Anda di halaman 1dari 3

1.

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan perusahaan/majikan. Hal ini dapat
terjadi karena pengunduran diri, pemberhentian oleh perusahaan atau habis kontrak.

Apa yang menyebabkan hubungan kerja dapat berakhir?

Menurut pasal 61 Undang – Undang No. 13 tahun 2003 mengenai tenaga kerja, perjanjian kerja dapat
berakhir apabila :

 pekerja meninggal dunia


 jangka waktu kontak kerja telah berakhir
 adanya putusan pengadilan atau penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
 adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.

Jadi, pihak yang mengakhiri perjanjian kerja sebelum jangka waktu yang ditentukan, wajib membayar
ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu
perjanjian kerja.

2 Apa yang dimaksud dengan hubungan industrial?

Menurut UU No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan pasal 1 angka 16, Hubungan Industrial  adalah suatu
sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang
terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai nilai Pancasila
dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan industrial adalah hubungan antara semua pihak yang terkait atau
berkepentingan atas proses produksi atau pelayanan jasa di suatu perusahaan. Hubungan industrial
tersebut harus dicipatkan sedemikian rupa agar aman, harmonis, serasi dan sejalan, agar perusahaan dapat
terus meningkatkan produktivitasnya untuk meningkatkan kesejahteraan semua pihak yang terkait atau
berkepentingan terhadap perusahaan tersebut.

Apa yang dimaksud dengan perselisihan hubungan industrial?

Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara
Pengusaha atau gabungan Pengusaha dengan Pekerja/Buruh atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh karena
adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan,perselisihan pemutusan hubungan kerja dan
perselisihan antar serikat pekerja/serikat Buruh dalam satu perusahaan  (pasal 1 angka 1 UU No. 2 Tahun
2004 tentang Penyelesaian Hubungan Industrial)

 
Bagaimana cara menyelesaikan perselisihan hubungan industrial?

Perselisihan hubungan industrial diharapkan dapat diselesaikan melalui perundingan bipartit, Dalam hal
perundingan bipartit gagal, maka penyelesaian dilakukan melalui mekanisme mediasi atau konsiliasi. Bila
mediasi dan konsiliasi gagal, maka perselisihan hubungan industrial dapat dimintakan untuk diselesaikan
di Pengadilan Hubungan Industrial.

Apa yang dimaksud dengan perundingan bipartit?

Berdasarkan pasal 3 ayat 1 UU No. 2 Tahun 2004, perundingan bipartit adalah perundingan antara
pengusaha atau gabungan pengusaha dan pekerja atau serikat pekerja / serikat buruh atau antara serikat
pekerja / serikat buruh dan serikat pekerja / serikat buruh yang lain dalam satu perusahaan yang
berselisih. Perundingan Bipartit adalah perundingan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.

Penyelesaian melalui perundingan bipartit harus diselesaikan paling lama 30 hari kerja sejak perundingan
dilaksanakan. Apabila perundingan bipartit mencapai kesepakatan maka para pihak wajib membuat
Perjanjian Bersama dan didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial.

Apa yang dimaksud dengan penyelesaian perselisihan melalui konsoliasi?

Penyelesaian konsiliasi dilakukan melalui seorang atau beberapa orang atau badan yang disebut sebagai
konsiliator yang wilayah kerjanya meliputi tempat pekerja/buruh bekerja,  dimana konsiliator tersebut
akan menengahi pihak yang berselisih untuk menyelesaikan perselisihannya secara damai.

Jenis Perselisihan yang dapat diselesaikan melalui konsiliasi antara lain : untuk perselisihan
kepentingan, perselisihan PHK atau perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh dalam satu
perusahaan.

Apa yang dimaksud dengan penyelesaian perselisihan melalui mediasi?

Mediasi hubungan industrial adalah penyelesaian perselisihan hak, perselisihan kepentingan,


perselisihan pemutusan hubungan kerjadan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam
satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih mediator yang netral (Pasal
1 angka 1 UU No. 2 Tahun 2004)

 
Proses mediasi dibantu oleh seorang mediator hubungan industrial, yang merupakan pegawai instansi
pemerintah yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan yang memenuhi syarat – syarat sebagai
mediator yang ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.

Apa yang dimaksud dengan penyelesaian perselisihan melalui Pengadilan Hubungan Industrial (PHI)?

Menurut pasal 56 UU No. 2 Tahun 2004, Pengadilan Hubungan Industrial mempunyai kompetensi
absolut untuk memeriksa dan memutus :

 Ditingkat pertama mengenai perselisihan hak


 Ditingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan
 Ditingkat pertama mengenai perselisihan pemutusan hubungan kerja
 Ditingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam
satu perusahaan

3. Undang-Undang yang Mengatur Tentang Uang Pesangon

Ketentuan pemberian uang pesangon oleh pengusaha kepada karyawannya sehubungan dengan PHK,
penghargaan masa kerja maupun uang penggantian hak diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
Pasal 156 Ayat (1)  tentang Ketenagakerjaaan yang berbunyi: “Dalam hal terjadi pemutusan hubungan
kerja (PHK), pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan
uang penggantian hak yang seharusnya diterima.” Selanjutnya segala hal yang berhubungan
dengan Pemutusan Kerja dapat Anda pelajari dalam BAB XII Undang-Undang No.13 Tahun 2003
tentang Pemutusan Hubungan Kerja.
Perlu diketahui juga, yang dimaksud dengan pengusaha yang memiliki kewajiban untuk memberikan
pesangon kepada karyawan/buruh apabila terjadi pemutusan kerja sebagaimana yang termuat dalam UU
No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 150 adalah siapa saja (swasta atau milik negara,
perseorangan atau berbentuk badan, berbadan hukum atau tidak) yang mempunyai pengurus serta
mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Uang Pehargaan Orang bekerja bukan hanya soal gaji bulanan, tapi juga perlu mendapatkan penghargaan
atas apa yang dikerjakan. Oleh karena itu kita mesti bersyukur hidup di negeri tercinta ini karena apa
yang kita kerjakan juga dinilai dan dihargai. Minimal setelah 3 (tiga) tahun bekerja di perusahaan dan
apabila terjadi pemutusan hak kerja, kita telah berhak mendapatkan penghargaan itu dalam bentuk uang.
Semua itu juga diatur dalam Undang-Undang. Berikut ini adalah ketentuan uang penghargaan atas masa
kerja seseorang di perusahaan. Ketentuan ini sesuai dengan UU Ketenagakerjaan Pasal 156 Ayat (3).

Jika perusahan tidak memberikan uang perhargaan berarti perusaahn tersebut tidak taat hokum dan juga
tidak mementingkan pri kemanusiaan

Anda mungkin juga menyukai