Abstrak
Inovasi pembelajaran dapat memanfaatkan kemajuan teknologi. e-learning dan komik dapat dijadikan
sebagai alternatif media pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar. Pembelajaran problem solving
dengan e-learning dan komik, dapat melatih siswa untuk memecahkan masalah untuk membentuk konsep.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pengaruh pembelajaran kimia dengan problem solving
menggunakan media e-learning dan komik, kemampuan berpikir abstrak, kreativitas siswa dan interaksinya
terhadap prestasi belajar ikatan kimia. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK N 2
Purwodadi Grobogan tahun pelajaran 2012/2013. Sampel dipilih secara acak (cluster random sampling),
sejumlah 2 kelas, yaitu kelas XI TOKR 3 sebagai kelas e-learning dan XI TOKR 2 sebagai kelas komik.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk prestasi belajar kognitif, kemampuan berpikir
abstrak, dan kreativitas sedangkan prestasi belajar afektif menggunakan angket. Uji hipotesis menggunakan
analisis non parametric Kruskal-Wallis Test. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1)
ada pengaruh pembelajaran kimia dengan problem solving menggunakan media e-learning dan komik
terhadap prestasi belajar siswa; (2) ada pengaruh kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar
siswa; (3) ada pengaruh kreativitas terhadap prestasi belajar siswa; (4) ada interaksi antara pembelajaran
kimia dengan problem solving menggunakan media e-learning dan komik dengan kemampuan berpikir
abstrak terhadap prestasi belajar siswa; (5) ada interaksi antara pembelajaran kimia dengan problem solving
menggunakan media e-learning dan komik dengan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa; (6) ada
interaksi antara kemampuan berpikir abstrak dengan kreativitas dan terhadap prestasi belajar siswa; (7) ada
interaksi antara pembelajaran kimia dengan problem solving menggunakan media e-learning dan komik,
kemampuan berpikir abstrak dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa.
Kata Kunci: problem solving, e- learning, komik, kemampuan berpikir abstrak, kreativitas.
Pendahuluan
Salah satu ukuran kemajuan suatu Undang-Undang Dasar 1945 adalah untuk
bangsa dapat dilihat dari kualitas mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
pendidikannya. Pendidikan merupakan salah pemerintah berkewajiban menyelenggarakan
satu bentuk perwujudan kebudayaan satu sistem pendidikan nasional.
manusia yang dinamis dan syarat dengan Berdasarkan Undang-Undang
perkembangan. Seiring dengan kemajuan nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
teknologi, pendidikan pun dituntut pendidikan nasional: tujuan pendidikan
perkembangannya sesuai dengan kemajuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan
teknologi, agar mampu mewujudkan tujuan bangsa dan mengembangkan manusia
pendidikan nasional. Salah satu tujuan Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
nasional yang tercantum dalam Pembukaan beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
288
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 3 2013 (hal 288-301)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, utama, siswa hanya dijejali materi, dan
memiliki pengetahuan dan keterampilan siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian Proses penyampaian informasi bersifat
yang mantap dan mandiri serta rasa searah, menurut Sanjaya (2010: 97) dalam
tanggung jawab kemasyarakatan dan melaksanakan peranannya sebagai
kebangsaan. penyampai informasi, guru sering
Pendidikan bertujuan untuk menggunakan metode ceramah sebagai
meningkatkan kualitas sumber daya manusia metode utama. Metode ceramah dirasa
sehingga terbentuk manusia yang kurang tepat dilakukan, karena dalam
berkarakter, berbudi luhur, dan berakhlak pembelajaran, kurang interaksi antara siswa
mulia. Salah satu upaya pemerintah untuk dengan guru maupun antara siswa dengan
meningkatkan kualitas pendidikan, adalah siswa, serta kurang berani mengungkapkan
dengan mengimplementasikan kurikulum pendapat. Dalam pembelajaran ini
tingkat satuan pendidikan (KTSP). Mulyasa keterampilan proses, dan pembentukan
(2010: 81) menyatakan bahwa implementasi konsep tidak dikembangkan, sehingga siswa
KTSP menuntut kemandirian guru untuk pasif dan kurang termotivasi.
memberdayakan tenaga kependidikan, sebab Kimia merupakan mata pelajaran
keberhasilan pendidikan di sekolah sangat adaptif di Sekolah Menengah Kejuruan
ditentukan oleh keterlibatan tenaga (SMK), sehingga cenderung diremehkan
kependidikan dalam seluruh kegiatan di atau dianggap tidak penting oleh siswa.
sekolah. Hal ini dimaksudkan bahwa guru Pelajaran adaptif bukanlah pelajaran utama,
dan lingkungan belajar mempunyai peranan tetapi hanya merupakan pelajaran yang
sangat penting dalam meningkatkan kualitas menunjang pelajaran-pelajaran produktif.
pendidikan. Hal ini berakibat masih rendahnya prestasi
Untuk itu guru dan lingkungan belajar kimia siswa kelas XI, untuk materi
belajar yang kondusif sangat diperlukan. ikatan kimia dalam empat tahun terakhir.
Guru dituntut agar lebih inovatif dan Rata-rata siswa yang mencapai nilai ulangan
produktif dalam melakukan pembelajaran di harian di atas kriteria ketuntasan minimal
kelas sehingga diperoleh hasil belajar yang (KKM) dalam empat tahun terakhir hanya
maksimal. Dalam kurikulum KTSP siswa 60% dari jumlah siswa.
harus dapat menguasai semua kompetensi Hasil belajar dipengarui oleh faktor
secara menyeluruh sehingga menjadi pribadi eksternal dan internal. Faktor eksternal
yang utuh dan bertanggung jawab. Dengan meliputi guru, metode, media, sarana
penerapan kurikulum KTSP diharapkan guru prasarana, dan lingkungan yang berkaitan
mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pembelajaran. Faktor internal antara
dengan pendekatan pembelajaran yang lain kecerdasan, bakat, motivasi berprestasi,
berpusat pada peserta didik (student kemampuan berpikir abstrak, gaya belajar,
centered learning) dengan metode dan kemampuan berpikir kritis, kreativitas,
pembelajaran yang inovatif dan konseling dan minat dalam pembelajaran kimia.
secara efektif, sehingga dapat menciptakan Kreativitas merupakan kemampuan
siswa yang aktif dan kreatif. Hal ini siswa untuk memunculkan ide-ide baru dan
dimaksudkan agar guru menerapkan metode berdaya cipta. Hal ini merupakan potensi
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, yang perlu mendapatkan apresisasi oleh
efektif, dan menyenangkan. Metode guru melalui penerapan metode dan
pembelajaran yang melibatkan keterampilan penggunaan media pembelajaran. Siswa
proses antara lain, contextual teaching and yang kreatif memiliki ciri antara lain
learning, inquiry, kooperatif, proyek dan keingintahuan yang berlebih, daya kreasi
banyak lagi yang masih perlu dikembangkan dan imajinasi yang tinggi pula. Sehingga
oleh guru. siswa yang kreatif mampu memahami hal-
Saat ini pembelajaran masih hal yang bersifat kongkret dan abstrak.
berpusat pada guru (teacher centered Menurut Piaget intelektual anak
learning), guru menjadi sumber belajar mengalami perkembangan dari sensor-
289
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 3 2013 (hal 288-301)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
290
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 3 2013 (hal 288-301)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
untuk materi-materi yang bersifat abstrak apa yang mereka ketahui sebelumnya
seperti ikatan kimia, bentuk molekul, merupakan faktor penting yang
hidrokarbon dan yang sejenis lainnya. mempengaruhi belajar. Dengan mengaitkan
Tercapainya tujuan pembelajaran konsep yang baru dengan yang lama maka
merupakan ukuran kesuksesan sebuah anak akan melakukan proses belajar yang
pembelajaran. Keberhasilan ini meliputi bermakna.
proses dan hasil pembelajaran, hasil Gagne cit. Aunurrahman (2009 : 47)
pembelajaran yang dapat diukur merupakan didalam proses belajar terdapat dua
prestasi belajar siswa. fenomena yaitu meningkatkan keterampilan
Dari uraian di atas untuk intelektual sejalan dengan meningkatkanya
meningkatkan prestasi belajar kimia perlu umur serta latihan yang diperoleh individu
digunakan metode pembelajaran dan media dan belajar akan lebih cepat jika strategi
yang bervariasi sesuai karakteristik materi kognitif dapat dipakai dalam memecahkan
dan karakteristik siswa. Dalam hal ini masalah secara lebih efisien. Belajar itu
peneliti menerapkan pembelajaran kimia dapat terjadi karena adanya kondisi tertentu
berbasis problem solving menggunakan untuk memperoleh pengetahuan,
media e-learning dan media komik ditinjau ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku,
dari kemampuan berpikir abstrak dan dimulai dari yang mudah ke yang sulit, dan
kreativitas untuk materi ikatan kimia. metode pemecahan masalah adalah salah
Dalam penelitian ini didukung oleh satu metode yang tepat untuk digunakan
teori-teori belajar, antara lain teori kognitif dalam pembelajaran.
dan konstruktivisme. Teori kognitif timbul Dalam berpikir anak mengalami
karena berbagai pandangan tentang belajar perkembangan pola pikir dari tahapan yang
bukan hanya kegiatan terjadinya perubahan berbeda-beda. Suyono (2010: 83)
prilaku seseorang. Teori belajar kognitif mengungkapkan bahwa, Piaget memandang
memandang belajar sebagai proses proses berpikir anak sebagai aktivitas
memfungsikan unsur-unsur kognitif. gradual, tahap demi tahap dari fungsi
Aktivitas belajar pada diri manusia intelektual dari kongkret menuju abstrak.
ditekankan pada proses internal berpikir, Dalam menerapkan metode
yakni proses pengolahan informasi. pembelajaran, guru harus memilih metode
Bruner cit. Dahar (2006: 33) pembelajaran sesuai dengan karakteristik
menganggap bahwa belajar penemuan sesuai siswanya. Jadi tiap-tiap kelas bisa
dengan pencarian pengetahuaan secara aktif dimungkinan menggunakan metode
oleh manusia dan dengan sendirinya pembelajaran yang berbeda dengan kelas
memberikan hasil yang paling baik. Siswa lain. Problem solving merupakan salah satu
yang aktif akan cenderung mencari dan metode pembelajaran yang bisa digunakan
menyelesaikan masalah yang timbul, ini dalam pelajaran kimia. Problem solving
merupakan suatu pengalaman tersendiri bagi dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
siswa untuk menemukan konsep pembelajaran yang menekankan kepada
pengetahuan sehingga pembelajaran akan proses penyelesaian masalah yang dihadapi
lebih mempunyai makna karena siswa akan secara ilmiah. Metode problem solving
lebih paham dan mengerti. (metode pemecahan masalah) bukan hanya
Ausubel cit. Dahar (2006: 95) sekadar metode mengajar, tetapi juga
menerangkan bahwa belajar bermakna merupakan suatu metode berpikir, sebab
merupakan suatu proses dikaitkannya dalam problem solving dapat menggunakan
informasi baru pada konsep-konsep yang metode-metode lainnya yang dimulai
relevan yang terdapat dalam struktur dengan mencari data sampai pada menarik
kognitif seseorang. Ini dimaksudkan cara kesimpulan. Metode problem solving
siswa dapat mengaitkan informasi yang baru merupakan metode yang merangsang
mereka dapatkan dengan fakta-fakta yang berpikir dan menggunakan wawasan tanpa
ada, konsep-konsep yang telah dipelajari dan melihat kualitas pendapat yang disampaikan
diingat mereka. Apa yang siswa pelajari dan oleh siswa. Seorang guru harus mampu
291
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 3 2013 (hal 288-301)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
292
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 3 2013 (hal 288-301)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
293
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 3 2013 (hal 288-301)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
294
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 3 2013 (hal 288-301)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
295
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 3 2013 (hal 288-301)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
296
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 3 2013 (hal 288-301)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
mengoptimalkan proses belajarnya dan tayangan yang ada dalam komputer masing-
mengakibatkan prestasi belajarnya masing dan mendiskusikan dengan
meningkat. Sebaliknya siswa yang kelompoknya. Agar dalam pemecahan
kreativiasnya rendah akan cenderung pasif masalahnya memperoleh hasil yang
dan tidak ada inovasi sehingga dalam maksimal, siswa dituntut sabar karena harus
memahami materi tidaklah maksimal, siswa mengulang-ulang tayangan yang ada.
tidak antusias dalam menyaelesaikan Seperti yang diungkapkan Jacobsen (2009:
masalah. Ini berdampak pada prestasi siswa, 252) bahwa teknologi dapat digunakan
karena materi ikatan kimia yang tidak untuk mengemukakan masalah-masalah
mereka pahami, sehingga hasil prestasi yang realistis kepada siswa melalui
belajarnya rendah. Hal yang demikian simulasi-simulasi, yang memungkinkan
tersebut yang mengakibatkan siswa yang siswa berpatisipasi secara langsung dalam
kreativitasnya tinggi mempunyai prestasi aktivitas-aktivitas yang benar-benar
belajar lebih baik dibanding siswa yang membangkitkan semangat. Dengan
kreativitasnya rendah. Maka ada pengaruh pembelajaran e-learning siswa mulai
yang signifikan antara siswa yang menghubungkan tampilan media dengan
kreativitasnya tinggi dan siswa yang konsep materi ikatan kimia, disini
kreativitasnya rendah. kemampuan berpikir abstrak siswa akan
Interaksi antara pembelajaran kimia berperan untuk menyelesaikan masalah.
berbasis problem solving menggunakan e- Dalam penelitian ini siswa yang mempunyai
learning dan komik dengan kemampuan kemampuan berpikir abstrak rendah akan
berpikir abstrak terhadap prestasi lebih baik bila pembelajarannya
belajar siswa. menggunakan e-learning dibanding
Ada interaksi yang signifikan antara komik, sehingga berpengaruh pada kenaikan
metode pembelajaran problem solving prestasi belajarnya.
menggunakan e-learning dan komik, berarti Sedangkan pembelajaran problem
siswa dengan kemampuan berpikir abstrak solving dengan komik siswa juga akan
tinggi dan rendah diberi perlakukan diberikan media yang berupa visualisasi.
pembelajaran problem solving dengan e- Komik menyajikan materi yang dilengkapi
learning maupun komik memberikan dengan gambar yang akan membantu siswa
prestasi belajar yang berbeda secara dalam memahami materi ikatan kimia.
signifikan. Hal ini berarti bahwa siswa Siswa akan menikmati bacaan seakan
dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi mereka tidak sedang dalam kelas yang harus
dan rendah jika dalam pembelajaran diceramahi guru, melainkan seperti
menggunakan metode dan media yang membaca di tempat lain untuk belajar
sesuai akan mempengaruhi prestasi belajar mandiri. Maka siswa dengan sendirinya
siswa. akan aktif berdiskusi menyelesaikan
Dalam pembelajaran problem masalah yang ada guna memahami materi.
solving, siswa dihadapkan pada masalah- Komik merupakan media visual sama
masalah yang harus dapat dipecahkan seperti e-learning, namun komik merupakan
sendiri dalam menguasai materi ikatan gambar diam, sehingga anak lebih mudah
kimia. Penggunaan media yang tepat untuk mencermatinya. Dengan keluasan
memudahkan guru dalam menyampaikan proses belajar di penelitian ini siswa yang
pesan materi pelajaran ke siswa. Dalam hal memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi
ini pembelajaran problem solving dengan lebih dapat meningkatkan prestasi
menggunakan dua media yang berbeda akan belajarnya bila menggunakan media komik
menunjukan tingkat kemampuan berpikir dibanding e-learning. Dengan demikian ada
abstrak yang berbeda pula pada siswa. interaksi antara pembelajaran problem
Penggunaan media e-learning ini solving menggunakan e-learning dan komik
mampu memikat simpati siswa. Siswa dengan kemampuan berpikir abstrak siswa
berperan aktif tanpa merasa dikendalikan terhadap prestasi belajar.
oleh guru. Mereka akan sibuk mengikuti
297
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 3 2013 (hal 288-301)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
298
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 3 2013 (hal 288-301)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
yang membuat bernilai dalam kurikulum terhadap prestasi belajar siswa ranah afektif.
adalah kemudahan untuk menggunakannya Penggunaan media pembelajaran akan
dalam membuat prediksi masa depan. Di membantu dalam penyampaian materi dari
sini berarti siswa yang berpikir abstrak guru ke siswa. Jika tidak tepat dalam
tinggi akan mempunyai daya imajinatif, pemilihan media dan kondisi siswa yang
inovatif dan ulet. Hal tersebut merupakan tidak kooperatif dapat memperlambat
ciri-ciri siswa yang berpikir kreatif. Dengan jalanya proses pembelajaran. Penggunaan
demikian siswa yang berpikir abstrak tinggi media e-learning dan komik
dengan mempunyai kreativitas tinggi akan disesuaikan dengan keadaan karakteristik
meningkat hasil belajarnya. Jadi ada siswa sehingga mampu meningkatkan
interaksi antara siswa yang berpikir abstrak prestasi belajar siswa. Sifat dan karekteristik
dengan kreativiatas belajar. anak smk yang masih sulit untuk
Adanya interaksi yang signifikan berkonsentrasi dan tidak serius dalam
antara kemampuan berpikir abstrak dan menerima pelajaran adatif membuat mereka
kreativitas ditinjau dari prestasi belajar kurang semangat dalam pembelajaran.
aspek kognitif berarti siswa yang memiliki Dengan pembelajaran mengggunaka e-
kreativitas tinggi memiliki prestasi belajar learning dan komik mereka lebih antusias
aspek kognitif yang lebih tinggi daripada dan mulai menyenangi pelajaran kimia
siswa yang memiliki kreativitas rendah terutama pada materi ikatan kimia.
apapun kemampuan berpikir abstraknya. Penelitian yang dilakukan oleh
Sedangkan untuk siswa yang memiliki Somer, dkk (1994) mengembangkan
kemampuan berpikir abstrak tinggi lebih pembelajaran problem solving yang meliputi
baik prestasi kognitifnya daripada siswa empat tahapan yaitu clarify (menjelaskan),
yang memiliki kemampuan berpikir abstrak organize (mengatur), resolve (memutuskan),
rendah baik siswa yang kreativitasnya tinggi dan examine the problem (memeriksa
dan rendah. Tidak adanya interaksi yang masalah). Hasil penelitian ini menunjukkan
signifikan antara kemampuan berpikir bahwa model pembelajaran ini
abstrak dan kreativitas ditinjau dari prestasi meningkatkan kepercayaan siswa dalam
belajar aspek afektif berarti baik siswa yang pemecahan masalah.
memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi Dalam penelitian ini siswa yang
maupun rendah tidak memiliki perbedaan mempunyai kemampuan berpikir abstrak
prestasi belajar yang signifikan terhadap tinggi dan kreativitas tinggi, prestasi
kreativitas tinggi dan rendah. belajarnya akan lebih bagus menggunakan
media komik dibanding e- learning. Ini
dikarenakan siswa tersebut mempunyai
daya imajinasi tinggi sehingga lebih cepat
Interaksi antara pembelajaran kimia untuk memahami materi ikatan yang
berbasis problem solving menggunakan e- disajikan dalam komik yang merupakan
learning dan komik, kemampuan berpikir salah satu bentuk karya seni. Begitu pula
abstrak dan kreativitas terhadap prestasi siswa yang mempunyai kemampuan berbikir
belajar siswa. abstrak rendah dan kreativitas rendah akan
Dari hasil perhitungan statistik lebih baik prestasi belajarnya bila digunakan
menyatakan bahwa ada interaksi yang media komik. Hal tersebut berakibat adanya
signifikan antara pembelajaran kimia interaksi antara pembelajaran problem
berbasis problem solving menggunakan e- solving dengan menggunakam media e-
learning dan komik, kemampuan berpikir learning dan komik ditinjau dari
abstrak, dan kreativitas terhadap prestasi kemampuan berpikir abstrak dan kreativitas
belajar siswa ranah kognitif, tetapi tidak ada siswa.
interaksi yang signifikan antara
pembelajaran kimia berbasis problem
solving menggunakan e-learning dan komik,
kemampuan berpikir abstrak, dan kreativitas
299
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 3 2013 (hal 288-301)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
300
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 3 2013 (hal 288-301)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
301