Anda di halaman 1dari 12

Artikel

Penelitian Psikologi Pendidikan


Implementasi Teori Pembelajaran Kontruktivisme Dalam Kegiatan Belajar Siswa
SD dan SMP Selama Masa Pandemi Covid 19

Nama Anggota Kelompok :


Tri Harni (2010302007)
Arta Enjelina Sitopu (2010302022)
BAB I 3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................4
C. TUJUAN PENELITIAN......................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A. METODE PENELITIAN....................................................................................5
B. ISI..........................................................................................................................6
BAB III...........................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
A. SIMPULAN........................................................................................................10
B. SARAN................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian. Kata pendidikan itu sendiri berasal
dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin”
dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi pendidikan berati kegiatan “ menuntun ke
luar”. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah
dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian
perguruan tinggi atau universitas. Dalam UUD No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, dijelaskan pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana yang tertuang dalam tujuan pendidikan nasional yaitu, untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses kegiatan pembelajaran dengan tujuan
agar siswa secara aktif mengembangakn potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat dalam berbangsa dan
bernegara.
Pengertian pendidikan di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama
mempunyai defenisi yang sama, namun perbedaannya terletak pada audience atau
siswanya saja. Penyelenggaraan pendidikan dalam setiap sekolah tentunya
melibatkan guru sebagai tenaga pendidik dan siswa sebagai peserta didik yang
diwujudkan dengan adanya kegiatan pembelajaran. Guru dalam hal ini sebagai
pemegang peranan harus merencanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis
dan selalu berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana pendidikan yang
dikemas dalam bentuk kurikulum. Agar proses pembelajaran dapat berhasil, guru
harus berperan secara aktif mendorong siswa untuk aktif belajar dan memberikan
pengalaman belajar yang memadai kepada siswa untuk mencapai hasil belajar
yang optimal. Hasil belajar adalah perubahan perilaku pembelajar setelah
mengalami kegiatan belajar.

3
Dalam kegiatan belajar ada beberapa teori belajar yang dapat
dilaksanakan, salah satunya adalah teori belajar kontruktivisme. Menurut teori
belajar konstruktivisme, keberhasilan belajar bukan hanya tergantung pada
lingkungan atau kondisi belajar melainkan juga pada pengetahuan awal siswa.
Pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa,
namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata.
Menurut Piaget dan vygotsky sepertu yang dikutip dalam buku Learning and
Teaching, ada empat kunci pokok pembelajaran konstruktivisme, yaitu : siswa
lebih banyak menyusun pemahaman mereka, daripada mendapatkannya dengan
cara diperoleh langsung dari guru; pengetahuan yang baru dimiliki oleh siswa,
tergantung pada pemahaman siswa tentang materi pembelajaran yang diperoleh
sebelumnya: pembelajaran disertai dengan interaksi sosial keilmuan: dan tugas-
tugas pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran, mendukung
pembelajaran yang berguna bagi siswa.
Setelah adanya pandemi Covid 19 Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI
mengeluarkan dua kebijakan melalui Surat Edaran NO 3 Tahun 2020. Kedua
kebijakan Mendikbud tersebut terkait dengan pencegahan covid 19 pada satuan
pendidikan dan pelaksaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat Covid 19.
Pelaksanaan kegiatan belajar yang awalnya berlangsung di sekolah sehingga guru
dan siswa dapat berinteraksi secara langsung, kini berubah dengan kebijakan
belajar di rumah atau dikenal dengan kebijakan belajar jarak jauh dalam jaringan
(daring). Adapun pendidikan saat pandemi ini perkembangan teknologi sangat
berpengaruh terhadap sistem pembelajaran, ditunjukkan dengan adanya
pergeseran pembelajaran dari teacher centered learning menuju student centered
learning. Dengan perubahan sistem pembelajaran tentu memliki pengaruh
terhadap pelaksanaan proses pembelajaran bahkan berpengaruh pada pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengimplementasian teori belajar kostruktivisme dalam kegiatan
belajar siswa SD dan SMP di masa pandemi covid 19?

4
2. Faktor apa yang mendukung dan menghambat pengimplementasian teori
belajar konstruktivisme dalam kegiatan belajar siswa SD dan SMP di masa
pandemi Covid 19?
3. Bagaimana upaya mengatasi faktor penghambat pengimplementasian teori
belajar konstruktivisme dalam kegiatan belajar siswa SD dan SMP di masa
pandemi Covid 19?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui cara mengimplementasikan teori belajar kondtruktivisme dalam
kegiatan belajar siswa SD dan SMP di masa pandemi Covid 19.
2. Mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat pengimplementasian
teori belajar kontrukstivisme dalam kegiatan belajar siswa SD dan SMP di
masa pandemi Covid 19.
3. Memahi upaya mengatasi faktor penghambat pengimplementasian teori
belajar kontruktivisme dalam kegiatan belajar siswa SD dan SMP di masa
Pandemi Covid 19.

BAB II

PEMBAHASAN

A. METODE PENELITIAN
Artikel ini ditulis berdasarkan penelitian atau kajian lapangan, dimana pada
metode ini menggunakan sistem pengamatan untuk mengetahui tentang kondisi
objek secara langsung. Pada penelitian ini mengambil objek dari para siswa SD
dan SMP yang ada di Kota Magelang. Untuk tempat penelitian Sekolah Dasar
mengambil di daerah kedungsari, Magelang Utara. Sedangkan untuk penelitian
Sekolah Menengah Pertama mengambil tempat di Magelang Utara juga tepatnya
di daerah JL.A.Yani. Selain itu juga dilakukan penelitian secara library research
yang dilakukan dari berbagai jurnal sebagai referensi dari penulisan artikel ini.

5
B. ISI
Dalam masa pandemi ini semua harus menaati peraturan ataupun kebijakan
yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo untuk memutus tali persebaran Covid-
19. Salah satunya adalah untuk melakukan segala aktivitas secara online dan
mematuhi kebijakan untuk dirumah aja. Mengingat masyarakat yang terjangkit
virus mencapai 1,7 juta sudah semestinya hal ini menjadi sebuah peristiwa yang
patut mendapat perhatian, mengingat sangat memprihatinkan menyebut angka
tersebut sebagai pasien. Untuk memutus tali persebaran itu maka banyak cluster
yang ditutup, seperti cluster pasar, cluster pariwisata, cluster transportasi, dan
cluster pendidikan. Semua bidang itu sementara ditutup karena merupakan
penyumbang penyebaran terbesar terhadap Covid 19. Selain itu mengingat bahwa
segala aktivitas yang terjadi di bidang tersebut sangat memungkinkan untuk
membentuk kerumunan. Dimana kita mengetahui bahwa berkerumun merupakan
salah satu bentuk penyebaran Covid 19 yang banyak terjadi.

Dalam dunia pendidikan merupakan hal baru ketika melakukan keseluruhan


aktivitas secara online, secara sebelum masa pandemi segala sesuatu yang
berkaitan dengan pembelajaran dilakukan dengan tatap muka secara langsung.
Dimana dalam proses ini peran Guru sangatlah besar untuk membangkitkan rasa
ingin tahu, menambah pengetahun, meningkatkan keaktifan serta melatih rasa
percaya diri dari siswa tersebut. Akan tetapi sudah menjadi lain cerita ketika
semua pembelajaran dilakukan secara online. Dimana Guru tidak lagi memegang
peranan terbesar, karena hampir semua kegiatan yang dilakukan maka orang tua
yang akan mengawasi dan juga mengajari pada siswa tersebut.

Hal itu bisa menjadi alternatif untuk mengantisipasi adanya pembelajaran


jarak jauh atau daring dalam jangka waktu yang lebih panjang lagi. Pada situasi
ini kepastian akan kapan dan bagaimana proses pembelajaran seakan menjadi hal
yang sulit untuk didapatkan, sehingga akan jauh lebih baik jika mempersiapkan
segala sesuatu dari awal. Pada kegiatan pembelajaran tidak hanya menyebabkan
culture shock kepada orang tua, akan tetapi siswa juga merasakan dampak yang
jauh lebih besar dikarenakan perbedaan yang sangat drastis dari kegiatan yang
semula dilakukan secara tatap muka langsung menjadi saling tatap melalui layar
saja. Anak-anak yang semula bisa bebas beraktivitas diluar menjadi dibatasi

6
sehingga tidak bisa dihindari akan terjadi perombakan kegiatan yang dilakukan.
Selain berdampak pada kegiatan yang dilakukan hal itu juga berdampak pada
kefektifan pembelajaran. Maka dari itu sudah semestinya dilakukan pembelajaran
yang bisa merangsang daya keinginan belajar siswa tersebut.

Menurut pavlov: Belajar adalah proses pembiasaan inti dari kebiasaan


adalah keterulangan, yaitu mengulang sesuatu hingga menjadi otomatis. Orang
sering mengatakan : habit is power. Sesuatu yang semula tidak biasa kita lakukan
dan bahkan sesuatu yang tampaknya sulit akan menjadi mudah kalau sudah
menjadi kebiasaan,(AIFO.M.Kes, 2012). Dari pembahasan tersebut adalah salah
satu penerapan yang digunakan oleh guru di SDN Kedungsari 06 dan SMP Negeri
5 Kota Magelang. Pelajaran dan praktek yang diulang-ulang secara bertahap agar
siswa selalu mengingat dan tidak cepat bosan karena suasana belajar. Ada teori
psikologi pendidikan yang diterapkan di SDN Kedungsari 06 dan SMP Negeri 5
Kota Magelang, yaitu teori behaviorisme dan kontruktivisme. Teori tersebut
adalah teori yang paling cocok dan paling dominan pada proses pembelajaran.
Teori behaviorisme adalah pembiasaan, yaitu proses belajar yang diulang terus-
menerus pada materi pembelajaran. Kalau materi hanya dibahas sekali saja
kemungkinan kecil langsung masuk ke otak siswa. Teori behaviorisme inilah yang
paling sering ditemukan atau diterapkan setiap sekolah maupun perguruan tinggi,
karena teori yang paling mudah diingat dan paling mudah dipraktekkan atau
diterapkan. sedangkan teori konstrutivisme merupakan pengetahuan yang
dibangun secara bertahap dari yang paling konkrit sampai paling abstrak. Teori
pembelajaran konstruktivisme adalah sebuah teori pendidikan yang
mengedepankan peningkatan perkembangan logika. Teori konstruktivisme
merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan
dibangun bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk
diingat. Peserta didik harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengalaman nyata. Peran guru pada teori konstruktivisme adalah
mendorong dan mengarahkan agar siswa dapat memiliki makna baru atau
terhadap pengalaman dan informasi yang sedang dipelajari. Contohnya : Guru
atau pendidik mengenalkan macam-macam jenis kupu-kupu dan spesifikasinya.
Peserta didik merumuskan kembali pengetahuan mereka tentang kupu-kupu apa

7
yang mereka tahu. Tujuannya agar siswa atau peserta didik lebih memahami dan
menguasai materi tersebut.

Menurut Watson, belajar adalah proses interaksi antara stimulus (S) dan
respon (R), namun S-R harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati
(observable) dan dapat diukur. Teori belajar yang di kembangkan Watson adalah
Sarbon (stimulus and response bond theory).(Asrori, 2019). Dalam proses belajar
pembelajaran dapat menggunakan beberapa metode belajar, seperti
penjelasan/ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan, bermain peran.(Mustika,
2016). Pada situasi pandemi seperti ini pembelajaran tetap harus diusahakan tetap
efektif dan efesien. Pembelajaran dilakukan secara daring melalui via chat dan
zoom cloud meetings, untuk via chat digunakan untuk siswa mengumpulkan tugas
disini guru atau pendidik menilai kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas dan
waktu pengumpulannya. Sedangkan pembelajaran yang dilakukan menggunakan
aplikasi zoom cloud meetings dimanfaatkan guru untuk menilai keaktifan siswa,
kedisiplinan saat pembelajaran berlangsung sudah siap memakai seragam, dan
juga kekreatifan siswa saat pembelajaran berlangsung. Penilaian yang paling
utama adalah Keaktifan siswa, kerapihan tugas, dan ketepatan waktu.

Dalam dunia pendidikan guru yang terjun kelapangan sudah tidak bisa lagi
terpaku pada teori apa yang dipelajari. Akibat terjadinya proses komunikasi maka
akan memberikan dampak (effect) kepada penerima sesuai dengan yang
diinginkan sumbernya (Purwati, Titik, 2020). Agar komunikasi guru kepada siswa
tidak ada jarak, berbagai cara yang dilakukan guru untuk mendapatkan simpati
dari siswa. Maka dari itu guru siswa kelas 4 SDN Kedungsari 06 dan SMP Negeri
5 Kota Magelang tidak hanya menerapkan teori behaviorisme dan kontruktivisme,
tetapi juga menerapkan teori sosial learning. Teori sosial learning menjelaskan
tingkah laku manusia karena interaksi timbal-balik yang berkelanjutan antara
pengaruh kognitif, behavioral dan lingkungan. Dengan teori ini sebagai guru dapat
mengamati dari perilaku, sikap dan hasil apa yang diamati. Cara guru menerapkan
teori sosial learning dengan menggunakan video atau tutorial pembelajaran yang
menarik perhatian siswa. Proses belajar yang menggunakan video atau tutorial
pembelajaran ini dapat terlihat atau dapat diamati yang mana siswa
memperhatikan atau tidaknya, dengan cara setelah video selesai ditayangkan beri

8
sedikit kuis untuk siswa. Dengan ini siswa akan lebih memperhatikan pelajaran
karena ada timbulnya rasa ingin tahu. Tingkat intelegensi anak mempengaruhi
tingkat kemampuan anak melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang
mempengaruhi tempo dan taraf kualitas penyelesaian/masalah/tugas. (A. Ed.D,
M.A, 2014). Dalam proses penilaian di SDN Kedungsari 06 dilihat dari
pengetahuan, keterampilan, penilaian sikap, sosial dan spiritual. Penilaian yang
paling ditonjolkan saat pandemi seperti ini ialah ketepatan waktu saat siswa
mengerjakan tugas dan juga keaktifan siswa saat mengikuti pembelajran secara
virtual. Ada yang namanya Paradigma pendidikan adalah suatu cara pandangan
tertentu mengenai arah, metode, dan bentuk pendidikan. Paradigma pendidikan
akan sangat menetukan output yang akan dihasilkan dalam pendidikan. (Sulasmi,
2020). Pengetahuan yang dimiliki oleh para ilmuwan dianggap obyektif. Dalam
hal ini obyektivitas disamakan dengan kebenaran itu sendiri. Hal utama yang
menjamin obyektivitas didalam ilmu pengetahuan adalah penggunaan metode
penelitian ilmiah yang bersifat obyektif. Metode itu adalah metode induksi
(inductive method) yang menggunakan pola berpikir induktif (inductive
reasoning), yakni upaya untuk menarik kesimpulan yang bersifat universal dari
data-data yang bersifat partikular. Dengan demikian karena menggunakan metode
induksi dalam metode ilmiah, yang menggunakan pola berpikir induktif, dimana
unsur subyektifitas peneliti dilenyapkan, ilmuwan memiliki akses pada
pengetahuan yang obyektif, yang juga berarti kebenaran itu sendiri (Wattimena,
2011). Pernyataan ini dimaksud untuk guru yang menggunakan metode saat
pembelajaran berlangsung, tetap mengutamakan penilaian yang bersifat universal
atau luas.

Dalam pembelajaran Sekolah Menengah Pertama berlaku sama dengan


pembelajaran yang ada di Sekolah Dasar dan hanya dibedakan oleh beberapa hal
kecil. Salah satunya adalah bertambahnya daya berpikir anak-anak, sehingga
secara tidak langsung menambah kemajuan dalam mengolah pengalamannya
sendiri. Ketika seorang anak masih dalam tahap berkembang maka kemampuan
berpikir anak itu akan ikut berkembang. Dalam penerapan konsep teori belajar
kontruktivisme untuk anak Sekolah Menengah Pertama akan lebih kompleks.

9
Dalam bagian mengkontruksi, siswa Sekolah Menengah Pertama sudah
memiliki banyak pengalaman kongkret sehingga sudah cukup mengalami adaptasi
maupun proses-proses keseimbangan lainnya. Sehingga dalam belajar siswa harus
mendapat perhatian dan juga pendampingan agar hal yang siswa itu bangun tidak
salah atau lepas dari teori yang sudah ada. Dalam hal ini maka teori belajar
kontruktivisme harus didampingi oleh teori belajar lainnya agar menjadi
seimbang.

BAB III

PENUTUP
A. SIMPULAN
Masa pandemi Covid 19 membuat semua kegiatan dilakukan secara online
atau daring sehingga membuat interaksi antara para peserta didik dan guru
menjadi berkurang akan tetapi hal itu tidak menutup untuk tetap melakukan
kegiatan pembelajaran yang efisien dan efektif. Selama masa pandemi ini metode
yang paling banyak dilakukan adalah teori kontruktivisme dan kognitivisme.
Teori tersebut sangat sesuai dikembangkan dalam situasi ini karena bisa membuat
pembelajaran yang menarik.

Dalam pembelajaran yang dilakukan menitikberatkan kepada ketepatan waktu,


kedisiplinan dan juga keaktifan siswa dalam belajar yang bisa dikembangkan oleh
para guru dengan cara menggunakan pengulangan materi maupun kuis interaktif.
Selama masa pandemi ini dalam pembelajaran sangat terbantu dengan berbagai
media interaktif, seperti zoom, google meet, atau microsoft team. Dalam kegiatan
pembelajaran pengalaman kongkret sangat membantu proses pembelajaran
dimana peserta didik bisa mengkontruksi pengalaman itu menjadi sebuah
pengetahuan. Di dalam metode ini sangat dianjurkan untuk para guru melakukan
demonstrasi tentang objek yang menjadi mata pelajaran sehingga peserta didik
bisa mengetahui secara jelas gamabaran dari materi yang disampaikan oleh guru
tersebut. Selain itu dalam pembelajaran tidak bisa hanya berpatokan pada satu
teori saja karena kurang efektif, sehingga untuk mencapai keseimbangan dalam

10
kegiatan pembelajaran bisa mengkombinasikan beberapa teori untuk mendukung
proses pembelajaran.

B. SARAN
Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran yang
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya
pengimplementasian teor belajar konstruktivisme dalam kegiatan belajar siswa SD
dan SMP terutama dalam masa pandemi covid 19 :
1. Bagi guru, hendaknya menerapkan teori belajar konstruktivisme dengan
metode yang menarik bagi siswa seperti memberikan kuis diawal
pembelajaran dan memberikan apresiasi berupa pujian kepada siswa yang
mampu menjawab kuis dengan baik, membuat video pembelajaran yang
menggunakan animasi ataupun gambar-gambar yang menarik.
2. Bagi siswa, hendaknya membiasakan diri dengan sistem pembelajaran
jarak jauh, mengembangkan inisiatif untuk belajar dan keaktifan dalam
kegiatan belajar serta memiliki keberanian untuk menyampaikan gagasan
dalam proses pembelajaran.
3. Bagi sekolah, hendaknya mengupayakan pelatihan kepada guru agar
mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik terutama dengan sistem
pembalajaran jarak jauh yang mengharuskan menggunakan teknologi.
Untuk itu, guru harus memahami bagaimana cara menggunakan teknologi
yang tepat untuk mendukung proses pembelajaran.
4. Bagi peneliti lain yang akan mengkaji permasalahan yang sama hendaknya
lebih cermat dan mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan
dengan pendekatan konstruktivisme untuk melengkapi kekurangan yang
ada.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Rika, Kurnia Tri Astuti, and Ina Magdalena. "Penerapan Teori Psikologi
Pendidikan Siswa Sekolah Dasar Negeri Kalideres 06 Pagi." Cerdika: Jurnal Ilmiah
Indonesia 1.3 (2021): 291-298.

Hayani, Ratu Amalia, and Wardatul Ilmiah. "INOVASI PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI
COVID-19: KONTEKSTUALISASI MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM." Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan FKIP. Vol. 3. No. 1. 2020.

Hulukati, Evi, and Muhammad Rezky Friesta Payu. "Implementasi Teori Konstruktivisme
Dalam Pembelajaran Matematika Di Rumah Untuk Siswa Menengah Pertama
Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Desa Huyula Kecamatan Randangan Kabupaten
Pohuwato." Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) 10.2 (2021).

Nurkolis, Nurkolis, and Muhdi Muhdi. "Keefektivan Kebijakan E-Learning berbasis Sosial
Media pada PAUD di Masa Pandemi Covid-19." Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini 5.1 (2020): 212-228.

12

Anda mungkin juga menyukai