Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

ANEMIA PADA IBU HAMIL DI MUSTIKA JAYA BEKASI


TAHUN 2021

Ketua Pelaksana

Ketua : Hidayani, SKM. M.KM 0331078102


Agus Santi Br Ginting M.Kes

KELOMPOK 1
1. Elis Evi Saputri 1920100001
2. Siti Khodijah 1920100002
3. Ulfah Mutia 1920100003
4. Tati Cahya Sukmawati 1920100004
5. Eneng Siti Fatimah 1920100005

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
2021
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Anemia Kehamilan

2. Nama Mitra : Ibu hamil Trimester 1-3

3. Ketua Tim Pengusul


a. Nama Lengkap : Hidayani / Agusanti Br Ginting,S.ST.MKes
b. NIDN : 0331078102 /
c. Jabatan Fungsional: Lektor / Asisten Ahli
d. Program Studi : Profesi Kebidanan
e. Nomor Hp : 081288262051 / 08118460910
f. Alamat surel (e-mail):hidayani.031@gmail.com/

4. Anggota Tim Pengusul


Jumlah Anggota : 5 Orang Nama
Anggota I : Siti khodijah
Anggota II : Elis Evi Saputri
Nama Anggota III : Eneng Siti Fatimah
Nama Anggota IV : Ulfah Mutia
Nama Anggota V : Tati Cahya Sukmawati

ii
6. Luaran yang dihasilkan : 1. Meningkatkan derajat kesehatan
2. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan
kader terhadap pencegahan pendarahan pasca
persalinan
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 hari
8. Biaya Total : Rp. 200.000,-
a. DIKTI : Rp.0
b. Sumber Lain : Rp.0

Mengetahui Jakarta, 9 Oktober 2021


Ketua STIKes Indonesia Maju Ketua Tim Pengusul

Dr. Dr. dr. Hafizurrachman, MPH Agusanti Br Ginting.S.ST, M.Kes


NIP : 195904151987031001 NIP/ NIDN :

Mengetahui,
Ketua LPPM STIKes Indonesia Maju

Hidayani, S.KM., M.Kes


NIDN : 0331078102

iii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Webinar : Anemia Kehamilan

2. Tim Pelaksana :

Alokasi
Bidang Instansi
No. Nama Jabatan waktu
Keahlian Asal
(jam/minggu)

Siti Acara & 8


1 Ketua STIKIM
Khodijah Humas jam/minggu

Elis Evi Anggota Notulen, 6


2 STIKIM
Saputri 1 Moderator jam/minggu

Eneng Siti Anggota 6


3 Pemateri STIKIM
Fatimah 2 jam/minggu

Anggota 6
4 Tati Cahya STIKIM
3 Share PPT jam/minggu
sukmawati

Ulfah Mutia Anggota 6


5 Perlengkapan & STIKIM
4 jam/minggu
Dokumentasi

3. Objek (Khalayak sasaran) Webinar : Ibu hamil dan kader

4. Masa Pelaksanaan

Mulai : bulan Oktober tahun 2021

Berakhir : bulan Oktober tahun 2021

5. Usulan Biaya Internal ; Rp. 200.000

iv
7. Mitra yang terlibat : Ibu hamil dan kader

8. Permasalahan yang ditemukan dan solusi

Yang ditawarkan : Masih dibawah target


angka pencegahan
pendarahan pasca
persalinan, solusi :
penyuluhan pada Ibu hamil
dan kader sedari dini.

9. Konstribusi mendasar pada khalayak sasaran : penyuluhan tentang


Pencegahan Anemia
pada Kehamilan

10.Rencana luaran : Meningkatnya


pengetahuan dan
menurunnya angka
Anemia Pada
Kehamilan

v
DAFTAR ISI

HALAMA PENGESAHAN........................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................vi

RINGKASAN............................................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................4
2.1 Pengertian Perdarahan Postpartum................................................................................4
2.2 Etiologi Perdarahan Postpartum....................................................................................4
2.3 Klasifikasi Perdarahan Postpartum.............................................................................,,.6
2.4 Faktor Risiko..................................................................................................................6
2.5 Pencegahan Perdarahan Post Partum Dengan Tablet FE...................... ..................,,6

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT ................................................................................14


3.1 Tujuan Penelitian .......................................................................................................14
3.2 Manfaat Penelitian......................................................................................................14
BAB 1V METODE PENELITIAN....................................................................................15
4.1 Rancangan Penelitian.................................................................................................15
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................................15
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................................15
4.4 Kriteria inklusi ......................................................................................................15
4.5 Kriteria eksklusi.........................................................................................................16
4.6 Metode Pengumpulan Data.......................................................................................16
BAB V PERENCANAAN WAKTU DAN BIAYA.........................................................17
5.1 Perencanaan Biaya....................................................................................................17
5.2 Perencanaan Waktu...................................................................................................17
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DAFTAR PUSTAKA

vi
RINGKASAN

Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah


kesehatan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mereduksi AKI di
Indonesia.Tujuan akhir dari program KIA tersebut menurunkan angka kematian
ibu dan anak (Depkes, RI 2012). WHO (2010), menyatakan 40% kematian di
negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan
anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi zat besi. Anemia merupakan
masalah kesehatan masyarakat terbesar didunia terutama bagi ibu hamil (Novita,
2012).
Hasil penelitian Chi, dkk (2007), menunjukkan bahwa angka kematian ibu
adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk ibu yang non anemia.
Program pencegahan anemia pada ibu hamil di Indonesia, dengan memberikan
suplemen tablet Fe sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan. Kebanyakan ibu
hamil yang menolak atau tidak mematuhi anjuran ini karena berbagai alasan.
Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe merupakan faktor penting dalam
menjamin peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil.
Hasil Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa mengkonsumsi zat tablet Fe
selama kehamilan di Indonesia sebesar 89,1%. Ibu hamil yang mengkonsumsi
tablet Fe 90 hari selama kehamilan sebesar 33,3 %. Ibuhamil yang mengkonsumsi
tablet Fe kurang dari 90 hari sebesar 34,4% dan sebesar 21,4% yang tidak
mengkonsumsi tablet Fe 90 hari (Riskesdas, 2013).
Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu
hamil trimester III dan kader di warga Jl. Lagga 4, Rt.12/Rw.02, Kel. Lenteng
Agung, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan terhadap pencegahan pendarahan
pasca persalinan. Metode penyuluhan yang akan dilaksanakan adalah metode
ceramah dan menggunakan media leaflet. Mereka akan mendapatkan informasi
dasar mengenai pencegahan pendarahan pasca persalinan. Desain yang digunakan
adalah desain cross sectional. Pada penelitian pengambilan sampel ditentukan
dengan metode probability sampling karena semua bagian dari populasi memiliki
kesempatan yang sama.

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Zat besi merupakan mikro elemen esensial bagi tubuh yang diperlukan dalam
sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat berkaitan dengan
kadar hemoglobin pada ibu hamil. Anemia defesiensi zat besi yang banyak
dialami ibu hamil disebabkan oleh kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe yang tidak
baik atau pun cara mengkonsumsi yang salah sehingga menyebabkan kurangnya
penyerapan zat besi pada tubuh ibu (Yenni, 2007). WHO (2010), menyatakan
40% kematian di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan.
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi zat besi dan
perdarahan akut,
bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia merupakan masalah
kesehatan masyarakat terbesar didunia terutama bagi WUS (Novita, 2012).
Hasil penelitian Chi, dkk (2007), menunjukkan bahwa angka kematian ibu
adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk ibu yang non anemia.
Ridwan (2007) menyatakan bahwa kematian ibu 15-20% secara langsung atau
tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada kehamilan juga
berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Program pencegahan anemia
pada ibu hamil di Indonesia, dengan memberikan suplemen tablet Fe sebanyak 90
tablet selama masa kehamilan.
Kebanyakan ibu hamil yang menolak atau tidak mematuhi anjuran ini karena
berbagai alasan. Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dikatakan baik apabila ibu
hamil mengkonsumsi semua tablet Fe yang diberikan selama kehamilan.
Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe merupakan faktor penting dalam
menjamin peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil. Tablet Fe sebagai suplemen
yang diberikan pada ibu hamil menurut aturan harus di konsumsi setiap hari.
Pengetahuan, sikap dan tindakan ibu hamil yang kurang baik, efek samping tablet
Fe yang ditimbulkan tablet Fe tersebut dapat memicu seseorang kurang mematuhi

1
2
konsumsi tablet Fe secara benar sehingga tujuan dari pemberian tablet Fe tersebut
tidak tercapai (Niven, 2002).
Hasil Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa mengkonsumsi zat tablet Fe
selama kehamilan di Indonesia sebesar 89,1%. Ibu hamil yang mengkonsumsi
tablet Fe 90 hari selama kehamilan sebesar 33,3 %. Ibu hamil yang
mengkonsumsi tablet Fe kurang dari 90 hari sebesar 34,4% dan sebesar 21,4%
yang tidak mengkonsumsi tablet Fe 90 hari (Riskesdas, 2013).
Anemia juga memiliki kontribusi yang tinggi terhadap kematian di Indonesia
dengan persentase mencapai 50-70%. Selain itu, ibu hamil yang menderita anemia
dapat berdampak terhadap pendarahan pasca persalinan. Prevalensi anemia besi
ibu hamil yang tinggi dapat disebabkan oleh tingkat kepatuhan minum tablet Fe
yang rendah. dan dengan dasar itulah yang membuat peneliti tertarik dalam
melakukan penelitian dengan judul “pemberian tablet FE terhadap pencegahan
perdarahan pasca persalinan”.

1.2.Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka peneliti dapat membuat rumusan
masalahnya adalah pemberian tablet FE untuk pencegahan perdarahan pasca
persalinan pada ibu hamil.

1.3.Tujuan Penelitian
Untuk meingkatkan pengetahuan tentang pentingnya pemberian tablet FE
untuk pencegahan perdarahan pasca persalinan pada ibu hamil.

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan informasi mengenai pengeruh tablet FE
terhadap Pencegahan Perdarahan Pasca Persalinan.
1.4.2. Manfaat Praktis
1.4.2.1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Penyedia pelayanan kesehatan ibu hamil seperti
buku KIA, Puskesmas, dan Rumah Sakit hendaknya
3

berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan deteksi dini


kehamilan yang dapat mencegah terjadinya komplikasi
dalam masa kehamilan dan persalinan. Upaya- upaya
tersebut dilakukan dengan meningkatkan kegiatan
penyuluhan dan promosi kesehatan kepada masyarakat.
1.4.2.2. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan kebidanan hendaknya
membekali mahasiswanya dengan pengetahuan tentang
komplikasi akibat persalinan. Pengetahuan tersebut
nantinya menjadi bekal bidan dalam memgaplikasikan ilmu
dan pengetahuannya kepada masyarakat.
1.4.2.3. Bagi Peneliti
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat
mendukung hasil – hasil penelitian sejenis sebelumnya.
Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan pijakan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan subyek dan obyek
penelitian yang lebih luas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Perdarahan Postpartum


Perdarahan postpartum (PPP) didefinisikan sebagai kehilangan 500 ml
atau lebih darah setelah persalinan pervaginam atau 1000 ml atau lebih
setelah seksio sesari (WHO, 2012).
2.2. Etiologi Perdarahan Postpartum
Perdarahan postpartum bisa disebabkan karena :
1) Atonia Uteri
Atonia uteri adalah ketidakmampuan uterus khususnya miometrium
untuk berkontraksi setelah plasenta lahir. Perdarahan postpartum secara
fisiologis dikontrol oleh kontraksi serat-serat miometrium terutama yang
berada di sekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat
perlengketan plasenta (Wiknjosastro, 2006).
Kegagalan kontraksi dan retraksi dari serat miometrium dapat
menyebabkan perdarahan yang cepat dan parah serta syok 9 hipovolemik.
Kontraksi miometrium yang lemah dapat diakibatkan oleh kelelahan
karena persalinan lama atau persalinan yang terlalu cepat, terutama jika
dirangsang. Selain itu, obat-obatan seperti obat anti-inflamasi nonsteroid,
magnesium sulfat, beta-simpatomimetik, dan nifedipin juga dapat
menghambat kontraksi miometrium. Penyebab lain adalah situs implantasi
plasenta di segmen bawah rahim, korioamnionitis, endomiometritis,
septikemia, hipoksia pada solusio plasenta, dan hipotermia karena
resusitasi masif (Rueda et al., 2013).
Atonia uteri merupakan penyebab paling banyak PPP, hingga sekitar
70% kasus. Atonia dapat terjadi setelah persalinan vaginal, persalinan
operatif ataupun persalinan abdominal. Penelitian sejauh ini membuktikan
bahwa atonia uteri lebih tinggi pada persalinan abdominal dibandingkan
dengan persalinan vaginal (Edhi, 2013).

4
5

2) Laserasi jalan lahir


Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan
trauma. Pertolongan persalinan yang semakin manipulatif dan traumatik
akan memudahkan robekan jalan lahir dan karena itu dihindarkan
memimpin persalinan pada saat pembukaan serviks belum lengkap.
Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi, robekan spontan perineum,
trauma forsep atau vakum ekstraksi, atau karena versi ekstraksi
(Prawirohardjo, 2010).
Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan yaitu (Rohani,
Saswita dan Marisah, 2011):
a. Derajat satu
Robekan mengenai mukosa vagina dan kulit perineum.
b. Derajat dua
Robekan mengenai mukosa vagina, kulit, dan otot perineum.
c. Derajat tiga
Robekan mengenai mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum,
dan otot sfingter ani eksternal.
d. Derajat empat
Robekan mengenai mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum,
otot sfingter ani eksternal, dan mukosa rektum.
3) Retensio plasenta
Retensio plasenta adalah plasenta belum lahir hingga atau melebihi
waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hal ini disebabkan karena plasenta
belum lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas tetapi belum
dilahirkan. Retensio plasenta merupakan etiologi tersering kedua dari
perdarahan postpartum (20% - 30% kasus). Kejadian ini harus didiagnosis
secara dini karena retensio plasenta sering dikaitkan dengan atonia uteri
untuk diagnosis utama sehingga dapat membuat kesalahan diagnosis. Pada
retensio 11 plasenta, resiko untuk mengalami PPP 6 kali lipat pada
persalinan normal (Ramadhani, 2011).
6

2.3. Klasifikasi Perdarahan Postpartum


Klasifikasi klinis perdarahan postpartum yaitu (Manuaba, 2008) :
1. Perdarahan Postpartum Primer yaitu perdarahan postpartum yang terjadi
dalam 24 jam pertama kelahiran. Penyebab utama perdarahan postpartum
primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan
lahir dan inversio uteri.
2. Perdarahan Postpartum Sekunder yaitu perdarahan postpartum yang terjadi
setelah 24 jam pertama kelahiran. Perdarahan postpartum sekunder
disebabkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa
plasenta yang tertinggal.

2.4. Faktor Risiko


Faktor risiko PPP dapat ada saat sebelum kehamilan, saat kehamilan, dan
saat persalinan. Faktor risiko sebelum kehamilan meliputi usia, indeks massa
tubuh, dan riwayat perdarahan postpartum. Faktor risiko selama kehamilan
meliputi usia, indeks massa tubuh, riwayat perdarahan postpartum, kehamilan
ganda, plasenta previa, preeklampsia, dan penggunaan antibiotik. Sedangkan
untuk faktor risiko saat persalinan meliputi plasenta previa anterior, plasenta
previa mayor, peningkatan suhu tubuh >37⁰ , korioamnionitis, dan retensio
plasenta (Briley et al., 2014).

2.5. Berikut ini pencegahan pada perdarahan post partum :

2.5. Tablet Tambah Darah (Fe)

2.5.1. Pengertian Tablet Tambah Darah (Fe)

Tablet Tambah Darah (TTD) adalah suplemen yang mengandung

zat besi. Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel

darah merah (Hemoglobin). Tablet Tambah Darah (TTD) mengandung 60

mg Besi Elemental dan Asam Folat 400 ug.


7

Zat besi adalah mineral yang banyak terkandung di dalam

makanan secara alami, atau ditambahkan ke dalam beberapa produk

makanan. Zat besi berperan penting dalam pembuatan sel darah merah

yang mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Selain itu, juga

diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi normal sel.

2.5.2. Fungsi Zat Besi

Zat besi menjadi komponen utama dari pembentukan hemoglobin,

yaitu bagian dari sel darah merah. Zat besi juga memiliki peran dalam

proses metabolisme tubuh, pertumbuhan dan perkembangan fungsi

normal sel-sel tubuh, serta pembentukan hormon dan jaringan ikat.

Manfaat zat besi yang dapat diperoleh lainnya adalah mengatasi

gangguan belajar pada anak. Sebab zat besi berperan dalam

meningkatkan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, konsentrasi

dan daya ingat.

Tidak hanya itu, manfaat zat besi lainnya adalah untuk

menghasilkan energi dari asupan yang bernutrisi. Zat besi juga

berpengaruh dalam antaran sinyal listrik di sistem saraf tubuh.

2.5.3. Kekurangan Zat Besi

Mengingat peran zat besi sangat penting untuk tubuh, maka Anda

seharusnya memastikan bahwa kebutuhan zat besi harian mencukupi.

Kekurangan asupan zat besi dapat menimbulkan berbagai gangguan

kesehatan, di antaranya:
8

1. Menyebabkan anemia

Tubuh membutuhkan sel darah merah untuk mendapatkan

cukup oksigen. Sementara itu, sel darah merah dibentuk dari

hemoglobin yang mengandung zat besi. Sehingga dapat dikatakan

bahwa zat besi merupakan komponen penting dalam pembentukan

sel pembawa oksigen ke seluruh Saat seseorang kekurangan zat

besi, maka akan mengalami peningkatan risiko anemia defisiensi

besi. Selain itu, menstruasi juga bisa menyebabkan seorang wanita

kekurangan zat besi, terutama ketika volume darah yang keluar

cukup banyak atau jangka waktu menstruasi panjang.

2. Memicu rambut rontok

Kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan rambut rontok.

Disarankan untuk memasukkan makanan yang mengandung zat

besi ke dalam menu harian untuk menghindari hal tersebut.

Makanan yang mengandung zat besi diantaranya tiram, kerang,

polong-polongan, dan bayam.

3. Menimbulkan rasa lelah dan lemah

Seperti yang sudah disebutkan di atas, zat besi merupakan

salah satu komponen penting dalam pembentukan sel darah merah.

Tanpa sel darah merah yang sehat, tubuh akan mengalami masalah

dalam mendapatkan oksigen. Hal ini dapat menimbulkan rasa lelah

dan lemah.

Usia Batas Anemia Anemia ringan Anemia sedang Anemia berat


9

(g/dL) (g/dL) (g/dL) (g/dL)

Balita 11.0 10 – 10.9 9.9 – 7.0 < 7.0

Anak 5 – 11 th 11.5 11.0 – 11.4 10.9 – 8.0 < 8.0

Anak 12 – 14 th 12.0 11.0 – 11.9 10.9 – 8.0 < 8.0

Perempuan ≥ 15 th 12.0 11.0 – 11.9 10.9 – 8.0 < 8.0

Ibu Hamil 11.0 10.0 – 10.9 9.9 – 7.0 < 7.0

Laki-laki ≥ 15 th 13.0 11.0 – 12.9 10.9 – 8.0 < 8.0

2.5.4. Dosis dan Kebutuhan Zat Besi bagi Tubuh

Dosis umum untuk mengobati defisiensi zat besi adalah 130-195

mg per hari. Sedangkan dosis untuk mencegah defisiensi zat besi

umumnya adalah 65 mg per hari. Dosis suplemen zat besi disesuaikan

dengan tingkat keparahan defisiensi zat besi dan kondisi kesehatan.

Dosis bisa disesuaikan lagi setelah jangka waktu pemakaian tertentu

dan pemeriksaan kadar zat besi di dalam tubuh dilakukan. Pada anak-

anak, dosis juga akan disesuaikan dengan barat badan.

Remaja Putri (12-15


Kelompok Ibu Hamil – Anak Usia
thn), Pekerja Wanita dan
Sasaran Masa Nifas Sekolah (6-12 thn)
Calon Pengan Wanita
Setiap hari
Saat Waktu Setiap minggu Setiap minggu
minimal 90
Pemberian selama 3 bulan selama 16 minggu
hari

Dosis 1 x 1 tablet / 1 x 1 tablet /


1 x 1 tablet / minggu
Pencegahan hari minggu

Dosis 3 x 1 tablet /
1 x 1 tablet / hari 1 x 1 tablet / hari
Pengobatan hari

2.5.5. Kebutuhan Zat Besi Bagi Remaja Putri

Kebutuhan zat besi pada remaja perempuan sudah meningkat

sebelum ia mengalami menstruasi pertama kali. Kebutuhan ini

meningkat sebagai persiapan untuk terjadinya menstruasi pertama dan

untuk periode selanjutnya. Kebutuhan zat besi ini terus tinggi sampai

remaja perempuan memasuki usia menopause di mana sudah tidak

terjadi lagi menstruasi.

Untuk mencukupi kebutuhan zat besi yang dibutuhkan tubuh,

Kementerian Kesehatan melalui Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013

menyarankan remaja perempuan untuk mengonsumsi zat besi sesuai

usianya, yaitu:
11
1. Usia 10-12 tahun sebesar 20 mg/hari

2. Usia 13-15 tahun sebesar 26 mg/hari

3. Usia 16-18 tahun sebesar 26 mg/hari

2.5.6. Pentingnya Zat Besi Bagi Remaja Putri


Remaja perempuan mengalami menstruasi setiap bulannya, yang

artinya tubuh akan kehilangan zat besi melalui darah yang keluar saat

menstruasi setiap bulannya. Hal ini mengapa kebutuhan zat besi pada

remaja perempuan lebih besar daripada remaja laki-laki. Kebutuhan zat

besi yang tinggi dibutuhkan tubuh untuk mengkompensasi kehilangan

zat besi saat menstruasi.

Berdasarkan WHO, remaja perempuan mengalami kehilangan zat

besi sebesar 12,5-15 mg per bulan atau 0,4-0,5 mg zat besi per hari

karena menstruasi. Oleh sebab itu, cadangan zat besi dalam tubuh pada

remaja perempuan lebih sedikit dibandingkan dengan remaja laki-laki.

Kebutuhan zat besi yang tinggi juga diperlukan untuk memperluas

volume darah karena pada usia remaja terjadi pertumbuhan yang sangat

cepat.

Untuk menggantikan kehilangan zat besi selama menstruasi,

Anda harus mengonsumsi banyak makanan yang mengandung tinggi

zat besi. Jika kebutuhan zat besi Anda tidak terpenuhi, maka Anda

berisiko untuk mengalami kekurangan zat besi dan dapat berujung

kepada anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi dapat terjadi

ketika cadangan zat besi dalam tubuh habis dan penyerapan zat besi

dari makanan sedikit, sehingga tubuh memproduksi lebih sedikit sel

darah merah. Anemia pada masa remaja dapat mengganggu


12
pertumbuhan fisik dan kekebalan tubuh.

Tak heran bahwa banyak remaja perempuan mengalami anemia

karena kebutuhan zat besinya yang tinggi dan didukung oleh kebiasaan
makan yang buruk. Sebesar 22,7% remaja perempuan usia 13-18 tahun

di Indonesia mengalami anemia, sedangkan untuk remaja laki-laki

sebesar 12,4%, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013.

2.5.7. Sumber Makanan Yang Mengandung Zat Besi

1. Zat besi yang berasal dari hewani yaitu; daging, ayam, ikan, telur.

2. Zat besi yang berasal dari nabati yaitu;kacang-kacangan, sayuran

hijau, dan pisang ambon.

Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam

membantu meningkatkan penyerapan Fe didalam tubuh. Kehadiran

protein hewani, vitamin C, Vitamin A, Asam folat, zat gizi mikro lain

dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain dari

mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya

kecukupan vitamin A, karena makanan sumber zat besi biasanya juga

merupakan sumber vitamin A.

Berikut sedikit penjelasan mengenai makanan yang mengandung

zat besi :
13
1. Hati

Hati sapi atau hati ayam rupanya termasuk makanan yang

mengandung zat besi cukup tinggi. Nutrisi yang terdapat pada hati

sapi atau hati ayam tak hanya zat besi saja, tetapi juga terkandung

protein, vitamin A, vitamin C, vitamin B12, dan zinc. Meski

demikian, konsumsi hati harus dibatasi. karena dapat meningkatkan

kolesterol dalam darah. Termasuk ibu hamil sebaiknya membatasi

konsumsi hati. Hal ini dapat menyebabkan terlalu banyak asupan


vitamin A yang berbahaya bagi kesehatan janin dalam kandungan.

Dianjurkan untuk mengonsumsi hati dalam porsi kecil saja.

2. Bayam

Sayur hijau ini tidak hanya kaya akan vitamin, serat, protein

dan kalsium, tetapi bayam juga mengandung zat besi dalam jumlah

yang cukup tinggi. Di dalam satu mangkuk bayam terdapat

setidaknya lebih dari 6 mg zat besi. Anda bisa mengonsumsi

dengan cara direbus atau ditumis untuk memudahkan tubuh dalam

menyerap nutrisi yang ada di dalamnya.

3. Tiram

Makanan laut yang mengandung zat besi diantaranya adalah

tiram dan kerang. Pada 5 buah tiram berukuran sedang

mengandung sekitar 3 mg zat besi. Dalam tiram, tidak hanya

terkandung zat besi saja, tetapi ada beberapa nutrisi penting seperti

vitamin B12 dan zinc.

Zat besi dalam makanan juga dapat diperoleh dari makanan

jenis lainnya seperti kacang kedelai, biji labu, kacang-kacangan,

polong- polongan, biji wijen dan sereal yang diperkaya oleh zat

besi.
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT

3.1. Tujuan Penelitian


a. Tujuan Umum
Penyuluhan pemberian tablet FE untuk pencegahan pasca persalinan , jl.
Umar Kp.Ciketing Rt 01 Rw 09 Mustika jaya Bekasi
c. Tujuan Khusus
Memberikan informasi dan pemahaman pada ibu hamil dan kader tentang
pencegahan Perdarahan pasca persalinan.

3.2.Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teori sangat bermanfaat untuk menguji teori,
menunjukkan pentingnya pemberian tablet FE untuk pencegahan
perdarahan pasca persalinan,
b. Manfaat Metodologi
Penelitian ini tidak menghasilkan konsep metodologi baru, karena
penelitian hanya difokuskan pada pengaruh penyuluhan kesehatan
terhadap pengembangan dan intervensi
c. Manfaat Praktik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang
bermanfaat bagi banyak pihak seperti pemberian pelayanan kesehatan.Bagi
pemberi pelayanan kebidanan, penelitian ini dapat menjadi acuan dalam
menyusun strategi promosi kesehatan mengenai pencegahan perdarahan
pasca bersalin . Hasil penelitian ini juga akan menjadi wacana bagi semua
ibu-ibu untuk mengurangi angka kematian pada ibu bersalin.

14
BAB 1V
METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik tentang
pengaruh penyuluhan kesehatan tentang pencegahan perdarahan pasca
persalinan pada ibu ibu hamil dan kader di jl Umar Kp.Ciketing Rt 01 Rw
09 Mustika jaya Bekasi
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah cross-sectional.
Desain cross-sectional merupakan jenis penelitian yang pengukuran variabel-
variabelnya dilakukan hanya satu kali pada satu saat.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober 2021 Lokasi penelitian
adalah jl. Umar Kp.Ciketing Rt 01 Rw 09 Mustika jaya Bekasi

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian


a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dan kader jl. Umar
Kp.Ciketing Rt 01 Rw 09 Mustika jaya Bekasi
b. Sampel
Pada penelitian pengambilan sampel ditentukan dengan metode
probability sampling karena semua bagian dari populasi memiliki
kesempatan yang sama.

4.4. Kriteria inklusi


ibu hamil dan kader yang hadir dan bersedia mengisi kuesioner

15
16

4.5. Kriteria eksklusi


ibu hamil dan kader yang tidak lengkap dan tidak kooperaif dalam mengisi
kuesioner
4.6. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang di peroleh dengan cara memberikan
kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diisi oleh responden. Data
sekunder adalah data yang di peroleh dari wilayah Rt setempat.
5.2 Perencanaan Waktu

Kegiatan penelitian mulai dari pembuatan proposal sampai dengan hasil


penelitian ini direncanakan selama 2 minggu dan dilaksanakan pada bulan
Oktober 2021. Tahapan dan waktu kegiatan penelitian akan diuraikan pada tabel
5.2 berikut ini.

Tabel 5.2 Rencana waktu dan tahapan kegiatan penelitian

TAHUN 2021
KEGIATAN BULAN OKTOBER
MINGGU 1 2 3 4
Pembuatan Proposal
Persiapan
Adminstrasi
Perlengkapan
Studi
Literatur
Presentasi
Proposal
Penelitian Lapangan
Konsultasi
Pembuatan Laporan
Presentasi Hasil Penelitian
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah : Kurangnya Pengetahuan Tentang Pentingnya Tablet Fe


Selama Kehamilan.
Pokok Bahasan : Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil
Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Tablet Fe Pada Ibu Hamil
Sasaran : Ibu Hamil dan Kader
Tempat :
Hari/Tanggal : Sabtu, 9 Oktober 2021
Waktu : 20 menit
Penyuluh : Eneng Siti Fatimah

A. Tujuan :
1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan sasaran
memahami tentang Pentingnya Tablet Fe Selama Kehamilan.
2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, tanpa membaca sasaran
dapat :
a. Menyebutkan kembali pengertian tablet Fe.
b. Menyebutkan kembali tujuan pemberian tablet Fe.
c. Menyebutkan kembali manfaat tablet Fe bagi ibu hamil.
d. Menyebutkan kembali kebutuhan/dosis tablet Fe selama kehamilan.
e. Menyebutkan kembali efek samping tablet Fe.
f. Menyebutkan kembali waktu dan cara minum tablet Fe yang benar.

B. Materi
1. Pengertian tablet Fe.
2. Tujuan pemberian tablet Fe.
3. Manfaat tablet Fe bagi ibu hamil.
4. Kebutuhan/dosis tablet Fe selama kehamilan.
5. Efek samping tablet Fe.
6. Waktu dan cara minum tablet Fe yang benar.

C. Media
Online Zoom
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab/Diskusi
3. Demonstrasi

E. Kegiatan Belajar Mengajar :


No Tahap Penyuluh Sasaran Waktu

a. Memberikan salam a. Menjawab salam


b. Memperkenalkan diri b. Menyimak
c. Menyampaikan maksud c. Menyimak
1 Pendahuluan dan tujuan d. Menyimak 2 menit
d. Menyampaikan pokok e. Menyimak
bahasan
e. Apersepsi
a. Menjelaskan materi a. Memperhatikan
penyuluhan dengan dan
ceramah mengenai mendengarkan
2 Inti
Pengertian tablet Fe, secara seksama 15 menit
tujuan pemberian tablet b. Mengajukan
Fe, Manfaat tablet Fe, pertanyaan
Efek samping tablet Fe, c. Memperhatikan
Kebutuhan/dosis tablet d. Menjawab
Fe selama kehamilan, pertanyaan
Manfaat tablet Fe bagi e. Memperhatikan
ibu hamil, Waktu dan
cara minum tablet Fe
yang benar dengan
menggunakan media
leaflet.
b. Memberi kesempatan
sasaran untuk bertanya
tentang materi yang
belum jelas.
c. Menjawab pertanyaan
dari sasaran.
d. Menanyakan tentang
materi pentingnya
pemberian tablet Fe pada
ibu hamil kepada
sasaran.
e. Demonstrasi Pemberian
Tablet Fe Pada Ibu
Hamil.
a. Menyimpulkan hasil a. Memperhatikan
penyuluhan. b. Memperhatikan
b. Klarifikasi c. Memperhatikan
3 Penutup 3 menit
c. Harapan penyuluh. d. Menjawab salam
d. Menutup penyuluhan
dan mengucapkan salam.

F. Evaluasi
- Prosedur: Selama penyuluhan
- Bentuk evaluasi: Lisan
- Tipe: Essay
- Butir soal:
1. Sebutkan kembali pengertian tablet Fe!
2. Sebutkan kembali tujuan pemberian tablet Fe!
3. Sebutkan kembali manfaat tablet Fe bagi ibu hamil!
4. Sebutkan kembali kebutuhan/dosis tablet Fe selama kehamilan!
5. Sebutkan kembali efek samping tablet Fe!
6. Sebutkan kembali waktu dan cara minum tablet Fe yang benar!

G. Daftar Pustaka
Standar Pelayanan Kebidanan 2001. Jakarta Departemen Kesehatan RI
Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Edisi XXVI 2000. Jakarta
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI
Yulaikhah, Lily. 2008. Kehamilan. Jakarta: EGC
MATERI PENYULUHAN
TABLET FE PADA KEHAMILAN

A. Pengertian tablet Fe
Tablet Fe adalah suplemen yang mengandung zat besi. Zat besi adalah
mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah mera (Hemoglobin)
Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk
mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang
terdapat pada tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim.

B. Tujuan pemberian tablet Fe.


Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memperbaiki status zat besi ibu,
yang masih belum tercukupi dari makanan sehari-hari.

C. Manfaat tablet Fe bagi ibu hamil


Tablet besi selama kehamilan sangat penting karena dapat membantu proses
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mencegah terjadinya anemia/
penyakit kekurangan darah.Kekurangan zat besi (anemian defisiensi zat
besi)selama hamil dapat berdampak tidak baik bagi ibu maupun janin. Perdarahan
yang banyak sewaktu melahirkan berefek lebih buruk pada ibu hamil yang
anemia. Kekurangan zat besi juga mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga
saat lahir, berat badannya di bawah normal ( BBLR). Akibat lain dari anemia
defisiensi besi selam hamil adalah bayi lahir premature.

D. Kebutuhan/dosis pemberian tablet Fe selama kehamilan.


Wanita hamil memerlukan 800 mg atau 30-50 mg/ hari. Pemberian tablet
tambah darah selama kehamilan merupakan salah satu cara yang paling cocok
bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb sampai tahap yang di inginkan,
karena sangat efektif dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe. Setiap tablet
setara dengan 200mg ferrosulfat. Selama kehamilan minimal diberikan 90 tablet
sampai 42 minggu setelah melahirkan diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil
pertama.

E. Efek samping tablet Fe


Pemberian preparat tablet besi ini mempunyai efek samping seperti mual,
nyeri lambung, muntah, kadang diare dan sulit buang air besar atau sembelit.
Agar tidak terjadi efek samping dianjurkan untuk minum tablet besi atau sirup
besi setelah makan pada malam hari. Setelah minum tablet besi atau sirup zat
besi biasanya kotoran (feses) berwarna kehitaman. Hal ini merupakan hal
yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan

F. Waktu dan cara minum tablet Fe yang benar


1. Pemberian tablet tambah darahi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan

pada saat sebelum tidur malam.

2. Pemberian tablet tambah darah harus dibagi serta dilakukan dengan

interval sedikitnya 6-8 jam , dan kemudian interval ini di tingkatkan

hingga 12 atau 24 jam jika timbul efek samping.

3. Minum tablet tambah darah pada saat makan atau segera sesudah

makan selain dapat mengurangi gejala mual yang menyertainya

tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi yang diabsorpsi.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.(2012). pelayanan kesehatan ibu dan anak. Departemen kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. 2010-2014. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Edhi MM, Aslam HM, Naqvi Z, Hashmi H. 2013. Post partum hemorrhage:
causes and management
Manuaba, Ayu Ida C.H Bagus, Ida G.F.Manuaba, Ida Bagus Manuaba .2008. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta:EGC.
Manuaba, I.B.G. 2010. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2010.Ilmu Kebidanan.Edisi ke-4.Jakarta:PT Bina
Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan.
Maternal dan Neonatal.
Rueda CM, Rodriguez L, Jarquin JD, Barboza A, Bustillo MC, Marin F, et al.
2013. Severe postpartum hemorrhage from uterine atony: a multicentric study.
Journal of Pregnancy
Saifuddin,Azwar.2013.Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Standar Pelayanan Kebidanan 2001. Jakarta Departemen Kesehatan RI
Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Edisi XXVI 2000. Jakarta
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI
Ilmu Kesehatan. 2 (1), 51 – 60. Kementerian Kesehatan RI. (2013). Profil
Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta.
World Health Organization. Maternal Mortality Available at: URL: www.who.int.
Accessed November 15, 2015.
Wiknjosastro, 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai