Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MANDIRI

ANALISIS DAN EVALUASI KEGIATAN


PENGELOLAAN LABORATORIUM
Dibuat sebagai tugas akhir setelah mengikuti kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Fungsional (DIKLATFUNG) Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) Terampil

Disusun Oleh :

Nama Peserta : Sri Indah Ayu Lestari


NIP : 199408092019022001
NITK : 7700010120
e-mail : sriindahayulestari@gmail.com
No. HP : 085340585920
Unit Kerja : Poltekkes Kemenkes Mamuju

POLITEHNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MAMUJU


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2020
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi :
Nama : Sri Indah Ayu Lestari, AMd. AK
Tempat, Tgl lahir : Samaya, 09 Agustus 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Nomor HP : 085340585920
Alamat email : sriindahayulestari@gmail.com

Riwayat Pendidikan :
1. 1999 - 2005 : SD Inpres Bonto-Bonto
2. 2005 - 2008 : SMPN. 2 Sungguminasa Gowa
3. 2008 - 2011 : SMAN. 1 Sungguminasa Gowa
4. 2011 - 2014 : Poltekkes Kemenkes Makassar Prodi D III Analis Kesehatan

Riwayat Pekerjaan :
1. 2015 - 2019 : Pegawai Kontrak RSUP. DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar
2. 2019 – Sekarang : Pranata Laboratorium Pendidikan Laboratorium Terpadu Poltekkes
Kemenkes Mamuju

Seminar dan Pelatihan yang Pernah diikuti :


1. Seminar Implementasi UU No. 36 Tahun 2014 Bagi ATLM dan Analyzer HIV AIDS serta
Jaminan Mutu Laboratorium (07 November 2015)
2. Pelatihan Patient Safety Pegawai RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo (14 Desember 2015)
3. Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Pegawai RSUP dr. Wahidin
Sudirohusodo (16 Desember 2015)
4. Pelatihan Fire Safety Pegawai RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo (17 Desember 2015)
5. Pelatihan Basic Life Support (BLS) Pegawai RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo (18
Desember 2015)
6. Workshop Parasitologi Medik (16 April 2016)
7. Seminar Kesehatan dengan Tema “Analisa Dini Ancaman Diabetik Sang Pencuri
Kehidupan dan Metode Perawatan Luka Diabetik” (15 Mei 2016)
8. Workshop Maternal Neonatal Emergencies (Prematur, Postmatur and Fetal Emergency)
pada tanggal 20 Agustus 2016
9. Simposium dan Workshop Nasional Cardiovascular Care Conference (Prevention Stroke
and Love Your Heart) pada tanggal 1-2 Oktober 2016
10. Diskusi dan Seminar Ilmiah POCT 2018 : “POCT siapa yang punya?” (14 Juli 2018)
11. Semiloka Service Excellent (20 November 2018)
12. Inhouse Training Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo
Makassar (3-7 September 2018)
13. Webinar PLP Poltekkes Kemenkes Jakarta III dengan tema “Membangun Kompetensi,
Profesionalisme dan Jenjang Karir PLP di Era Digital” (29 Mei 2020)
14. International Webinar Health Polytechnik Jakarta III “The Learning Stategies in Era 5.0
For Higher Vocational Institution” (18 Juni 2020)
15. Webinar PUI-PK dengan Tema “Peran Asuhan Gizi Melalui Perubahan Pola Makan Dan
Pemanfaatan Bahan Pangan Lokal Serta Penegakan Diagnosa Laboratorium Bagi
Penderita Covid-19” (23 Juni 2020)
16. Webinar Penerapan SNI ISO 35001 (Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium) Untuk
Keamanan Personel dan Lingkungan Laboratorium (25 Juni 2020)
17. Training online Teknik Analisa Mikrobiologi Berbasis Kompetensi (27 Juni 2020)
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia No. 7 Tahun 2019 Tentang Jabatan Fungsional Pranata laboratorium
Pendidikan, laboratorium pendidikan merupakan unit penunjang akademik pada lembaga
pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola
secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan atau produksi dalam skala terbatas,
dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam
rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Laboratorium pendidikan dikelola oleh Pranata Laboratorium Pendidikan yang merupakan
pegawai PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melakukan
kegiatan di bidang pengelolaan Laboratorium pendidikan. Tujuan pengelolaan laboratorium
adalah agar laboratorium kompeten yang berarti mampu menghasilkan data hasil
pengujian/kalibrasi yang akurat, teliti, atau prototype produk yang sesuai standar mutu karena
dikelola oleh personil yang kompeten dan seluruh faktor teknis yang mempengaruhi mutu hasil
pengujian/kalibrasi/prototype produk dijamin/dikendalikan melalui penaran sistem manajemen
mutu untuk memuaskan pelanggan (mahasiswa, peneliti, masyarakat).

B. Tujuan
Tujuan pembuatan tugas akhir pasca dikaltfung PLP adalah:
1. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan rangkaian kegiatan pendidikan
dan pelatihan fungsional (diklatfung) PLP
2. Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama kegiatan pendidikan dan
pelatihan fungsional (diklatfung) PLP
3. Sebagai masukan untuk institusi dalam rangka perbaikan dan pengembangan
laboratorium
HASIL ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN LABORATORIUM

A. Perencanaan Kegiatan Laboratorium


Berdasarkan hasil pengamatan saya selama bekerja di laboratorium sejak bulan
februari tahun 2019, berikut ini uraian hasil analisis saya terhadap kegiatan perencanaan
dalam pengelolaan laboratorium:
1. Strength (Kelebihan)
a) Perencanaan pengadaan kebutuhan peralatan laboratorium. Untuk pengadaan
kebutuhan peralatan laboratorium, poltekkes menggunakan Aplikasi Pendataan
Kelengkapan Alat Laboratorium (APKAL) dan e-Planning yang disediakan oleh
BPPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan. PLP masing-masing jurusan bertugas
mengisi data kebutuhan peralatan laboratorium pada APKAL. Data tersebut yang
akan menjadi dasar dalam pengadaan peralatan laboratorium di tahun berikutnya;
b) Identifikasi kebutuhan bahan untuk kegiatan praktikum. Setiap awal semester,
dilakukan identifikasi kebutuhan bahan untuk kegiatan praktikum selama satu
semester kedepan. Hasil dari identifikasi tersebut berupa daftar kebutuhan bahan
disertai jumlah masing-masing bahan. Daftar tersebut menjadi dasar dalam
pengadaan/pembelian bahan kebutuhan praktikum;
c) Perencanaan dari segi sistem. Perencanaan dari segi sistem yang terlaksana yaitu
adanya jadwal penggunaan laboratorium yang disusun berdasarkan jadwal
penggunaan laboratorium untuk praktikum yang diusulkan oleh jurusan. Sementara
penggunaan laboratorium untuk penelitian dan pengabdian masyarakat disesuaikan
dengan jadwal penelitian dan pengabdian masyarakat dosen poltekkes mamuju;
2. Weakness (Kekurangan)
a) Belum adanya inventarisasi data untuk kebutuhan perencanaan program tahunan
pengelolaan laboratorium;
b) Belum terlaksananya kegiatan perencanaan program tahunan pengelolaan
laboratorium;
c) Belum adanya perencanaan pemeliharaan dan kalibrasi peralatan;
d) Beberapa peralatan dalam standar laboratorium yang terdapat dalam APKAL, tidak
sesuai dengan kapasitas/kompetensi PLP yang sekarang tersedia;
e) Belum adanya perencanaan pengembangan kapasitas PLP dalam hal pengelolaan
laboratorium
3. Evaluasi
a) Belum adanya inventarisasi data untuk kebutuhan perencanaan program tahunan
pengelolaan laboratorium disebabkan oleh kurangnya pemahaman PLP mengenai
tugas PLP untuk mengumpulkan/menginventarisir data terkait pengelolaan
laboratorium selama setahun.
b) Belum terlaksananya kegiatan perencanaan program tahunan pengelolaan
laboratorium disebabkan oleh kurangnya pemahaman PLP mengenai pentingnya
kegiatan perencanaan program tahunan pengelolaan laboratorium, juga belum
terjalinnya kordinasi antar PLP dan minimnya kegiatan pengembangan kapasitas PLP
dalam pengelolaan laboratorium.
c) Belum adanya perencanaan kalibrasi peralatan. Beberapa peralatan terutama
peralatan kategori 2 membutuhkan pemeliharaan dan kalibrasi pada periode tertentu.
Hal ini terkendala karena belum adanya perjanjian tertulis/kesepakatan dengan
penyedia peralatan laboratorium untuk kegiatan maintenance dan kalibrasi rutin oleh
tehnisi alat.
d) Beberapa peralatan dalam standar laboratorium yang terdapat dalam APKAL, tidak
sesuai dengan kapasitas/kompetensi PLP yang sekarang tersedia. Hal ini disebabkan
kurangnya realisasi perencanaan pengembangan kapasitas PLP dalam pengelolaan
laboratorium salah satunya dalam hal pelatihan pengoperasian peralatan tertentu.
4. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil evaluasi diatas, maka rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan
antara lain:
a) Melakukan rapat/pertemuan PLP dalam rangka membahas/memperjelas Tupoksi
sebagai PLP. Hal ini dilakukan karena masih ada beberapa PLP yang belum terlalu
paham Tupoksinya sebagai PLP.
b) Melakukan inventarisasi data untuk kebutuhan perencanaan program tahunan
pengelolaan laboratorium.
c) Melakukan kegiatan perencanaan program tahunan pengelolaan laboratorium.
d) Menginventarisir peralatan yang membutuhkan maintenance/kalibrasi oleh tehnisi alat
dan menyusun data perencanaan maintenance/kalibrasi alat dan menyerahkannya
kepada kepala laboratorium untuk dapat ditindaklanjuti.
e) Merumuskan bersama dan mengajukan usulan perencanaan pengembangan
kapasitas PLP dalam hal pengelolaan laboratorium.

B. Pengelolaan Peralatan
Berdasarkan hasil pengamatan saya selama bekerja di laboratorium sejak bulan
februari tahun 2019, berikut ini uraian hasil analisis saya terhadap kegiatan pengelolaan
peralatan laboratorium:
1. Strength (Kelebihan)
a) Pengadaan kebutuhan peralatan laboratorium telah berjalan dengan baik. Untuk
pengadaan kebutuhan peralatan laboratorium, poltekkes menggunakan
Aplikasi Pendataan Kelengkapan Alat Laboratorium (APKAL) dan e-Planning yang
disediakan oleh BPPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan. PLP masing-masing
jurusan bertugas mengisi data kebutuhan peralatan laboratorium pada APKAL. Data
tersebut yang akan menjadi dasar dalam pengadaan peralatan laboratorium di tahun
berikutnya;
b) Adanya daftar inventaris peralatan laboratorium (nama dan jumlah alat) serta
pengelompokan peralatan menjadi kategori 1,2 dan 3 berdasarkan cara
pengoperasian, perawatan, resiko penggunaan, kemampuan pengukuran,
persyaratan pengoperasian dan sistem kerja.
c) Tersedianya instruksi kerja (IK) alat untuk peralatan yang termasuk kategori 2.
Adanya instruksi kerja alat sangat membantu pengguna laboratorium karena
berfungsi sebagai panduan dalam mengoperasikan peralatan. Instruksi kerja alat juga
dapat menjaga/mencegah kerusakan alat akibat kesalahan prosedur pengoperasian.
d) Tersedianya formulir peminjaman dan pengembalian peralatan. Formulir ini bertujuan
agar setiap peralatan yang digunakan oleh pengguna laboratorium tercatat. Setiap
peralatan yang dikembalikan, akan diperiksa kesesuaian jenis dan jumlah alatnya
serta dikembalikan dalam keadaan utuh, bersih, kering dan tidak mengalami
kerusakan fisik/fungsi.
e) Posisi/letak peralatan disesuaikan dengan spesifikasi masing-masing alat. Sebagai
contoh: peralatan yang mudah pecah (terbuat dari gelas) dan peralatan yang kecil
disimpan dalam lemari peralatan, sedangkan alat yang membutuhkan perlakuan
khusus seperti mikroskop ditempatkan di lemari tersendiri yang memiliki lampu untuk
menjaga agar udara tidak lembab yang dapat menyebabkan lensa berjamur, alat-alat
lain ditempatkan sesuai kebutuhan pengguna pada tempat yang mudah terlihat dan
terjangkau.
f) Pemeliharaan dan perawatan alat telah dilakukan meski belum maksimal.
2. Weakness (Kekurangan)
a) Belum optimalnya penerapan SOP peminjaman, pengembalian alat dan
pemeliharaan/perawatan alat sehingga pengelolaan alat belum optimal;
b) Beberapa peralatan dalam standar laboratorium yang terdapat dalam APKAL, tidak
sesuai dengan kapasitas/kompetensi PLP yang sekarang tersedia dan bahan yang
dibutuhkan untuk pengoperasian alat tidak sesuai dengan rencana anggaran yang
disediakan. Hal ini menyebabkan alat tersebut tidak optimal penggunaannya (sebagai
contoh: alat spektrofotometer di laboratorium kimia yang disebabkan karena reagen
untuk pengoperasiannya tidak tersedia, alat tersebut belum pernah digunakan)
c) Pemeliharaan dan perawatan alat telah dilakukan meski belum maksimal dan belum
terjadwal.
3. Evaluasi
a) Belum optimalnya penerapan SOP peminjaman, pengembalian alat dan
pemeliharaan/perawatan alat sehingga pengelolaan alat belum optimal. Hal ini karena
belum adanya komitmen bersama PLP untuk menerapkan SOP tersebut serta belum
adanya kegiatan sosialisasi SOP tersebut kepada pengguna laboratorium.
b) Beberapa peralatan dalam standar laboratorium yang terdapat dalam APKAL, tidak
sesuai dengan kapasitas/kompetensi PLP yang sekarang tersedia. Hal ini disebabkan
karena minimnya kegiatan pengembangan kapasitas PLP dalam pengelolaan
laboratorium salah satunya dalam hal pelatihan pengoperasian peralatan tertentu.
c) Dalam hal pengadaan kebutuhan bahan laboratorium untuk praktikum, sebaiknya
juga mempertimbangkan spesifikasi peralatan yang akan diadakan. Karena jika tidak,
akan berakibat pada ketidaksesuaian antara peralatan dengan bahan yang tersedia.
d) Pemeliharaan dan perawatan peralatan belum optimal. Hal ini terkendala karena
belum adanya jadwal pemeliharaan dan perawatan alat masih kurangnya serta masih
kurangnya kompetensi PLP dalam hal perawatan dan pemeliharaan peralatan
laboratorium.
4. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil evaluasi diatas, maka rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan
antara lain:
a) Melakukan rapat/pertemuan PLP dalam rangka membahas/memperjelas Tupoksi
sebagai PLP. Hal ini dilakukan karena masih ada beberapa PLP yang belum terlalu
paham Tupoksinya sebagai PLP. Termasuk dalam hal pengelolaan peralatan
laboratorium.
b) Membuat komitmen bersama seluruh PLP penanggung jawab laboratorium Poltekkes
kemenkes Mamuju untuk menerapkan SOP yang berkaitan dengan pengelolaan
peralatan laboratorium.
c) Mengajukan usulan pengembangan kapasitas PLP dalam hal pengoperasian dan
perawatan/pemeliharaan peralatan laboratorium.
d) Sinkronisasi antara pengadaan peralatan dan bahan laboratorium agar tidak ada
peralatan yang tidak optimal penggunaannya disebabkan karena
ketidaksesuaian/ketidaktersediaan bahan untuk pengoperasianya.
e) Seluruh PLP membuat dan melaksanakan jadwal perawatan/pemeliharaan peralatan
laboratorium secara bertanggungjawab.

C. Pengelolaan Bahan
Berdasarkan hasil pengamatan saya selama bekerja di laboratorium sejak bulan
februari tahun 2019, berikut ini uraian hasil analisis saya terhadap kegiatan pengelolaan
bahan laboratorium:
1. Strength (Kelebihan)
a) Pengadaan kebutuhan bahan laboratorium dilakukan setiap awal semester dengan
cara mengidentifikasi kebutuhan bahan untuk seluruh kegiatan praktikum selama satu
semester. Hasil dari identifikasi tersebut berupa daftar kebutuhan bahan disertai
jumlah kebutuhan masing-masing bahan. Daftar tersebut yang kemudian
direalisasikan dan digunakan untuk keperluan praktikum mahasiswa selama satu
semester.
b) Tersedianya daftar nama bahan laboratorium dan pengelompokan bahan menjadi
bahan umum dan khusus. Daftar nama bahan dan pengelompokan bahan ini penting
karena melalui daftar nama bahan dapat diketahui bahan apa saja yang tersedia di
laboratorium serta bagaimana cara penanganannya.
c) Tersedianya tempat/rak/lemari penyimpanan khusus yang terhindar dari factor-faktor
yang dapat menimbulkan kerusakan pada bahan seperti cahaya matahari langsung,
panas, api, getaran maupun benturan fisik.
d) Bahan-bahan di laboratorium kimia telah dipisahkan antara bahan organic dan non
organic. Bahan organic perlu dipisahkan dari bahan anorganik untuk menghindari
resiko bahaya akibat interaksi bahan satu sama lain.
e) Penyimpanan bahan kimia yang compatible satu sama lain untuk menghindari resiko
bahaya seperti: explosive akibat bereaksi satu sama lain. Misalnya memisahkan
bahan yang bersifat oksidator dengan bahan yang bersifat reduktor.
f) Tersedianya formulir permintaan bahan dan kartu stok bahan. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui jumlah bahan yang masuk, keluar dan sisa bahan di laboratorium. Stok
bahan akan menjadi dasar dari permintaan bahan laboratorium selanjutnya.
g) Pengecekan bahan secara berkala. Pengecekan bahan ini selain untuk mengetahui
stok bahan, juga berfungsi sebagai kontrol kualitas bahan. Kegiatan ini telah berjalan
meskipun belum optimal.
h) Material handling (penanganan) sisa bahan. Sisa bahan dicatat dan dikembalikan ke
lemari penyimpanan setiap selesai digunakan untuk menghindari rusaknya bahan.
2. Weakness (Kekurangan)
a) Pengadaan bahan didasarkan pada data kebutuhan bahan dan tidak
mempertimbangkan data penggunaan bahan tahun sebelumnya. Sehingga bahan
yang dibeli jumlahnya terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan.
b) Dalam hal pengadaan kebutuhan bahan laboratorium untuk praktikum, tidak
mempertimbangkan spesifikasi peralatan yang akan diadakan. Yang berakibat pada
ketidaksesuaian antara peralatan dengan bahan yang tersedia.
c) Belum optimalnya kegiatan pengecekan bahan secara berkala. Hal ini disebabkan
karena masih kurangnya pemahaman PLP mengenai pentingnya pengecekan bahan.
Sehingga dalam keadaan tertentu, ada bahan yang ternyata sudah habis ataupun
kondisinya rusak dan tidak dapat digunakan lagi untuk praktikum.
3. Evaluasi
a) Dalam hal pengadaan kebutuhan bahan laboratorium untuk praktikum, sebaiknya
juga memperhitungkan penggunaan bahan pada tahun sebelumnya serta
memperhatikan spesifikasi peralatan yang akan diadakan. Karena jika tidak, akan
berakibat pada ketidaksesuaian jumlah bahan dengan kebutuhan serta tidak sinkron
antara peralatan dengan bahan yang tersedia.
b) Belum optimalnya kegiatan pengecekan bahan secara berkala. Hal ini disebabkan
karena masih kurangnya pemahaman PLP mengenai Tupoksinya sebagai pengelola
laboratorium salah satunya dalam hal pengelolaan bahan. Hal ini juga disebabkan
karena tidak adanya pelatihan pengelolaan bahan bagi PLP.
4. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil evaluasi diatas, maka rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan
antara lain:
a) Melakukan rapat/pertemuan PLP dalam rangka membahas/memperjelas Tupoksi
sebagai PLP. Hal ini dilakukan karena masih ada beberapa PLP yang belum terlalu
paham Tupoksinya sebagai PLP. Termasuk dalam hal pengelolaan bahan
laboratorium.
b) Membuat komitmen bersama seluruh PLP penanggung jawab laboratorium Poltekkes
kemenkes Mamuju untuk menerapkan SOP yang berkaitan dengan pengelolaan
bahan laboratorium.
c) Mengajukan usulan pengembangan kapasitas PLP dalam hal pengelolaan bahan
laboratorium.
d) Sinkronisasi antara pengadaan peralatan dan bahan laboratorium agar bahan dapat
tersedia untuk pengoperasian seluruh peralatan laboratorium sehingga kegiatan
praktikum dapat lebih optimal.
e) Menyertakan data penggunaan bahan pada saat perencanaan pengadaan bahan
untuk tahun berikutnya.
f) Seluruh PLP membuat dan melaksanakan pengecekan bahan laboratorium secara
bertanggungjawab.
D. Pengelolaan Metode Kerja
Berdasarkan hasil pengamatan saya selama bekerja di laboratorium sejak bulan
februari tahun 2019, berikut ini uraian hasil analisis saya terhadap kegiatan pengelolaan
metode kerja laboratorium:
1. Strength (Kelebihan)
a) Metode kerja yang digunakan di laboratorium poltekkes mamuju baik untuk kegiatan
praktikum, penelitian maupun kebutuhan pengabmas adalah metode kerja yang baku.
b) Metode kerja yang digunakan telah sesuai dengan kompetensi mahasiswa.
2. Weakness (Kekurangan)
a) Belum adanya pengembangan metode ataupun penerapan metode baru.
b) Belum adanya pelatihan pengembangan kapasitas PLP dalam hal pengelolaan
metode kerja laboratorium
3. Evaluasi
a) Perlu adanya pengembangan metode ataupun penerapan metode baru yang sesuai
dengan kompetensi mahasiswa.
4. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil evaluasi diatas, maka rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan
antara lain:
a) Mengajukan usulan pengembangan kapasitas PLP dalam hal pengelolaan metode
kerja laboratorium.
b) Memacu seluruh PLP untuk berinovasi dalam hal metode kerja.

E. Pengelolaan Lingkungan Kerja Laboratorium (K3 Dan Limbah)


Berdasarkan hasil pengamatan saya selama bekerja di laboratorium sejak bulan
februari tahun 2019, berikut ini uraian hasil analisis saya terhadap kegiatan pengelolaan
lingkungan kerja laboratorium (K3 dan limbah):
1. Strength (Kelebihan)
a) Telah diterapkannya prinsip-prinsip dasar kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di
laboratorium.
b) Pengaturan ruangan dan peralatan sesuai dengan standar kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan
kerja/penyakit akibat kerja.
c) Tersedianya instruksi kerja untuk peralatan laboratorium dengan resiko/bahaya
penggunaan tinggi untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja/penyakit akibat kerja.
d) Penyimpanan bahan-bahan kimia sesuai dengan standar kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) yaitu dihindarkan dari factor-faktor yang dapat memicu
terjadinya hal yang tidak diinginkan akibat pengaruh dari lingkungan maupun interaksi
antar bahan kimia.
e) Adanya tata tertib yang dipasang di dinding laboratorium serta video sosialisasi tata
tertib laboratorium untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan pengguna
laboratorium terhadap tata tertib.
f) Optimalisasi peralatan laboratorium yang dapat meminimalisir kecelakaan
kerja/penyakit akibat kerja di laboratorium seperti lemari asam dan laminar air flow.
g) Adanya peringatan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang dipasang pada
tempat-tempat tertentu, seperti di pintu ruang penyimpanan bahan kimia yang berisi
peringatan bahwa ruangan tersebut berisikan bahan-bahan kimia yang berbahaya.
h) Pengelolaan limbah mikrobiologis dilakukan sesuai SOP pengelolaan lmbah
mikrobiologis. Yaitu dengan terlebih dahulu memusnahkan limbah mikrobiologi hasil
pembiakan mikroba sebelum di buang ke lingkungan. Hal ini bertujuan agar mikroba
berbahaya hasil pembiakan di laboratorium tidak mencemari lingkungan dan
menyebabkan penyakit bagi masyarakat sekitar laboratorium.
i) Untuk limbah berbahaya dan beracun (B3) berupa benda tajam seperti spoit
ditampung dalam safety box untuk selanjutnya diproses sesuai prosedur penanganan
limbah berbahaya dan beracun (B3).
j) Tersedianya alat pemadam api ringan (APAR) yang digunakan untuk memadamkan
api jika terjadi kebakaran.
k) Adanya jalur evakuasi yang berfungsi sebagai penunjuk arah untuk keluar dari
ruangan atau gedung saat terjadi keadaan darurat seperti kebakaran atau bencana
alam. Jalur evakuasi ini mengarah pada titik kumpul.
l) Tersedianya fasilitas cuci tangan di setiap laboratorium untuk mengurangi resiko
pengguna laboratorium terkena paparan dan infeksi yang berasal dari mikroba yang
terdapat pada sampel pemeriksaan.
2. Weakness (Kekurangan)
a) Belum adanya pelatihan pengembangan kapasitas PLP dalam hal pengelolaan
lingkungan kerja (K3 dan limbah ) laboratorium.
b) Belum adanya kerjasama dengan pihak ketiga dalam hal pengelolaan limbah
berbahaya dan beracun (B3).
c) Belum adanya sosialisasi kesehatan dan keselamatan kerja (K3) terhadap pengguna
laboratorium.
3. Evaluasi
a) Perlu adanya pelatihan pengembangan kapasitas PLP dalam hal pengelolaan
lingkungan kerja (K3 dan limbah ) laboratorium.
b) Perlu adanya kerjasama dengan pihak ketiga dalam hal pengelolaan limbah
berbahaya dan beracun (B3).
c) Perlu adanya kegiatan sosialisasi kesehatan dan keselamatan kerja (K3) terhadap
pengguna laboratorium
4. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil evaluasi diatas, maka rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan
antara lain:
a) Mengajukan usulan pengembangan kapasitas PLP dalam hal pengelolaan lingkungan
kerja (K3 dan limbah ) laboratorium.
b) Mengajukan usulan kerjasama dengan pihak ketiga dalam hal pengelolaan limbah
berbahaya dan beracun (B3).
c) Mengajukan usulan pelaksanaan kegiatan sosialisasi kesehatan dan keselamatan
kerja (K3) terhadap pengguna laboratorium.
PENUTUP

Demikian tugas mandiri pasca dikaltfung tentang evaluasi pengelolaan laboratorium ini
saya buat. Saya berharap tugas saya ini selain menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi
pribadi saya, PLP lain di institusi juga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi institusi untuk
kegiatan perbaikan dan pengembangan laboratorium kedepannya. Sehingga ilmu yang saya
peroleh selama pendidikan dan pelatihan fungsional dapat ikut memberikan sumbangsih dalam
meningkatkan kualitas pelayanan Tridharma laboratorium Poltekkes kemenkes Mamuju.

Anda mungkin juga menyukai