Analisis Rantai Pasok Telur Ayam Kampung
Analisis Rantai Pasok Telur Ayam Kampung
SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Oleh:
Disetujui oleh:
Komisi Pembimbing
Ir. Armyn Hakim Daulay, M.B.A Dr. Nevy Diana Hanafi, SPt., M.Si
Ketua Anggota
Mengetahui:
Tanggal lulus :
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
ii
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Martius Ginting dan Ibu Julia Hutauruk. Penulis merupakan anak kedua dari
empat bersaudara.
Tahun 2012 penulis lulus dari SMA Santo Thomas 2 Medan dan pada
tahun yang sama diterima masuk ke Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara melalui jalur Ujian Masuk Bersama (UMB) Mandiri.
Breeding Pokphand Pangkalan Susu Sumatera Utara pada bulan Juli sampai
iii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
Adapun judul dari Skripsi ini adalah “Analisis Pemasaran Telur Ayam
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua
dan keluarga yang telah mendukung penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi
ini. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ir. Armyn Hakim Daulay, M.B.A
sebagai ketua komisi pembimbing danDr. Nevy Diana Hanafi, SPt., MSi. selaku
anggota komisi pembimbing penulis, yang telah bersedia untuk membimbing dan
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
iv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................ 1
Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4
Kegunaan Penelitian.................................................................................... 4
Hipotesis...................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA
Telur Ayam Kampung................................................................................. 5
Pemasaran ................................................................................................... 8
Saluran Pemasaran ...................................................................................... 10
Margin Pemasaran....................................................................................... 11
Kerangka Pemikiran .................................................................................... 13
v
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lembaga Pemasaran.................................................................................... 28
Saluran Pemasaran ...................................................................................... 31
Fungsi Pemasaran ....................................................................................... 33
Fungsi Pemasaran Pada Peternak ................................................................ 36
Fungsi Pemasaran Pada Pedagang Pengumpul ........................................... 37
Fungsi Pemasaran Pada Pedagang Besar dan Grosir .................................. 37
Fungsi Pemasaran Pada Pedagang Pengecer............................................... 38
Margin Pemasaran....................................................................................... 39
Farmer’s Share ............................................................................................ 49
Rasio Keuntungan Dan Biaya ..................................................................... 50
Efisiensi Pemasaran Telur Ayam Kampung ............................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
NoHalaman
vii
Universitas Sumatera Utara
17. AnalisisFarmer’s Sharepada Saluran Pemasaran Telur Ayam
KampungKotamadya Pematangsiantar ........................................... 49
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
ix
Universitas Sumatera Utara
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas salah satunya adalah telur ayam.
Telur banyak dikonsumsi karena mengandung protein yang cukup tinggi sehingga
baik untuk pertumbuhan dan kesehatan. Selain itu telur juga menjadi bahan baku
industri makanan.
kandungan gizi yang lengkap dan mudah dicerna. Telur juga salah satu sumber
mengemukakan bahwa telur merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi
dan relatif murah dibandingkan sumber protein yang lain, sehingga mudah
dijangkau oleh masyarakat. Besarnya kandungan kalori, protein dan lemak tiap
100 gram bagian yang dimakan dari telur yakni kandungan kalori 162 kal, lemak
karenausaha ini dapat dilakukan pada lahan yang tidak terlalu luas, oleh karena itu
hal utama yang diperhatikan oleh peternak adalah pengelolaan yang baik.
Keberhasilan usaha peternakan selain tergantung dari sisi peternak dalam hal
pengelolaan dan pada besar kecilnya biaya produksi juga tergantung pemasaran
produk yang telah dihasilkan. Pemasaran merupakan faktor yang sangat penting
kerugian bagi peternak dan usaha tersebut tidak dapat berjalan dengan lancar.
dari dua sisi yaitu sisi permintaan dan sisi penawaran.Di sisi permintaan telur
makanan sehat, serta selera masyarakat yang berkembang terhadap makanan yang
bermutu hal ini terlihat dari perkembangan industri kue, roti, jamu, dan makanan
lainnya.
susu tahun 2012 sebesar 5,74% menjadi 6,35% tahun 2014 (Maryanti, 2017)
jumlah populasi ayam kampung, produktifitas serta daya saing telur ayam
kampung.Hal ini sangat berkaitan dengan karateristik usaha ternak ayam kampung
peternak domestik.Indonesia masih mengimpor telur senilai 1250 ton dan tidak
Dari kenyataan ini masih perlu upaya pemenuhan kebutuhan telur oleh
peternak di dalam negeri.Hal ini merupakan perhatian dari instansi yang terkait
kondisi alam yang sesuai dengan budidaya telur ayam kampung.Hal ini
memiliki skala usaha yang berbeda, dan pada akhirnya akan bermuara pada
perbedaan kemampuan beternak telur ayam kampung. Dengan kata lain jika skala
usaha berbeda maka peternak ayam kampung akan memilih saluran pemasaran
menambah kelancaran aliran uang dengan meningkatkan nilai tambah produk oleh
efisiensi pemasaran produk dalam negeri, dimana lebih difokuskan pada efisiensi
vertikal dan horizontal yang kuat dan terjadi peningkatan rasio nilai tambah yang
pemasar ataupun lembaga yang terlibat sehingga perlu dikaji sistem pemasaran
Perumusan Permasalahan
PematangSiantar.
Tujuan Penelitian
Pematang Siantar.
Kegunaan Penelitian
Hipotesis
Pematangsiantar.
TINJAUAN PUSTAKA
Ayam kampung adalah ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam hutan
merah yang telah berhasil dijinakkan. Akibat dari proses evolusi dan domestikasi,
dengan ayam ras. Penyebaran ayam kampung hampir merata di seluruh pelosok
tanah air.Salah satu ciri ayam kampung adalah sifat genetiknya yang tidak
seragam. Disamping itu badan ayam kampung kecil, mirip dengan badan ayam ras
gizi yang lengkap bagi pertumbuhan mahluk hidup baru. Protein telur mempunyai
mutu yang tinggi, karena memiliki susunan asam amino esensial yang lengkap,
sehingga dijadikan patokan untuk menentukan mutu protein dari bahan pangan
yang lain. Tetapi disamping adanya hal-hal yang menguntungkan itu, telur
memiliki sifat yang mudah rusak. Setiap butir telur terdiri dari 11% bagian telur
kulit, 58% bagian putih telur dan 31% bagian kuning telur. Telur ayam kampung
mengandung beberapa zat. Setiap butir telur mengandung : air 74%, protein 13%,
lemak 11% dan zat lainnya 2%. Lemak yang terdapat pada telur terdiri dari lemak
jenuh dan lemak tidak jenuh. Telur juga mengandung vitamin A, vitamin B
kompleks (thiamin, riboflavin dan niacin), vitamin D, zat besi dan fosfor
(Johari, 2004).
Ayam betina rata-rata dapat menghasilkan sebutir telur setiap hari, dan
jumlah telur yang sudah dibuahi dapat mencapai lima belas butir. Ayam betina
akan mengerami telurnya setelah telur terakhir keluar dari badannya. Telur akan
menetas setelah dierami oleh ayam betina selama 21 hari. Semakin baik kualitas
ditentukan oleh pakan ayam betina semasa proses bertelur, dan bahkan jauh
sebelum masa bertelur. Dengan kata lain, pakan dan perawatan ayam betina amat
Umur ayam yang terlalu tua akan menyebabkan kulit telur yang
dihasilkannya menipis. Suhu yang terlalu panas mengurangi nafsu makan induk
diterapkan jangan terlalu tinggi atau rendah. Seperti kualitas induk, kualitas pakan
mangan dan vitamin D juga akan mempengaruhi kualitas telur (Rasyaf, 2002).
Produksi telur akan bagus jika jumlah atau kuantitas makanan yang dimakan
unggas cukup. Dalam hal ini kualitas makanan adalah kandungan nutrisi yang ada
dalam makanan itu. Kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam dan
mendukung produksi telur yang bagus tergantung pada bahan makanan yang
harapan tidak hanya tergantung pada makanan yang cukup dan berkualitas baik,
tetapi perlakuan dan suasana lingkungan juga turut mendukung (Johari, 2004).
ketinggian 400-1.000 meter dari permukaan laut (mdpl). Kurang dari ketinggian
400 mdpl menyebabkan ayam mudah stres karena pengaruh panas. Sementara itu,
ketinggian tempat di atas 1.000 mdpl akan berpengaruh buruk terhadap ayam
karena jumlah oksigen yang tersedia semakin rendah. Kasus-kasus yang sering
terjadi di dataran rendah adalah ayam mudah mengalami panting (ayam bernapas
dengan mulut karena panas yang berlebihan), bobot telur lebih ringan, kanibal,
dan tingkat kematian tinggi. Kasus-kasus yang muncul di dataran tinggi adalah
Produk peternakan bersifat cepat rusak sehingga untuk mencapai tujuan dan
yaitu dengan pemilihan saluran pemasaran yang tepat dan penanganan yang baik.
diharapkan menjadi saluran yang paling efektif. Apabila peternak salah dalam
produk peternakan tersebut, dan menjadikan pemasaran produk tersebut bisa tetap
telur ayam kampung. Kemudian mitra usaha berkewajiban memasarkan hasil dari
permintaan pasar terhadap telur ayam kampung. Kendala dirasakan pada sisi
harga. Harga telur ayam kampung cenderung berfluktuasi yang dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya permintaan pasar. Apalagi pada bulan - bulan tertentu menjelang
hari besar keagamaan seperti lebaran, lebaran haji, natal dan tahun baru atau
upacara adat, maka permintaan telur ayam kampung melonjak. (Nazaruddinet al.,
2011).
Pemasaran
ayam sampai ke tangan konsumen. Proses ini memerlukan biaya pemasaran yang
perhatian pada masalah efisiensi pemasaran agar telur sampai di tangan konsumen
dengan harga yang wajar, lembaga pemasaran yang terlibat masih mampu
keluarmasuk pasar.
hasil yang optimum. Dengan kata lain suatu saluran pemasaran dikatakan efisien
jika biaya pemasaaran dapat di tekan dan memperoleh keuntungan yang wajar,
persentase harga yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima produsen
tidak terlalu tinggi serta tersedianya fasilitas fisik pemasaran. Efisiensi pemasaran
Hal ini sesuai dengan Limbong dan Sitorus (1987) yang menyatakan bahwa
tersebut
lebih tinggi
Saluran Pemasaran
yang saling tergangtung dan terlibat dalam proses menjadikan suatu produk siap
maupun berbentuk pendek.Hal ini dipengaruhi oleh skala produksi dari komoditi
lain:
konsumen akhir.
penjualan.
3. Saluran dua tingkat, merupakan saluran berisi dua perantara dan umumnya
disebut juga saluran distribusi pemasaran dapat digambarkan sebagai suatu rute
komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat, dan bentuk yang diinginkan
pedagang besar dalam jumlah besar dengan harga yang relatif murah.
Margin Pemasaran
Margin tataniaga adalah perbedaan harga atau selisih harga yang dibayar
suatu saluran pemasaran tertentu dapat dinyatakan sebagai jumlah dari margin
bagian harga yang diterima peternak (petani) terhadap harga yang dibayar
semakin tinggi margin pemasaran suatu komoditi, maka semakin rendah tingkat
Kerangka Pemikiran
Lembaga Pemasaran
Peternak • Pemasok Konsumen
• Pedagang
pengumpul
• Pedagang besar
• Pedagang
Grosir
• Pedagang
pengecer
Simalungun mulai bulanJuni sampai Juli 2017. Penentuan lokasi ini dilakukan
Bahanyang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah kuisoner yang
Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain GPS (Global Positioning
Pengumpulan data sebanyak tiga kali dalam seminggu selama satu bulan
dan pengolahan data dilakukan selama satu bulan. Sumber data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
yang terlibat termasuk lembaga yang membeli dari peternak, dan pedagang yang
bertindak sebagai pedagang besar dan pedagang pengecer. Data primer yang
dan konsumen.
Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur, buku atau jurnal, instansi
dengan teknik Snowboling sampling yaitu mengikuti alur saluran telur ayam
pemasaran dan nilai finansial telur ayam kampung. Teknik pengumpulan data
untuk telur ayam kampung dilakukan dengan metode purposive sampling dengan
Dalam penelitian ini, responden diminta untuk menjawab beberapa hal yang
tujuan penelitian.
c. Studi Pustaka
informasi mengenai penelitian ini seperti buku, penelitan terdahulu, jurnal dan
internet.
d. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan cara mencatat semua arsip dan catatan
Prosedur Penelitian
yang cukup besar khususnya telur ayam kampung (Gallus domesticus), selain itu
didukung oleh luas lahan perternakan yang cukup luas untuk pembudidayaan
ayam kampung.
Analisis Data
digunakan rumus :
Mp = Pr − Pf
Keterangan :
MP : Margin pemasaran (Rp/kg)
Pr : Harga di tingkat konsumen (Rp/kg)
Pf : Harga di tingkat peternak (Rp/kg)
Pf
Spf = x 100%
Pr
Keterangan :
Spf : Farmer’s Share (%)
Pr : Harga di tingkat konsumen (Rp/kg)
Pf : Harga di tingkat peternak (Rp/kg)
Menurut Sudiyono (2002), untuk mencari share biaya pemasaran dan share
Kpi
Ski = x 100%
(Pr − Pf)
Kbi
Sbi = x 100%
(Pr − Pf)
Keterangan :
sebagai berikut :
1. Margin pemasaran
dari margin pemasaran yang diterima oleh lembaga pemasaran secara keseluruhan
dan sebaliknya.
Pemasaran dikatan efisien jika share keuntungan > dari share biaya dan
sebaliknya.
Dikatakan efisien jika farmer’s share > 50%.Nilai farmer’s share memiliki
terletak 400 sampai 500 meter diatas permukaan laut. Berdasarkan luas wilayah
dengan luas wilayah 22,723 km² atau sama dengan 28,41% dari total luas wilayah
Kota madya Pematang Siantar berjarak 128 km dari Medan dan 50 km dari
Jumlah Penduduk di daerah ini adalah 249.505 jiwa yang terdiri dari
121.684 Laki-laki dan 127.821 perempuan. Dari penjelasan jumlah penduduk itu
kepadatan penduduk adalah sebesar 3120 jiwa/km² ( luas wilayah sebesar 79,97
km²). Kota Pematang Siantar masih terdapat lahan pertanian yakni persawahan,
Tabel 1.Jumlah Penduduk Kota Madya Pematang Siantar Per Kecamatan Menurut
Jenis Kelamin Tahun 2016
Rasio
Kecamatan Laki – Laki Perempuan Jumlah Jenis
Kelamin
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Siantar Marihat 9 456 9 801 19 257 96,48
2. Siantar Maribun 7 653 8 086 15 739 94,64
3. Siantar Selatan 8 352 9 478 18 010 90,02
4. Siantar Barat 18 378 19 061 37 439 96,42
5. Siantar Utara 23 679 25 271 48 950 93,70
6. Siantar Timur 19 335 21 207 40 542 91,17
7. Siantar Martoba 20 444 20 365 40 809 100,39
8. Siantar Sitalasari 14 207 14 552 28 759 97,63
Pematang Siantar 121 684 127 821 249 505 95,20
dan Kecamatan Siantar Sitalasari.Di daerah ini masih terdapat daerah persawahan
kerja seseorang yang masuk usia angkatan kerja. Dibawah ini dijelaskan sebaran
penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kotamadya Pematang Siantar tahun
2016.
menempati persentasi yang tinggi adalah sebesar 53%. Pada usia tersebut
termasuk pada golongan usia angkatan kerja sedangkan persentasi terendah adalah
pada golongan usia di atas 50 tahun yaitu sebesar 19 % dan sebesar 28% ditempati
dan lainnya (77,98%) sedangkan penduduk yang bekerja disektor pertanian hanya
sebesar 10,66%.
Berdasarkan tabel di atas 60% peternak ayam kampung adalah pada umur
sebesar 20%.Hal ini menunjukkan bahwa peternak rata-rata sudah berusia tua, dan
memelihara ayam, secara rata-rata adalah 15 tahun, sebagian besar mereka sudah
kampung.
berusaha pada skala rumah tangga (lebih kecil dari 300). Rata-rata kepemilikan
ternak ayam kampung yang di usahakan adalah sebesar 240 ekor, dengan rata-rata
jumlah telur per hari adalah60 butir sehingga jumlah telur rata-rata per minggu
adalah sebesar 420 butir. Dari Kecamatan Pantai Labu jumlah ternak secara rata-
rata adalah 966 ekor, produksi telur rata-rata per hari adalah 240 butir dan rata-
Karakteristik Pedagang
terdapat beberapa lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasran telur ayam
Usia Responden
pedagang termuda adalah sebesar 24 tahun dan pedagang yang tertua adalah umur
waktu yang lebih lama.Sebagian besar atau 43% pedagang berusia diatas 51 tahun
sehingga semakin percaya diri dalam menjalankan udaha dan memiliki relasi yang
lebih banyak.
adalah sebanyak 8 orang (44,4%) dan pedagang tingkat umur lebih kecil 35 adalah
sebesar 2 orang (11,2%). Sementara itu pada tingkat umur lebih besar dari 51
tahun adalah sebesar 8 orang (44,4). Hal ini mengindikasikan bahwa pedagang
sebagian besar sudah berumur diatas usia produktif dan sudah banyak
berpengalaman.
Tingkat Pendidikan
orang (61,1%) responden mencapai tingkat tamat SLTA. Dan 1 orang (5,6%)
sebagian besar dari pedagang responden memiliki tingkat pendidikan yang cukup
Pengalaman Berusaha
pengalaman berusaha lebih kecil dari 10 tahun adalah sebesar 6 orang (33,3%),
dari 25 tahun adalah sebesar 4 orang (22,2%). Jadi hal ini menunjukkan bahwa
bahwa pengalaman berusaha sangat dibutuhkan oleh pelaku pemasaran telur ayam
didasarkan atas kepercayaan dan lamanya hubungan kerja yang terjalin di antara
sesama pedagang. Semakin lama dia berusaha maka akan semakin mudah untuk
mendapatkan kepercayaan dari pihak pelaku pasar yang lain. Komposisi lengkap
Adapun kegiatan pembelian dan penjualan telur terdiri dari pembelian dan
Kecamatan Pantai labu dan Karang Sari. Di daerah penelitian penjualan telur
berpusat pada 2 pasar yaitu Pasar Parluasan dan Pasar Horas.Pedagang pengecer
dalam penelitian ini terbagi dua yaitu pedagang pengecer yang berada di Pasar
Parluasan dan Pasar Horas dan pedagang pengecer di warung tempat penduduk
dari dua yaitu konsumen yang membeli telur untuk langsung konsumsi dan
konsumen yang membeli telur untuk dijual kembali setelah diproses ataupun
Lembaga Pemasaran
Aspek pemasaran telur ayam kampung yang dikaji dalam penelitian ini
kampung di daerah ini tidak mengalami peningkatan karena sebagian besar telur
(63.3%) didatangkan dari luar daerah yaitu daerah Kecamatan Pantai Labu dari
menjual telur ke pedagang pengumpul atau pedagang besar. Ada kalanya peternak
membeli telur dari peternak lain apabila terjadi kekurangan persediaan sedangkan
permintaan bertambah banyak. Dalam hal ini beternak bertindak sebagai lembaga
orang.
pengumpul biasanya membeli telur dalam jumlah yang kecil dari beberapa
kampung dari pedagang pengumpul atau peternak skala besar. Pedagang besar
memiliki kemampuan dalam penentuan tingkat harga dalam istilah harga kantor
Pedagang besar dalam penelitian ini adalah sebanyak 2 orang yang berada di
daerah Kecamatan Pantai Labu, dimana 1 orang pedagang membeli telur dari
peternak besar dan 1 orang pedagang lagi membeli telur dari beberapa pedagang
pengumpul.
berada di kota lain (Kecamatan Pantai Labu) dan pedagang grosir adalah
grosir yang dijadikan sampel yaitu 2 orang di Pasar Parluasan, 1 orang di jalan
telur dengan jumlah yang relatif kecil dan memasarkan kepada konsumen.Dalam
studi ini pedagang pengecer yang dipilih sebagai sampel adalah pedagang yang
berada di Pasar Horas, Pasar Parluasan dan warung yang ada di daerah
Pematangsiantar.
ayam kampung yang terdiri dari dua jenis yaitu konsumen yang mengkonsumsi
langsung dan konsumen yang membeli telur untuk di jual kembali setelah diolah
dengan skala usaha yang besar adalah terdapat di daerah Pantai Labu.Sedangkan
peternak dengan skala usaha kecil, tidak terlalu jauh dari tempat tinggal
berada di Kecamatan Pantai Labu dan merekalah yang mensuplai sebagian besar
Kecamatan Pantai Labu. Pedagang besar di Pantai Labu membeli telur dari
ke pedagang warung, konsumen, dan penjual jamu serta restourant / kede kopi /
café.
Saluran Pemasaran
Saluran Pemasaran I
Peternak dalam saluran ini berasal dari Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang yang melakukan aktivitas pada luasan yang relatif besar. Berdasarkan
mengumpulkan telur ayam kampung dan terlur ayam ras kemudian menjualnya ke
Saluran Pemasaran II
tiga tingkat karena pemasaran telur dari peternak ke konsumen melalui 3 lembaga
minggu adalah sebanyak 19200 butir pada pedagang besar, 3.300 butir dari
konsumen.
dua tingkat karena jarak dari peternakan ke pasar tidak terlalu jauh.Mereka
mesin untuk menjual ke pedagang grosir. Volume pembelian telur ayam kampung
oleh pedagang grosir pada saluran ini adalah 7.000 butir per minggu.
Saluran Pemasaran IV
satu tingkat karena saluran ini hanya menggunakan satu lembaga perantara yaitu
telur dalam jumlah yang relatif kecil.Penyalur telur pada saluran keempat ini
berasal dari peternak ke pedagang pengecer yang berada tidak jauh dari lokasi
peternakan.
Fungsi Pemasaran
pemasaran. Pada umumnya ada 3 jenis fungsi pemasaran yang dilakukan dalam
pemasaran hasil peternakan yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi
fungsi pembelian bertujuan untuk memperoleh nilai tambah karena akan di jual
kembali oleh lembaga perantara. Fungsi fisik terdiri atas fungsi pengangkutan,
memerlukan biaya dimana dalam proses tersebut penjual harus melakukan fungsi
semua lembaga yang terlibat dalam pemasaran telur ayam kampung adalah fungsi
lembaga yang terlibat. Pada saluran pertama peternak tidak melakukan fungsi
telur dalam jumlah yang besar dan mengangkut dengan kendaraan mobil.Akan
mengantar telur dari lokasi peternakan ke pasar tempat pedagang grosir. Pada
Saluran I
Peternak √ - - √ - √ √ √ √
P. Pengumpul √ √ √ - - √ √ √ √
P. Besar √ √ √ √ √ - √ √ √
P. Grosir √ √ √ √ √ √ √ √ √
P. pengecer √ √ √ √ - √ √ √ √
Saluran II
Peternak √ - - √ - √ √ √ √
P. Besar √ √ √ - √ - √ √ √
P. Grosir √ √ √ √ √ √ √ √ √
P. pengecer √ √ - √ - √ √ √ √
Saluran III
Peternak √ - √ √ - √ √ √ √
P. Grosir √ √ - √ √ - √ √ √
P. pengecer √ √ √ √ - √ √ √ √
Saluran IVa
Peternak √ - √ √ - √ √ √ √
P. pengecer √ √ - √ - - √ √ √
Saluran IVb
Peternak √ - √ √ - √ √ √ √
P. pengecer √ √ - - - - √ √ √
gambar 1.Pada saluran II fungsi pengemasan dilakukan oleh pedagang grosir dan
pedagang grosir, demikian juga pada saluran II.Sedangkan pada saluran III fungsi
ayam kampung dalam bentuk 2 ukuran yaitu diameter diatas 3cm dan dibawah
3cm. Pada umumnya besar telur ayam kampung hampir sama. Bentuk sortasi
yang lain adalah memisahkan telur yang utuh dengan yang pecah, telur yang
pecah dimasukan dalam 1 wadah dan dijual dengan harga yang lebih murah.
Peternak pada setiap saluran melakukan kegiatan yang hampir sama dalam
penelitian ini terdiri dari peternak besar dan peternak kecil.Penjualan dilakukan
rumah tangga langsung menjual telur kekonsumen. Jenis transaksi yang dilakukan
dalam penjualan terlur ada yang tunai tetapi ada juga dengan sistem nota
penjualan yaitu pembayaran dilakukan pada akhir minggu ataupun pada saat
penjualan produk selanjutnya. Semua produksi telur dari peternak langsung dijual
III fungsi pengangkutan dilakukan oleh peternak dengan mengantarkan telur dari
lokasi peternakan ke pasar tempat pedagang grosir, demikian juga pada saluran
IVa dan IVb. Mereka menggunakan sepeda motor karena jarak yang lebih dekat.
Fungsi pembiayaan yang dilakukan peternak yaitu biaya produksi dan biaya
harga. Informasi penjualan telur ayam kampung antara lain perkembangan harga
telur, jumlah serta kualitas telur. Fungsi penggunaan resiko adalah semua resiko
dalam hal pemasaran telur seperti resiko terhadap perubahan harga dan resiko
pengankutan.
penelitian ini adalah bahwa pedagang besar membeli telur dari pedagang
pengumpul pada saluran I dan membeli telur dari peternak besar pada saluran II.
telur baik dari pedagang besar dari Pantai Labu maupun dari peternak di sekitar
adalah fungsi pembelian dari peternak besar pada saluran II dan pedagang
fungsi pembiayaan yang berasal dari modal sendiri maupun modal yang berasal
dari bank.
ke daerah lain seperti Medan, Aceh, Tebing Tinggi, dan sebagainya. Pedagang
dilakukan oleh pedagang grosir pada saat menjualan telur ke pedagang pengecer
dalam jumlah yang besar, meskipun demikian banyak juga pedagang pengecer
grosir juga melakukan fungsi lain seperti fungsi pembiayaan dan fungsi
penanggungan resiko.
pengecer yang membeli dari grosir maupun dari peternak di sekitar lokasi,dengan
volume pembelian lebih dari 300 butir sedangkan pengecer yang kedua adalah
pedagang warung yang melakukan pembelian telur di bawah 300 per setiap
Margin Pemasaran
terdiri dari margin biaya setiap lembaga pemasaran dan margin keuntungan yang
pedagang besar dari Kecamatan Pantai Labu sedangkan pedagang grosir dan
keluarkan peternak terdiri dari biaya tray karton sebesar Rp 117.333, per bulan
dan tali sebesar Rp. 28.000 per bulan, karena peternak hanya menghasilkan 8.800
yaitu biaya transportasi sebesar Rp 560.000 per bulan, yang terdiri dari biaya
848.000, dan jumlah telur yang diperoleh adalah sebesar 44.800 butir sehingga
Tabel11. Biaya Pemasaran Telur Ayam Kampung Yang Dikeluarkan Oleh Setiap
Lembaga Pemasaran Pada Saluran Pemasaran I
Biaya Saluran Pemasaran I
Jumlah Telur Biaya
Biaya Rata-Rata
Jenis ( Butir / Pemasaran
(Rp / Butir)
Bulan) (Rp)
biaya tenaga kerja adalah Rp. 480.000. Total biaya yang dikeluarkan oleh
pedagang besar adalah Rp. 1.160.000, dengan 19.500 butir telur maka biaya rata-
rata adalah Rp. 15 per butir. Biaya yang dikeluarkan oleh pedagang grosir adalah
biaya pengemasan yaitu biaya untuk mengemas kembali telur yang sudah di sortir.
Kemudian biaya sortir sebesar Rp. 40.000, yaitu pemisahan telur yang bagus dan
yang pecah kemudian telur yang kurang segar dan yang segar. Biaya bongkar
muat dan retribusi adalah sebesar Rp. 20.000, dan biaya sewa tempat adalah Rp.
120.000,per bulan. Total biaya yang dikeluarkan pedagang grosir adalah sebesar
Rp. 420.000, untuk 30.000 butir. Sehingga biaya perbutir adalah sebesar Rp.
14.Biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer terdiri dari biaya retribusi sebesar
Rp. 32.000, biaya sewa tempat adalah Rp. 80.000, biaya pengemasan Rp. 40.000.
Total biaya adalah sebesar Rp. 152.000, dan biaya perbutir adalah sebesar Rp. 76.
lebih besar. Urutan kedua terbesar adalah biaya pemasaran pada pedagang
152.000 Rupiah.
peternak antara lain biaya transportasi adalah sebesar Rp. 240.000, dan pembelian
tray karton adalah sebesar Rp. 264.000. Biaya pemasaran oleh pedagang besar
terdiri dari biaya transportasi sebesar Rp. 720.000, biaya retribusi adalah Rp.
16.000, biaya komisi sebesar Rp. 8.000 dan biaya tenaga kerja sebesar Rp.
80.000. Biaya terbesar adalah biaya transportasi yaitu biaya pengangkutan telur
dari Pantai Labu ke Pematangsiantar. Total biaya adalah sebesar Rp. 824.000, dan
dengan jumlah telur yang dipasarkan 76.800 butir maka biaya per butir adalah
Tabel 12.Biaya Pemasaran Telur Ayam Kampung Yang Dikeluarkan Oleh Setiap
Lembaga Pemasaran Pada Saluran Pemasaran II
Biaya Saluran Pemasaran II
Biaya
Jumlah Telur ( Biaya Rata-Rata
Jenis Butir / Bulan)
Pemasaran
(Rp / Butir)
(Rp)
Peternak (6600 butir) 26400
1. Biaya Pengangkutan 240000
2. Tray Karton 264000
Jumlah 504000 19.09
Pedagang Besar (19200 Butir) 76800
1. Biaya Pengangkutan
Bensin 160000
Supir 480000
Konsumsi 80000
2. Biaya Retribusi 16000
3. Biaya Komisi 8000
4. Tenaga Kerja 80000
Jumlah 824000 10.7
Pedagang Grosir (3300 butir) 13200
1. Biaya Pengemasan/Tenaga Kerja 200000
2. Biaya Retribusi 40000
3. Biaya Sortasi 40000
4. Biaya Bongkar Muat 20000
5. Biaya Sewa Tempat 120000
Jumlah 420000 31.8
Pedagang Pengecer (1300 Butir) 5200
1. Biaya Retribusi 20000
2. Biaya Sewa Tempat 80000
3. Biaya Pengemasan 80000
4. Biaya Plastik dan Tali 48000
Jumlah 228000 43.8
Total Biaya Pemasaran 1976000 105.5
Rp. 200.000, biaya retribusi Rp. 40.000, biaya sortasi Rp. 40.000, dan bongkar
muat Rp. 20.000 serta biaya sewa tempat Rp. 120.000. Dan total biaya adalah
sebesar Rp. 420.000 dengan penjualan telur 13.200 butir maka biaya rata-rata per
Rp. 20.000, biaya sewa tempat Rp. 80.000, biaya pengemasan adalah sebesar Rp.
80.000, dan biaya kemasan (plastik, tali, dan abu) adalah sebesar Rp. 48.000.
Total biayanya Rp 228.000 dengan jumlah penjualan adalah sebesar 5.200 butir
maka biaya rata-rata per butir adalah sebesar Rp. 44. Total biaya pemasaran untuk
saluran pemasaran II adalah Rp. 1.976.000 dan biaya per butir adalah Rp. 105.
peternak antara lain biaya transportasi adalah sebesar Rp. 120.000, yaitu biaya
Kemudian pembelian tray karton dan tali plastik Rp. 58.800, maka total biaya
adalah sebesar Rp. 178.800 dengan jumlah telur yang dipasarkan 4.400 butir maka
jumlah biaya rata-rata adalah sebesar Rp. 41. Biaya yang dikeluarkan pedagang
grosir pada saluran pemasaran 3 ini adalah biaya pengemasan Rp. 40.000, biaya
retribusi Rp. 40.000, biaya sortasi Rp. 20.000, biaya bongkar muat dan tenaga
kerja Rp. 96.000, biaya sewa tempat Rp. 80.000, dan biaya pengangkutan adalah
Rp. 20.000. Maka jumlah seluruh biaya pemasaran adalah sebesar Rp 296.000 dan
jumlah penjualaan sebesar 28.000 butir maka biaya rata-rata per butir adalah
sebesar Rp. 20.000, sewa tempat sebesar Rp. 56.000, biaya kemasan (tali, kantong
plastik, dansekam padi) adalah sebesar Rp. 40.000, dan biaya pengemasan sebesar
Rp. 40.000. Total biaya adalah sebesar Rp. 156.000 dan biaya rata-rata adalah
sebesar Rp. 65 untuk 2400 butir. Total biaya pemasaran saluran pemasaran III
adalah sebesar Rp. 630.800 dengan total biaya pemasaran rata-rata adalah sebesar
Rp. 116.
Tabel 13.Biaya Pemasaran Telur Ayam Kampung Yang Dikeluarkan Oleh Setiap
Lembaga Pemasaran Pada Saluran Pemasaran III
Biaya Saluran Pemasaran III
Biaya Biaya Rata-
Jumlah Telur (
Jenis Butir / Bulan)
Pemasaran Rata (Rp /
(Rp) Butir)
Peternak (1100 butir) 4400
1. Biaya Pengangkutan 120000
2. Biaya Tray Kardus dan Tali
Plastik 58800
Jumlah 178800 40.6
Pedagang Grosir (7000 Butir) 28000
1. Biaya Pengemasan 40000
2. Biaya Retribusi 40000
3. Biaya Sortasi 20000
4. Biaya Bongkar Muat/ Tenaga
Kerja 96000
5. Biaya Sewa Tempat 80000
6. Biaya Pengangkutan 20000
Jumlah 296000 10.6
Pedagang Pengecer (600 butir) 2400
1. Biaya Retribusi 20000
2. Biaya Sewa Tempat 56000
3. Biaya Kengemasan (Tali,
Plastik, Skam Padi) 40000
4. Biaya Pengemasan 40000
Jumlah 156000 65
Total Biaya Pemasaran 630800 116.5
pedagang pengecer warung dan pedagang pengecer ritel modern. Pada saat
penjualan telur ayam kampung, akan tetapi menurut pengakuan mereka biasanya
di toko retail modern tersedia telur ayam kampung dalam jumlah yang sedikit.
sebesar Rp. 100.000, biaya kemasan keranjang sebesar Rp. 36.000, dan biaya
tenaga kerja adalah sebesar Rp. 40.000.Dengan jumlah telur 2000 butir, total
jumlah biaya pada peternak adalah sebesar Rp. 176.000 dengan total biaya rata-
Tabel 14.Biaya Pemasaran Telur Ayam Kampung Yang Dikeluarkan Oleh Setiap
Lembaga Pemasaran Pada Saluran Pemasaran IVa
Biaya Saluran Pemasaran IV Tradisional
Biaya Biaya Rata-
Jumlah Telur (
Jenis Butir / Bulan)
Pemasaran Rata (Rp /
(Rp) Butir)
Peternak (500 Butir) 2000
1. Biaya Pengangkutan 100000
2. Kemasan Keranjang @300 36000
3. Biaya Tenaga Kerja 40000
Jumlah 176000 88
Pedagang Pengecer (1100
butir) 4400
1. Biaya Sewa Tempat 80000
2. Biaya Kemasan (Tali,
Kantong Plastik dan Sekam
Abu) 48000
3. Biaya Retribusi 20000
Jumlah 148000 33.63636364
Total Biaya Pemasaran 324000 121.6363636
tempat sebesar Rp. 80.000, biaya kemasan (tali, kantong plastik dan sekam abu)
sebesar Rp. 48.000, dan biaya retribusi adalah sebesar Rp. 20.000. Total jumlah
biaya pedagang pengecer adalah sebesar Rp. 148.000,dengan jumlah telur 4.400
butirmaka rata-rata biaya per butir adalah sebesar Rp. 34. Total biaya pemasaran
adalah sebesar Rp. 81.000 dan total biaya rata-rata pemasaran per butir adalah
Tabel 15. Biaya Pemasaran Telur Ayam Kampung Yang Dikeluarkan Oleh Setiap
Lembaga Pemasaran Pada Saluran Pemasaran IVb
BIAYA SALURAN PEMASARAN IV WARUNG
Biaya
Jumlah Telur ( Biaya Rata-Rata
Jenis Pemasaran
Butir / Bulan) (Rp / Butir)
(Rp)
yang dikeluarkan oleh peternak terdiri dari biaya pengankutan sebesar Rp. 8.000,
biaya tray karton sebesar Rp. 6.000.Dengan jumlah telur 600 butir, total jumlah
biaya pada peternak adalah sebesar Rp. 14.000 dengan total biaya rata-rata adalah
tempat sebesar Rp. 8.000, dan biaya tenaga kerja adalah sebesar Rp. 16.000. Total
jumlah biaya pedagang pengecer adalah sebesar Rp. 24.000,dengan jumlah telur
600 butir maka rata-rata biaya per butir adalah sebesar Rp. 40. Total biaya
pemasaran adalah sebesar Rp. 38.000 dan total biaya rata-rata pemasaran per butir
berperan. Artinya harga jual peternak sama dengan harga beli konsumen maka
Rp. 600 karena jalur 1 merupakan rantai terpanjang darisemua jalur distribusi
yang ada, serta konsumen akhirnya bukan hanya penduduk dari Kotamadya
yang cukup tinggi. Pemasaran telur di Lubuk Pakam dianggap potensial karena
pasokan yang sangat besar serta harga jual yang lebih tinggi.Marjin pemasaran
terkecil adalah terdapat pada saluran pemasaran IVb yaitu sebesar Rp. 63.Hal ini
dengan marjin yang cukup rendah sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.Pada
saluran ini terjalin hubungan yang sangat dekat dan saling mempercayai sehingga
I, II, III, dan IV besar marjin pemasaran ditentukan oleh jarak distribusi dan
yaitu Rp. 140.Hal ini karena 1.jarak distribusi yang jauh yang menyebabkan biaya
transportasi lebih besar.2. adanya penambahan kemasan yang lebih baik agar
bertahan lama dan tidak hancur saat di perjalan. Jadi walaupun rantai
pemasarannya paling panjang tetapi telur pada saluran ini sampai di daerah tujuan
Sementara biaya terkecil terdapat pada jalur pemasaran IVb yaitu sebesar
Rp. 63, pada jalur ini jarak distribusinya cukup dekat, serta rantai pemasaran yang
cukup pendek dan jumlah yang diperjualbelikan sangat sedikit. Sementara biaya
yang ditanggung oleh jalur pemasaran III dan IVa yaitu sebesar Rp.116 dan Rp.
121 merupakan nilai total biaya diantara dari jalur 1 dan II dan merupakan rantai
sebesar Rp. 476 karena merupakan rantai pemasaran terpanjang serta konsumen
terdapat pada jalur pemasaran IVb yaitu sebesar Rp. 110, hal ini karena jumlah
telur yang disalurkan pada jalur ini hanya sedikit, walaupun harga jual yang
diberikan kepada konsumen cukup tinggi, selain itu pada saluran ini telur ayam
Farmer’s Share
peternak dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen, dan pada umumnya
pemasaran, artinya semakin tinggi marjin pemasaran maka akan semakin lebih
rendah farmer’s share. Besarnya bagian yang diterima peternak telur ayam
Tabel 17.Analisi Farmer’s Share Pada Saluran Pemasaran Telur Ayam Kampung
Di Kotamadya Pematangsiantar
Saluran Pemasaran Harga di Tingkat Harga di Tingkat Farmer’s
Peternak (Rp/ butir) Konsumen Share (%)
(RP/Butir)
92,8 persen, artinya produsen (peternak) menerima harga 92,8 persen dari harga
yang dibayarkan konsumen. Selain itu saluran pemasaran empat memperoleh total
margin pemasaran terkecil.Saluran pemasaran dua dan tiga adalah saluran yang
memberikan bagian harga untuk peternak seberar 75 persen dan 74.35 persen dari
memberikan bagian harga untuk peternak dengan selisih harga yang jauh
berbeda. Pada umumnya harga yang diterima peternak pada analisis pemasaran
dalam menyalurkan telur ayam kampung dari peternak ke konsumen akhir yang
merupakan selisih antara marjin pemasaran dengan biaya yang dikeluarkan selama
proses pemasaran. Analisis rasio keuntungan per biaya dapat digunakan untuk
kepada pelaku pemasar.Jika nilai π/C lebih dari satu (π/C > 1) maka kegiatan
pemasaran tersebut menguntungkan (efisien), sebaliknya jika π/C kurang dari satu
efisien).
Pada saluran I total biaya yang dikeluarkan per butir telur adalah sebesar
Rp. 123.8,-. Biaya terbesar ditanggung oleh pedagang pengecer yaitu sebesar Rp.
Pada saluran I total biaya yang dikeluarkan per butir telur adalah sebesar
Rp. 123.8,-. Biaya terbesar ditanggung oleh pedagang pengecer yaitu sebesar Rp.
Pada saluran 2 biaya total yang dikeluarkan adalah sebesarRp. 86,3 per
butir. Biaya pemasaran terbesar ditanggung oleh pedagang pengecer yaitu sebesar
Rp. 43,8 per butir, sedangkan biaya pemasaran terendah ditanggung oleh
pedagang besar sebesar Rp. 10,7 per butir. Keuntungan terbesar diperoleh
pedagang besar yaitu sebesar Rp. 189 per butir dan keuntungan terkecil diperoleh
Pada saluran III biaya total yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 75,6 per
yaitu sebesar Rp. 65 per butir sedangkan biaya terkecil ditanggung oleh pedagang
grosir adalah sebesar Rp. 10,6 per butir. Keuntungan terbesar diperoleh oleh
pedagang grosir adalah sebesar Rp. 239 per butir sedangkan keuntungan pengecer
Pada saluran IV yaitu saluran terpendek terbagi dua yaitu saluran dari
total yang dikeluarkan pada saluran IVa adalah sebesar Rp. 33,6 per butir sama
yang diperoleh pedagang pengecer adalah Rp. 166.4 per butir sama dengan yang
di keluarkan oleh pedagang pengecer. Pada saluran IVb biaya yang dikeluarkan
oleh pedagang pengecer adalah Rp. 28.6 per butir sedangkan keuntungan adalah
sebesar Rp. 121.4 per butir.Maka rasio keuntungan biaya adalah sebesar Rp. 4.24
per butir.
yang berarti upaya memaksimumkan penggunaan faktor produksi dan output. Para
pelaku pemasaran suatu komoditi harus mengetahui sistem keragaan pasar yang
akan dihadapi sehingga dapat diketahui apakah sistem pemasaran tersebut sudah
efisien atau tidak. Efisiensi pemasaran dibagi dua yaitu efisiensi oprasional dan
efisiensi harga.
pengangkutan, dan fungsi lain dari pemasaran seperti fungsi pembelian dan
analisa perbedaan harga di tingkat petani dan konsumen. Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis efisiensi operasional yaitu margin pemasaran,
terkecil adalah pada saluran pemasaran IV,akan tetapi lembaga pemasaran yang
berperan hanya satu, dan jumlah telur yang diperjual belikan sedikit (rata rata 30
butir perhari). Maka dipilih saluran pemasaran II yaitu biaya terkecil kedua yang
lebih efisien.
farmer’s share terbesar akan tetapi jumlah yang diperjuabelikan kecil dan
menunjukan rasio terbesar. Akan tetapi lembaga pemasaran yang berperan hanya
grosir,dan pedagang pengecer) dengan rasio sebesar 5,61 persen. Pada saluran
pemasaran ke tiga bahwa potensi pasar terbuka bagi setiap peternak di lokasi
merupakan langganan dari peternak yang tempat tinggalnya tidak jauh dari
pedagang grosir.
Informasi mengenai harga telur setiap hari diperoleh dari mekanisme harga
hubungan yang baik kepada pedagang grosir.Akan tetapi perternak pada saluran
ini terbatas.Dengan skala usaha yang kecil sehingga telur yang dipasokpun
sehingga terjalin hubungan kerja sama yang baik serta saling percaya.
menunjukkan bahwa semua saluran sudah efisien tetapi yang paling efisien adalah
saluran pemasaran II dengan margin biaya terkecil kedua, farmer’s share terbesar
kedua dan rasio keuntungan terbesar kedua. Pada saluran ini juga jumlah telur
yang dipasarkan paling besar dan keutungan tersebar merata di semua lembaga
pemasar.
Kesimpulan
fungsi pemasaran yang dilakukan oleh semua lembaga yang berperan. Kebutuhan
dipasok dari luar kota (Pantai Labu) dan (36.7%)yang dipenuhi oleh peternak di
efisien karena farmer sharenya 75% ( ke dua terbesar), rasio keuntungan biaya
4,79% (ke dua terbesar), biaya pemasaran Rp 105,3,- (ke dua terkecil) dan
Saran
meningkatkan skala usaha agar bisa bersaing di pasar dan lebih jeli mencari
informasi pasar untuk memahami aspek harga dan jumlah yang diperjualbelikan.
DAFTAR PUSTAKA
Johari. 2004. Ayam Kampung Petelur : Edisi Revisi. Penebar swadaya, Jakarta.
Kotler, P. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran : Edisi ke-3. Penerbit Intermedia, Jakarta.
Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran : Jilid 1, Edisi Milenium. Prenhallindo,
Jakarta.
Mahatama dan Farid. 2013. Daya Saing dan Saluran Pemasaran Rumput Laut :
Kasus Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Buletin Ilmiah Litbang
Pertanian.
Nuraso, S. 2010. Pembesaran Ayam Kampung Pedaging Hari Per Hari. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Sihombing, Luhut 2011. Tata Niaga Hasil Pertanian. USU Press : Medan
Rasyaf, M. 2002. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya, Jakarta.
LAMPIRAN
Jumlah Jumlah
Nama Jumlah Di Beli Harga Harga Harga Harga
No Umur Biaya Telur Telur
Responden Pembeli Dari Beli Jual Beli Jual
Terjual Ayam Ras
Konsumsi :
Denny Pedagang
1 43 11200 1550 1700 20000, Tenaga 11200 70000 950 1500
(SMA) Pengumpul
Kerja : 60000
Bensin : 40000,
Jhony Supir 120000,
2 23 19500 Peternak 1500 1700 konsumsi 19500 71000 900 1250
(SMA)
20000
Jumlah
Nama Jumlah Di Beli Harga Harga Jumlah Harga Harga
No Umur Biaya Telur
Responden Pembeli Dari Beli Jual Ayam Ras Beli Jual
Terjual
Pengankutan :
140000, Tenaga
1 Musron 54 11200 peternak 1450 1550 Kerja : 60000, 11200 56000 1000 1100
biaya komisi :
12000
REKAPITULASI KONSUMEN
Jumlah beli
Nama, Umur,
No Telur Ayam Harga Beli
Pendapatan, Di Beli Dari Tujuan Beli Telur
Responden Kampung (Rp)
Jumlah Anak
butir /minggu
Lebih
Mamak Juan,
Warung dan Menyehatkan Dan
1 47 tahun, 3jt, 15 1800
Pajak Horas Meningkatkan
dan 2 anak
Gizi Keluarga
Lina, 47 tahun, Kandungan
2 400rb/hari, 3 21 Pajak Horas 2000 Nutrisi Lebih
anak Baik
Linlin, 35
Diolah Dan Dijual
Tahun,
3 180 Pajak Horas 1700 Kembali Bersama
500rb/hari, 3
Kopi
Anak
Riana, 40
Tahun, Untuk Bahan
4 90 Pajak Horas 1700
230rb/hari, 2 Jamu
Anak
Warni, 30
Untuk Bahan
5 Tahun, 60rb / 100 Pajak Horas 1700
Jamu
hari, 3 Anak
Sarni, 35
Tahun, Untuk Bahan
6 120 Pajak Horas 1700
150rb/hari, 3 Jamu
Anak
Sunas, 35
Tahun, Pajak Untuk Bahan
7 100/ bulan 1850
2,5jt/bulan, 2 Parluasan Jamu
Anak
Ayem, 28
Tahun, Peternak Dijual Di Warung
8 30/hari 1950
220rb/hari, 1 Sekitar (2100)
Anak/
I. Biodata
No. Sampel :
Lokasi :
Nama :
Umur :
Jlh.Tanggungan :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan lain :
Pendapatan : /Bulan
Barang Substitusi :
II. Pertanyaan
a. pengankutan c. pungutan
b. tranportasi d. lainnya
( ) ya, mengapa…………………………………………………….
( ) tidak, mengapa…………………………………………………
b. kemana di jual:
d. berapa harganya:
Dengan ini saya menyatakan bahwa data yang diisikan diatas adalah benar
( )
No. Responden :
Lokasi :
Nama Toko :
Pemilik :
Pendidikan Terakhir :
Kapan usaha dimulai :
Biaya Pemasaran
Keterangan Jumlah Biaya (Rp.)
Sewa Toko
Tenaga Kerja
Transportasi
Kebersihan
Perlengkapan:
Tali
Plastik
Abu
Total
Menjual ke siapa :
Berapa upah :
Menjual ke siapa :
Jika ya
Berapa jumlah yang di simpan:
Berapa lama penyimpanan:
Berapa biaya penyimpanan:
Dengan ini saya menyatakan bahwa data yang diisikan diatas adalah benar.
Siantar, Juli 2017
Disetujui Oleh:
( )
III. Biodata
No. Sampel :
Lokasi :
Nama :
Umur :
Jlh.Tanggungan :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Pendapatan : /Bulan
Barang Substitusi :
IV. Pertanyaan
Berikut pertanyaannya:
a. Lebih menyehatkan
b. Untuk obat
Dengan ini saya menyatakan bahwa data yang diisikan diatas adalah
benar
( )