Makalah Kel 3 Hadist Ahkam Yudha Dan Inay
Makalah Kel 3 Hadist Ahkam Yudha Dan Inay
Makalah ini dibuat untuk mengikuti pembelajaran matakuliah hadist ahkam jinayah
siyasah
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curah kepada baginda rasulullah SAW yang kita
nanti-nantikan syafaatnya diakhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
kesalahan dalam makalah ini penulis mohon maaf sebesar-besarnya.
Akhir kata penulis berharap ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca. Terimakasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 5
2.1 Pengertian zina........................................................................... 5
2.2 hukum zina menurut ulama mazhab........................................... 6
2.3 hadits tentang zina,hukuman bagi pelaku zina
dan efek negatif dari perbuatan zina........................................ 7
2.4 menuduh zina (qadzaf)............................................................... 9
3.1.Kesimpulan................................................................................. 12
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Islam melarang keras umatnya untuk mendekati zina. Sebab, zina adalah salah
satu dosa besar yang bisa mendatangkan siksa pedih bagi pelakunya. Secara harfiah,
zina bisa diartikan sebagai perbuatan bersenggama antara perempuan dan laki-laki
yang bukan mahramnya (bukan pasangan halal). Selain mendatangkan dosa besar,
zina juga bisa menimbulkan kemudharatan lain seperti penyakit menular seksual.
Oleh karena itu, Allah SWT melarang keras hamba-Nya untuk mendekati zina.
Larangan ini tertuang dalam Alquran Surat Al-Isra ayat 32.
Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu
perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.
Islam telah mengatur semua hal termasuk hukuman bagi pelaku zina. Dalam
Islam, pelaku zina dibedakan berdasarkan dua jenis, yaitu zina mukhsan dan zina
ghairu mukhsan.
Zina mukhsan adalah zina yang dilakukan oleh orang-orang yang sudah
menikah atau telah memiliki suami atau istri. Sedangkan zina ghairu mukhsan adalah
zina yang dilakukan oleh mereka yang belum sah atau belum pernah menikah.
Masing-masing diberikan hukuman yang berbeda. Bagi pezina ghairu
mukhsan dijatuhi hukuman 100 kali cambukan dan diasingkan selama setahun.
Sedangkan bagi pezina mukhsan dijatuhi hukuman rajam.
“Ambillah dariku, ambillah dariku! Allah telah menjadikan bagi mereka jalan keluar.
(Apabila berzina) jejaka dengan gadis (maka haddnya) dicambuk seratus kali dan
diasingkan setahun. (Apabila berzina) dua orang yang sudah menikah (maka hadd-
nya) dicambuk seratus kali dan dirajam.” (HR. Muslim, no. 1690)
5
Pelaku zina akan disempitkan hatinya oleh Allah SWT sehingga ia enggan
melakukan perbuatan terpuji.
Allah SWT akan mencampakkan pelaku zina dan membuatnya tidak pernah cukup
atas semua yang telah dimilikinya.
Mazhab Al-Malikiyah
Makna yang Muslim artinya bila pelakunya bukan Muslim maka tidak
termasuk yang dikenakan hukuman hudud, yaitu hukum rajam atau cambuk. Pada
faraj manusia artinya bila hubungan itu tidak dilakukan pada kemaluan, seperti anus
dan lainnya, meski tetap haram namun bukan termasuk zina.
Adami artinya faraj itu milik seorang manusia, bukan faraj hewan. Hubungan
seksual manusia dan hewan meski hukumnya terlarang, tetapi dalam konteks ini
bukan termasuk zina.
Mazhab Asy-Syafi'iyah
6
mazhab Asy-Syafi'iyah mendefinisikan zina adalah hubungan seksual yang dilakukan
oleh seorang laki-laki dari penduduk darul-Islam kepada seorang perempuan yang
haram baginya, yaitu tanpa akad nikah atau syibhu akad atau budak wanita yang
dimiliki, dalam keadaan berakal, bisa memilih dan tahu keharamannya.
Mazhab Al-Hambali
Definisi zina dari mazhab Al-Hanabilah adalah hilangnya hasyafah penis laki-
laki yang sudah baligh dan berakal ke dalam salah satu dari dua lubang wanita, yang
tidak ada hubungan ishmah antara keduanya atau syubhah.
2.3. Hadits Tentang Zina,Hukuman Bagi Pelaku Zina Dan Efek Negatif Dari Perbuatan
Zina.
الحديث األول عن عبد هللا بن عباس قال ما رأيت شيئا ً أشبه باللمم مما قال أبو هريرة إن النبي {صلى هللا عليه وسلم} قال
إن هللا كتب على ابن آدم حظه من الزنا أدرك ذلك ال محالة فزنا العينين النظر وزنا اللسان النطق والنفس تمنى وتشتهي
œوالفرج يصدق ذلك أو يكذبه
Artinya:
“Hadis pertama dari Abdullah bin Abbas RA, ia berkata bahwa aku tidak melihat sesuatu
yang lebih mirip dengan ‘kesalahan kecil’ daripada hadis riwayat Abu Hurairah RA bahwa
Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah telah menakdirkan anak Adam sebagian dari zina yang
akan dialaminya, bukan mustahil. Zina kedua mata adalah melihat. Zina mulut adalah
berkata. Zina hati adalah berharap dan berkeinginan. Sedangkan alat kelamin itu
membuktikannya atau mendustakannya,’” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud).
“Ambillah dariku, ambillah dariku! Allah telah menjadikan bagi mereka jalan keluar.
(Apabila berzina) jejaka dengan gadis (maka haddnya) dicambuk seratus kali dan
diasingkan setahun. (Apabila berzina) dua orang yang sudah menikah (maka hadd-nya)
dicambuk seratus kali dan dirajam.” (HR. Muslim, no. 1690)
Hadits ini menjelaskan tentang hukuman bagi seorang pezina baik laki-laki maupun
perempuan baik yang belum menikah maupun yang telah menikah dengan hukuman yang
berbeda, jika belum menikah maka hukumannya dicambuk seratus kali dan di asingkan ke
tempat lain dan hukuman bagi pezina yang sudah menikah maka hukumannya adalah
dicambuk dan dirajam.
“Pezina tidak dikatakan mu’min ketika ia berzina” (HR. Bukhari no. 2475, Muslim no.57)
7
Dalam hadits lain dinyatakan:
يص ِم ْن َر ْأ ِس ِه
َ ب ْال َخ ْم َر نَزَ َع هللاُ ِم ْنهُ ْا ِإل ْي َمانَ َك َما يَ ْخلَ ُع ْا ِإل ْن َسانُ ْالقَ ْم
َ َم ْن َزنَا أَوْ َش ِر
Artinya : Siapa yang berzina atau minum khamr maka Allah mencabut keimanan dari orang
itu sebagaimana seorang manusia melepas bajunya dari arah kepalanya. (HR al-Hâkim dari
hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dan as-Suyûthi memberi symbol sahih)
Zina yang terburuk adalah menzinahi ibunya sendiri, putrinya, saudari atau
mahramnya yang lain. Dalam hadits dinyatakan:
Artinya : Siapa yang menzinahi mahramnya maka bunuhlah! – (HR al-Hâkim dan beliau
shahihkan)
Berikut beberapa dampak negatif yang akan diterima pezina di dunia dan di akhirat
kelak :
Zina mencopot sifat dan julukan terpuji seperti ‘iffah, baik, adil, amanah dari
pelakunya serta menyematkan sifat cela seperti fajir, pengkhianat, fasiq dan pezina.
Pezina menyeburkan diri pada adzab di sebuah tungku api neraka yang bagian atasnya
sempit dan bawahnya luas. Sebuah tempat yang pernah disaksikan Nabi SAW untuk
menyiksa para pezina. (HR al-Bukhâri dalam shahihnya dari sahabat Samurah bin
Jundab Radhiyallahu anhu)
Zina menghilangkan nama baik dan menggantinya dengan al khabîts, sebuah gelar
yang sematkan buat para pezina
8
Allah SWT memberikan kegelisahan hati buat para pezina
Perbuatan zina mendorong pelakunya berani durhaka kepada kedua orang tua,
memutus kekerabatan, bisnis haram, menzhalimi orang lain dan menelantarkan istri
dan keluarga
Perbuatan zina dikelilingi oleh perbuatan maksiat lainnya. Jadi perbuatan nista ini
tidak akan terealisasi kecuali dengan didahului, dibarengi dan diiringi beragam
maksiat lainnya. Perbuatan keji menyebabkan keburukan dunia dan akherat
Pelaku zina wajib diberi sanksi; pezina yang belum menikah didera seratus kali dan
diasingkan selama setahun dari daerahnya sedangkan pelaku yang pernah menikah
atau masih berkeluarga dirajam (dilempari) batu sampai mati
Perbuatan zina membuka peluang bagi keluarganya untuk terjerumus dalam perbuatan
serupa.
9
dituduh itu menuntutnya”.
Sesungguhnya Allâh telah mengharamkan atas kamu: darah kamu, harta kamu, dan
kehormatan kamu, seperti keharaman harimu ini, di bulanmu ini, di negerimu ini. [HR. Al-
Bukhâri, no. 6043] Termasuk merusak kehormatan Muslim dan Muslimah adalah
menuduhnya berbuat zina tanpa bukti. Bukti yang dimaksud adalah mendatangkan empat
orang saksi laki-laki yang melihat perzinaan itu secara langsung. Tuduhan tanpa bukti ini
disebut qadzf. Orang yang melayangkan tuduhan keji itu terlaknat di dunia dan di akhirat
serta akan mendapatkan siksa yang pedih
﴾ يَوْ َم تَ ْشهَ ُد َعلَ ْي ِه ْم أَ ْل ِسنَتُهُ ْم٢٣﴿ َظي ٌم ِ ت لُ ِعنُوا فِي ال ُّد ْنيَا َواآْل ِخ َر ِة َولَهُ ْم َع َذابٌ ع ِ ت ْال ُم ْؤ ِمنَا
ِ ت ْالغَافِاَل َ ْإِ َّن الَّ ِذينَ يَرْ ُمونَ ْال ُمح
ِ صنَا
ُق ْال ُمبِين
ُّ ق َويَ ْعلَ ُمونَ أَ َّن هَّللا َ ه َُو ْال َح
َّ ﴾ يَوْ َمئِ ٍذ يُ َوفِّي ِه ُم هَّللا ُ ِدينَهُ ُم ْال َح٢٤﴿ ََوأَ ْي ِدي ِه ْم َوأَرْ ُجلُهُ ْم بِ َما َكانُوا يَ ْع َملُون
Sesungguhnya orang-orang yang menuduh (berbuat zina) kepada wanita yang baik-baik,
yang lengah (tidak melakukan perzinaan-pen), lagi beriman, mereka kena laknat di dunia dan
akhirat, dan bagi mereka azab yang besar. Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka
menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Di hari itu, Allâh akan
memberi mereka balasan yag setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allâh-
lah yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesutatu menurut hakikat yang sebenarnya).
[An-Nûr/24: 23-25]
Inilah ancaman yang sangat mengerikan bagi orang yang mulutnya lancang, dengan
menuduh orang Mukmin yang bersih dengan tuduhan zina. Bahkan mereka berhak
mendapatkan hukum cambuk 80 kali, dihukumi sebagai orang fasik, dan tertolak
persaksiannya. Kecuali jika dia bisa mendatangkan bukti, yaitu empat laki-laki yang melihat
langsung perbuatan keji tersebut dengan mata kepala mereka sendiri.
10
Perbandingan hukum menuduh zina menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pasal
310 dan Qanun Aceh nomor 6 tahun 2014 tentang hukum jinayat pasal 57
11
diantara KUHP dan Qanun Aceh perumusan hukum menuduh zina pada kedua hukum itu
berbeda. Yang lebih memberikan efek jera bagi pelaku menuduh zina dengan hukuman
cambuk yang ada di dalam aturan Qanun Aceh yang berdasarkan Al-Qur’an surat An-Nur
ayat 4-5. Karena hukuman cambuk di Qanun Aceh lebih berhasil memberantas para pelaku
tindak pidana.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
zina adalah salah satu dosa besar yang bisa mendatangkan siksa pedih bagi
pelakunya. Secara harfiah, zina bisa diartikan sebagai perbuatan bersenggama antara
perempuan dan laki-laki yang bukan mahramnya (bukan pasangan halal). Selain
mendatangkan dosa besar, zina juga bisa menimbulkan kemudharatan lain seperti
penyakit menular seksual.
PENGERTIAN QADZF Imam adz-Dzahabi rahimahullah berkata, “Qadzaf
adalah perkataan ‘Hai pezina’, atau ‘Hai pelacur’ kepada seorang wanita muslimah
yang bukan mahram, merdeka dan yang menjaga kehormatannya.” Atau berkata
kepada suaminya, “Hai suami pelacur”. Atau berkata kepada anaknya, “Hai anak
pezina”, atau “Hai anak pelacur”. Sesungguhnya istilah pelacur digunakan untuk
pezina, maka jika ada seseorang, baik laki-laki atau wanita, berkata kepada orang lain,
baik laki-laki atau wanita, seperti orang yang mengatakan kepada seorang laki-laki,
“Hai pezina”, atau seseorang berkata kepada seorang bocah yang merdeka, “Hai
orang yang disodomi”, orang yang mengatakan itu wajib dikenai had (hukuman)
dengan 80 deraan. Kecuali dia bisa mendatangkan bukti, dan buktinya sebagaimana
firman Allâh adalah 4 saksi yang menyaksikan kebenaran tuduhannya kepada wanita
atau laki-laki yang dituduh itu. Jika dia tidak mendatangkan bukti, maka dia didera
jika orang yang dituduh itu menuntutnya”.
12