Kel 5 - Representing The Other
Kel 5 - Representing The Other
1
Strategies of Othering I: 2
Travel Writing and
Colonial Discourse
Strategies of Othering II:
3
Travel Writing and
Neo-Colonialism Other Voices:
Contesting Travel
Writing’s Colonialist
Tendencies
Dalam penggambaran Inuit, John Ross dan
keponakannya terlibat dalam proses yang disebut
"Othering" . Itu adalah istilah yang banyak digunakan
dalam studi travel writing baru-baru ini.
Umumnya, 'orang lain' hanya menunjukkan proses di
mana seorang anggota suatu budaya mengidentifikasi
dan menyoroti perbedaan antara mereka dengan
anggota budaya lain. Hal itu merujuk lebih khusus pada
proses dan strategi dimana satu budaya
menggambarkan budaya lain tidak hanya berbeda
tetapi juga lebih rendah dari dirinya sendiri.
Semua tulisan perjalanan bisa dibilang, terlibat
dalam tindakan orang lain dalam arti pertama, karena
setiap akun perjalanan didasarkan pada asumsi bahwa
itu membawa berita tentang orang dan tempat yang
pada tingkat tertentu tidak dikenal dan 'lain' kepada
pembaca.
WHAT IS THE MOTIVE?
Akhir abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh sering disebut sebagai
zaman 'imperialisme tinggi'. Pada periode inilah Inggris, Prancis, dan kekuatan
Eropa lainnya memperluas pengaruhnya ke seluruh dunia, sehingga pada tahun
1914 mereka secara efektif menguasai sekitar 85% dunia (Said 1993: 6). Asumsi
keangkuhan dan etnosentris semacam itu menghasilkan, dan sekaligus
merupakan produk dari, citra dan ideologi imperium yang meresap, yang
menemukan ekspresi di banyak tingkatan dalam masyarakat Eropa, dan dalam
berbagai bentuk budaya. Menulis perjalanan adalah salah satu bentuk budaya
yang sarat dengan sikap dan citra imperialis.
Adanya istilah ‘other’ dalam travel writing
merupakan salah satu bentuk identifikasi perbedaan
antara satu budaya dengan budaya yang lainnya.
Baik pada budaya yang sama maupun pada budaya
lainnyatidak hanya menggambarkan perbedaan
tetapi juga masalah inferioritas budaya tertentu.
Lebih lanjut, dimensi ideologi dalam travel writing
secara retoris cenderung bermaksud untuk
menciptakan ruang permusuhan dan merendahkan
kelompok atau budaya ‘other’.
Isu ini lebih lanjut berhubungan dengan kajian
pascakolonial terutama Orientalisme, Edward Said
(Thompson, 2011: 132-134). Di dalam travel
writingterkadang terdapat unsur wacana
pascakolonial yang merepresentasikan penulis.
Henry Morton Stanley
Hal tersebut
Banyak yang menganggap bahwa menyebabkan
travel writing selalu sebagai beberapa pengulas
kekuatan untuk dunia atau hanya menganggap genre ini
sebagai media yang tidak sebagai imperialis dan
berbahaya dimana manusia eksploitatif
merayakan kebebasannya, hal itu
menjadi terlalu naif dan tidak kritis.
( Cooker 1992:260) Kemudian pada era ini
tulisan pasca colonial
berusaha membuang
permasalahan tentang
genre
Seperti catatan perjalanan
Perlu dicatat bahwa penulisan wisatawan india Vikram
peerjalanan modern di Barat masih di Sets dan Amitav Ghosh,
dominasi oleh penulis kulit putih genre ini wisatawan afrika seperti
semakin mengakui suara-suara lain dan tete- Michael Kpomassie
perspektif lain tentang dunia, seperti
lonjakan catatan perjalanan yang ditulis
inidividu dari budaya yag sebelumnya
dijajah atau para pelancong barat yang Dan banyak catatan
merupakan keturunan dari orang-orang perjalanan lain juga yang
“subaltern” yang sebelumnya tunduk menciptakan gambaran dari
kebudayaan lain yang
kompleks, penuh hormat dan
simpatik dengan
memperhatikan hubungan
pengertahuan dan kekuatan
yang beropasi di dunia modern
Merci
Beaucoup