Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Tasya Azzahra

NIM : 142190142
KELAS : Etika Bisnis dan Profesi (EA-D)

FILSAFAT, AGAMA, ETIKA, DAN HUKUM

1. Hakikat Filsafat
Filsafat bersal dari dua kata yunani phlio dan sophia, yang mana phlio berarti berarti cinta
dan sophia berarti bijaksana. Dengan demikian philosophia berarti cinta kepada
kebijaksanaan.(Puad Farid Ismail dan Abdul Hamid Mutawalli 2003).
Karaktereristik utama berpikir filsafat adalah sifatnya yang menyeluruh, sangat mendasar, dan
spekulatif. Sifatnya yang menyeluruh artinya mempertanyakan hakikat keberadaan dan kebenaran
tentang keberadaan itu sendiri sebagai satu kesatuan secara keseluruhan, bukan dari perspektif
bidang perbidang, atau sepotong-sepotong. Sifatnya yang mendasar bearti bahwa filsafat tidak begitu
saja percaya bahwa ilmu adalah benar . Sifat yang spekulatif karena filsafat selalu ingin mencari
jawab bukan saja pada suatu hal yang sudah diketahui tetapi juga pada suatu hal yang belum
diketahui.
Objek filsafat bersifat universal dan mencakup segala sesuatu yang dialami manusia.
Selanjutnya Abdul Kadir Muhamad menjelaskan filsafat dengan melihat unsur-unsur sebagai
berikut :
1) Kegiatan intelektual (pemikiran)
2) Mencari makna yang hakiki (interpretasi)
3) Segala fakta dengan gejala.(objek)
4) Dengan cara refleksi, metodis dan sistematis.
5) Untuk kebahagian manusia (tujuan)

2. Hakikat Agama
Untuk memperolah pemahaman tentang agama, dibawah ini dikutip beberapa pengertian dan
definisi tentang agama. Agus M. harjana (2005) mengutip pengertian agama dari Ensiklopedi
Indonesia karangan Hasan Shandily.agama berasal dari bahasa sangsakerta : a berarti tidak , gam
berarti pergi, dan a besifat atau keadaan. Jadi istialah agama berarti : bersifat tidak pergi, tetap
lestari, kekal dan tidak berubah. Dengan demikian agama adalah pegangan atau pedoman bagi
manusia utuntuk mencapai hidup kekal. Faud farid ismail dan Abdul Hamid Mutawalli (2003)
menjelaskan bahwa agama adalah satu bentuk ketetapan Ilahi yang mengarahkan mereka yang
berakal dengan pilihan mereka sendiri terhadap ketetapan Ilahi itu tersebut kepada kebaikan hidup
didunia dan kabahagian hidup di akhirat.
Sebenarnya dalam pengertian agama tercakup unsure-unsur utama sebagai berikut :

1) Ada kitab suci.


2) Kitab suci ditulis oleh Nabi berdasarkan wahyu langsung dari Tuhan.
3) Ada suatu lembaga yang membina, menuntun umat manusia, dengan menafsirkan kitap
suci bagi kepentingan umatnya.
3. Hakekat Etika
Etika barasal dari kata yunani yaitu berasal dari kata ethos (bentuk tunggal) yang berarti tempat
tinggal, padang, rumput, kadang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, cara berpikir, bentuk
jamaknya adalah ta etha, yang berarti adat istiadat. Dalam hal ini kata etika sama dengan
moral. Moral berasal dari kata latin: mos ( bentuk tunggal ), atau mores ( bentuk jamak ) yang
berarti adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, watak, tabiat, akhalk, cara hidup, (Kanter, 2001).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terbitan Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan (1988), etika dirumuskan dalam pengertian sebagai berikut :

a. Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak);
b. Kupulan asas atau nilai yang berkenan dengan akhlak;
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Dari uraian diatas , dapat diketahui bahwa ternyata etika mempunyai banyak arti. Namun
demikian, setidaknya arti etika dapat dilihat dari dua hal berikut:
a) Etika sebagai peraksis; sama dengan moral atau moralitas yang berarti adat istiadat,
kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam kelompok atau masyarakat.
b) Etika sebagai ilmu atau tata susila adalah pemikiran/penilaian moral. Etika sebagai
pemikiran moral bisa saja mencapai taraf ilmiah bila proses penalaran terhadap moralitas
tersebut bersifat kritis, metodis, dan sistematis.

4. HAKIKAT NILAI
Dari penjelasan tentang nilai sebenarnya dapat disimpulkan tiga hal,yaitu :
a. Nilai selalu dikaitkan dengan sesuatu (benda, orang, hal).
b. Ada bermacam-macam (gugus) nilai selain nilai uang (ekonomis) yang sudah cukup
dikenal.
c. Gugus-gugus nilai ini membentuk semacam hierarki dari yang terendah sampai dengan
yang tertinggi.

5. Hubungan Agama, Etika, Dan Nilai


Semua agama melalui kitab sucinya msing-masing mengajarkan tentang tiga hal pokok, yaitu:
1) Hakikat Tuhan ( God Allah, Gusti Allah, Budha, Brahma, kekuatan tak terbatas, dan lain-
lain ).
2) Etika, tata susila dan
3) Rritual, tata cara beribadat.
Jelas sekali bahwa antara agama dan etika tidak dapat dipisahkan. Tidak ada agama yang tidak
mengajarkan etika/moralitas. Kualitas keimanan (spritualitas) seseorang ditentukan bukan
saja oleh kualitas peribadatan (kualitas hubungan manusia dengan tuhan), tetapi juga oleh kulaitas
moral/etika (kualitas hubungan manusia dangan manusia lain dalam masyarakat dan dengan alam).
Dapat dikatakan bahwa nilai ibadah menjadi sia-sia tanpa dilandasi oleh nilai-nilai moral.

Anda mungkin juga menyukai