Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

NURSING MANAGEMEN ISSUES

DISUSUN OLEH

MAKKASAU

203001090030
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpah hidayah, rahmat dan lindungannya.

akhirnya makalah ini kami selesaikan dengan lancar.

Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas kami. Selain itu kami menyusun

makalah ini untuk menambah wawasan untuk memahami tentang Nursing Managemen Issues.

Mungkin makalah yang kami buat ini belum sempurna karna saya juga masih dalam

belajar, oleh karena itu kami menerima suran/kritikan pembaca supaya makalah selanjutnya

bisa lebih baik dari sebelumnya.

Dalam makalah ini saya membahas tentang Nursing Managemen Issues. Semoga

makalah kami buat ini bisa bermafaat bagi pembaca.

Demikianlah makalah yang kami susun dan jika ada tulisan atau perkataan yang kurang

berkenan (sopan) kami mohon maaf sebesar-besarnya, semoga makalah ini bermanfaat buat

pembaca.

Jambi, 21 Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………….2

Daftar isi ………………………………………………………………………………………………………………3

BAB I : PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Manangemen Kasus HIV……………………………………………………………….4


1.2 Legal dan Etik…………………………………………………………………………………………………..5
1.3 Penecegahan Transmisi HIV……………………………………………………………………………..6

BAB II : PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………… 10
BAB I
PEMBAHASAN

A.Manajemen Kasus

Model manajemen kasus merupakan generasi kedua dari model primary nursing.Dalam model
ini asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan pandangan, bahwa untuk penyelesaian
kasus keperawatan secara tuntas berdasarkan berbagai sumber daya yang ada.Metode
manajemen kasus keperawatan adalah bentuk pemberian asuhan keperawatandan manajemen
sumber-sumber terkait yang memungkinkan adanya manajemen yangstrategis dari cost dan
quality oleh seorang perawat untuk suatu episode penyakit hingga perawatan
lanjut.Pengembangan metode ini didasarkan pada bukti-bukti bahwa manajemen kasusdapat
mengurangi pelayanan yang terpisah-pisah dan duplikasi. Di sisi lain, metode kasuskeperawatan
ini akan memberikan kesempatan untuk komunikasi di antara perawat, dokter,dan tim
kesehatan lain, efisien dalam manajemen perawatan melalui monitoring, koordinasidan
intervensi.Dalam manajemen kasus keperawatan, seorang perawat akan bertugas sebagai
casemanager untuk seorang (mungkin lebih) pasien, sejak masuk ke rumah sakit hingga
pasientersebut selesai dari masa perawatan dan pengobatan. Sebagai case manager,
perawatmemiliki tanggung jawab dan kebebasan untuk perencanaan, pelaksanaan, koordinasi,
danevaluasi. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dalam memberikan asuhan
keperawatandengan metode manajemen kasus, case manager senantiasa mempertimbangkan
duarangkaian dari quality-cost-access dan consumers- providers-funders.

Tujuan Model Manajemen Kasus

1.Menetapkan pencapaian tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan sesuai denganstandar.

2.Memfasilitasi ketergantungan pasien sesingkat mungkin

3. Menggunakan sumber daya seefisien mungkin.

4.Efisiensi biaya

5.Memfasilitasi secara berkesinambungan asuhan keperawatan melalui kolaborasidengan tim


lainnya.

6.Pengembangan profesionalisme dan kepuasan kerja.

Terdapat beberapa fungsi dasar manajemen kasus


1. Identifikasi klien dan orientasi (Client Identification and Orientation)

Dalam hal ini manajer kasus terlibat identifikasi secara langsung dan

menyeleksi orang-orang yang menjadi tujuan pelayanan yang ingin dicapai, kualitas

hidup, atau berapa biaya untuk suatu perawatan dan pelayanan yang dapat

dipengaruhi dengan positif oleh manajemen kasus.

2. Asesmen klien (Client Assessment)

Fungsi ini mengacu pada pengumpulan informasi dan perumusan suatu asesmen

dari kebutuhan-kebutuhan komprehensif klien, situasi kehidupan, dan sumber

sumber Dalam hal ini termasuk juu melakukan penggalian atas potensi klien, baik

kekuatan dan kelemahannya, mana yang memerlukan pelayanan dan mana yang

tidak.Menyadari kebutuhan komprehensif kliennya, termasuk kekuatan dan

kelemahannya

b. Memahami hasil kontak dan pengkajian awal, walaupun belum tentu harus

terlibat secara langsung

c. Selalu dekat dengan tenaga pelayanan langsung untuk meyakinkan bahwa

informasi mereka menyeluruh (komprehensif) dan terkini (aktual)

d. Selalu kontak secara teratur dengan klien sehingga dapat memahami perubahan

kemampuan dan kebutuhannya.

3. Rencana Intervensi/Pelayanan.

Pekerja sosial sebagai manajer kasus mengidentifikasi pelayanan-pelayanan atau

sumber yang bervariasi yang dapat dijangkau untuk membantu penanganan masalah

a. Memiliki daftar lengkap tentang lembaga/organisasi pelayanan di dalam masyarakat serta


memahami pelayanan yang diberikan masing-masing lembaga/organisasi, termasuk kebijakan
dan prosedurnya
b. Memberikan informasi yang dimilikinya kepada perencanaan kasus tentang sumber-sumber
yang tersedia.

c. Menginterprestasikan tujuan dan fungsi rencana kasus kepada pemberi pelayanan

4. Koordinasi hubungan dan pelayanan

Seorang manajemen kasus harus menghubungkan klien dengan sumber sumber yang sesuai.
Selain itu juga harus menekankan adanya koordinasi diantara sumber-sumber yang digunakan
oleh klien dengan menjadi sebuah saluran serta poin utama dari komunikasi yang terintegrasi

5. Tindak lanjut dan Monitoring pelaksanaan pelayanan

Seorang manajer kasus membuat peraturan dan kontak tindak lanjut yang terus

menerus dengan klien dan penyedia pelayanan untuk menyaknkan baha pelayanan

yang diperlukan memang benar-benar diterima diperoleh dengan baik, serta

digunakan oleh klien secara tepat. Apabila ditemukan adanya penyimpangan atau

iksesuaian, manajer kasus harus segera mengambil tindakan perbaikan atau

memodifikasi rencana pelayanan Manajer kasus juga menyelesaikan laporan

termasuk didalamnya dokumen klien, kemajuan yang dicapai dalam perkembangan

kasus klien, pelaksanaan pelayanan serta kesesuaian terhadap rencana yang telah

disusun.

6. Mendukung klien

Selama masa pelayanan yang diberikan oleh berbagai jenis penyedia

pelayanan atau sumber, manajer kasus membantu klien dan keluarganya pada saat

mereka menghadapi masalah yang tidak diharapkan dalam mendapatkan pelayanan.

Kegiatan ini termasuk mengatasi konflik pribadi, konseling, penyediaan informasi.

memberikan dukungan emosional, dan apabila sesuai, melakukan pembelaan atas

nama klien untuk menjamin bahwa mereka menerima pelayanan sesuai dengan

haknya.
Jangkauan fungsi manajemen kasus tergantung kontekstualnya, seperti misalnya:

a Karakteristik populasi sasaran, maksudnya adalah seorang manajer kasus harus

mengetahui benar permasalahan, siapa saja yang terlibat di dalam masalah ini,

bagaimana sifat-sifatnya, besaran masalah serta berbagai alternatif penanganan

b. Kendala lingkungan. Lingkungan yang melingkupi suatu kasus dapat berbeda

beda antara satu kasus dengan kasus yang lain. Misalnya konteks individu,kelompok kecil,
komunitas tertentu dan masyarakat secara luas. Masing-masing

lingkungan seringkali memiliki kendala sendiri-sendiri. Hal ini perlu dipahami

benar oleh seorang manajer kasus.

Kekurangan dan Kelebihan Manajemen Kasus

1.Kekurangan

Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehinggatidak mampu
memberikan asuhan secara menyeluruh

b.Membutuhkan banyak tenaga.

c.Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yangsederhana
terlewatkan

d.Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung jawab klien
bertugas.

2.Kelebihana.

a.Kebutuhan pasien terpenuhi.

b.Pasien merasa puas.

c.Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.

d.Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapa

B.Legal dan Etik


Profesi Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan. Didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan

kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang

mencakup seluruh proses kehidupan manusia.(Kozier, 2009). Praktek keperawatan adalah

tindakan mandiri perawat melalui kolaborasi dengan system klien dan tenaga kesehatan lain

dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya

pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik keperawatan individual dan berkelompok.

(Kozier, 2009)

Emergency Nursing (Perawat Gawat Darurat) adalah sebuah area khusus/ spesial dari

keperawatan profesional yang melibatkan integrasi dari praktek, penelitian dan pendidikan

profesional. Perawat gawat darurat mempunyai fokus untuk memberikan pelayanan secara

episodik kepada pasien-pasien yang mencari terapi baik yang mengancam kehidupan, non

critical illness atau cedera (Putra, 2010).

Pada Keperawatan Gawat Darurat diperlukan asuhan keperawatan yang merupakan

suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan

kepada pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan.

C.Pencegahan Transmisi HIV

Pengertian HIV-AIDS Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency


Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul
karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus. Virusnya sendiri bernama
Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan
pada tubuh manusia

Jalur Penularan HIV-AIDS

-Darah Contoh: Tranfusi darah, terkena darah HIV+ pada kulit yang terluka, terkena darah
menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb-Cairan Semen, Air Mani, Sperma dan Peju
Pria

Contoh: Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb.
-Cairan Vagina pada Perempuan

Contoh: Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral

seks, dll. -Air Susu Ibu / ASI Contoh: Bayi minum asi dari wanita HIV+, Laki-laki meminum susu
asi pasangannya, dan lain sebagainya.

Mencegah Penularan HIV-AIDS

Melalui Transmisi Seksual Untuk mencegah penularan virus HIV-AIDS melalui transmisi

seksual adalah:

• Menjauh dari seks itu sendiri

• Apabila tidak bisa menjauh dari seks, maka lakukanlah dengan satu orang saja

• Konsisten menggunakan kondom

Cara Pencegahan Lain

• Pendidikan Agama, dengan menanamkan nilai-nilai positif (moral) kepada orang-orang.

Selain itu, pemerintah harus meminimkan hiburanhiburan yang dapat memancing syahwat,

yang dimana dapat menyebabkan seks bebas.

• Pendidikan Seks, memberikan pengetahuan untuk orang tentang seks yang positif.

Pendidikan seks dapat diajarkan oleh orang tua, guru, dan teman-teman.
DAFTAR PUSTAKA

Bastian,Jakarta dan Suryono. (2011). Penyelesaian Sengketa Kesehatan. Salemba Medika:jakarta

Budhiartie, arrie. (2011). Pertanggungjawaban hukum perawat.

Harif Fadillah, "Perlu Adanya Regulasi yang Kuat dalam UU Keperawatan" tahun 2011.

Helm, Ann. (2012). Malpraktek Keperawatan. EGC: Jakarta

Kozier, B., & Erb, G. (2012). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis, Jakarta: EGC.

Kellit. Nudi Anna dan Akemat. 2012. Model Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:

EGC

Nursalam. 2013. Manajemen Keperawatan Aplikaediksi dalam Praktekkeperawatan

Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Pakiringan, Junda. (2013). Undang-Undang Keperawatan: Hak Perawat Indonesia Untuk

Sitorus, R. Yulia. 2014. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit; Penataan

Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian ASKEP di Ruang Rawat. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai