Disusun Oleh :
Identitas Pribadi :
Nama : Sri Indah Ayu Lestari, AMd. AK
Tempat, Tgl lahir : Samaya, 09 Agustus 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Nomor HP : 085340585920
Alamat email : sriindahayulestari@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. 1999 - 2005 : SD Inpres Bonto-Bonto
2. 2005 - 2008 : SMPN. 2 Sungguminasa Gowa
3. 2008 - 2011 : SMAN. 1 Sungguminasa Gowa
4. 2011 - 2014 : Poltekkes Kemenkes Makassar Prodi D III Analis Kesehatan
Riwayat Pekerjaan :
1. 2015 - 2019 : Pegawai Kontrak RSUP. DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar
2. 2019 – Sekarang : Pranata Laboratorium Pendidikan Laboratorium Terpadu Poltekkes
Kemenkes Mamuju
A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia No. 7 Tahun 2019 Tentang Jabatan Fungsional Pranata laboratorium
Pendidikan, laboratorium pendidikan merupakan unit penunjang akademik pada lembaga
pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola
secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan atau produksi dalam skala terbatas,
dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam
rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Laboratorium pendidikan dikelola oleh Pranata Laboratorium Pendidikan yang merupakan
pegawai PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melakukan
kegiatan di bidang pengelolaan Laboratorium pendidikan. Tujuan pengelolaan laboratorium
adalah agar laboratorium kompeten yang berarti mampu menghasilkan data hasil
pengujian/kalibrasi yang akurat, teliti, atau prototype produk yang sesuai standar mutu karena
dikelola oleh personil yang kompeten dan seluruh faktor teknis yang mempengaruhi mutu hasil
pengujian/kalibrasi/prototype produk dijamin/dikendalikan melalui penaran sistem manajemen
mutu untuk memuaskan pelanggan (mahasiswa, peneliti, masyarakat).
B. Tujuan
Tujuan pembuatan tugas akhir pasca dikaltfung PLP adalah:
1. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan rangkaian kegiatan pendidikan
dan pelatihan fungsional (diklatfung) PLP
2. Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama kegiatan pendidikan dan
pelatihan fungsional (diklatfung) PLP
3. Sebagai masukan untuk institusi dalam rangka perbaikan dan pengembangan
laboratorium
HASIL ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN LABORATORIUM
B. Pengelolaan Peralatan
Berdasarkan hasil pengamatan saya selama bekerja di laboratorium sejak bulan
februari tahun 2019, berikut ini uraian hasil analisis saya terhadap kegiatan pengelolaan
peralatan laboratorium:
1. Strength (Kelebihan)
a) Pengadaan kebutuhan peralatan laboratorium telah berjalan dengan baik. Untuk
pengadaan kebutuhan peralatan laboratorium, poltekkes menggunakan
Aplikasi Pendataan Kelengkapan Alat Laboratorium (APKAL) dan e-Planning yang
disediakan oleh BPPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan. PLP masing-masing
jurusan bertugas mengisi data kebutuhan peralatan laboratorium pada APKAL. Data
tersebut yang akan menjadi dasar dalam pengadaan peralatan laboratorium di tahun
berikutnya;
b) Adanya daftar inventaris peralatan laboratorium (nama dan jumlah alat) serta
pengelompokan peralatan menjadi kategori 1,2 dan 3 berdasarkan cara
pengoperasian, perawatan, resiko penggunaan, kemampuan pengukuran,
persyaratan pengoperasian dan sistem kerja.
c) Tersedianya instruksi kerja (IK) alat untuk peralatan yang termasuk kategori 2.
Adanya instruksi kerja alat sangat membantu pengguna laboratorium karena
berfungsi sebagai panduan dalam mengoperasikan peralatan. Instruksi kerja alat juga
dapat menjaga/mencegah kerusakan alat akibat kesalahan prosedur pengoperasian.
d) Tersedianya formulir peminjaman dan pengembalian peralatan. Formulir ini bertujuan
agar setiap peralatan yang digunakan oleh pengguna laboratorium tercatat. Setiap
peralatan yang dikembalikan, akan diperiksa kesesuaian jenis dan jumlah alatnya
serta dikembalikan dalam keadaan utuh, bersih, kering dan tidak mengalami
kerusakan fisik/fungsi.
e) Posisi/letak peralatan disesuaikan dengan spesifikasi masing-masing alat. Sebagai
contoh: peralatan yang mudah pecah (terbuat dari gelas) dan peralatan yang kecil
disimpan dalam lemari peralatan, sedangkan alat yang membutuhkan perlakuan
khusus seperti mikroskop ditempatkan di lemari tersendiri yang memiliki lampu untuk
menjaga agar udara tidak lembab yang dapat menyebabkan lensa berjamur, alat-alat
lain ditempatkan sesuai kebutuhan pengguna pada tempat yang mudah terlihat dan
terjangkau.
f) Pemeliharaan dan perawatan alat telah dilakukan meski belum maksimal.
2. Weakness (Kekurangan)
a) Belum optimalnya penerapan SOP peminjaman, pengembalian alat dan
pemeliharaan/perawatan alat sehingga pengelolaan alat belum optimal;
b) Beberapa peralatan dalam standar laboratorium yang terdapat dalam APKAL, tidak
sesuai dengan kapasitas/kompetensi PLP yang sekarang tersedia dan bahan yang
dibutuhkan untuk pengoperasian alat tidak sesuai dengan rencana anggaran yang
disediakan. Hal ini menyebabkan alat tersebut tidak optimal penggunaannya (sebagai
contoh: alat spektrofotometer di laboratorium kimia yang disebabkan karena reagen
untuk pengoperasiannya tidak tersedia, alat tersebut belum pernah digunakan)
c) Pemeliharaan dan perawatan alat telah dilakukan meski belum maksimal dan belum
terjadwal.
3. Evaluasi
a) Belum optimalnya penerapan SOP peminjaman, pengembalian alat dan
pemeliharaan/perawatan alat sehingga pengelolaan alat belum optimal. Hal ini karena
belum adanya komitmen bersama PLP untuk menerapkan SOP tersebut serta belum
adanya kegiatan sosialisasi SOP tersebut kepada pengguna laboratorium.
b) Beberapa peralatan dalam standar laboratorium yang terdapat dalam APKAL, tidak
sesuai dengan kapasitas/kompetensi PLP yang sekarang tersedia. Hal ini disebabkan
karena minimnya kegiatan pengembangan kapasitas PLP dalam pengelolaan
laboratorium salah satunya dalam hal pelatihan pengoperasian peralatan tertentu.
c) Dalam hal pengadaan kebutuhan bahan laboratorium untuk praktikum, sebaiknya
juga mempertimbangkan spesifikasi peralatan yang akan diadakan. Karena jika tidak,
akan berakibat pada ketidaksesuaian antara peralatan dengan bahan yang tersedia.
d) Pemeliharaan dan perawatan peralatan belum optimal. Hal ini terkendala karena
belum adanya jadwal pemeliharaan dan perawatan alat masih kurangnya serta masih
kurangnya kompetensi PLP dalam hal perawatan dan pemeliharaan peralatan
laboratorium.
4. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil evaluasi diatas, maka rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan
antara lain:
a) Melakukan rapat/pertemuan PLP dalam rangka membahas/memperjelas Tupoksi
sebagai PLP. Hal ini dilakukan karena masih ada beberapa PLP yang belum terlalu
paham Tupoksinya sebagai PLP. Termasuk dalam hal pengelolaan peralatan
laboratorium.
b) Membuat komitmen bersama seluruh PLP penanggung jawab laboratorium Poltekkes
kemenkes Mamuju untuk menerapkan SOP yang berkaitan dengan pengelolaan
peralatan laboratorium.
c) Mengajukan usulan pengembangan kapasitas PLP dalam hal pengoperasian dan
perawatan/pemeliharaan peralatan laboratorium.
d) Sinkronisasi antara pengadaan peralatan dan bahan laboratorium agar tidak ada
peralatan yang tidak optimal penggunaannya disebabkan karena
ketidaksesuaian/ketidaktersediaan bahan untuk pengoperasianya.
e) Seluruh PLP membuat dan melaksanakan jadwal perawatan/pemeliharaan peralatan
laboratorium secara bertanggungjawab.
C. Pengelolaan Bahan
Berdasarkan hasil pengamatan saya selama bekerja di laboratorium sejak bulan
februari tahun 2019, berikut ini uraian hasil analisis saya terhadap kegiatan pengelolaan
bahan laboratorium:
1. Strength (Kelebihan)
a) Pengadaan kebutuhan bahan laboratorium dilakukan setiap awal semester dengan
cara mengidentifikasi kebutuhan bahan untuk seluruh kegiatan praktikum selama satu
semester. Hasil dari identifikasi tersebut berupa daftar kebutuhan bahan disertai
jumlah kebutuhan masing-masing bahan. Daftar tersebut yang kemudian
direalisasikan dan digunakan untuk keperluan praktikum mahasiswa selama satu
semester.
b) Tersedianya daftar nama bahan laboratorium dan pengelompokan bahan menjadi
bahan umum dan khusus. Daftar nama bahan dan pengelompokan bahan ini penting
karena melalui daftar nama bahan dapat diketahui bahan apa saja yang tersedia di
laboratorium serta bagaimana cara penanganannya.
c) Tersedianya tempat/rak/lemari penyimpanan khusus yang terhindar dari factor-faktor
yang dapat menimbulkan kerusakan pada bahan seperti cahaya matahari langsung,
panas, api, getaran maupun benturan fisik.
d) Bahan-bahan di laboratorium kimia telah dipisahkan antara bahan organic dan non
organic. Bahan organic perlu dipisahkan dari bahan anorganik untuk menghindari
resiko bahaya akibat interaksi bahan satu sama lain.
e) Penyimpanan bahan kimia yang compatible satu sama lain untuk menghindari resiko
bahaya seperti: explosive akibat bereaksi satu sama lain. Misalnya memisahkan
bahan yang bersifat oksidator dengan bahan yang bersifat reduktor.
f) Tersedianya formulir permintaan bahan dan kartu stok bahan. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui jumlah bahan yang masuk, keluar dan sisa bahan di laboratorium. Stok
bahan akan menjadi dasar dari permintaan bahan laboratorium selanjutnya.
g) Pengecekan bahan secara berkala. Pengecekan bahan ini selain untuk mengetahui
stok bahan, juga berfungsi sebagai kontrol kualitas bahan. Kegiatan ini telah berjalan
meskipun belum optimal.
h) Material handling (penanganan) sisa bahan. Sisa bahan dicatat dan dikembalikan ke
lemari penyimpanan setiap selesai digunakan untuk menghindari rusaknya bahan.
2. Weakness (Kekurangan)
a) Pengadaan bahan didasarkan pada data kebutuhan bahan dan tidak
mempertimbangkan data penggunaan bahan tahun sebelumnya. Sehingga bahan
yang dibeli jumlahnya terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan.
b) Dalam hal pengadaan kebutuhan bahan laboratorium untuk praktikum, tidak
mempertimbangkan spesifikasi peralatan yang akan diadakan. Yang berakibat pada
ketidaksesuaian antara peralatan dengan bahan yang tersedia.
c) Belum optimalnya kegiatan pengecekan bahan secara berkala. Hal ini disebabkan
karena masih kurangnya pemahaman PLP mengenai pentingnya pengecekan bahan.
Sehingga dalam keadaan tertentu, ada bahan yang ternyata sudah habis ataupun
kondisinya rusak dan tidak dapat digunakan lagi untuk praktikum.
3. Evaluasi
a) Dalam hal pengadaan kebutuhan bahan laboratorium untuk praktikum, sebaiknya
juga memperhitungkan penggunaan bahan pada tahun sebelumnya serta
memperhatikan spesifikasi peralatan yang akan diadakan. Karena jika tidak, akan
berakibat pada ketidaksesuaian jumlah bahan dengan kebutuhan serta tidak sinkron
antara peralatan dengan bahan yang tersedia.
b) Belum optimalnya kegiatan pengecekan bahan secara berkala. Hal ini disebabkan
karena masih kurangnya pemahaman PLP mengenai Tupoksinya sebagai pengelola
laboratorium salah satunya dalam hal pengelolaan bahan. Hal ini juga disebabkan
karena tidak adanya pelatihan pengelolaan bahan bagi PLP.
4. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil evaluasi diatas, maka rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan
antara lain:
a) Melakukan rapat/pertemuan PLP dalam rangka membahas/memperjelas Tupoksi
sebagai PLP. Hal ini dilakukan karena masih ada beberapa PLP yang belum terlalu
paham Tupoksinya sebagai PLP. Termasuk dalam hal pengelolaan bahan
laboratorium.
b) Membuat komitmen bersama seluruh PLP penanggung jawab laboratorium Poltekkes
kemenkes Mamuju untuk menerapkan SOP yang berkaitan dengan pengelolaan
bahan laboratorium.
c) Mengajukan usulan pengembangan kapasitas PLP dalam hal pengelolaan bahan
laboratorium.
d) Sinkronisasi antara pengadaan peralatan dan bahan laboratorium agar bahan dapat
tersedia untuk pengoperasian seluruh peralatan laboratorium sehingga kegiatan
praktikum dapat lebih optimal.
e) Menyertakan data penggunaan bahan pada saat perencanaan pengadaan bahan
untuk tahun berikutnya.
f) Seluruh PLP membuat dan melaksanakan pengecekan bahan laboratorium secara
bertanggungjawab.
D. Pengelolaan Metode Kerja
Berdasarkan hasil pengamatan saya selama bekerja di laboratorium sejak bulan
februari tahun 2019, berikut ini uraian hasil analisis saya terhadap kegiatan pengelolaan
metode kerja laboratorium:
1. Strength (Kelebihan)
a) Metode kerja yang digunakan di laboratorium poltekkes mamuju baik untuk kegiatan
praktikum, penelitian maupun kebutuhan pengabmas adalah metode kerja yang baku.
b) Metode kerja yang digunakan telah sesuai dengan kompetensi mahasiswa.
2. Weakness (Kekurangan)
a) Belum adanya pengembangan metode ataupun penerapan metode baru.
b) Belum adanya pelatihan pengembangan kapasitas PLP dalam hal pengelolaan
metode kerja laboratorium
3. Evaluasi
a) Perlu adanya pengembangan metode ataupun penerapan metode baru yang sesuai
dengan kompetensi mahasiswa.
4. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil evaluasi diatas, maka rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan
antara lain:
a) Mengajukan usulan pengembangan kapasitas PLP dalam hal pengelolaan metode
kerja laboratorium.
b) Memacu seluruh PLP untuk berinovasi dalam hal metode kerja.
Demikian tugas mandiri pasca dikaltfung tentang evaluasi pengelolaan laboratorium ini
saya buat. Saya berharap tugas saya ini selain menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi
pribadi saya, PLP lain di institusi juga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi institusi untuk
kegiatan perbaikan dan pengembangan laboratorium kedepannya. Sehingga ilmu yang saya
peroleh selama pendidikan dan pelatihan fungsional dapat ikut memberikan sumbangsih dalam
meningkatkan kualitas pelayanan Tridharma laboratorium Poltekkes kemenkes Mamuju.