Modul 2 Liabilitas Jangka Pendek 2
Modul 2 Liabilitas Jangka Pendek 2
Setelah mempelajari materi liabilitas jangka pendek 2: Provisi dan Kontijensi mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Mampu mendefinisikan provisi
2. Menyebutkan jenis-jenis provisi
3. Menjelaskan pengakuan dan pengukuran provisi
4. Menjelaskan/menguraikan akuntansi tiap-tiap jenis provisi
5. Menerapkan akuntansi untuk setiap jenis provisi
6. Mendefinisikan contingent liabilities
7. Mengidentifikasi kriteria untuk melaporkan contingent liabilities di laporan keuangan
8. Menunjukkan bagaimana menyajikan dan menganalisis utang lancar di laporan
keuangan
B. Uraian Materi
Kegiatan belajar 2 membahas mengenai provisi dan kontijensi mulai dari definisi, jenis-jenis,
pengakuan dan pengukuran, serta penyajian dalam laporan keuangan. Materi yang disampaikan
pada bab ini diambil dari buku Intermediate Financial Accounting (3rd edition) serta dari
PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset Kontijensi. Cakupan materi kegiatan belajar
2 disajikan pada gambar berikut:
Gambar 2.1
Cakupan Bahasan Kegiatan Belajar 2
PROVISI
Pengertian Provisi
Provisi adalah liabilitas dengan waktu atau jumlah yang tidak pasti (terkadang dianggap
sebagai liabilitas estimasian). Provisi dapat dikategorikan sebagai liabilitas lancar atau tidak
lancar tergantung pada jangka waktu terjadinya pembayaran. Provisi dapat dibedakan dari
1
Disusun oleh Tim Dosen AKM 2 JAFEB UB. Modul masih merupakan draft. Do not quote.
Jenis-Jenis Provisi
Perkara hukum dalam provisi yang dimaksud di sini adalah ketika perusahaan tengah
menghadapi perkara hukum dan memiliki kemungkinan untuk kalah dalam persidangan
sehingga menimbulkan kerugian. Dalam menerima gugatan/klaim bahwa perusahaan akan
menanggung kerugian dapat dilakukan melalui 3 hal penilaian:
a. Jangka waktu di mana penyebab yang mendasari tindakan terjadi.
b. Kemungkinan hasil yang tidak menguntungkan.
c. Kemampuan untuk membuat perkiraan yang masuk akal tentang jumlah kerugian
Untuk melaporkan kerugian dan kewajiban dalam laporan keuangan, penyebab terjadi litigasi/
perkara hukum harus terjadi pada tanggal laporan keuangan atau sebelumnya. Tidak masalah
jika perusahaan mengetahui kemungkinan gugatan atau klaim setelah tanggal laporan
keuangan tetapi sebelum menerbitkannya. Untuk mengevaluasi kemungkinan hasil yang tidak
menguntungkan, perusahaan mempertimbangkan hal-hal berikut: sifat litigasi, perkembangan
kasus, pendapat penasihat hukum, pengalaman perusahaan sendiri dan orang lain dalam kasus
serupa, dan tanggapan manajemen terhadap gugatan .
Contoh: Adikara Plc. terlibat dalam gugatan pada tanggal 31 Desember 2020. (a) Buatlah
jurnal tanggal 31 Desember dengan asumsi kemungkinan bahwa Adikara Plc. akan
bertanggung jawab atas $850.000 sebagai hasil dari gugatan ini. (b) Buatlah jurnal 31
Desember dengan asumsi bahwa Adikara Plc. menganggap probabilitasnya tidak terlalu besar
untuk bertanggung jawab atas pembayaran sebagai akibat dari tuntutan ini.
a) Beban Kewajiban Hukum $850,000
Utang Kewajiban Hukum $850,000
b) Tidak ada Jurnal.
Garansi adalah janji yang dibuat oleh perusahaan kepada pelanggannya untuk memperbaiki
kekurangan kuantitas, kualitas, atau kinerja suatu produk yang telah dijual kepada pelanggan.
Terdapat dua tipe garansi yang dapat diberikan perusahaan kepada pelanggan:
a. Assurance-Type Warranty
Garansi di mana biaya garansi suatu produk sudah termasuk di dalam harga produk yang
dijual oleh perusahaan.
Contoh: Praja Co. mulai memproduksi mesin baru pada Juli 2020 dan berhasil menjual
200 mesin ini dengan harga tunai $1.000 pada akhir tahun dengan total pendapatan
penjualan $200.000 (200 × $1.000). Setiap mesin bergaransi selama 1 tahun. Berdasarkan
pengalaman masa lalu dengan mesin serupa, Praja Co. memperkirakan bahwa biaya
jaminan rata-rata akan sebesar $200 per unit dengan total biaya jaminan yang diharapkan
sebesar $40.000 (200 × $200). Selanjutnya, sebagai hasil dari penggantian suku cadang
dan layanan yang dilakukan sesuai dengan jaminan mesin, dikenakan biaya jaminan
b. Service-Type Warranty
Garansi di mana biaya garansi suatu produk belum termasuk di dalam harga produk yang
dijual oleh perusahaan, melainkan biaya tersendiri yang harus dibayar oleh pelanggan.
Contoh: PT. Pandhega membeli mobil dari HA Auto seharga €30.000 pada tanggal 2
Januari 2020. HA Auto memperkirakan biaya garansi yang ditanggungnya (assurance-
type warranty) pada mobil tersebut adalah €600 (untuk perbaikan selama 36.000
kilometer pertama atau dalam jangka waktu 3 tahun). PT. Pandhega di sini juga membeli
garansi lagi sebesar €900 sebagai layanan tambahan (service-type warranty) selama 3
tahun berikutnya lagi atau 36.000 kilometer. Biaya garansi yang ditanggung HA Auto
sebesar €600 terjadi pada tahun 2020, 2021, dan 2022 dengan besaran berturut-turut €300
pada tahun 2020, €200 pada tahun 2021 dan €100 pada tahun 2022. Berikut adalah jurnal
yang harus dibuat oleh HA Auto berdasarkan transaksi di atas.
3. Consideration Payable
Contoh: Tartsore Ltd. menjual sekotak kue seharga £5 per kotak. Selain itu, Tartsore Ltd.
menawarkan pelanggannya sebuah Mangkuk Corak dengan harga di bawah harga pasar,
yaitu £2 plus 10 kotak kue bekas. Biaya Mangkuk Corak yang dibeli oleh Tartsore Ltd.
adalah £3, dan perusahaan memperkirakan bahwa pelanggan akan menukarkan 70% kotak
kue. Penawaran premi ini dimulai pada Juni 2020. Selama 2020, Tartsore Ltd. membeli
20.000 Mangkuk Corak seharga £3, menjual 300.000 kotak kue seharga £5 per kotak, dan
menebus 60.000 kotak kue yang ditukarkan oleh pelanggan. Berikut adalah jurnal yang
harus dicatat oleh Tartsore Ltd. berdasarkan transaksi di atas selama tahun 2020.
2. Mencatat penjualan kue selama tahun 2020 sebanyak 300.000 kotak dengan
harga £5 per kotak
Kas 150.000
Pendapatan Penjualan 150.000
3. Mencatat penebusan kotak kue sebanyak 60.000 buah oleh pelanggan, menerima
£2 plus 10 kotak kue bekas.
Kas (60.000 : 10) x £2 12.000
Beban Premium 6.000
Persediaan Premium (60.000 : 10) x £3 18.000
Contoh: Pada 1 Januari 2021, Atmajaya Oil Corp. menumpahkan minyak di Banjarmasin,
Indonesia. Atmajaya Oil Corp. diwajibkan secara hukum untuk membongkar dan
memindahkan platform pada akhir masa pakainya, yang diperkirakan selama lima tahun.
Atmajaya Oil Corp. memperkirakan bahwa pembongkaran dan penghapusan memerlukan
biaya Rp10.000.000. Berdasarkan tingkat diskonto sebesar 10%, nilai wajar dari kewajiban
lingkungan diperkirakan sebesar Rp6.209.200 (Rp10.000.000 x 0,62092). Atmajaya Oil
Corp. mencatat kewajiban ini pada 1 Januari 2021 sebagai berikut.
Platform Pengeboran Rp 6.209.200
Kewajiban Lingkungan Rp 6.209.200
Kontrak ini adalah kontrak di mana perusahaan merasa keberatan dalam pemenuhan biaya
kontrak yang tidak dapat dihindarkan untuk memenuhi kewajiban kontrak tersebut yang
melebihi manfaat ekonomi yang akan diterima nanti.
Contoh (1): Toko Berkah telah beroperasi secara menguntungkan di ruko yang telah disewa
dan telah dibayar tiap bulannya saat ini. Toko Berkah memutuskan untuk merelokasi
operasinya ke ruko lain. Namun, sewa pada ruko lama masih akan terus berlangsung selama
tiga tahun ke depan dan Toko Berkah tidak dapat membatalkan sewa tersebut. Selain itu,
Toko Berkah juga tidak akan dapat menyewakan ruko tersebut kepada pihak lain. Perkiraan
biaya untuk memenuhi kontrak ini dinilai memberatkan €500.000. Dalam kasus ini, Toko
Berkah akan membuat jurnal berikut.
Contoh (2): Asumsikan fakta yang sama seperti contoh di atas dengan tambahan informasi
bahwa biaya yang diharapkan untuk memenuhi kontrak adalah €500.000. Namun, Toko
Berkah dapat membatalkan sewa dengan catatan harus membayar denda sebesar €275.000.
Dalam kasus ini, maka Toko Berkah harus mencatat kewajiban tersebut sebagai berikut.
Rugi Kontrak Sewa €275.000
Kewajiban Kontrak Sewa €275.000
IFRS sangat membatasi mengenai kapan provisi restrukturisasi dapat dicatat dan jenis biaya
apa yang dapat dimasukkan dalam provisi restrukturisasi. Bagi setiap perusahaan, untuk
mencatat biaya restrukturisasi dan kewajiban terkait, maka harus memenuhi persyaratan
umum untuk ketentuan dalam pencatatannya. Selain itu, untuk memastikan bahwa
restrukturisasi tersebut sah, perusahaan diwajibkan untuk memiliki rencana formal secara
rinci untuk restrukturisasi dan telah memberikan harapan yang valid kepada mereka yang
terkena dampak dari pelaksanaan atau pengumuman rencana restrukturisasi tersebut.
Pengakuan
Menurut PSAK 57, provisi diakui jika memenuhi tiga syarat, yaitu:
1. Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai
akibat peristiwa masa lalu.
2. Kemungkinan besar penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomi.
3. Estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas dapat dibuat.
#Jika tidak memenuhi ketiga syarat tersebut, maka provisi tidak dapat diakui
Pengukuran
Menurut PSAK 57, Provisi diukur dengan estimasi terbaik, yaitu, hasil estimasi dari jumlah
yang diakui untuk pengeluaran perusahaan yang akan digunakan untuk melunasi kewajiban
saat ini ketika akhir periode pelaporan. Estimasi terbaik akan jumlah pengeluaran untuk
melunasi kewajiban saat ini merupakan jumlah yang secara rasional akan dibayarkan
perusahaan untuk menyelesaikan kewajibannya atau untuk mengalihkan kewajiban kepada
pihak ketiga. Estimasi mengenai hasil dan dampak keuangan ditentukan berdasarkan
pertimbangan manajemen di dalam perusahaan, menurut pada pengalaman yang dimiliki dari
transaksi yang serupa, dilengkapi dengan laporan dari ahli independen.
Pengungkapan Provisi
KONTIJENSI
Secara umum, semua provisi bersifat kontinjensi karena tidak pasti dalam hal waktu atau
jumlah. Namun, IFRS menggunakan istilah “kontinjensi” untuk liabilitas dan aset yang dapat
tidak diakui dalam laporan keuangan. Kontijensi dapat tidak diakui dalam laporan keuangan
jika jumlahnya tidak material. Dalam artian, jumlahnya tidak akan mempengaruhi posisi
keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Liabilitas Kontijensi
Menurut PSAK 57, aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu
dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidaknya satu atau lebih peristiwa di masa
depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan. Aset kontinjensi secara umum
dapat berupa:
a. Kemungkinan penerimaan uang dari hadiah, sumbangan, dan bonus.
b. Kemungkinan pengembalian uang dari pemerintah atas kelebihan pajak.
c. Kasus-kasus pengadilan yang tertunda dengan kemungkinan hasil yang
menguntungkan.
Aset kontinjensi tidak diperkenankan untuk diakui pada laporan posisi keuangan. Jika realisasi
untuk aset kontinjensi hampir dapat dipastikan akan terjadi, maka aset tersebut tidak lagi
dianggap sebagai aset kontinjensi melainkan diakui sebagai aset.
1. Current Ratio
Current ratio merupakan perbandingan antara total aset lancar dengan
kewajiban jangka pendek. Rasio ini sering dinyatakan sebagai cakupan berkali-
kali. Kadang-kadang disebut rasio modal kerja karena modal kerja adalah
kelebihan dari aktiva lancar dibandingkan kewajiban lancar. Rumus dari current
ratio adalah:
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
C. Rangkuman
1. Provisi adalah liabilitas dengan waktu atau jumlah yang tidak pasti (terkadang dianggap
sebagai liabilitas estimasian). Provisi dapat dikategorikan sebagai liabilitas lancar atau
tidak lancar tergantung pada jangka waktu terjadinya pembayaran. Jenis-jenis provisi
antara lain provisi litigasi, garansi, consideration payable, provisi lingkungan, kontrak
yang memberatkan, dan provisi restrukturisasi.
2. Provisi diakui jika memenuhi tiga syarat, yaitu: (a) entitas memiliki kewajiban kini
(bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, (b)
kemungkinan besar penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi, dan (c) estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas
dapat dibuat. Provisi diukur dengan estimasi terbaik.
3. Liabilitas kontijensi merupakan kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa
lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidaknya satu atau lebih
peristiwa di masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan.
Liabilitas kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan.