Anda di halaman 1dari 11

KALIMAT EFEKTIF

Disusun Oleh :

Kelompok 6
1. Elfa Damayanti (1915011004)
2. Savira Sukmawati (1915011029)
3. Vernady Napatino Ramadhan (1915011031)

Prodi S1 Teknik Sipil


Universitas Lampung
Semester Ganjil 2019/2020
KALIMAT EFEKTIF

Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasam,perasaan, maupun


pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.Untuk itu penyampaian harus
memenuhi syarat sebagai kalímat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat,
ejaannya pun harus benar.

1. Pengertian Kalimat Efektif


 Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku,
seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat);
memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi) yang tepat
dalam kalimat. Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah
dipahami oleh pembaca atau pendengar. (Sumber: Wikipedia).

Terdapat juga pendapat dari JS badudumengenai pengertian kalimat efektif, yaitu:

 Kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si pembaca (si
penulis dalam bahasa tulis) dapat diterami dan dipahami oleh pendengar (pembaca
dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis.

Selain itu terdapat juga beberapa pengertian lain:

 Jenis kalimat yang dapat memberikan efek tertentu dalam komunikasi. Efek yang
dimaksudkan disini adalah kejelasan informasi.

 Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata mubazir, tetapi juga tidak kekurangan
kata.

2. Tujuan Penggunaan Kalimat Efektif


Tujuan penggunaan kalimat efektif adalah menyampaikan gagasan, informasi, perasaan dari
si penulis kepada si pembaca agar tidak terjadinya kesalahan.

Secara singkat, tujuan kalimat efektif adalah menyampaikan informasi secara tepat dari
penulis kepada pembaca.

Kalimat efektif banyak digunakan pada berbagai tulisan, seperti makalah, skripsi, tesis,
disertasi, laporan penelitian, dan sebagainya.
Yang perlu diperhatikan oleh para siswa dalam membuat karya tulis, baik berupa essay,
artikel, ataupun analisis yang bersifat ilmiah adalah penggunaan bahasa secara tepat, yaitu
memakai bahasa baku. Hendaknya disadari bahwa susunan kata yang tidak teratur dan
berbelit-belit, penggunaan kata yang tidak tepat makna, dan kesalahan ejaan dapat membuat
kalimat tidak efektif.

3. Jenis Kalimat Efektif

1. Kalimat argumentasi
Dalam menyampaikan sebuah argumentasi haruslah menggunakan kalimat efektif. Jika
kalimat yang digunakan kurang efektif maka maksud argumentasi yang kita ungkapkan tidak
akan sampai ke pembaca atau pendengar. Kalimat argumentasi sendiri merupakan jenis
kalimat yang harus menggunakan kalimat efektif dikarenakan kalimat
argumentasi mengandung argumen dimana argumen jika tidak efektif maka argumen tersebut
bisa saja bermakna lain.

2.Kalimat penyampaian ide atau gagasan


Agar suatu gagasan dan ide bisa dipahami oleh si pendengar maupun pembaca , maka sangat
dianjurkan menggunakan kalimat yang se efektif mungkin. Ide atau gagasan merupakan
buah pikiran yang apabila maksudnya tidak sampai kepada pendengar atau pembaca
dikarenakan kalimat yang tidak efektif, maka sia-sialah ide atau gagasan tersebut.

3. Kalimat formal
Dalam membuat kalimat formal tentunya harus menggunakan kalimat efektif. Tidak terlepas
dar kalimat yang akan dibuat yakni kalimat formal dimana penggunaan dan tata bahasa
haruslah formal atau resmi pula. oleh sebab itu, tata bahasa atau kaidah bahasa yang benar
dalam membuat kalimat formal adalah menggunakan kaidah kalimat efektif.

4. Penggunaan kalimat efektif

Kalimat efektif digunakan ketika:


• Menyampaikan argumentasi atau ide
• Berpidato di depan umum
• Berorasi
• Berbicara dengan orang penting
• Menyampaikan pendapat didepan umum
4. Syarat Kalimat Efektif
Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan efektif atau tidak.

sumber gambar: hubpages.com

1. Sesuai EYD
Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat. Kata baku
pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang kamu tulis ternyata tidak tepat ejaannya.

2. Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat, kemudian
ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan. Sebisa mungkin guna mengefektifkan
kalimat, buatlah kalimat yang urutannya tidak memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan,
subjek dan predikat diharapkan selalu berada di awal kalimat.

3. Tidak Boros dan Bertele-tele


Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak menghambur-hamburkan kata dan
terkesan bertele-tele. Pastikan susunan kalimat yang kalian rumuskan pasti dan ringkas agar
orang yang membacanya mudah menangkah gagasan yang kalian tuangkan.

4. Tidak Ambigu
Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk menghindari
pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang ringkas, sistemastis, dan sesuai kaidah
kebahasaan; pembaca tidak akan kesulitan mengartikan ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada
kesan ambigu.
5. Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Beberapa ciri kalimat efektif yang kami kumpulkan, diantaranya:

 Memakai diksi yang tepat.


 Mempunyai unsur pokok atau penting, minimal Subjek Predikat (SP).
 Taat kepada tata aturan ejaan yang disempurnakan (EYD) yang berlaku.
 Melakukan penekanan ide pokok.
 Mengacu kepada penghematan penggunaan kata.
 Memakai kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
 Memakai variasi struktur kalimat.
 Memakai kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan
sistematis.
 Mewujudkan koherensi yang baik dan kompak.
 Memperhatikan pararelisme.
 Merupakan komunikasi yang berharkat.
 Diwarnai kehematan.
 Didasarkan pada pilihan kata yang baik.

1. Kesatuan
Menurut Amran Tasai dan Arifin, kesatuan adalah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang digunakan. Kesatuan gagasan kalimat ini
diperlihatkan oleh kesepadanan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

Ciri-ciri yang kesatuan:

a. Adanya subjek dan predikat yang jelas

Hindari menggunakan kata depan (di, ke, sebagai, dll) sebelum subjek.

Contoh kalimat kesatuan:

 Di rumah adat para petua mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi. (Salah)

 Para tetua adat mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi di rumah adat.
(Benar)
b. Tidak terdapat subjek ganda

Misalnya:

 Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh warga desa. (Salah)

 Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh warga desa. (Benar)

c. Tidak menggunakan kata penghubung intrakalimat dalam kalimat


tunggal

Misalnya:

 Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama
(Salah)

 Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama. (Benar)

d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang

Misalnya:

 Bahasa Indonesa yang berasal dari bahasa Melayu.(Salah)

 Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.(Benar)

2. Kehematan
Menurut Finoza, kehematan adalah usaha menghindari pemakaian kata yang tidak
perlu. Hemat disini berarti tidak menggunakan kata-kata mubazir, tidak menjamakkan
kata yang sudah berbentuk jamak, dan tidak mengulang subjek. Dengan menghemat
kata, kalimat menjadi padat dan berisi.

Contoh kalimat kehematan:

 Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Salah)


 Karena tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Benar)

 Presiden SBY menghadiri rapat ABRI hari Senin (Salah)

 Presiden SBY menghadiri rapat ABRI Senin itu. (Benar)

 Dia hanya membawa badannya saja (Salah)

 Dia membawa badannya saja / Dia hanya membawa badannya.  (Benar)

 Para tamu-tamu (Salah)

 Para tamu/ Tamu-tamu. (Benar)

3. Keparalelan
Menurut Amran Tasai dan Arifin, keparalelan merupakan kesamaan bentuk yang
digunakan dalam kalimat itu.

Maksudnya yaitu jika pada kata pertama berbentuk verba, maka kata kedua juga harus
berbentuk verba.

Contoh kalimat keparalelan:

 Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan penerapan sebuah aplikasi pada para
praktikan. (Salah)

 Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan menerapkan sebuah aplikasi pada para
praktikan. (Benar).

4. Kelogisan
Menurut Arifin dan Amran Tasai, kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh
akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Contoh kalimat efektif kelogisan:

 Waktu dan tempat kami persilahkan. (Salah)

 Bapak dosen kami persilahkan. (Benar)


Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan
serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.
1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :
- Sejak dari usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.
- Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.
 Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
 Halitu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
- Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
- Ayahku rajin bekerja agar dapat mencukupi kebutuhan hidup.
 Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
 Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
2. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :
- Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
- Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita
yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.
 Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
 Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
3. Penggunaan imbuhan yang kacau :
- Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
- Yang meminjam buku diperpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari
perpustakaan harap dikembalikan.
 Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
 Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
4. Kalimat tak sesuai :
- Manusia yang secara kodrati merupakan makhluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
- Manusia yang secara kodrati merupakan makhluk sosial, selalu ingin berinteraksi.
 Rumah yang besar yang terbakar itu.
 Rumah yang besar itu terbakar.
5. Penggunaab kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :
- Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.
- Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.
Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, meyuci, menyontoh,
menyiptakan, menyambuk, menyampuri, dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok,
mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencampuri.
 Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
 Pertemuan itu berhasil menelurkan ide-ide cemerlang.
- tau = tahu
- kepilih = terpilih
- ketinggal = tertinggal
- gimana = bagaimana
- jaman = zaman
- trampil = terampil
6. Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :
- Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
- Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.
 Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung
zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
 Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan
oleh tubuh.
7. Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
- Seorang daripada pembantunya pulang ke kampung kemarin.
- Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.
 Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
 Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
8. Pilihan kata yang tidak tepat :
- Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang-bincang
dengan masyarakat.
- Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang
dengan masyarakat.
 Bukunya ada di saya.
 Bukunya ada pada saya.
9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :
- Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan
dmai antara komunis dan pemerintah yang gagal.
Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal?
Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?

Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali
pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.
10. Pengulangan kata yang tidak perlu :
- Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
- Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.
 Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling
menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan
kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.
 Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan
kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.
11. Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah :
- Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
- Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.
 Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada
orang tuanya?
 Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik
daripada orang tuanya?
5. Kepaduan (Koherensi)
Menurut Finoza, koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur
pembentukan kalimat.Merupakan syarat dari kalimat efektif agar diharapakan
nantinya setiap informasi yang diterima tidak terpecah-pecah.

Ciri-ciri di contoh koherensi dibawah ini yaitu koherensi yang rusak karena tempat
kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.

Misalnya:

 Ikan memakan adik tadi pagi (Salah)

 Adik memakan ikan tadi pagi (Benar)

Selain itu, satu contoh lagi koherensi yang rusak karena menyisipkan sebuah kata
seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Contoh kalimat kepaduan:

 Mereka membahas daripada kehendak rakyat. (Salah)

 Mereka membahas kehendak rakyat. (Benar)

6. Ketepatan
Menurut Finoza, ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur
yang membentuk suatu kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti.

Contoh kalimat ketepatan, misalnya dibawah ini tentang kesalahan dalam penggunaan
tanda koma:

 Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat dan berjahitan. (Salah)

 Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat, dan menjahit.(Benar)

7. Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Caranya:

 Menguhah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan
kalimat. Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita akan dapat membicarakan lagi soal ini.
 Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimal dapat menggunakan partikel –lah, -pun,
dan –kah. Contoh :

1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.


2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya ?
 Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting. Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan
anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnya.

 Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan


makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan. Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

Contoh Kalimat Efektif dalam Paragraf

 Saya ini adalah mahasiswa Universitas Gajah Mada, kebetulan saya kontrak rumah di
daerah Stasiun Tugu. Jadi untuk pergi kuliah saya harus menggunakan transportasi
umum yaitu, Trans Jogja. Selain saya, Banyak para mahasiswa Gajah Mada yang
tinggal di daerah Stasiun Tugu yang menggunakan fasilitas Trans Jogja sebagai
sarana transportasi.

Contoh kalimat yang sudah dibenarkan sehingga menjadi kalimat efektif:

 Saya adalah mahasiswa Universitas Gajah Mada. Saya kontrak rumah di daerah
Stasiun Tugu. Untuk pergi kuliah, saya menggunakan transportasi umum yaitu, Trans
Jogja. Selain saya, banyak mahasiswa Gajah Mada yang tinggal di Stasiun Tugu
menggunakan fasilitas Trans Jogja sebagai sarana transportasi.

Anda mungkin juga menyukai