DISUSUN OLEH
MAKKASAU
203001090030
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpah hidayah, rahmat dan lindungannya.
Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas kami. Selain itu kami menyusun
makalah ini untuk menambah wawasan untuk memahami tentang Nursing Managemen Issues.
Mungkin makalah yang kami buat ini belum sempurna karna saya juga masih dalam
belajar, oleh karena itu kami menerima suran/kritikan pembaca supaya makalah selanjutnya
Dalam makalah ini saya membahas tentang Nursing Managemen Issues. Semoga
Demikianlah makalah yang kami susun dan jika ada tulisan atau perkataan yang kurang
berkenan (sopan) kami mohon maaf sebesar-besarnya, semoga makalah ini bermanfaat buat
pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………….2
BAB I : PEMBAHASAN
BAB II : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………… 10
BAB I
PEMBAHASAN
A.Manajemen Kasus
Model manajemen kasus merupakan generasi kedua dari model primary nursing.Dalam model
ini asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan pandangan, bahwa untuk penyelesaian
kasus keperawatan secara tuntas berdasarkan berbagai sumber daya yang ada.Metode
manajemen kasus keperawatan adalah bentuk pemberian asuhan keperawatandan manajemen
sumber-sumber terkait yang memungkinkan adanya manajemen yangstrategis dari cost dan
quality oleh seorang perawat untuk suatu episode penyakit hingga perawatan
lanjut.Pengembangan metode ini didasarkan pada bukti-bukti bahwa manajemen kasusdapat
mengurangi pelayanan yang terpisah-pisah dan duplikasi. Di sisi lain, metode kasuskeperawatan
ini akan memberikan kesempatan untuk komunikasi di antara perawat, dokter,dan tim
kesehatan lain, efisien dalam manajemen perawatan melalui monitoring, koordinasidan
intervensi.Dalam manajemen kasus keperawatan, seorang perawat akan bertugas sebagai
casemanager untuk seorang (mungkin lebih) pasien, sejak masuk ke rumah sakit hingga
pasientersebut selesai dari masa perawatan dan pengobatan. Sebagai case manager,
perawatmemiliki tanggung jawab dan kebebasan untuk perencanaan, pelaksanaan, koordinasi,
danevaluasi. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dalam memberikan asuhan
keperawatandengan metode manajemen kasus, case manager senantiasa mempertimbangkan
duarangkaian dari quality-cost-access dan consumers- providers-funders.
4.Efisiensi biaya
Dalam hal ini manajer kasus terlibat identifikasi secara langsung dan
menyeleksi orang-orang yang menjadi tujuan pelayanan yang ingin dicapai, kualitas
hidup, atau berapa biaya untuk suatu perawatan dan pelayanan yang dapat
Fungsi ini mengacu pada pengumpulan informasi dan perumusan suatu asesmen
sumber Dalam hal ini termasuk juu melakukan penggalian atas potensi klien, baik
kekuatan dan kelemahannya, mana yang memerlukan pelayanan dan mana yang
kelemahannya
b. Memahami hasil kontak dan pengkajian awal, walaupun belum tentu harus
d. Selalu kontak secara teratur dengan klien sehingga dapat memahami perubahan
3. Rencana Intervensi/Pelayanan.
sumber yang bervariasi yang dapat dijangkau untuk membantu penanganan masalah
Seorang manajemen kasus harus menghubungkan klien dengan sumber sumber yang sesuai.
Selain itu juga harus menekankan adanya koordinasi diantara sumber-sumber yang digunakan
oleh klien dengan menjadi sebuah saluran serta poin utama dari komunikasi yang terintegrasi
Seorang manajer kasus membuat peraturan dan kontak tindak lanjut yang terus
menerus dengan klien dan penyedia pelayanan untuk menyaknkan baha pelayanan
digunakan oleh klien secara tepat. Apabila ditemukan adanya penyimpangan atau
kasus klien, pelaksanaan pelayanan serta kesesuaian terhadap rencana yang telah
disusun.
6. Mendukung klien
pelayanan atau sumber, manajer kasus membantu klien dan keluarganya pada saat
nama klien untuk menjamin bahwa mereka menerima pelayanan sesuai dengan
haknya.
Jangkauan fungsi manajemen kasus tergantung kontekstualnya, seperti misalnya:
mengetahui benar permasalahan, siapa saja yang terlibat di dalam masalah ini,
beda antara satu kasus dengan kasus yang lain. Misalnya konteks individu,kelompok kecil,
komunitas tertentu dan masyarakat secara luas. Masing-masing
1.Kekurangan
Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehinggatidak mampu
memberikan asuhan secara menyeluruh
c.Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yangsederhana
terlewatkan
d.Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung jawab klien
bertugas.
2.Kelebihana.
integral dari pelayanan kesehatan. Didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang
tindakan mandiri perawat melalui kolaborasi dengan system klien dan tenaga kesehatan lain
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya
pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik keperawatan individual dan berkelompok.
(Kozier, 2009)
Emergency Nursing (Perawat Gawat Darurat) adalah sebuah area khusus/ spesial dari
keperawatan profesional yang melibatkan integrasi dari praktek, penelitian dan pendidikan
profesional. Perawat gawat darurat mempunyai fokus untuk memberikan pelayanan secara
episodik kepada pasien-pasien yang mencari terapi baik yang mengancam kehidupan, non
suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan
-Darah Contoh: Tranfusi darah, terkena darah HIV+ pada kulit yang terluka, terkena darah
menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb-Cairan Semen, Air Mani, Sperma dan Peju
Pria
Contoh: Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb.
-Cairan Vagina pada Perempuan
Contoh: Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral
seks, dll. -Air Susu Ibu / ASI Contoh: Bayi minum asi dari wanita HIV+, Laki-laki meminum susu
asi pasangannya, dan lain sebagainya.
Melalui Transmisi Seksual Untuk mencegah penularan virus HIV-AIDS melalui transmisi
seksual adalah:
• Apabila tidak bisa menjauh dari seks, maka lakukanlah dengan satu orang saja
Selain itu, pemerintah harus meminimkan hiburanhiburan yang dapat memancing syahwat,
• Pendidikan Seks, memberikan pengetahuan untuk orang tentang seks yang positif.
Pendidikan seks dapat diajarkan oleh orang tua, guru, dan teman-teman.
DAFTAR PUSTAKA
Harif Fadillah, "Perlu Adanya Regulasi yang Kuat dalam UU Keperawatan" tahun 2011.
Kozier, B., & Erb, G. (2012). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis, Jakarta: EGC.
Kellit. Nudi Anna dan Akemat. 2012. Model Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:
EGC
Sitorus, R. Yulia. 2014. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit; Penataan
Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian ASKEP di Ruang Rawat. Jakarta: EGC