Anda di halaman 1dari 4

Tugas.

3
1. Istilah pembelajaran terpadu, banyak istilah yang digunakan untuk memadukan materi
yang spesifik misalnya keterampilan menulis atau berpikir di antra kurikulum.
Dengan pendektan terpadu, kurikulum dirancang dapat mengakomodasi kebutuhan
siswa, mengatasi masalah sosial di antara para siswa di kelas, dan juga memantapkan
penguasaan materi pelajaran. Uraikan latar belakang atau alasan penggunaan
pembelajaran terpadu!
2. Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara
sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar
mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Uraikan hal yang terkait dengan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran terpadu!
3. Pembelajaran kelas rangkap adalah penggabungan sekelompok siswa yang
mempunyai perbedaan usia, kemampuan, minat, dan tingkatan kelas di mana dikelola
oleh seorang guru atau beberapa guru yang dalam pembelajarannya difokuskan pada
kemajuan individual para siswa. Pembelajaran kelas rangkap memiliki korelasi
dengan teori belajar yang dikemukakan oleh beberapa tokoh. Uraikan korelasi atau
keterkaitan teori belajar dan pembelajaran kelas rangkap menurut beberapa tokoh!
4. Karakteristik anak-anak menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan
yang bermuatan permainan, terutama untuk kelas rendah. Guru SD diharap
merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di
dalamnya. Sesuai dengan tumbuh kembang anak sekolah dasar, maka guru harus
memberikan pengalaman pada aktivitas fisiknya. Uraikan dan jelaskan aktivitas
bermain yang cocok buat anak sekolah dasar!
5. Menurut penelitian Howard Gardner, di dalam diri setiap anak tersimpan sembilan
jenis kecerdasan yang siap berkembang. Ia memetakan lingkup kemampuan manusia
yang luas tersebut menjadi sembilan kategori yang komprehensif atau sembilan
macam kecerdasan dasar pada anak-anak. Uraikan sembilan macam kecerdasan dasar
tersebut!

1. Pembelajaran akan lebih bermakna menggunakan pendekatan terpadu, karena


pembelajaran terpadu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar sesuai
dengan minat dan kebutuhannya. Pembelajaran terpadu didasarkan pada tiga konsep
tentang proses belajar anak yaitu : anak-anak tidak membedakan antara bidang-bidang
pelajaran, anak memandang bidang mata pelajaran sebagai sesuatu yang berkaitan
secara keseluruhan, pembelajaran terpadu berdasarkan pada konsep bahwa berbagai
mata pelajaran dapat digunakan untuk meningkatkan belajar, pembelajaran terpadu
berdasarkan metode mengajar induktif, yang menghubungkan berbagai kegiatan
dengan topik tertentu yang diintegrasikan ke dalam satu kesatuan. Pembelajaran
terpadu memungkinkan peserta didik menggunakan ketrampilan-ketrampilan-
ketrampilan dalam suatu mata pelajaran dengan cara yang bermakna.

2. Kelebihan
 Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan
mudah memahami sekaligus melakukannya.
 Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di
mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan
kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek
kognitif.
 Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
 Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah
menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.
Kekurangan
 Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi,
keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan
berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut
untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan
ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka
pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
 Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar
peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun
kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan
pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-
hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan
menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model
pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
 Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan
bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi,
mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan
mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka
penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
 Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian
ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target
penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan
materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
 Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang
menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta
didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini,
guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan
penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk
berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang
berbeda.
 Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan
mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian
lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru
berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan
tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru
itu sendiri.

3. Teori tentang perkembangan kognitif oleh Jean Piaget memberikan sumbangan


dasar tentang latar belakang dari Developmentally Appropriate Practices. Teori ini
menunjukkan kebutuhan siswa untuk membangun pengetahuan melalui proses belajar
dan juga menunjukkan kebutuhan siswa untuk meraih kesempatan berinteraksi
secara fisik dengan sesama teman.
Teori perkembangan sosial oleh Lev Vygotsky, dimana ditekanakan pada
perkembangan kemampuan berbahasa dan bersosialisasi untuk pertumbuhan
kemampuan kognitif para siswa.
Teori atribut dari Bernard Weiner, dimana memberikan sumbangan dasar
pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap dengan pemberian motivasi secara internal
kepada siswa dan juga bagi guru yang membantu siswanya belajar karena memang
siswa tersebut mempunyai keinginan untuk belajar.
Teori Belajar sosial kognitif dari Albert Bandura. Teori ini menunjukkan bahwa
proses belajar yang terjadi banyak dilalui dengan pendekatan model observasi.

4. Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sseorang untukmemperoleh


kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yangberpendapat
bahwa anak yang terlalu banyak bermain, akan membuat anak menjadimalas bekerja
dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahlipsikologi
mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa
anak. Contoh bermain musik, bermain drama, bebas dan spontan atau eksplorasi serta
olahraga.

5. Sembilan macam kecerdasan dasar :


1. Kecerdasan matematis-logis (Logical – mthematical intelligence)
Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika. Jalan pikiran
bernalar dengan mudah mengembangkan pola sebab akibat. Contohnya
matematikus, programer, logikus.Tokoh terkenal seperti : Einstein (ahli fisika),
Habibie (ahli pesawat)
2. Kecerdasan ruang(Spatial intelligence)
Kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan kemampuan
untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat serta mempunyai daya imaginasi
secara tepat. Contohnya pemburu, arsitek, dekorator. Tokoh terkenal seperti
Sidharta (pemahat), Pablo Pacasso (pelukis)
3. Kecerdasan kinestetic-badani (bodily- kinesthetic intelligence)
Kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan
gagasan dan perasaan . contohnya aktor, atlet, penari ahli bedah. Tokoh terkenal
seperti : Charlie Chaplin (pemain pantonim yang ulung), Steven Seagal (actor)
4. Kecerdasan musikal (Musical intelligence)
Kemampuan untuk mengembangkan , mengekspresikan dan menikmati bentuk –
bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi, dan intonasi serta
kemampuan memainkan alat musik. contohnya komponis .Tokoh terkenal seperti
Beethoven, Mozart.
5. Kecerdasan interpersonal (Interpersonal intelligence)
Kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan , intensi,
motivasi, watak, temperamen orang lain. Kemampuan yang menonjol dalam
berelasi dan berkomunikasi dengan berbagai orang. Contohnya komunikator,
fasilitator. Tokoh terkenal Mahatma Gandhi (tokoh perdamaian India), Ibu Teresa
(Pejuang kaum miskin)
6. Kecerdasan intrapersonal (Intrapersonal intelligence)
Kemampuan berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan
untuk bertindak secara adaptif berdasar pengalaman diri serta mampu berefleksi
dan keseimbangan diri, kesadaran tinggi akan gagasan – gagasan . Mereka mudah
berkonsentrasi dengan baik, suka bekerja sendiri dan cenderung pendiam.
Contohnya para pendoa batin.
7. Kecerdasan lingkungan/aturalis (Naturalist intlligence)
Kemampuan untuk mengerti flora dan fauna dengan baik, menikmati alam,
mengenal tanaman dan binatang dengan baik. Tokoh terkenal Charles Darwin
8. Kecerdasan eksistensial (Exixtential intlligence)
Kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab
persoalan – persoalan terdalam keberadaan atau eksistensi manusia. Contohnya
persoalan mengapa ada, apa makna hidup ini. Tokoh terkenal seperti Plato,
Sokrates, Thomas Aquina.

Anda mungkin juga menyukai