Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENYULUHAN KESEHATAN

TENTANG UPAYA KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI BENCANA


GUNUNG MELETUS DI KELURAHAN SAMIRAN, SELO BOYOLALI

Oleh:

1. Elmatiana C2017034/2017
2. Anik Nurrohmah C2017006/2017
3. Anisa Nur Shihah C2017007/2017

i
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
TAHUN 2020

ii
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul kegiatan : “Upaya Kesiapsiagaan Menghadapi


Bencana Gunung Meletus di
Kelurahan Samiran, Selo Boyolali”
2. Bidang Kegiatan : PKM Bidang Pengabdian Pada
Masyarakat
3. Ketua pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Elmatiana
b. NIM : C2017034
c. Jurusan : Ilmu Keperawatan
d. Perguruan Tinggi : Universitas ‘Aisyiyah Surakarta
e. Alamat rumah : Ngabul krajan RT04/03 Tahunan
Jepara
f. No HP : 085210726662
g. Alamat email : elmatiana.aisyiyah@gmail.com
4. Anggota Pelaksana kegiatan : 1. Anik Nurrohmah
2. Anisa Nur Shihah
5. Dosen Pendamping : Rina Sri Widayati
a. Nama Lengkap dan Gelar : Rina Sri Widayati, SKM, M.Kes.
b. NIDN : 0625097901
c. Alamat Rumah :
d. No HP : 081329638362

Mengetahui, Surakarta, November 2020.

Ketua Program Studi Ketua Tim Pengusul

Anjar Nurrohmah, M.Kep.


NIDN 0602128201 Elmatiana

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan NIM. C2017034


Dosen Pembimbing

Suparmi, S.S.T., M.Keb. Rina Sri Widayati, SKM, M.Kes.


NIDN 0610128102 NIDN 0625097901

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan penyuluhan
Kesehatan yang berjudul upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung
meletus di kelurahan Samiran, Selo Boyolali.

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Rina Sri Widayati, SKM, M.Kes
yang telah membantu kami baik secara moral maupun material. Terima kasih juga
saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan penyuluhan kesehatan yang kami buat ini
masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun
penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan penyuluhan Kesehatan ini bisa menambah wawasan para


pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.

Surakarta, November 2020


Penulis

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan......................................................................................................3
D. Manfaat....................................................................................................4
E. Luaran yang diharapkan..........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bencana Gunung Berapi..........................................................................5
B. Sebab-Sebab Terjadinya Bencana Gunung Berapi..................................6
C. Dampak Yang Diakibatkan Oleh Bencana Gunung Berapi....................6
D. Tindakan Siaga Bencana Gunung Berapi................................................7
E. Cara penanggulangan Bencana Gunung Berapi .....................................8
F. Usaha Pencegahan Gunung Meletus.......................................................9
G. Upaya Kesiapsiagan Gunung Meletus...................................................10
BAB III GAMBARAN MASYARAKAT SASARAN
A. Lokasi....................................................................................................11
B. Sasaran...................................................................................................11
C. Kondisi Sosial dan Ekonomi.................................................................11
D. Permasalahan yang dihadapi masyarakat .............................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tahap Perencanaan................................................................................12
B. Tahap Persiapan.....................................................................................13
C. Tahap Pelaksanaan................................................................................13
D. Hasil.......................................................................................................14
E. Pembahasan...........................................................................................15
F. Evaluasi ................................................................................................17
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................19
B. Saran......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
LAMPIRAN.....................................................................................................21

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang tergolong
rawan kejadian bencana alam. Hal tersebut berhubungan dengan letak
geografis Indonesia diantara dua samudera besar dan terletak di wilayah
lempeng tektonik yang rawan terhadap gempa bumi. Banyak gunung
berapi yang masih aktif merupakan potensi munculnya bencana gempa
bumi, awan panas, lahar dingin, banjir dan letusan gunung. Wilayah
Indonesia dikelilingi oleh 129 gunung berapi yang masih aktif. Gunung
Merapi dengan ketinggian puncak 2.968 m dpl adalah gunung yang
terletak di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api
teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sisi lainnya berada
dalam wilayah provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi
barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten
di sisi Tenggara.
Balai Penyeledikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan
Geologi (BPPTKG) menginformasikan bahwa status aktivitas Gunung
Merapi menjadi level III atau Siaga mulai kamis 5 november 2020, pukul
12.00 WIB. Berdasarkan data-data aktivitas vulkanik selama ini, BTTKG
mengeluarkan status dari level II atau waspada menjadi level III atau
Siaga. Kenaikan status mendorong BPTTKG mengeluarkan beberapa
rekomendasi. BPPTKG melakukan pemetaan sektoral terkait prakiraan
daerah bahaya meliputi 12 desa yang tersebar di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) dan Provinsi Jawa Tengah. Wilayah administrasi desa
yang masuk di dalam prakiraan daerah bahaya di DIY yaitu Glagaharjo,
Kepuharjo dan Umbulharjo yang berada di Kecamatan Cangkringan,
Sleman. Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah, tiga kabupaten
teridentifikasi memiliki wilayah-wilayah desa yang masuk dalam
prakiraan daerah bahaya, yaitu Magelang, Boyolali dan Klaten.

1
Fenomena bencana alam menjadi ancaman bagi keberlangsungan
lingkungan karena frekuensi kejadiannya yang meluas di banyak negara
dan telah menimbulkan dampak yang luar biasa baik bagi manusia
maupun lingkungan. Hal ini mengingat frekuensi kejadian dan dampaknya
yang perlu ditangani secara serius. Kerusakan lingkungan yang
ditimbulkan dapat berupa rusaknya kawasan budi daya seperti persawahan,
perkebunan, peternakan dan pertambangan, terjadinya erupsi gunungapi,
erosi, tanah longsor, kebakaran hutan, perubahan bentang alam,
pendangkalan sungai, hilangnya sejumlah spesies, rusaknya berbagai
habitat flora dan fauna hingga kerusakan ekosistem. Gagalnya fungsi
ekosistem tidak dapat lagi mendukung kehidupan masyarakat. Kualitas
kesejahteraan menurun drastis berikut dengan kesehatan dan pendidikan,
bahkan manusia sebagai pengelola lingkungan hidup juga terancam jiwa
dan keselamatannya saat bencana terjadi.
Selama ini, penanggulangan bencana dianggap sebagai tugas dan
kewajiban pemerintah semata, sementara masyarakat dan kelompok
swadaya masyarakat (KSM) cenderung menjadi pihak yang kurang
mengambil peran dalam upaya untuk pengurangan risiko bencana (pra-
bencana). Letusan gunung api tidak akan memberikan jenis dan tingkat
ancaman pada seluruh kawasan rawan bencana yang ada. Masyarakat
harus mampu memahami bahaya yang mengancam, dan selanjutnya
mampu mengorganisasikan diri mengenai bagaimana, kemana, dan kapan
harus mengungsi. Masyarakat di titik rawan limpasan lahar harus pindah
segera dan secepatnya kearah dataran tinggi. Zona evakuasi dan rute
pengungsian harus ditentukan secara aman. Masyarakat harus memahami
potensi bahaya dan prosedur evakuasi, sehingga mereka tidak tetap berada
di tempat tinggal ketika bahaya telah datang atau mereka telah kembali
ketika ancaman masih belum berakhir. Badan-badan pelayanan
masyarakat seperti polisi, pemadam kebakaran dan tentara, difungsikan
untuk membantu kelancaran pengungsian. Kesadaran masyarakat sangat
diutamakan agar dapat mengurangi korban akibat letusan Gunungapi

2
Merapi, selama ini masyarakat tidak sadar akan bahaya yang ditimbulkan
Gunungapi Merapi.
Kesadaran masyarakat tentang bahaya dan dampak akibat bencana
harus ditanamkan sehingga masyarakat siap dalam menghadapi bencana
yang melanda. Kesadaran masyarakat dan pengetahuan serta informasi
kebencanaan letusan gunungapi akan lebih banyak lagi diketauhi oleh
masyarakat karena kebencanaan merupakan tanggung jawab kita semua,
terutama bagi masyarakat yang tinggal di dekat wilayah rawan bencana
letusan gunungapi khususnya di desa Blumbangsari kelurahan Samiran,
Selo, Boyolali.
Pada tahun 2010 masyarakat banyak mengalami kerugian akibat
meletusnya Gunung Merapi maka perlu adanya upaya mitigasi bencana
dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung meletus. Oleh
karenanya penulis melakukan Pendidikan Kesehatan pada masyarakat
dengan judul “Upaya Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Gunung
Meletus di Kelurahan Samiran, Selo Boyolali” untuk membantu
masyarakat agar siap siaga saat terjadi bencana Gunung Merapi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang dapat diidentifikasikan bahwa
kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap upaya penanggulangan dan
pengurangan risiko bencana Gunungapi Merapi di desa Blumbungsari
Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.

C. Tujuan
1. Masyarakat dapat mengetahui pengertian bencana gunung meletus
2. Masyarakat dapat mengetahui sebab terjadinya bencana gunung
meletus
3. Masyarakat dapat mengetahui dampak bencana gunung meletus
4. Masyarakat dapat mengetahui Tindakan siaga bencana bencana
gunung meletus

3
5. Masyarakat dapat mengetahui cara penanggulangan bencana gunung
meletus
6. Masyarakat dapat mengetahui pencegahan bencana gunung meletus
7. Masyarakat dapat mengetahui upaya kesiapsiagaan bencana gunung
Meletus

D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan yaitu masyarakat dapat meminimalisir dampak
terjadinya bencana gunung meletus, menurunkan angka mortalitas dan
morbiditas akibat bencana, serta meningkatkan pengetahuan bagi
masyarakat dalam upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung
meletus.

E. Luaran yang diharapkan


1. Materi dapat tersampaikan dengan baik pada masyarakat dan
harapannya masyarakat dapat menerima serta memahaminya
2. Masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan serta mengaplikasikan
upaya kesiapsiagaan gunung meletus saat terjadi bencana

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bencana Gunung Berapi


Bertempatan di wilayah dengan banyak aktivitas tektonik,
Indonesia terus mengalami berbagai macam bencana alam. Adapun
bencana gunung berapi, banjir, longsor, bahkan tsunami. Pada beberapa
peristiwa selama beberapa tahun terakhi. Bencana dapat diartikan sebagai
perpaduan antara marabahaya yang sebelumnya bersifat potensial dengan
manusia atau objek lain yang menyangkut kepentingan manusia sehingga
menjadi keadaaan darurat yang mendesak (Rachmadi Purwana, 2013:5).
Bencana alam menurut Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2007
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas
vulkanik yang dikenal dengan istilah “Erupsi”. Hampir semua kegiatan
gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif, sebab berhubungan
dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan
tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material
sekitarnya yang merupakan cairan pijar (Magma). Magma adalah cairan
pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi,
yakni diperkirakan lebih dari 1.000oC. Cairan magma yang keluar dari
dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-
1.200oC. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat
menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan Lavanya
bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Bencana yang ditimbulkan oleh gunung berapi adalah letusan
gunung berapi atau erupsi, karena saat terjadi erupsi gunung berapi

5
tersebut mengeluarkan lava panas, awan panas atau dikenal dengan wedus
gembel, gas beracun dan lahar dingin.

B. Sebab-Sebab Terjadinya Bencana Gunung Berapi


1. Pada batas lempeng terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat
tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang
merupakan cairan pijar (Magma).
2. Kegiatan gunung berapi menyebabkan zona kegempaan aktif di
sekitarnya.
3. Erupsi gunung berapi yang memuntahkan lava dan awan panas hingga
mencapai suhu di atas 1000oC.
4. Lahar yang tertampung di kantong-kantong sekitar kawah gunung, jika
terjadi hujan akan menyebabkan banjir lahar dingin.

C. Dampak Yang Diakibatkan Oleh Bencana Gunung Berapi


Dampak negative akibat aktifitas gunung berapi ini sering disebut
bencana gunung berapi. Wilayah bencana dapat mencapai hingga radius
jangkauan lava dan abu vulkanik yang dikenal dengan wedus gembel
hingga mencapai jarak 18 km. Akibat negative lainnya dari letusan gunung
berapi adalah gempak vulkanik. Gempa vulkanik yang ditimbulkan
gunung berapi di dasar laut dapat mengakibatkan terjadinya tsunami.
Tapi dibalik peristiwa letusan gunung berapi terdapat dampak
positifnya yaitu :
1. Kesuburan tanah dan banyak bahan tambang
Aliran lava menghasilkan banyak material isi perut bumi yang
keluar saat terjadinya letusan gunung. Material itu bisa berbentuk
pasir, silika, lava, kristal dan lain sebagainya yang dimuntahkan dari
dalam perut bumi dalam jumlah besar. Kristal bisa dimanfaatkan untuk
membuat kaca dan material lainnya bisa dikembangkan untuk
menggerakkan ekonimi.
2. Cuaca Berubah

6
Para ilmuwan telah lama menyelidiki bahwa ledakan besar gunung
berapi bisa mempengaruhi cuaca global dengan cara memuntahkan
partikel-partikel ke udara bebas yang dapat menghalangi energy panas
matahari dan dapat mendinginkan suhu udara. Ini tentu sebuah kabar
yang baik, mengingat akhir-akhir ini suhu udara terasa panas yang
diperkirakan akan terus berlanjut hingga mencapai puncaknya pada
tahun 2012.
Sebuah letusan besar akan memuntahkan unsur-unsur belerang
yang akan berubah menjadi partikel kecil di dalam atmosfer yang akan
menghalangi radiasi matahari. Dan akibatnya hal itu akan menurunkan
suhu pada permukaan bumi selama berbulan-bulan, dan bahkan hingga
bertahun-tahun. Seperti yang sudah terjadi adalah letusan Gunung
Tambora di Pulau Sumbawa pada 1815, yang berdampak atas
membekunya tanaman-tanaman pertanian di wilayah hingga sejauh
New England. Juga letusan Gunung Pinatubo pada tahun 1991, di
Filipina yang mampu menurunkan suhu global sebesar 0,7oF, sehingga
mampu untuk menutupi efek gas rumah kaca selama sekitar setahun.
3. Objek Wisata Yang Indah
Sisa-sisa letusan gunung dapat berubah menjadi objek wisata yang
indah dan mempesona, membentuk danau kawah dan sumber air
panas.

D. Tindakan Siaga Bencana Gunung Berapi


Tindakan siaga bencana diperlukan untuk menentukan tindakan
dalam mengahadapi bencana, dalam Undang-undang No. 24 Tahun 2007
sikap siaga bencana adalah tentang serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Menurut Arie Priambodo
(2009:17), terdapat beebrapa tahapan, yaitu :
1. Mitigation : pengurangan – pencegahan

7
Mitigation merupakan tahapan atau langkah memperingan risiko
yang ditimbulkan oleh bencana. Dalam mitigasi terdapat dua bagian
penting, yakni pengurangan dan pencegahan terjadinya bencana.
2. Preparedness : perencanaan – persiapan
Preparedness merupakan kesiapsiagaan dalam menghadapi
terjadinya bencana. Ada dua bagian penting dalam kesiapsiagaan,
yakni adanya perencanaan yang matang dan persiapan yang memadai
sehubungan dengan tingkat risiko bencana.
3. Response : penyelamatan – pertolongan
Response merupakan tindakan tanggap bencana yang meliputi dua
unsur terpenting, yakni tindakan penyelamatan dan pertolongan.
Pertamatama, tindakan tanggap bencana tersebut ditujukan untuk
menyelamatkan

E. Cara penanggulangan Bencana Gunung Berapi


1. Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi
a. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan
daerah aliran lahar.
b. Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu leetusan dan awan panas.
Persiapan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
c. Kenaklan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti : baju lengan
panjang atau jaket, celana Panjang, topi dan lainnya.
d. Jangan memakai lensa kontak
e. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
f. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutupi wajah dengan
kedua belah tangan.
2. Setelah Terjadinya Letusan Gunung Berapi
a. Jauhi tempat alirans ungai, kemungkinan akan terjadi banjir lahar
dingin dan batu-batu besar.
b. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
c. Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak
atau meruntuhkan atap bangunan.

8
d. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu
sebab bisa merusak mesin.

F. Usaha Pencegahan Gunung Meletus


Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda
akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
1. Pemantauan
Aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat
pencatat gempa (Seismograf). Data harian hasil pemantauan diaporkan
ke kantor Direktorat Vulakanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di
Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos
pengamatan Gunung Berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda
setempat.
2. Tanggap Darurat
Tindakan yang dilakukan oleh DVMG Ketika terjadi peningkatan
aktivitas gunung berapi. Tindakan tersebut antara lain :
a. Mengevaluasi laporan dan data
b. Membentuk Tim Tanggap Darurat
c. Mengirimkan Tim ke Lokasi
d. Melakukan pemeriksaan secara terpadu
3. Penyelidikan
Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi,
Geofisika, dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam
bentuk buku, peta dan dokumen lainnya.
4. Pemetaan
Peta Kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan
jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah
penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penggulangan
bencana.
5. Sosialisasi
Petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah Daerah serta
masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk

9
sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan
Penyuluhan langsung kepada masyarakat.

G. Upaya Kesiapsiagan Gunung Meletus


1. Menentukan tempat yang aman untuk mengungsi
2. Membuat perencanaan penganganan bnecana
3. Mempersipakan tempat untuk pengungsian
4. Mempersiapkan kebutuhan dasar

10
BAB III

GAMBARAN MASYARAKAT SASARAN

A. Lokasi
Di Blumbangsari Rt 05 / Rw 06 Samiran, Selo, Boyolali
B. Sasaran
Semua masyarakat Blumbangsari
C. Kondisi Sosial dan Ekonomi
Di desa Blumbangsari rata – rata keadaan ekonomi masyarakat yaitu
menengah ke bawah. Adapun kegiatan sehari – hari masyarakat
bercocok tanam ke ladang, berternak dan berdagang. Untuk keadaan social
masyarakat masih menjunjung tinggi adat istiadat setempat. Sikap gotong
– royong antar masyarakat masih kental, serta memiliki sifat kekeluargaan
yang erat. Sampai saat ini masyarakat desa Blumbangsari masih
memperthankan nilai – nilai solidaritas antara orang satu dengan yang
lainnya.
D. Permasalahan Yang Dihadapi Masyarakat
Adapun permasalahan yang dihadapi pada masyarakat Desa Blumbangsari
yaitu kurangnya lapangan pekerjaan, menurunnya kesuburan tanah, system
kehidupan social budaya masih bersifat tradisional, kurangnya teknologi
kurang maju, serta pengetahuan terhadap upaya pengurangan risiko
bencana. Karena di Desa Blumbangsari ini tempatnya dekat sekali dengan
gunung Merapi dan Merbabu, sehingga saat gunung Merapi terjadi erupsi
belum banyak yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk
menanggulangi maupun mengurangi resiko terjadinya bencana gunung
meletus.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tahap Perencanaan
a. Waktu Pelaksanaan
Tempat : Blumbangsari Rt 05 / Rw 06 Samiran,
Selo, Boyolali
Hari / Tanggal : Kamis, 19 November 2020
Jam : 10.00 - selesai
b. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan dan wawancara kepada ketua RT
setempat diharapkan ketua Rt dapat menyampaikan kepada warga
setempat mengenai upaya “Upaya Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana
Gunung Meletus di Kelurahan Samiran, Selo Boyolali”
c. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Upaya Kesiapsiagaan
Menghadapi Bencana Gunung Meletus diharapkan warga mampu :
1) Meningkatkan pengetahuan tentang Kesiapsiagaan Menghadapi
Bencana Gunung Meletus
2) Mengurangi dampak bencana Gunung Meletus
d. Metode Pelaksanaan
Metode kegiatan yang dilakukan yaitu dengan observasi, ceramah dan
wawancara.
1) Penyampain penyuluhan yang dilakukan dalam upaya
kesiapsiagaan gunung meletus disampaikan, upaya kesiapsiagaan,
upaya pencegahan gunung meletus dan penanggulangan gunung
berapi, dampak dan sebab gunung meletus.
2) Metode yang dilakukan dengan ceramah yang menjelaskan tentang
upaya meminimalisir dampak bencana gunung meletus pada
masyarakat setempat.

12
e. Kerangka Pemecahan Masalah

pemberian
materi upaya
kesiapsiagaan
Ketua RT gunung meletus Meminimalisir
Blumbangsari dampak bencana
beserta Wawancara gunung meletus
masyarakat dengan ketua RT
tentang keadaan
gunung merapi
saat ini
B. Tahap Persiapan
Dalam mempersiapkan kegiatan penyuluhan upaya kesiapsiagaan
menghadapi bencana gunung meletus di Desa Blumbangsari pada hari
kamis tanggal 9 November 2020, kami mengawali dengan membuat
rencana penyuluhan upaya kesiapsiagaan mengahdapi bencana gunung
meletus, kemudian mengonsultasikannya dengan pembimbing. Dari hasil
diskusi disepakatin oleh kelompok kami maka topik tentang upaya
kesiapsiagaan menghadapi bencana gunung meletus yang akan
dilaksanakan pada tanggal 19 November 2020.

C. Tahap Pelaksanaan
Adapun tujuan umum dari pelaksanaan penyuluhan adalah ketua
RT setempat diharapkan ketua RT dapat menyampaikan kepada warga
setempat mengenai upaya “Upaya Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana
Gunung Meletus di Kelurahan Samiran, Selo Boyolali”. Kegiatan
penyuluhan dilakukan pada :
Hari / Tanggal : Kamis, 19 November 2020
Waktu : 10.00 – selesai
Tempat : Blumbangsari 05/06, Samiran, Selo, Boyolali

13
Kegiatan : Penyuluhan Upaya Kesiapsiagaan Menghadapi
Gunung Meletus
Susunan Acara :

Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan Penyuluhan


Pembukaan 5 1. Salam pembuka
menit 2. Perkenalan
Inti 20 1. Penjelasan topik
menit penyuluhan
2. Penjelasan materi
3. Wawancara
Penutup 5 1. Ucapan
menit terimakasih
2. Salam penutup

1. Pembukaan
Pembukaan diawali dengan salam pembuka kemudian di lanjutkan
dengan perkenalan
2. Acara inti
a. Penyampaian tujuan dilakukannya penyuluhan
b. Penyampaian materi dari penyuluh tentang Upaya Kesiapsiagaan
Menghadapi Bencana Gunung meletus
c. Media yang digunakan berupa PPT dan lieflet, sehingga dapat
digunakan untuk memberikan pendidikan kesehatan dengan
optimal dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi bencana Gunung Meletus
d. Wawancara ketua RT mengenai
e. Sharing mengenai tanggap bencana gunung meletus pada
kejadian yang pernah terjadi di tahun sebelumnya
f. Dokumentasi pada saat penyuluhan berlangsung
3. Penutup
Acara penyuluhan di akhiri dengan salam penutup dan pembagian
liefleat.

D. Hasil
1. Mengenai kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana
gunung meletus
Dari hasil wawancara dengan ketua RT setempat di dapatkan bahwa
masyarakat sekarang sudah lebih paham terhadap penanganan atau
kesiapsiagaan dalam mengahadapi bencanna gunung meletus
dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya. Masyarakat sudah

14
mampu dan paham dalam tanggap bencana bahkan sudah banyak yang
mau terjun langsung dalam membantu di lapangan.
2. Ketua RT serta team penyuluhan aktif saat mengikuti penyuluhan dan
wawancara sesuai dengan waktu yang ditentukan.

E. Pembahasan
1. Pendahuluan dari Pak RT mengenai bencana yang telah terjadi
Gunung Merapi adalah salah satu gunung yang paling aktif di
Indonesia, hampir setiap 4 tahun meletus dengan skala besar maupun
kecil titik. Tahun 2006 Gunung Merapi meletus dengan skala besar
maupun namun sifat letusannya beda (Efulsif atau mengeluarkan lahar
sampai Puncak lalu longsor). Pada tahun 2010 kembali erupsi dengan
skala yang besar dengan sifat letusan eksflusif atau mengeluarkan lava
pijar dengan ketinggian hampir 10 kilometer dari puncak Merapi dan
merupakan letusan terbesar sampai saat ini. Pemantauan aktivitas
Gunung Merapi dari pemerintah dilakukan sebelum gunung meletus
sekitar satu bulan, biasanya sudah ada informasi untuk persiapan atau
kesiapsiagaan gunung berapi saat ada peningkatan status waspada.
2. Wawancara status atau level bencana gunung meletus :
a. Level normal yaitu ketika aktivitas didalam Gunung ada, namun
boleh melakukan pendakian
b. Level waspada yaitu radius tertentu harus diinformasikan ke
masyarakat sekitar 5 km sudah harus disampaikan keaktifannya
c. Level siaga : radius tertentu atau aktivitas semakin meningkat,
sering terjadi gempa tektonik maupun gempa vulkanik dan ada
juga gempa dangkal atau titik api di sekitar 1 km dari puncak
Merapi. Pada tahap ini kelompok rentan harus persiapan menuju
evakuasi; kelompok rentan tersebut seperti lansia, anak-anak,
balita, disabilitas
d. Level Awas : seluruh masyarakat harus sudah dievakuasi
3. Wawancara keadaan gunung Merapi saat ini
Sampai saat ini status Merapi meningkat dari waspada ke siaga hingga
waktu yang belum bisa dipastikan. Pada tahun 2006 status waspada ke
siaga atau status siaga ke status awas sekitar 1 bulan namun pada

15
tahun 2010 peningkatan status siaga ke status awas sekitar 4 hari.
Tahun 2020 peningkatan status waspada ke siaga diperkirakan 1 bulan
sampai 1,5 bulan hingga naik ke status awas. Sering terjadi longsoran-
longsoran di kawah Gunung. Seperti peningkatan erupsi 2010 terjadi
penggembungan yang dapat dilihat dari pos gunung berapi (selo,
deles, balairantai, Kaliadem dan bagian Barat daerah Babadan
Kaliurang). Terbesar di sebelah barat yang arahnya ke pos Babadan.
Peningkatan aktifitas gunung didaerah Selo mencapai 2-5 cm perhari
dan daerah Babatan 10 - 12 cm per hari. Semakin hari semakin besar
akibat dorongan dari lahar api dari dalam gunung. Kemungkinan
dampak Bencana terbesar di Daerah barat, Selo bagian selatan aman
namun tetap harus waspada.
4. Pelaporan status gunung Meletus dan jalur evakuasi
Upaya ketika ada peningkatan status bencana : peningkatan status
bencana dilaporkan dari pemerintah melalui BPBD, BPTKD, dan
UPRB. Tempat pengungsian atau titik kumpul sementara biasanya di
balai desa atau gedung pertemuan, di daerah Selo biasanya tempat
titik kumpul sementara berada di lapangan, Aula Kecamatan Selo, dan
Aula SMK Selo.
5. Upaya yang pernah dilakukan
Hingga saat ini upaya penanggulangan bencana pernah dilakukan
simulasi tata cara atau alur pengungsian dari pemerintah termasuk
cara pendirian posko, tenda, mempersiapkan dapur umum dan tempat
logistik tersendiri. Penanganan saat ini belajar dari kejadian gunung
meletus tahun 2010, pada 2010 penanganan sudah bagus namun
masyarakat belum begitu tahu cara evakuasi hanya relawan yang
dapat membantu jalannya evakuasi saat itu karena masyarakat belum
paham bagaimana alur evakuasi serta pengelolaan seperti pendataan
pengungsi, pendirian posko dan dapur umum semua dilakukan oleh
relawan. Saat ini penanganan erupsi Merapi warga mulai paham alur
evakuasi sehingga di pengungsian seperti dapur umum relawan
sifatnya hanya membantu mengarahkan, sebab warga banyak yang

16
ikut turun membantu termasuk di posko dan dapur umum seperti ibu-
ibu PKK setempat. Relawan mengarahkan seperti masak untuk berapa
pengungsi sesuai jumlah orangnya, harus siap sekian jam, semua
sudah teratasi.
6. Kendala-kendala yang dialami
Kendala dalam upaya penanganan bencana seperti dalam evakuasi
warga ada yang belum mau evakuasi saat diberikan peringatan ketika
terjadi peningkatan status keaktifan gunung meletus khususnya di
daerah telogolele ini masih beberapa keluarga tidak mau dievakuasi
setelah dihimbau oleh pemerintah setempat saat terjadi peningkatan
status gunung merapi. Sebagian kendala sudah teratasi seperti adanya
tim medis, keamanan, kendaraan dll. Di titik kumpul tertentu
kepolisian juga turun langsung membantu dalam penanganan bencana.
Namun pada tahun 2019 kendala seperti pengadaan masker
berhubungan dengan wabah pandemi covid 19 yang membuat masker
mahal namun sedikit sedikit telah terkendali sampai saat ini.

F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, 19 November 2020, di
Desa Blumbangsari 05/06, Samiran, Selo, Boyolali
b. Sasaran dari kegiatan ini adalah Ketua RT
c. Alat yang digunakan Hp, Leaflet, Laptop
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan dilaksanakan selama 30 menit, dimulai pada pukul
10.00-selesai. Alokasi waktu kegiatan yaitu sesi perkenalan
selama 5 menit, isi (penyuluhan) selama 20 menit, dan penutup
selama 5 menit.
b. Pada saat penyuluhan kondisi lingkungan kurang kondusif karena
dekat jalan dan banyak kendaran yang lalu lalang.
c. Peserta sangat antusias karena aktif bertanya daan mampu
menjawab pertanyaan

17
3. Evaluasi Hasil
a. Penyuluhan dilakukan secara aktif antara Pak RT dengan team
penyuluhan
b. Penyuluhan berjalan sesuai waktu yang direncanakan dan tidak
ada kendala dalam penyampaian informasi serta sesi wawancara
berjalan dengan baik

18
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sebesar 95 % ketua RT di desa Blumbangsari memahami mengenai
konsep bencana gunung meletus dan upaya untuk mengurangi dampak
bencana serta kesiapsiagaan bencana gunung meletus.
2. Sebesar 90 % upaya kesiapsiagaan bencana telah dipersiapkan oleh
pemerintah daerah khususnya didaerah Selo Boyolali.
B. Saran
Semoga Ketua RT desa Blumbangsari RT 05/06, Samiran, Selo, Boyolali
dapat menerapkan kesiapsiagaan secara aplikatif dan dapat
mensosialisasikan pada warga masyarakat serta kedepannya mungkin bisa
bekerjasama dengan kader kesehatan dalam melakukan sosialisasi pada
masyarakat guna meminimalisir dampak bencana gunung meletus.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aminudin, 2013. Mitigasi dan Kesiapsiagaan Bencana Alam. Bandung: Angkasa

Badan Penanggulangan Bencana. 2010. Bencana di Indonesia. BNPB

Purwana, Rachmadhi. 2013. Manajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan


dalam Kejadian Bencana. Jakarta: Rajawali Pers.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang


Penanggulangan Bencana

https://bnpb.go.id/berita/status-aktivitas-gunung-merapi-naik-level-iii

https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/risiko/bencana-alam/item243?

20
LAMPIRAN 1

MATERI PENYULUHAN

21
22
23
24
25
UPAYA KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI
BENCANA GUNUNG MELETUS APA SEBAB TERJADINYA
• .
BENCANA GUNUNG APA DAMPAK DARI
BERAPI? BENCANA GUNUNG
MELETUS ??
 Pada batas lempeng terjadi perubahan
SIAPKAH ANDA MENGHADAPI BENCANA ?? tekanan dan suhu yang sangat tinggi
sehingga mampu melelehkan material
• Kesuburan tanah dan banyak
sekitarnya yang merupakan cairan pijar bahan tambang
(Magma).
• Cuaca Berubah (suhu menurun :
 Kegiatan gunung berapi menyebabkan
lebih dingin)
zona kegempaan aktif di sekitarnya.
 Erupsi gunung berapi yang • Objek Wisata Yang Indah
memuntahkan lava dan awan panas
(sumber air panas)
hingga mencapai suhu di atas 1000Occ
 Lahar yang tertampung di kantong-
kantong sekitar kawah gunung, jika TINDAKAN APA
terjadi hujan akan menyebabkan banjir YANG DAPAT DI
lahar dingin LAKUKAN ?

 Mitigation : pengurangan –
pencegahan
 Preparedness : perencanaan –
persiapan
 Response : penyelamatan –
pertolongan
26
BE CARA PENANGGULANGAN USAHA PENCEGAHAN GUNUNG UPAYA KESIAPSIAGAN GUNUNG
BENCANA GUNUNG BERAPI MELETUS MELETUS

1. Pemantauan 1. Menentukan tempat yang aman


Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi Pemantauan di lakukan dengan alat untuk mengungsi
a. Hindari daerah rawan bencana seismograf (pencatat gempa).
2. Membuat perencanaan penganganan
seperti lereng gunung, lembah dan daerah bnecana
2. Tanggap Darurat
aliran lahar.
Tindakan dilakukan oleh DVMG 3. Mempersipakan tempat untuk
b. Ditempat terbuka, lindungi diri pengungsian
saat terjadi aktifitas gunung berapi
dari abu leetusan dan awan panas.
3. Penyelidikan 4. Mempersiapkan kebutuhan dasar
c. Kenaklan pakaian yang bisa
melindungi tubuh. Menggunakan metode Geologi,
Geofisika, dan Geokimia oleh
d. Jangan memakai lensa kontak
penyelidik
e. Pakai masker atau kain untuk
4. Pemetaan
menutupi mulut dan hidung.
Pemetaan pada daerah rawan
f. Saat turunnya awan panas
bencana, bahaya gunung berapi,
usahakan untuk menutupi wajah dengan
lokasi pengungsian, arah
kedua belah tangan.
penyelamatn diri, pos
Setelah Terjadinya Letusan Gunung Berapi
penanggulangan.
a. Jauhi tempat alirans ungai, kemungkinan
akan terjadi banjir lahar dingin dan batu- 5. Sosialisasi
batu besar. Disusun Oleh :
Melakukan sosialisasi terhadap
b. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu. daerah rawan bencana gunung Elmatiana C2017034/2017
berapi kepada masyarakat.
Anik Nurrohmah C2017006/2017
c. Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena
beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan Anisa Nur Shihah C2017007/2017
atap bangunan.

d. Hindari mengendarai mobil di daerah yang 27


terkena hujan abu sebab bisa merusak
mesin.
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI KEGIATAN

28
29
LAMPIRAN 3

30
LAMPIRAN 4

31

Anda mungkin juga menyukai