Modul Bahasa Indonesia
Modul Bahasa Indonesia
Modul Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia di atur dalam UUD 1945 pada pasal 36 yaitu “Bahasa
Negara ialah Bahasa Indonesia”. Berdasarkan fungsinya bahasa Indonesia dibagi
menjadi 5 fungsi yaitu ekspresif, komunikasi, kontrol sosial, adaptasi, dan
integrasi/pemersatu. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional di
ikrarkan pada 28 oktober 1928 yaitu hari “Sumpah Pemuda” yang memilki
fungsisebagai lambang identitas Nasional, lambang kebanggaan kebangsaan,
bahasa indonesia sebagai alat komunikasi, alat pemersatu bangsa yang berbeda
Suku,Agama,ras,adat istiadat dan Budaya.
1.2 Fungsi
Fungsi dari karakter bangsa untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan
budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa yang bermartabat.Sedangkan tujuan karakter bangsa adalah menanamkan
jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus
bangsa; mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan.
Jiwa dan semangat merebut kemerdekaan yang dulu dimiliki bangsa ini punah
secara pelan tapi pasti, berubah kearah opportunik, berebut (hasil) kemerdekaan.
Melewati tahun 1970 karakter dan moral yang populis dan sosialis berubah kearah
karakter materialistis-individualistis. Perubahan sistem politik-ekonomi yang
kapitalis-liberalis terus merambah ke berbagai jiwa birokrasi pemerintahan dan
dunia usaha. Maka tahun-tahun selanjutnya korupsi dan demoralisasi merajalela
dan membudaya. Akibatnya bisa kita lihat sekarang ini.
1
Disepakatinya bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia
menjadi landasan kokoh bagi terbentuknya integrasi dan identifikasi
sosial/nasional. Sebagai salah satu bentuk fisik dari identitas nasional, bahasa
Indonesia memiliki potensi untuk mempersatukan rakyat Indonesia. Potensi
tersebut dikarenakan bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai bahasa nasional,
yaitu sebagai lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai masyarakat
yang berbeda-beda kebudayaan, adat istiadat, dan bahasanya; serta sebagai alat
perhubungan antardaerah dan antarbudaya.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut:
Apakah yang dimaksud dengan bahasa ibu?
Bagaimanakah ragam bahasa ibu di Indonesia?
Bagaimana tahapan-tahapan pemerolehan bahasa ibu pada anak usia dini?
Bagaimana peranan bahasa ibu pada anak usia dini?
TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan adalah
sebagai berikut:
Untuk mendeskripsikan pengertian bahasa ibu.
Untuk mendeskripsikan ragam bahasa ibu di Indonesia.
Untuk mendeskripsikan tahapan-tahapan pemerolehan bahasa ibu pada
anak usia dini.
Untuk mendeskripsikan peranan bahasa ibu pada anak usia dini.
PENGERTIAN BAHASA IBU
Menurut Tarmizi, penguasaan sebuah bahasa oleh seorang anak dimulai
dengan perolehan bahasa pertama yang sering kali disebut bahasa ibu. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa ibu merupakan bahasa pertama yang
dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat
bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungannya.
Dalam hal ini keluarga (ayah, ibu, kakak, nenek , kakek) atau orang-orang
dewasa yang terdapat disekitar anak merupakan sosok/model yang paling dekat
dengan anak usia dini yang mana merupakan suatu panutan bagi anak.
Hal ini menunjukkan bahwa orang tua memegang peranan penting dalam
pemerolehan bahasa pertama anak. Oleh karena itu, sebagai orang tua atau pun
pendidik anak usia dini seharusnya menstimulasi perkembangan berbahasa anak
secara optimal melalui kegiatan-kegiatan yang secara langsung maupun tidak
langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya. Tidak hanya kaya akan
sumber daya alam yang melimpah ruah namu juga kaya akan budaya-budaya yang
sangat unik dan beragam. Baik dari segi adat istiadat, bahasa, maupun ragam dialek
pun mempengaruhi keanekaragaman bahasa ibu di Indonesia. Adanya berbagai
macam dan ragam bahasa menimbulkan masalah, bagaimana kita menggunakan
bahasa itu di dalam masyarakat. Dialek atau pelafalan bahasa daerah dan ragam
bahasa dalam tatanannya sebagai bahasa lisan memiliki dampak terhadap pelafalan
bahasa Indonesia yang baik dan benar meskipun dari segi makna masih dapat
diterima. Dialek-dialek tersebut akan lebih baik bila sekecil mungkin dihilangkan
apalagi bila dialek itu diselingi dengan bahasa daerah dari bahasa ibu petuturnya
sehingga tidak menimbulkan permasalahan khususnya salah penafsiran bahasa karena
terdapat bahasa daerah yang mempunyai ucapan atau pelafalan sama namun memiliki
makna yang berbeda.
Contoh:
Vokalisasi Bunyi
Tahap Satu-Kata atau Holofrastis
Tahap Satu-Kata atau Holofrastis
Ujaran Telegrafis
Peran bahasa ibu sangat penting dalam pendidikan anak. Bahkan bisa
dikatakan sebagai peran kunci. Ali (1995:77) mengatakan bahasa ibu adalah bahasa
pertama yang dikuasai manusia sejak awal hidupnya melalui interaksi dengan sesama
anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungan. Hal ini
menunjukkan bahasa pertama (B1) merupakan suatu proses awal yang diperoleh anak
dalam mengenal bunyi dan lambang yang disebut bahasa.
KESIMPULAN
Bahasa ibu (B1) merupakan bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir
melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan
masyarakat lingkungannya. Sehingga orang tua berperan penting dalam proses
pemerolehan bahasa pertama (B1) anak. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap
perkembangan anak dalam permerolehan bahasa kedua anak. Sehingga peranan
bahasa ibu terhadap pendidikan anak usia dini aadalah sebagai berikut: (1) Bahasa ibu
merupakan alat ekspresi dan komunikasi bagi anak; (2) Bahasa ibu mudah dipelari
oleh anak; (3) Bahasa ibu merupakan sumber pengetahuan bagi anak; (4) Bahasa ibu
merupakan pertahanan yang kuat untuk melawan tergerusnya pemakaian bahasa
daerah yang terjadi di era globalisasi; (5) Bahasa ibu sebagai bahasa pengantar pada
tingkat permulaan sekolah.
EJAAN SUWANDI
EJAAN PRIYONO
1. Th. 1908 Ejaan Van Ophuysien , seorang tokoh Belanda yang peduli pada
perkembangan bahasa Melayu.
2. Masa Balai Pustaka , mengangkat cerita dan novel masyarakat terutama
keterikatan pada adat istiadat terutama kawin adat kawin paksa. “Siti Nurbaya
karya Abdul Muis”
3. Masa Pujangga Baru, mengangkat kebebasan berpendapat melalui cerita ,
cerpen, novel, “Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana”
4. Th 1928 Sumpah Pemuda “Menjunjung Tinggi Bahasa Persatuan” Bahasa
Indonesia
5. Th 1945 Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik
6. Th 1950 Konggres Bahasa Indonesia I di Solo dst. Tiap 5 tahun
7. Th 1978 Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Fonem Konsonan
Fonem konsonan adalah fonem yang tidak dapat berdiri sendiri dalam bagian suku
kata tanpa bergabung dengan vokal contoh: buah ; bu – ah bukan bua-h
Fonem konsonan mampu membedakan makna kata contoh ; buah beda dengan
bual
Fonem konsonan ada yang dibentuk dengan fonem gabung ( sy, ny, ng, kh, )
Fonem vokal
Fonem vokal adalah fonem yang dihasilkan oleh alat ucap tanpa ada hambatan
Mampu membedakan makna kata. Contoh laki dan laku
Fonem vokal mempunyai fonem rangkap (oi, au, ai dll)
SUKU KATA dan CARA PEMENGGALANNYA
Suku kata adalah bagian dari kata yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa menyatu
dengan bagian suku kata yang lainnya perhatikan contoh suku kata di bawah ini
o Pa-da - bandingkan dengan : pa, da
o Be-ras-> bandingkan dengan : be, ras
Setiap suku kata selalu mempunyai fonem vokal contoh : ru-sa, le-ngah, ti-nggi.
Se-ru
Ada suku kata yang hanya terdiri dari satu vokal misal: a-da, a-las, i-tu, u-kur, e-
nak
Apabila ada kata dasar yang di dalamnya terdapat dua vocal yang berurutan maka
pemenggalannya dilakukan di antara dua vokal tesebut contoh; sa-at, sa-ur,
Apabila dalam kata dasar terdapat konsonan diapit dua vocal, maka
pemenggalannya dilakukan sebelum vocal kedua, contoh : da-pat, da-ri, i-ri, ke-
ras,
Apabila dalam kata dasar terdapat dua konsonan atau lebih dalam kata dasar,
maka pemenggalannya dialakukan di antara kedua konsonan tersebut. Contoh:
prak-tik, sis-tem, abs-trak, bang-krut, akh-lak. I-sya-rat.
4.3 PENULISAN HURUF KAPITAL
Catatan:
Apabila kata maha bertemu dengan kata jadian , maka penulisannya dipisahkan
contoh: Maha Penyayang, Maha Pengasih.
3. Sebagai huruf pertama kata pada petikan langsung, contoh :
Kata ayah,”Saya akan datang.”
“Siapa nama anak itu ?” Tanya ibu.
Gubernur berseru,”Marilah kita lanjutkan membangun kota
Jakarta.”
diindonesiakan
kebarat-baratan
diinggriskan
7. Sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,nama hari, hari raya dan nama
peristiwa bersejarah
Tahun Hijriah
Hari Natal
Proklamasi Kemerdekaan
memproklamasikan kemerdekaan
Tidak berlaku
10. Sebagai huruf pertama penulisan judul buku, judul karangan, kecuali partikel.
Jalan tak Ada Ujung karangan Muhtar Lubis
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
Kompas
11. Sebagai huruf pertama kata sapaan dan hubungan kekerabatan
“Kapan Bapak berangkat?”
“Silakan duduk, Bu.”
“Apakah Paman melihat kejadian itu ?”
1. Kata dasar
Ditulis berdiri sendiri tanpa bergabung dengan yang lainnya contoh : alas,
kaki, biru , putih, baru.
2. Kata berimbuhan,
3. Kata gabung
Kata yang membentuk gabungan kata ditulis terpisah contoh: kantor pos,
luar negeri, tata bahasa, kereta api ekspres, buku pelajaran bahasa Indonesia
1. Apabila singkatan nama orang berasal dari dua kata, maka disingkat dalam
dua huruf terpisah contoh : R.A. Kartini, Ali Said, S.H.
2. Singkatan akronim ditulis tanpa dibatasi tanda titik. Contoh : SMA, AKBID,
AKPER, MPR, DPR, SEKNEG, KEMENDIKBUD
3. Kata yang ditulis dengan huruf kecil, ditulis terpisah contoh: a.n. atas nama,
d.a.dengan alamat, y.l. yang lalu, u.b.untuk beliau
4. Singkatan sapaan dan gelar yang lazim terdiri tiga huruf diakhiri dengan titik.
Contoh: Moh. Yamin, Sdr. Ir. Drs. hlm.
1. Lambang angka yang di tengah atau di akhir kalmia ditulis dengan angka,
contoh; Jalan Daksinapati no. 9. Di dalam kuitansinya
tertulis Rp555,00 Bandingkan : limabelas ekor sapi
2. Rapat dimulai pukul 12.30.15
3. Juara pertama, Juara I, Juara Ke-1
Tanda Titik
Jakarta Pusat
Tanda Titik Dua
TANDA KOMA
Penyayang.
bapak.
pena.
10. ibu berbelanja sayur mayur yaitu bayam koll kangkung dan lain lain (disingkat)
11. tulis alamat surat menurun kepada yth doctor (disingkat) anton sujarwo sarjana
ekonomi (disingkat) jalan margonda raya nomor (disingkat) 45 depok
jwb. Kepada
Depok
12. tulis daftar pustaka yang benar : buku azab dan sengsara karangan merari siregar
balai pustaka Jakarta tahun 1970
Muhammad.
17. setiap hari ayahpun memberikan uang saku walaupun ibu melarang nya
jwb. Setiap hari ayah pun memberikan uang saku walaupun ibu
melarangnya.
18. kita boleh mengindonesiakan kata-kata bahasa asing
sibuk jwb. Kalau hari hujan .saya tidak datang. Dia tidak datang, karena
sibuk.
20. Didalam kwitasi tercatat uang sejumlah lima ratus ribu rupiah (tulis dengan
angka)
Penelitian ilmiah, berpikir ilmiah, dan karya ilmiah merupakan tiga istilah
yang memiliki hubungan erat dan tidak dapat dipisahkan. Dikatakan demikian karena
karena penelitian ilmiah adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pola
berpikir secara ilmiah, yakni pola berpikir yang didalamnya mencakup langkah-
langkah pengorganisasian gagasan melalui pemikiran secara konseptual dan
prosedural. Adapun wujud konkret dari penelitian ilmiah itu sendiri disebut sebagai
karya ilmiah.
Karya ilmiah dipandang sebagai sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan
hasil penyelidikan-penyelidikan atau kenyataan-kenyataan imiah.
Jadi, karangan yang tidak memiliki beberapa ciri diatas bisa dibilang dengan
karangan non-ilmiah.
Skripsi
Tesis
ditempuhnya. Disertasi
Artikel ilmiah
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam
jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan
mengikuti pedoman ataupun konvensi ilmiah yang telah disepakati atau
ditetapkan. Artikel ilmiah dapat diangkat dari penelitian lapangan, hasil
pemikiran dan kajian pustaka, atau hasil pengembangan proyek.
a) Teks
Teks disini meliputi perubahan kata karena berbedanya unsur yang masuk.
b) Konteks
a) Defining
b) Meaning
Data yang ditulis tidak ambigu yakni berupa informasi yang jelas dan
tidak menimbulkan pertanyaan atau keraguan pembaca.
c) Mining
Informasi yang diambil harus valid karena hal yang tidak valid
selamanya tidak valid.
Dalam karya tulis terdapat salah satu komponen yang disebut paragraf.
Paragraf memuat kalimat-kalimat yang terangkai menjadi satu susunan. Yang
dimaksud dengan paragraf itu sendiri adalah sebuah wacana mini atau satuan
bentuk bahasa yng biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa
kalimat. Artinya setiap unsur pada karangan panjang ada pada paragraf.
Paragraf yang baik memiliki satu kalimat utama yang berisi tentang
pokok pikiran paragraf atau gagasan dan beberapa kalimat penjelas yang
merupakan uraian yang menjelaskan pokok pikiran. Pengecualian dalam hal
ini adalah paragraf dalam karangan fiksi yang seluruh kalimatnya sering
merupakan kalimat topik sehingga setiap kalimat mengandung pokok
tersendiri.
Paragraf Deduksi
Paragraf Induksi
Peragraf Kombinasi
Paragraf Penuh
Paragraf Argumentasi
Paragraf Persuasi
Deskripsi
Paragraf Eksposisi
Paragraf Narasi
Sebelum menulis suatu karya tulis ilmiah atau KTI, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu :
1.Pemilihan Topik
a.Area Topik
b.Keterbatasan
2.Pengumpulan Informasi
3. Survei Lapangan
4. Membangun Bibliografi
Penyusunan Bibliografi
b. Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan
dalam urutan abjad.
c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk
refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi
diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi.
Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap
pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.
5. Menyusun Hipotesis
b)revisi naskah,
c)persiapan format,
Metode ilmiah
Berdasarkan fakta.
Memformulasikan hipotesa.
Membuat laporan.
Syarat Kebahasaan
a. Baku
b. Logis
d. Tepat
e. Denotatif
f. Ringkas
g. Runtun
Topik adalah pokok masalah yang akan dibahas dengan syarat berikut
ini.
BAGIAN AWAL
(PELENGKAP PENDAHULUAN/AWAL)
BAGIAN AKHIR
(PELENGKAP AKHIR)
- HALAMAN JUDUL
- KATA PENGANTAR/PRAKATA
- SARI (ABSTRAK)
- DAFTAR ISI
- DAFTAR TABEL
- DAFTAR GAMBAR
- DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
LAPORAN PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN
PEMBUKTIAN HIPOTESIS)
a. DAFTAR PUSTAKA
b. LAMPIRAN
c. INDEKS
d. RIWAYAT HIDUP
PENJELASAN
Contoh
membatasi masalah.
Misalnya
Rumusan Masalah
persoalan/masalah . . . “
tekstil itu?
b. unsur-unsurnya apa?
dampak …
Rumusan Masalah
Contoh,
1. Bagaimana cara yang tepat untuk meningkatkan minat baca para mhsw
universitas X?
2. Bagaimana cara untuk mengatasi dampak negatif budaya barat
Contoh
jumlah pengangguran?
desa Sukasari”
Catatan
Contoh,
Sukasari.
3. Menemukan kiat yang tepat untuk meningkatkan minat baca siswa SMA X
Banyuwangi
1. Benda yang berada dalam zat cair mendapat gaya tekan ke atas sebanyak zat
cair yang dipindahkan oleh benda tersebut
Dugaan kita mengenai masalah akan kita buktikan pada bab III
Contoh,
2. Jika pada bulan Juli yang akan datang panen raya di Jawa barat berhasil
dengan baik, harga padi di Indonesia akan turun.
dengan masalah
sistematis.
Contoh,
Hasil pengkajian berbagai rujukan (berarti telah diuji oleh orang lain)
Contoh,
Perbandingan antara data primer dari lapangan dengan data dari pustaka (data
sekunder)
Bagian
PELENGKAP AWAL
Kata pengantar
Memuat
Sari (abstrak)
Daftar isi
Bagian ini merupakan rangka terinci apa yang telah.ditulis. Dalam bagian ini
harus dicanturnkan judul-judul bab. Judul anak bab seterusnya disertai
halaman tempat terdapatnya judul-judul bab dan judul anak bab tersebut.
(umumnya daftar isi diletakkan pada halaman baru sesudah halaman kata
pengantar
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA.............................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................iii
ABSTRAK.............................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................1
dst.
BAB III PEMBAHASAN.......................................................12
3.1 ……………………………….………...................... 13
3.2 ………………………………………........................ 14
dst.
DAFTAR PUSTAKA............................................................28
LAMPIRAN...........................................................................30
iii
Daftar tabel
Bagian ini berisi judul tabel atau catatan /keterangan yang bertalian
dengan statistik atau hal-hal lain yang ada hubungannya dengan tabel. Nomor
unit tabel biasanya ditulis dengan angka romawi vang disertai nomor halaman
tempat tabel itu terdapat
Daftar lampiran
Daftar puftaka
Dalam bagian ini dimuat sumber kepustakaan. baik berupa buku, majalah,
koran maupun kertas kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, et. al. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka.
Atmadja, Soeria P. Arifin. ” Beberapa Aspek Yuridis Suatu
Perjanjian” .Majalah Hukum dan Pembangunan. VII
(September 1977).
Dirdjosisworo, Soedjono.”Kejahatan Penyalahgunaan Internet
dan Hukum Positif”. Koran Pikiran Rakyat, 15 Juni 2001.
Djajasudarma, T. Fatimah. ”Bahasa Indonesia Sebagai Asas
Peradaban Modern ” Makalah Utama Simposium Kebudayaan
Indonesia Malaysia III. Bandung: Unpad-UKM, 5 -7 Juni 1990
Fokker, AA. 1970. Pengantar Sintaksis Bahasa Indonesia.
Terjemahan Djonhar. Jakarta: Pradnya Paramita.
”Perhatikan Nasib Rakyat”. Tajuk Rencana Koran Pikiran Rakyat.
15 Juni 2001.
Lampiran/apendiks
Bagian ini mernuat contoh angket, tes, bagan, surat, dan sebagainya yang
dianggap terlaju
Jenis pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia sangat beragam mulai dari
lingkup yang sederhana sampai yang luas cakupannya. Pelayanan kesehatan
diberikan mulai dari lingkup personal, keluarga, dan yang berada di lingkungan
masyarakat. Pelayanan kesehatan dalam lingkungan masyarakat dapat meliputi
pelayanan kesehatan di puskesmas, kelompok-kelompok masyarakat atau
komunitas dan Rumah Sakit. Komunikasi merupakan hal yang penting dan harus
diperhatikan oleh orang yang memberikan pelayanan kesehatan. Dalam
komunikasi faktor yang sangat berpengaruh adalah bahasa. Oleh karena itu
dibutuhkan kesamaan jenis bahasa yang digunakan agar tidak terjadi
kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Di Indonesia penggunaan bahasa
Indonesia lebih ditekankan penggunaannya dari pada bahasa daerah. Hal ini
dilakukan oleh perawat agar klien memahami bahasa yang perawat gunakan.
Namun, sebagai seorang perawat harus tetap menghormati bahasa yang
digunakan oleh kliennya.
c. Bahasa Indonesia dapat mengurangi hambatan yang ada. Dalam hal ini
adalah hambatan dalam proses komunikasi dan hambatan smantik.