Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Elfa Damayanti (1915011004)
2. Savira Sukmawati (1915011029)
3. Vernady Napatino Ramadhan (1915011031)
Kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si pembaca (si
penulis dalam bahasa tulis) dapat diterami dan dipahami oleh pendengar (pembaca
dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis.
Jenis kalimat yang dapat memberikan efek tertentu dalam komunikasi. Efek yang
dimaksudkan disini adalah kejelasan informasi.
Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata mubazir, tetapi juga tidak kekurangan
kata.
Secara singkat, tujuan kalimat efektif adalah menyampaikan informasi secara tepat dari
penulis kepada pembaca.
Kalimat efektif banyak digunakan pada berbagai tulisan, seperti makalah, skripsi, tesis,
disertasi, laporan penelitian, dan sebagainya.
Yang perlu diperhatikan oleh para siswa dalam membuat karya tulis, baik berupa essay,
artikel, ataupun analisis yang bersifat ilmiah adalah penggunaan bahasa secara tepat, yaitu
memakai bahasa baku. Hendaknya disadari bahwa susunan kata yang tidak teratur dan
berbelit-belit, penggunaan kata yang tidak tepat makna, dan kesalahan ejaan dapat membuat
kalimat tidak efektif.
1. Kalimat argumentasi
Dalam menyampaikan sebuah argumentasi haruslah menggunakan kalimat efektif. Jika
kalimat yang digunakan kurang efektif maka maksud argumentasi yang kita ungkapkan tidak
akan sampai ke pembaca atau pendengar. Kalimat argumentasi sendiri merupakan jenis
kalimat yang harus menggunakan kalimat efektif dikarenakan kalimat
argumentasi mengandung argumen dimana argumen jika tidak efektif maka argumen tersebut
bisa saja bermakna lain.
3. Kalimat formal
Dalam membuat kalimat formal tentunya harus menggunakan kalimat efektif. Tidak terlepas
dar kalimat yang akan dibuat yakni kalimat formal dimana penggunaan dan tata bahasa
haruslah formal atau resmi pula. oleh sebab itu, tata bahasa atau kaidah bahasa yang benar
dalam membuat kalimat formal adalah menggunakan kaidah kalimat efektif.
1. Sesuai EYD
Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat. Kata baku
pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang kamu tulis ternyata tidak tepat ejaannya.
2. Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat, kemudian
ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan. Sebisa mungkin guna mengefektifkan
kalimat, buatlah kalimat yang urutannya tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan,
subjek dan predikat diharapkan selalu berada di awal kalimat.
4. Tidak Ambigu
Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk menghindari
pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah
kebahasaan; pembaca tidak akan kesulitan mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada
kesan ambigu.
5. Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Beberapa ciri kalimat efektif yang kami kumpulkan, diantaranya:
1. Kesatuan
Menurut Amran Tasai dan Arifin, kesatuan adalah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang digunakan. Kesatuan gagasan kalimat ini
diperlihatkan oleh kesepadanan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Hindari menggunakan kata depan (di, ke, sebagai, dll) sebelum subjek.
Di rumah adat para petua mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi. (Salah)
Para tetua adat mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi di rumah adat.
(Benar)
b. Tidak terdapat subjek ganda
Misalnya:
Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh warga desa. (Benar)
Misalnya:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama
(Salah)
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama. (Benar)
Misalnya:
2. Kehematan
Menurut Finoza, kehematan adalah usaha menghindari pemakaian kata yang tidak
perlu. Hemat disini berarti tidak menggunakan kata-kata mubazir, tidak menjamakkan
kata yang sudah berbentuk jamak, dan tidak mengulang subjek. Dengan menghemat
kata, kalimat menjadi padat dan berisi.
3. Keparalelan
Menurut Amran Tasai dan Arifin, keparalelan merupakan kesamaan bentuk yang
digunakan dalam kalimat itu.
Maksudnya yaitu jika pada kata pertama berbentuk verba, maka kata kedua juga harus
berbentuk verba.
Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan penerapan sebuah aplikasi pada para
praktikan. (Salah)
Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan menerapkan sebuah aplikasi pada para
praktikan. (Benar).
4. Kelogisan
Menurut Arifin dan Amran Tasai, kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh
akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali
pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.
10. Pengulangan kata yang tidak perlu :
- Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
- Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.
Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling
menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan
kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.
Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan
kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.
11. Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah :
- Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
- Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.
Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada
orang tuanya?
Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik
daripada orang tuanya?
5. Kepaduan (Koherensi)
Menurut Finoza, koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur
pembentukan kalimat.Merupakan syarat dari kalimat efektif agar diharapakan
nantinya setiap informasi yang diterima tidak terpecah-pecah.
Ciri-ciri di contoh koherensi dibawah ini yaitu koherensi yang rusak karena tempat
kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
Misalnya:
Selain itu, satu contoh lagi koherensi yang rusak karena menyisipkan sebuah kata
seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
6. Ketepatan
Menurut Finoza, ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur
yang membentuk suatu kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti.
Contoh kalimat ketepatan, misalnya dibawah ini tentang kesalahan dalam penggunaan
tanda koma:
7. Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Caranya:
Menguhah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan
kalimat. Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita akan dapat membicarakan lagi soal ini.
Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimal dapat menggunakan partikel –lah, -pun,
dan –kah. Contoh :
Saya ini adalah mahasiswa Universitas Gajah Mada, kebetulan saya kontrak rumah di
daerah Stasiun Tugu. Jadi untuk pergi kuliah saya harus menggunakan transportasi
umum yaitu, Trans Jogja. Selain saya, Banyak para mahasiswa Gajah Mada yang
tinggal di daerah Stasiun Tugu yang menggunakan fasilitas Trans Jogja sebagai
sarana transportasi.
Saya adalah mahasiswa Universitas Gajah Mada. Saya kontrak rumah di daerah
Stasiun Tugu. Untuk pergi kuliah, saya menggunakan transportasi umum yaitu, Trans
Jogja. Selain saya, banyak mahasiswa Gajah Mada yang tinggal di Stasiun Tugu
menggunakan fasilitas Trans Jogja sebagai sarana transportasi.