pemahaman dalam pengadaan dan pemeliharaan bahan baku dan sarana
Banyak para pengusaha yang memulai usahanya dengan serta merta membeli bahan baku dalam
jumlah yang besar tanpa adanya perhitungan mengenai jumlah permintaan masyarakat. Anda
juga harus mengerti dalam hal pemeliharaan bahan baku untuk produksi agar bahan baku
produksi tidak cepat rusak.
10.Kurang handal dalam mengelola keuangan
Keputusan strategi usaha harus berdasarkan histori administrasi. Sehingga keputusan yang
diambil tidak hanya mengandalkan insting melainkan berbasis data. Begitu juga dalam hal
keuangan, anda harus dapat mengakumulasi pendapatan rutin bulanan, mengkorelasi antara
pendapatan, penjualan dan penggunaan bahan baku, sehingga mengurangi resiko usaha dalam
hal keuangan perusahaan.
11.Kurang handal dalam mengelola modal dan kendali kredit
Memperhitungkan kebutuhan modal dengan kemampuan bayar bulanan dan skala likuditasnya.
Ketika anda mengajukan kredit ke bank, tentu anda pun juga harus berhati-hati dalam
memberikan kredit atau pending payment kepada pelanggan anda, pilah-pilah mana yang tertib
dan tidak, lalu tentukan sikap skala prioritasnya.
12.Kurangnya kehandalan SDM yang berwawasan wirausaha
SDM yang berwawasan wirausaha akan membentuk jiwa yang kokoh, karena beranggapan
bahwa selain dia staff namun juga sosok yang yakin bahwa dengan sukses di bidangnya maka
dia telah berhasil sebagai wirausahawan layaknya pemilik usaha, walau hanya dalam area
kerjanya.
13. Kurangnya pemahaman tentang perubahan teknologi
Kegagalan usaha pemahaman teknologi ini tidak semata karena pemahaman pembelian namun
juga pemeliharaan, misal banyak data keuangan, data nasabah yang hilang karena virus, atau
ketidakmampuan staf dalam melindungi data file konsumen. Teknologi juga berkaitan dengan
keberhasilan pemasaran baik dalam mendesain grafis, pubklikasi profil dalam cd, membuat
website atau blog gratis.

3.
Aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada semua hal terkait legalitas rencana
bisnis yang hendak dilakukan oleh perusahaan. Ketentuan-ketentuan hukum tersebut meliputi:
Izin lokasi
Akte pendirian perusahaan dari notaris
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Surat tanda daftar perusahaan
Surat izin tempat usaha dari Pemerintah Daerah setempat
Surat tanda rekanan dari Pemerintah Daerah setempat
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Setiap sponsor memang harus mengadakan penilaian aspek yudiris supaya dana yang sponsor
berikan benar-benar beeguna dan kegiatan bisnis tersebut benar benar ada dan juga bisa
dipertanggung jawabkan

4.
kegiatan-kegiatan atau program-program yang dijalankan mempunyai resiko gagal. Resiko
tersebut bisa ditanggung oleh perusahaan asuransi.

 Referensi :
http://thikachayangcmua.blogspot.com/2012/03/tugas-studi-kelayakan-bisnis-i.html
http://imadebudisastrawan.blogspot.com/2015/08/studi-kelayakan-bisnis-3.html

Anda mungkin juga menyukai