Modul Belajar Filsafat Ilmu Temu 3
Modul Belajar Filsafat Ilmu Temu 3
tersita untuk menulis ketika proses belajar berlangsung, disamping memberikan panduan menelusuri literatur
Materi:
KEBENARAN
Teori Korespondensi Teori Koherensi Teori Pragmatis
dosen
[Suatu proposisi atau pengertian adalah benar jika terdapat suatu fakta yang selaras
dengan kenyataannya, atau jika ia menyatakan apa adanya].
"Truth is
that which conforms to fact; which agrees with reality; which
corresponds to the actual situation."
[Kebenaran adalah yang bersesuaian dengan fakta, yang beralasan dengan realitas,
yang serasi (corresponds) dengan situasi actual].
Truth is that which to fact or agrees with actual situation. Truth is the
agreement between the statement of fact and actual fact, or between the
judgement and the enviromental situation of which the judgement calims
to be an interpretation."
[Kebenaran ialah suatu yang sesuai dengan fakta atau sesuatu yang selaras dengan
situasi aktual. Kebenaran ialah persesuaian(agreement) antara pernyataan (statement)
mengenai fakta dengan fakta aktual; atau antara putusan (Judgment) dengan situasi
seputar (Enviromental situation) yang diberinya intepretasi.
3 MODUL BELAJAR
FILSAFAT ILMU
Djoko adi walujo
“if a judgment corresponds with the facts, it is the true; if not, it is false."
[Jika suatu putusan sesuai dengan fakta, maka dapat dikatakan benar ; Jika tidak
maka dapat dikatakan salah].
[Jika sensasi kita, persepsi kita, pemahaman kita, konsep dan teori kita bersesuaian
dengan realitas obyektif, dan jika itu semua mencerminkannya dengan cermat, maka
kita katakan itu semua benar: pernyataan, putusan dan teori yang benar kita sebut
kebenaran].
[misalnya pengertian ilmiah bahwa "tubuh terdiri dari atom-atom"' bahwa "Bumi
lebih dahulu ada dari pada manusia", bahwa "rakyat adalah pembuat sejarah", dan lain
sebagainya, adalah benar].
In contrast to idealism, dialectical materialism maintains that truth is
objective. Since truth reflects the objectively existing word, its content
does not depend on man’s consciousness.
LENIN menulis:
[Dari renungan yang hidup menuju ke pemikiran yang abstrak, dan dari situ menuju
praktek, demikianlah proses dialektis tentang pengenalan atas kebenaran, atas realitas
obyektif].
Selajutnya kaum Marxist mengenal dua macam kebenaran, yaitu (a) kebenaran
mutlak dan (b) kebenaran relatif.
[Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan (judgment)
dengan sesuatu yang lalu, yakni fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara
putusan-putusan itu sendiri].
Dengan demikian, kebenaran ditegakkan atas hubungan antara putusan yang baru
dengan putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui dan akui benarnya terlebih
dahulu.
Jadi suatu proposisi itu cenderung untuk benar jika proposisi itu coherent [saling
berhubungan] dengan proposisi yang benar, atau jika arti yang terkandung oleh
proposisi tersebut koheren dengan pengalaman kita.
" A belief is true not because it agrees with fact but because it agrees,
that is to say, harmonizes, with the body knowledge that we prosses”
[Suatu kepercayaan adalah benar, bukan karena bersesuaian dengan fakta, melainkan
bersesuaian/selaras dengan pengetahuan yang kita miliki]
"It the maintained that when we accept new belief as truths it is on the
basis of the manner in witch they cohere with knowledge we already
posses”
[suatu putusan adalah benar apabila putusan itu konsisten dengan putusan-putusan
yang terlebih dahulu kita terima, dan kita ketahui kebenarannya. Putusan yang benar
adalah suatu putusan yang saling berhubungan secara logis dengan putusan-putusan
lainnya yang relevance]
Jadi menurut teori ini, putusan yang satu dengan putusan yang lainnya saling
berhubungan dan saling menerangkan satu sama lainnya.
7 MODUL BELAJAR
FILSAFAT ILMU
Djoko adi walujo
Pertama :
Kebenaran adalah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan lainnya
yang lebih dahulu kita akui/ terima/ ketahui kebenarannya.
Kedua:
Teori ini dapat juga dinamakan teori justifikasi tentang kebenaran, karena menurut
teori ini suatu putusan dianggap benar apabila mendapat justifikasi putusan-putusan
lainnya yang terdahulu yang sudah dikatahu kebenarannya.
Misalnya:
Bungkarno, adalah ayahanda Megawati Sukarno Puteri, adalah pernyataan yang kita
ketahui, kita terima, dan kita anggap benar.
Jika terdapat penyataan yang koheren dengan pernyataan tersebut diatas, maka
pernyataan ini dapat dinyatakan Benar. Kerena koheren dengan pernyataan yang
dahulu:
Misalnya.
- Bungkarno memiliki anak bernama Megawati Sukarno Putri
- Anak-anak Bungkarno ada yang bernama Megawati Sukarno Putri
- Megawati Sukarno Putri adalah keturunan Bungkarno
- Dll
TEORI PRAGMATISME
Menurut filsafat ini dinyatakan, bahwa sesuatu ucapan, hukum, atau sebuah teori
semata-mata bergantung kepada asas manfaat. Sesuatu dianggap benar jika
mendatangkan manfaat.
Suatu kebenaran atau suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah apakah
pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan manusia. Teori, hipotesa
atau ide adalah benar apabila ia membawa kepada akibat yang memuaskan, jiak
membawa akibat yang memuaskan, dan jika berlaku dalam praktik, serta memiliki
nilai praktis, maka dapat dinyatakan benar dan memiliki nilai kebenaran.
Kebenaran terbukti oleh kegunannya, dan akibat-akibat praktisnya. Sehingga
kebenaran dinyatakan sebagai segala sesuatu yang berlaku.
Menurut William James “ ide-ide yang benar ialah ide-ide yang dapat kita serasikan,
jika kita umumkan berlakunya, kita kuatkan dan kita periksa.
Menurut penganut praktis, sebuah kebenaran dimaknakan jika memiliki nilai
kegunaan [utility] dapat dikerjakan [workability], akibat atau pengaruhnya yang
memuaskan [satisfactory consequence].
Dinyatakan sebuah kebenaran itu jika memilki “hasil yang memuaskan “[Satisfactory
result], bila :
1. Sesuatu yang benar jika memuaskan keinginan dan tujuan manusia
2. Sesuatu yang benar jika dapat diuji benar dengan eksperimen
3. Sesuatu yang benar jika mendorong atau membantu perjuangan biologis
untuk tetap ada.
TEORI KOHERENSI
Teori kebenaran saling berhubungan
Perumusan Protagoras, dikembangkan : Hegel (abad
19)
Prinsip Deduksi (Umum → Khusus)
Tingkat Kebenaran Kuat/lebih meyakinkan
URAIAN/CONTOH
• Sesuatu itu benar jika ia mengandung yang koheren, artinya kebenaran itu
konsisten dengan kebenaran sebelumnya
• Kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dan pernyataan lainnya
yang sudah lebih dahulu kita ketahui dan diakui benar
9 MODUL BELAJAR
FILSAFAT ILMU
Djoko adi walujo
TEORI KORESPONDENSI
Suatu itu benar jika ada yang dikonsepsikan sesuai dengan obyeknya (Fakta)
Perumusan Bertrand Rusel (1872-1970), awalnya
Aritoteles
Prinsip Induksi (Khusus→Umum)
Tingkat Kebenaran Tingkat kebenaran agak rendah karena
sifat metode induksi itu sendiri
URAIAN/CONTOH
• Kebenaran dicapai setelah diadakan pengamatan dan pembuktian (Observasi
dan Verifikasi)
• Kebenaran itu berupa kesesuaian (korespondensi) antara apa yang dimaksud
oleh suatu pendapat dan apa yang sungguh-sungguh merupakan fakta
TEORI PRAGMATIS
Suatu itu benar jika menimbulkan akibat positif
Pencetusnya Charles S, Pierce (1835-1914)
Para Ahlinya William James (1842-1910), Jhon Dewey
(1859-1952)
Tingkat Kebenaran Lemah (ada unsure subyektivisme)
URAIAN/CONTOH
• Benar tidaknya suatu pendapat, teori, atau dalil semata-mata beragantung
pada faedah dan tidaknya pendapat tersebut bagi manusia untuk bertindak
dalam penghidupannya yaitu ada nilai praktis, ada hasilnya, berguna,
memuaskan (satisfies), berlaku (work)
• Bagi pragmatism, suatu agama bukan benar karena Tuhan yang disembah
atau TUhan itu benar-benar ada, tetapi karena pengaruhnya yang positif dan
berkat kepercayaan itu, masyarakat jadi tertib
Alex Lanur OFM [1993] Hakikat Pengertahuan dan Cara Kerja Ilmu-ilmu: Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta→ 91:99
Alfon Taryadi [1989] Epistemologi Pemecahan Masalah [menurut Karl. R. Popper]
Penerbit PT Gramedia Jakarta→ Bab III 67:89
Amsal Bakhtiar [2004] Filsafat Ilmu : PT Raja Grafindo Persada Jakarta→ Bab III 85
: 1224
10 MODUL BELAJAR
FILSAFAT ILMU
Djoko adi walujo
05/07/2020