1238-Article Text-3679-1-10-20171114
1238-Article Text-3679-1-10-20171114
Abstrak
Keywords: Mutu dan kanfaat obat tradisional ditentukan oleh bahan baku yang
Standarisasi; digunakan. Kelor merupakan salah satu bahan baku utama obat tradisional
kelor;Moringa sehingga perlu dilakukan standarisasi untuk meningkatkan mutu.
oleiferaLamk; Standarisasi fraksi etil asetat daun kelor (FEDK) meliputi penetapan
parameter parameter spesifik dan nonspesifik. Uji parameter spesifik meliputi
spesifik;parameter non organoleptis, penetapan kadar senyawa marker. Uji parameter non spesifik
spesifik meliputi susut pengeringan, kadar air, kadar abu total serta cemaran
mikroba dan cemaran kapang khamir. Hasil standarisasi menunjukkan
fraksi berbentuk kental, warna hijau kehitaman, bau khas kelor. Hasil
pengukuran kadar kuersetin dengan metode spektrofotometri UV-Vis
sebesar 3,35% ±0,02. Nilai susut pengeringan 13,12± 0,05, adapun kadar
air sebesar 12,5% ±0,17, kadar abu total 4,8 ±,0,21, serta tidak terdapat
cemaran mikroba maupun kapang khamir. Hasil standarisasi parameter
spesifik dan non spesifik FEDK memenuhi persyaratan umum Parameter
Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat
ISSN 2407-9189 67
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang
dilakukan. Oleh karena itu penelitian ini perlu didapatkan ekstrak cair maka dapat
dilakukan untuk melengkapi data standarisasi. dilakukan pemekatan ekstrak
2. METODE menggunakan rotary evaporator sampai
2.1 Bahan dan Alat didapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental
Bahan uji yang digunakan dalam yang didapat difraksinasi dengan n-
penelitian adalah daun kelor yang diperoleh heksana dan fraksi tidak larut n-heksana
dari Dusun Legundi, Desa Girimulyo dimurnikan dengan etil asetat dan
Kecamatan Panggang, Kabupaten diperoleh fraksi etilaseat. Fraksi etil
Gunungkidul. Tanaman kelor dipanen pada asetat akan digunakan untuk dilakukan
umur kurang lebih 1 tahun. Pelarut yang uji parameter spesifik dan non spesifik.
digunakan adalah etanol 80%, akuabidestilata, Uji Identitas Ekstrak secara
etanol, n-heksana, etilasetat, natrium klorida Organoleptik. Uji ini dilakukan sebagai
0,9%, plat KLT silica gel 60 F254, plate count. pengenalan awal yang sederhana dan
agar (PCA, Oxoid), Potato Dextrose Agar seobyektif mungkin. Uji dilakukan
(PDA) dan standar quercetin(Sigma). dengan menggunakan panca indera
Peralatan yang digunakan meliputi meliputi pengenalan bentuk, bau, rasa
timbangan analitik, oven, rotary evaporator dan warna dari ekstrak.
(Heidolph-L4000), pemijar (Vulcan a-550), Skrining fitokimia meliputi
Halogen Moisturizer Analyzer( Mettler pemeriksaan polifenol, flavonoid,
Toledo HB43), penangas air, alat hitung alkaloid, dan saponin
koloni, incubator, laminar air flow cabinet Identifikasi flavonoid
(LAF), instrument spektrofotometer UV-Vis Fraksi 0,5 gram dalam cawan
(Shimadzu 1800), alat-alat gelas yang umum ditambahkan 2 ml etanol 70% dan
digunakan di laboratorium. diaduk, ditambahkan serbuk magnesium
2.2. Metode Pengumpulan dan determinasi 0,5 g dan 3 tetes HCl pekat.
tanaman Terbentuknya warna jingga sampai
Daun kelor diambil dari daerah merah menunjukkan adanya flavon, dan
Dusun Legundi, Desa Girimulyo merah padam sampai merah keunguan
Kecamatan Panggang, Kabupaten menunjukkan flavanon
Gunungkidul. Tanaman kelor dipanen Identifikasi alkaloid
pada umur kurang lebih 1 tahun. Fraksi 0,5 gram dalam tabung reaksi
Pelaksanaan determinasi dilakukan di ditambahkan 2 ml etanol 70%,
laboratorium Biologi Farmasi Universitas ditambahkan 5 ml HCl 2 N, dipanaskan
Ahmad Dahlan di penangas air. Setelah dingin campuran
Sortasi dan Pengeringan Daun disaring dan filtrat ditambahkan beberapa
Kelor Daun yang telah dipanen disortasi tetes reagen Mayer. Warna keruh atau
antara ranting dan daunnya, bagian adanya endapan menunjukkan sampel
tumbuhan yang dipakai hanyalah bagian mengandung alkaloid
daunnya saja. Daun yang telah disortasi Identifikasi saponin
dikeringkan pada lemari pengering Fraksi sebanyak 0,5 gram dalam
selama ± 1 hari tabung reaksi ditambahkan 2 ml etanol
Ekstraksi Serbuk. Serbuk kering 70% diaduk dan ditambahkan 20 ml
diekstraksi dengan metode maserasi aquadest dikocok dan didiamkan 15-20
menggunakan pelarut etanol 80%. Proses menit. Adanya busa stabil dengan tinggi
ektraksi dilakukan selama 3 hari dengan lebih dari 2 cm menunjukkan positif
remaserasi pada hari ke-4. Setelah saponin.
68 ISSN 2407-9189
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang
Kadar Senyawa Marker secara kertas saring dipijarkan pada krus yang
spektrofotometri sama. Dimasukkan filtrate ke dalam krus
Dibuat seri larutan baku kuersetin dan diuapkan. Dilakukan pemijaran
dengan konsentrasi 5 ppm, 7,5 ppm, 10 kembali hingga bobot tetap, selanjutnya
ppm, 12,5 ppm, 15 ppm dan 17,5 ppm. ditimbang dan dihitung kadar abu
Masing-masing konsentrasi diambil 1 ml terhadap bahan yang telah dikeringkan di
dan ditambahkan AlCl3 2% dan udara.
dilakukan pengukuran secara
spektrofotometri pada λ 424 nm. Cemaran Mikroba (Angka
Ditimbang 50 mg fraksi etil asetat Lempeng Total). Larutan pengencer
dan dilarutkan dalam aquadest 10 ml dibuat dengan melarutkan 0,9 g NaCl ke
selanjutnya diambil 250 dan ditambahkan dalam 100 mL air. 5 buah tabung reaksi
aquadest sampai 5,0 ml, selanjutnya disiapkan untuk masing-masing
diambil 1 ml dan ditambahkan 2 ml l dituangkan 9 mL NaCl 0,9%. Tabung
AlCl3 2% dan dilakukan pengukuran tersebut dihornogenisasi sebanyak 10 mL
secara spektrofotometri pada λ 424 nm atau pengenceran 10-1. Dari hasil
Uji Parameter Non Spesifik. hornogenisasi pada penyiapan contoh
Kadar Air. Fraksi ditimbang 5 dipipet pengenceran 10-1 sebanyak 1 mL
gram dimasukkan ke labu kering. ke dalam tabung yang berisi pengencer
Sebanyak 200 ml toluen jenuh air NaCl 0,9% pertama hingga diperoleh
dimasukkan ke dalam labu, pasang pengenceran 10-2 dan dikocok hingga
rangkaian alat. Toluen jenuh dimasukkan homogen. Pengenceran berikutnya dibuat
ke dalam tabung penerima melalui hingga 10-3. Setelah proses sterilisasi,
pendingin sampai leher alat penampung. media agar PCA dituangan ke dalam 11
Labu dipanaskan hati-hati selama 15 cawan petri masing-masing sebanyak 20
menit. Setelah toluen mendidih mL. segera cawan petri digoyang dan
kecepatan penyulingan diatur 2 tetes per diputar hingga suspense tersebar secara
detik, kemudian dinaikkan hingga 4 tetes merata. Dari 11 cawan petri ini satu
per detik. Penyulingan dilanjutkan cawan digunakan sebagai control dan
selama 5 menit. Tabung penerima sepuluh lainnya digunakan sebagai
didinginkan sampai suhu ruang. Volume perlakuan yang dituangkan masing-
air dibaca setelah air dan toluen memisah masing 1mL dari tiap-tiap pengenceran.
sempurna. Jika media telah memadat, cawan petri
Susut pengeringan. Uji susut diinkubasi pada suhu 37 0C selama 24
pengeringan dilakukan dengan alat jam dengan posisi cawan terbalik. Jumlah
Halogen Moisturizer Analyzer koloni yang tumbuh diamati dan
Kadar Abu Total. Ditimbang dihitung.
dengan seksama ± 3 g fraksi. Cemaran Kapang dan Khamir.
Dimasukkan pada krus silika yang Disiapkan 3 tabung reaksi yang telah
sebelumnya telah dipijarkan dan ditara, diisi 9 mL pengencer NaCl 0,9%.
kemudian ratakan. Secara perlahan Dilakukan homogenisasi dan
dipijarkan hingga arang habis, kemudian pengenceran hingga 10-3. Diambil 0,5 mL
didinginkan dan ditimbang. Jika arang dari tiap-tiap pengenceran dan dituang
tidak habis, maka dapat ditambahkan air pada media Potato Dextrose Agar
panas dan dilakukan penyaringan dengan (PDA). Segera digoyang dan diputar agar
kertas saring bebas abu. Sisa kertas dan media tersebar rata. Dibiarkan memadat
ISSN 2407-9189 69
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang
selanjutnya diinkubasi pada suhu 20- senyawa metabolit sekunder yang ada dalam
250C selama 5-7 hari. Koloni ragi fraksi. Penapisan fitokimia FEDK
dibedakan karena bentuknya bulat kecil- menunjukkan kandungan senyawa polifenol,
kecil menyerupai bakteri. Lempeng yang flavonoid, alkaloid dan saponin. Proses
diamati adalah yang mengandung 40-60 identifikasi bertujuan untuk memberikan
koloni kapang / khamir kebenaran jenis untuk membedakan dengan
tanaman lain yang masih satu genus. Pada
penetapan kadar senyawa marker dalam
3. HASIL DAN PEMBAHASAN FEDK dengan metode Spektrofotometri
Penelitian standarisasi fraksi etil asetat UV-Vis dengan baku pembanding kuersetin
daun kelor penting dilakukan sebagai upaya didapatkan kadar kuersetin dalam FEDK
untuk menjamin bahwa produk akhir sebesar 3,35% ± 0,02. Kuersetin merupakan
mempunyai nilai parameter tertentu yang senyawa aktif utama dalam daun kelor [9]
konstan dan ditetapkan terlebih dahulu (8) yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan
Standarisasi fraksi etil asetat daun kelor [7].
meliputi parameter spesifik dan nonspesifik. 3.1 Parameter non spesifik
Parameter spesifik meliputi aspek Parameter non spesifik
organoleptik dan penetapan kadar senyawa memberikan gambaran kualitas proses
marker. Sedangkan parameter non spesifik pembuatan fraksi mulai dari pemanenan,
terdiri dari pengukuran kadar air, susut penyortiran, pembuatan ekstrak sampai
pengeringan, kadar abu total, penetapan tahap fraksi.Parameter non spesifik
cemaran mikroba dan kapang khamir. terdiri dari pengukuran kadar air, susut
Pengukuran kadar air, susut pengeringan serta pengeringan, kadar abu total, penetapan
kadar abu dilakukan dengan tiga kali replikasi cemaran mikroba dan kapang khamir.
kemudian diambil nilai rata-rata. Susut pengeringan menunjukkan nilai
3.1 Standarisasi parameter spesifik hilangnya kandungan air atau senyawa
Parameter spesifik meliputi identitas menguap pada saat pengeringan. Pada
fraksi, organoleptik dan kadar kandungan penetapan susut pengeringan didapatkan
kimia fraksi nilai 13,12%±0,05. Hasil standarisasi
Hasil pengujian parameter standar parameter non spesifik tersaji pada tabel
spesifik tersaji pada tabel 1 dan tabel 2. 3.
Tabel 1. Hasil Penapisan fitokimia Tabel 3. Hasil standarisasi non
spesifik fraksi etil asetat daun kelor
Parameter Hasil pengamatan Acuan
No Uji tabung Pereaksi Hasil Rendemen 3,72%
1. Polifenol FeCl3 ++hijau kebiruan Susut pengeringan 13,12% ±0,05 10%
2. Flavonoid Uap amonia ++ warna kuning Kadar air 12,5%± 0,17 ekstrak kental (5% - 30%)
3. Saponin deteksi dengan penggojogan + buih Kadar abu total 4,8%± 0,21 ˂ 9% (11)
4. Alkaloid Pereaksi Dragendorf ++warnaoranye/endapan oranye Cemaran mikroba negatif BPOM: negatif
Cemaran kapang khamir negatif BPOM: negatif
70 ISSN 2407-9189
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang
ISSN 2407-9189 71
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang
leaves/sunflower seed cake, Meat Science, [11] Departemen Kesehatan RI. Materia Medika
2012;91:461-467 Indonesia. Jilid VI. Jakarta; 1995.168-172
[10] Saifudin A, Rahayu V, Teruna HY.
Standarisasi Bahan Obat Alam. Yogyakarta:
Graha Ilmu; 2011
72 ISSN 2407-9189