Anda di halaman 1dari 8

Pedagogi Jurnal Penelitian Pendidikan

Volume 03 No 02 November 2016

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Oleh
Marlina Eliyanti, M.Pd
(marlina.eliyanti@uniku.ac.id)

ABSTRAK

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai
interaksi yang terjadi antara pengajar dan peserta didik. Interaksi edukatif tersebut
terjadi karena kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru
merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala
sesuatunya untuk kepentingan pengajaran.

Pengelolaan pembelajaran yang akan direncakan perlu didukung empat variabel yang
dikelola dengan optimal yaitu pengelolaan siswa, pengelolaan guru, prosedur
pembelajaran dan pengelolaan lingkungan kelas. Selain itu pengembangan variasi
mengajar menggunakan bahan ajar juga tidak dapat dipisahkan. Pengembangan variasi
mengajar yang dilakukan oleh guru salah satunya dengan memanfaatkan penggunaan
media pengajaran. Penggunaan media pembelajaran tersebut diharapkan dapat
meningkatkan dan memeliha perhatian peserta didik terhadap relevansi proses belajar
mengajar.

“Kemajuan mustahil terjadi tanpa perubahan.


Dan, mereka yang tak bisa mengubah pemikirannya tak mengubah apa pun.”
(G.Bernard Shaw)
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah
berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Beragam
program inovatif ikut sera memeriahkan reformasi pendidikan. Reformasi pendidikan
adalah restrukturisasi pendidikan, yakni memperbaiki pola hubungan sekolah dengan
lingkungannya dan dengan pemerintah, pola pengembangan perencanaan serta pola
pengembangan manajerialnya, pemberdayaan guru dan restrukturisasi model-model
pembelajaran (Murphy, 1992:10)

207
Pedagogi Jurnal Penelitian Pendidikan
Volume 03 No 02 November 2016

Pendahuluan ini dapat berupa fakta yang kongkret


serta dapat dilihat dan fakta yang
Sebelum kita membahas
tersamar. Definisi ketiga dikemukakan
pengelolaan pembelajaran, ada baiknya
oleh Fred Percival dan Henry Ellington
kita mengetahui tujuan pembelajaran.
(1984) yakni tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan salah
adalah suatu pernyataan yang jelas dan
satu aspek yang perlu dipertimbangkan
menunjukkan penampilan atau
dalam merencanakan pembelajaran.
keterampilan siswa tertentu yang
Sebab segala kegiatan pembelajaran
diharapkan dapat dicapai sebagai hasil
muaranya pada tercapainya tujuan
belajar.
tersebut.
Dari definisi di atas dapat
Banyak pengertian yang
disimpulkan bahwa ketiganya
diberikan para ahli pembelajaran
mempunyai pendapat yang sama karena
tentang tujuan pembelajaran, yang satu
unsur-unsur yang dipakai untuk
sama lain memiliki kesamaan di
merumuskan definisi dan cara
samping ada perbedaan sesuai dengan
perumusannya sama.
sudut pandang garapannya. Robert
F.Mager (1962) misalnya memberikan Pengelolaan Pembelajaran
pengertian tujuan pembelajaran sebagai
Proses pembelajaran selain
perilaku yang hendak dicapai atau yang
diawali dengan perencanaan yang bijak,
dapat dikerjakan oleh siswa pada
serta didukung dengan komunikasi yang
kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.
baik, juga harus didukung dengan
Pengertian kedua dikemukakan oleh
pengembangan strategi yang mampu
Edwar L.dejnozka dan David E.Kapel
membelajarkan siswa. Pengelolaan
(1981), juga Kemp (1977) yang
pembelajaran merupakan suatu proses
memandang bahwa tujuan pembelajaran
penyelenggaraan interaksi peserta didik
adalah suatu pernyataan yang spesifik
dengan pendidik dan sumber belajar
yang dinyatakan dalam perilaku atau
pada suatu lingkungan belajar. Menurut
penampilan yang diwujudkan dalam
Dunkin dan Biddle (1974:38) proses
bentuk tulisan untuk menggambarkan
pembelajaran berada dalam empat
hasil belajar yang diharapkan. Perilaku

207
Pedagogi Jurnal Penelitian Pendidikan
Volume 03 No 02 November 2016

variabel interaksi, yaitu: 1) variabel dengan proses pembelajaran yang


pertanda (presage variables) berupa terjadi dalam ruangan terkontrol atau
pendidik; 2) variabel konteks (contex lingkungan terkendali. Waktu belajar
variables) berupa peserta didik; 3) bisa saja waktu yang bukan dikehendaki
variabel proses (process variables); dan siswa.
4) variabel produk (product variables)
Guru dapat mengatur dan
berupa perkembangan peserta didik baik
merekayasa segala sesuatunya. Guru
dalam jangka pendek maupun jangka
dapat mengatur siswa berdasarkan
panjang. Untuk mencapai tujuan
situasi yang ada ketika proses belajar
pembelajaran yang optimal, maka
mengajar berlangsung. Menurut
keempat variabel tersebut harus dikelola
Andree, 1982 ada beberapa macam
dengan baik.
pengelompokkan siswa, diantaranya:
A.Pengelolaan Siswa
 Task planning groups
Kedudukan siswa dalam  Teaching groups
 Seating groups
kurikulum berbasis kompetensi
 Joint learning groups
merupakan produsen, artinya siswa  Collaborative-groups
yang mencari tahu pengetahuan yang
dipelajarinya. Siswa dalam suatu kelas B. Pengelolaan Guru

biasanya memiliki kemampuan yang Berkenaan dengan standar

beragam: pandai, sedang, dan kurang. kompetensi guru, Direktorat Jenderal

Karenanya guru perlu mengatur kapan Pendidikan Dasar dan Menengah

siswa bekerja perorangan, berpasangan, Departemen Pendidikan Nasional telah

atau berkelompok. menyusun secara khusus rumusan


standar kompetensi guru yang terdiri
Belajar merupakan kegiatan dari tiga komponen, yaitu:
yang bersifat universal dan multi 1. Komponen kompetensi
dimensional. Dikatakan universal pengelolaan pembelajaran yang
karena belajar bisa dilakukan siapa saja, meiputi: 1) penyusunan rencana
kapan saja, dan di mana saja. Karena itu pembelajaran; 2) pelaksanaan
bisa saja siswa merasa tidak butuh interaksi belajar mengajar; 3)

208
Pedagogi Jurnal Penelitian Pendidikan
Volume 03 No 02 November 2016

penilaian prestasi belajar peserta karena siswa mempunyai keunikan


didik; 4) pelaksanaan tindak masing-masing. Adapun prosedur
lanjut hasil penilaian. pembelajaran meliputi:
2. Komponen kompetensi 1. Pendekatan
pengembangan potensi yaitu 2. Metode
3. Teknik
pengembangan profesi.
Hal ini menunjukkan bahwa
3. Komponen kompetensi
pemahaman terhadap pendekatan,
penguasaan akademik yang
metode, dan teknik pembelajaran tidak
meliputi: 1) pemahaman
bisa diabaikan.
wawasan pendidikan; dan 2)
D. Pengelolaan Lingkungan Kelas
penguasaan bahan kajian.
Iklim belajar yang kondusif
Untuk mencapai standar
merupakan tulang punggung dan faktor
tersebut, maka harus dilakukan
pendorong yang dapat memberikan
berbagai upaya baik yang
daya tarik tersendiri bagi proses
dilakukan guru secara individu
pembelajaran, sebaiknya iklim belajar
maupun oleh lembaga formal
yang kurang menyenangkan akan
instansi bersangkutan. Guru
menimbulkan kejenuhan dan rasa
sebaiknya memiliki sensitivitas
bosan. Dalam mewujudkan pengelolaan
yang tinggi untuk segera
kelas yang baik, terdapat beberapa
mengetahui apakah kegiatan
faktor yang mempengaruhinya, di
pembelajaran berjalan secara
antaranya:
efektif atau tidak.
1. Ruang tempat berlangsungan
proses belajar mengajar
C. Prosedur Pembelajaran
2. Pengaturan tempat duduk
Perekayasaan proses
3. Ventilasi dan pengaturan cahaya
pembelajaran dapat didesain oleh guru
4. Pengaturan penyimpanan
sedemikian rupa. Idealnya kegiatan
barang-barang
untuk siswa pandai harus berbeda
dengan kegiatan untuk siswa sedang Penataan ruang dan fasilitas
atau kurang, walaupun untuk yang ada di kelas harus mampu
memahami satu jenis konsep yang sama membantu siswa meningkatkan

209
Pedagogi Jurnal Penelitian Pendidikan
Volume 03 No 02 November 2016

motivasi siswa untuk belajar sehingga melakukan kontak pada pelajar secara
mereka senang belajar. Indikator ini tepat. Untuk memperoleh kegiatan
tentu tidak dengan segera diketahui, seperti itu, personalia yang terlibat di
tetapi guru yang berpengalaman akan dalamnya harus melakukan fungsinya.
dapat melihat apakah siswa belajar Fungsi tidak sama dengan pekerjaan
dengan senang atau tidak. (job), tetapi lebih cenderung
mengandung arti pengelompokan tugas-
Pengembangan Sumber dan Bahan
tugas atau kegiatan. Beberapa pekerjaan
Ajar
mungkin terdiri dari tugas-tugas, dan
A. Sumber Belajar tugas-tugas itu berada dalam lingkungan
fungsi.
Sumber belajar (learning
resource) ditetapkan sebagai informasi Menurut Cece Wijaya (1992:36)
yang disajikan dan disimpan dalam ada lima jenis fungsi dalam
bentuk media, yang dapat membantu pengembangan sumber belajar, yaitu:
siswa dalam belajar sebagai perwujudan
1. Fungsi riset dan teori
dari kurikulum. Bentuknya tidak
2. Fungsi desain
terbatas, dapat berbetuk cetakan, video, 3. Fungsi produksi dan
format perangkat lunak atau kombinasi penempatan
dari berbagai format yang dapat 4. Fungsi evaluasi dan seleksi
5. Fungsi organisasi dan pelayanan
digunakan oleh siswa ataupun guru.

B. Bahan Ajar
Dengan demikian, sumber
belajar juga diartikan sebagai segala Bahan ajar adalah segala bentuk
tempat atau lingkungan sekitar, benda, bahan yang digunakan untuk membantu
dan orang yang mengandung informasi guru atau instruktor dalam
dapat digunakan sebagai wahana bagi melaksanakan kegiatan belajar
peserta didik untuk melakukan proses mengajar. Bahan yang dimaksud bisa
perubahan tingkah laku. berupa bahan tertulis maupun tidak
tertulis. Dengan bahan ajar
Sumber belajar harus
memungkinkan siswa dapat
dipergunakan secara efektif sehingga
mempelajari suatu kompetensi atau

210
Pedagogi Jurnal Penelitian Pendidikan
Volume 03 No 02 November 2016

kompetensi dasar secara runtut dan 3. Bahan ajar pandang dengan (audio
sistematis sehingga secara akumulatif visual) seperti video, compact disk,
mampu menguasai semua kompetensi film.
secara utuh dan terpadu. 4. Bahan ajar interaktif ( interactive
teaching material) seperti compact
Bahan ajar merupakan
disk interaktik.
informasi, alat, dan teks yang
diperlukan guru untuk perencanaan dan
C. Fungsi dan Peranan Media
penelaahan implementasi pembelajaran.
Pengajaran
Sebuah bahan ajar paling tidak
mencakup antara lain: Nana Sudjana (1991)
merumuskan fungsi media pengajaran
 Petunjuk belajar (petunjuk
menjadi enam kategori, yaitu:
siswa/guru)
 Kompetensi yang akan 1. Penggunaan media dalam proses
dicapai belajar mengajar bukan
 Informasi pendukung merupakan fungsi tambahan,

 Latihan-latihan tetapi mempunyai fungsi sendiri

 Petunjuk kerja, dapat berupa sebagai alat bantu untuk

Lembar Kerja (LK) mewujudkan situasi belajar

 Evaluasi mengajar yang efektif.


2. Penggunaan media pengajaran
Adapun bentuk bahan ajar dapat merupakan bagian yang integral
dikelompokkan menjadi empat, yakni: dari keseluruhan situasi
mengajar. Ini berarti bahwa
1. Bahan cetak (printed) antara lain
media ajar merupakan salah satu
handout, buku, modul, lembar kerja
unsur yang harus dikembangkan
siswa, brosur, leaflet, wallchart,
guru.
foto, gambar, model/maket.
3. Media pengajaran dalam
2. Bahan ajar dengan (audio) seperti
pengajaran dalam pengajaran,
kaset, radio, piringan hitam, dan
penggunaannya integral dengan
compact disk audio.
tujuan dari isi pelajaran. Fungsi

211
Pedagogi Jurnal Penelitian Pendidikan
Volume 03 No 02 November 2016

ini mengandung pengertian a. Bahan ajar yang digunakan guru


bahwa penggunaan sebagai penjelas dari keterangan
(pemanfaatan) media harus yang diajarkan.
melihat kepada tujuan dan bahan b. Media dapat memunculkan
pelajaran. permasalahan untuk dikaji lebih
4. Penggunaan media dalam lanjut dan dipecahkan oleh para
pengajaran bukan semata-mata siswa dalam proses belajarnya.
alat hiburan, dalam arti c. Sebagai bahan konkret berisikan
digunakan hanya sekedar bahan-bahan yang harus
melengkapi proses belajar dipelajari para siswa, baik
supaya lebih menarik perhatian individual maupun kelompok.
siswa.
Bertolak dari fungsi dan peranannya
5. Penggunaan media dalam
diharapkan pemahaman guru terhadap
pengajaran lebih diutamakan
media menjadi jelas, sehingga sangat
untuk mempercepat proses
penting untuk pengembangan dan
belajar mengajar dan membantu
pemanfaatan media pengajaran dalam
siswa dalam menangkap
proses belajar mengajar.
pengertian yang diberikan guru.
6. Penggunaan media diutamakan Penggunaan media pembelajaran
untuk mempertinggi mutu tersebut diharapkan dapat meningkatkan
belajar mengajar, hasil belajar dan memeliha perhatian peserta didik
yang dicapai siswa akan tahan terhadap relevansi proses belajar
lama diingat siswa, sehingga mengajar, memberikan kesempatan
mempunyai nilai tinggi. kemungkinan berfungsinya motivasi,
membentuk sikap positif terhadap guru
Ketika fungsi-fungsi media
dan sekolah, memberi kemungkinan
pembelajaran itu diaplikasikan ke dalam
pilihan dan fasilitas belajar individual
proses belajar mengajar, maka
serta kelompok, dan mendorong peserta
terlihatlah peranannya, sebagai berikut:
didik untuk menyukai belajar.

212
Pedagogi Jurnal Penelitian Pendidikan
Volume 03 No 02 November 2016

Daftar Pustaka

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Mager, Robert F. 1975. Preparing


Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Instructional Objectives. Edisi II.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Uno, Hamzah B. 2012. Perencanaan
Hamalik, Oemar. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Aksara.
Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Majid, Abdul. 2013. Perencanaan


Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

213

Anda mungkin juga menyukai