Anda di halaman 1dari 27

DIPTERA

OLEH

RHODIAN AZLI
2004290133
AGROTEKNOLOGI 3

PRAKTKUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kesehatan dankekuatan bagi penulis sehingga penulis dapat menjelaskan laporan
praktikum Dasar Perlindungan Tanaman yang berjudul “DIPTERA” Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua Orang Tua, yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun
material pada penulis.
2. Ibu Ir. Efrida Lubis, M.P, Selaku Dosen penanggung jawab Praktikum Dasar
Perlindungan Tanaman.
3. Kak Rini Susanti, SP.,M.P, Selaku Asisten Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman.
4. Abangda Rendi Priel Laksana sebagai asisten dosen Dasar Perlindungan Tanaman
FakultasPertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Abangda Abdilah Ihza Mahendra sebagai asisten dosen Dasar Perlindungan
TanamanFakultasPertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, dimana masih
banyak kekurangan. Untuk itu,diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan untuk penyempurnaan laporan.

Rantau Prapat , Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................ i


DAFTAR ISI....................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... iii
PENDAHULUAN .............................................................................. 1 .....................................5
Daur hidup ..............................................................................................................................................8
Gejala Serangan .....................................................................................................................................6
Cara Pengendalian .................................................................................................................................6
Lalat Buah (Bactrocera dorsalis) ........................................................................................................7
Klasifikasi ...............................................................................................................................................7
Biologi .....................................................................................................................................................8
Daur hidup ..............................................................................................................................................9
Gejala Serangan ...................................................................................................................................10
Cara pengendalian ...............................................................................................................................11
PELAKSANAAN PRAKTIKUM ....................................................................................................12
Tempat dan Waktu ..............................................................................................................................12
Bahan dan Alat.....................................................................................................................................12
Cara Kerja .............................................................................................................................................13

Latar Belakang ........................................................................ 1


Tujuan Praktikum.................................................................... 2
Kegunaan Praktikum .............................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 4
Ordo Diptera ......................................................................... 4
Lalat Rumah (Musca domestica) ............................................ 4
Klasifikasi .................................................................. 4
Biologi......................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 14

ii
Hasil ........................................................................................ 20
Pembahasan............................................................................. 27
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 31
Kesimpulan ............................................................................. 31

Saran........................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 32
LAMPIRAN........................................................................................ 33 DAFTAR
GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Lalat Rumah (Musca domestica) .................................................... 20

2. Lalat Buah (Bactrocera dorsalis) ................................................. 22

3. Nyamuk (Culicidae) ..................................................................... 23

iii
iv
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Lalat merupakan hewan invertebrata yang termasuk dalam Filum
Arthropocla, Klas Insecta, Ordo Diphtera, dan Sub ordo Brachycera
dan Cyclorapha Serangga yang terrmasuk Sub famili Tabaninae dan
Chrysophinae (Brachycera: Tabanidae) mengandung banyak spesies
pengisap darah manusia dan binatang. Di antaranya yang penting
adalah dari genus Tabanus, Haematopota, dan Chrysops (Gordon &
Lavoipierre,). Lalat jenis ini mempunyai kebiasaan berganti-ganti
hospes dalam mencari darah, karena itu mereka berbahaya sebagai
penular kuman penyebab penyakit seperti : Bacillus enthracis,
Pasteurella tularensls, Trypanosoma evansi, T. berberum, dan Loa
loa yang masing-masing menyebabkan penyakit anthrax, tularemia,
surra, debab pada hewan ternak, dan loasis pada manusia dan
binatang.Anggota-anggota Famili Muscidae, Calliphoriclae, dan
Oestridae (5.0. Cyclorapha) mempunyai arti penting dalam bidang
kedokteran karena di antara larvanya ada yang menyerang dan makan
jaringan hidup pada kulit, mukosa, dan organ-organ dalam, dan
menimbulkan kondisi patologis yang disebut myasis. Di antara
mereka adalah: Musca domestic,' (Muscidae), Chrysomya
megachepala (Caliphoriclae), dan Dermatodia nominis.
Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui bagian-bagian morfologi serangga Ordo Diptera dan

fungsinya masing-masing. Serta dapat mengetahui gejala serangan yang

ditimbulkan oleh serangga.

Kegunaan Praktikum

Adapun kegunaan dari praktikum Dasar Perlindungan Tanaman Adalah:

1. Sebagai salah satu syarat mengikuti Praktikal Test pada praktikum Dasar

Perlindungan Tanaman.

2. Sebagai bahan informasi bagi Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

3. Sebagai syarat masuk dalam praktikum Dasar Perlindungan Tanaman Fakultas


Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
TINJAUAN PUSTAKA

Ordo Diptera

Diptera berasal dari kata di yang artinya dua dan ptera yang artinya sayap.

Ordo Diptera memiliki tubuh kecil hingga sedang, cirri utama dalam

mengidentifikasi yaitu sayapnya berjumlah sepasang, yaitu sayap depan, dan sayap

belakang mereduksi menjadi halter yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Tipe

mulutnya ada yang penjilat dan ada yang penusuk penghisap,antenanya pendek

danmata mejemuknya besar (Lilies, 2017).

Lalat Rumah (Musca domestica)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Diviso : Arthropoda

Kelas : Hexapoda

Ordo : Diptera

Family : Mucsidae

Genus : Musca

Spesies : Musca domestica

Biologi

Lalat termasuk dalam filum Arthropoda,kelas Hexapoda dan ordo Diptera.

Serangga dalam ordo diptera memiliki dua sayap dan pada bagian belakang terdapat

sepasang halter yang digunakan sebagai alat keseimbangan. Lalat mempunyai

sepasang antenna dan mata majemuk, denganmata lalat jantan lebih besar dan

sangat berdekatan satu sama lain,tubuh lalat terbagi dalam3 bagian


4
5

yaitu, kepala dengan sepasang antenna, toraks, dan abdomen.lalat mempunyai

metamorfosisyang sempurna yaitu, telur, larva,pupa,dan dewasa (Mosokuli,2016).

Lalat memiliki tubuh beruas-ruas dengan tiap bagian tubuh terpisah dengan jelas.

Anggota tubuhnya berpasangan dengan bagian kanan dan kiri simetris, dengan ciri

khas tubuh terdiri dari 3 bagian yang terpisah menjadi kepala, thoraks dan abdomen,

serta mempunyai sepasang antena (sungut) dengan 3 pasang kaki dan 1 pasang sayap

(Menkes RI No.50, 2017).

Daur Hidup

Lalat mempunyai siklus hidup yang sempurna, yaitu dengan stadium telur,

larva, pupa, dan dewasa dengan rata-rata waktu perkembangbiakan antara 7-22 hari

tergantung dari faktor lingkungan (Eka Putra, 2018).

Fase Telur. Telur lalat mempunyai warna putih dan diletakkan pada tempat lembab

yang mengandung bahan organic membusu yang tidak terkena sinar matahari

langsung. Lalat betina mampu menghasilkan telur sekitar 2.000 butir dalam

sepanjang hidupnya dan menetas setelah 8-30 jam, tergantung dari faktor

lingkungannya. Fase Larva. Saat larva mengalami kondisi kekurangan nutrisi atau

bisa juga perubahan lokasi hidupnya, maka larva akan mempercepat metabolism

tubuhnya dan mempersingkat waktu perkembangannya. Larva berkembang biak

pada suhu 30-35oC dengan tempat yang berpindah-pindah, contohnya pada sampah

organik.stadium larva mempunyai 3 tingkatan, yaitu larva instar 1, larva instar 2,

dan larva instar 3. Tingkat 1 berukuran 2 mm berwarna putih dan membutuhkan

waktu 1-4 hari untuk menjadi larva instar 2. Setelah menjadi larva instar 2,
berukuran 2 kali dari larva instar 1 dann setelah satu sampai beberapa hari menjadi

larva instar 3. Pada tingkat yang terakhir ini berukuran 12mm/lebih


6

Gejala Serangan

Bahwa dari berbagai kelas Hexapoda, ordo Diptera memiliki anggota yang

paling banyak berkaitan dengan bidang kedokteran, kesehatan, dan veteriner. Ordo

Diptera memiliki spesies yang dapat mengganggu kenyamanan hidup manusia,

meyerang dan melukai hospesnya (manusia dan binatang) serta menularkan

penyakit.

Cara pengendalian

Pengendalian lalat yang lazim digunakan antara lain: Cara Fisik. Cara fisik

merupakan cara yang murah, mudah dan aman tetapi kurang efektif apabila

digunakan pada tempat dengan kepadatan lalat yang tinggi hanya cocok digunakan

pada skala kecil seperti dirumah sakit, kantor, hotel, supermarket dan pertokoan

lainnya yang menjual daging, sayuran, atau buah buahan. Tindakan secara fisik

bisa dilakukan dengan menggunakan ultra violet, umpan kertas (sticky tape),

light trap with elektrocuter, kertas perekat lalat, pemasangan kawat kasa, dan

perangkap lalat (fly trap) (Hakli, 2018).

Cara Kimia Cara kimia merupakan pengendalian menggunakan insektisida.

Pengendalian ini direkomendasikan pada kondisi KLB kolera, disentri, atau

trachoma guna menghindari kemungkinan terjadinya resistensi. Beberapa metode

kimia yang dapat dilakukan adalah vaporizing (slow release), toxic bait, space

spraying (quickly knocked down, short lasting) di dalam rumah maupun di luar

rumah, dan residual spraying (slow lasting) pada tempat peristarahatan lalat.

Penggunaan insektisida untuk mengendalikan lalat memang efektif, namun dapat

menimbulkan masalah yang serius bagi manusia dan lingkungan.


7

Cara Fisik-Mekanik Menurut D’yanto (2016), pengendalian secara fisik-

mekanik menitik beratkan pada penggunaan dan pemanfaatan faktor-faktor iklim,

kelembaban, suhu, dan cara-cara mekanis, yang termasuk dalam

pengendalian ini adalah :Pemasangan perangkap (fly trap) dan perekat atau lem

lalat, Pemasangan jaring untuk mencegah masuknya lalat, Pemanfaatan sinar atau

cahaya untuk menarik atau menolak lalat, Pemanfaatan kondisi panas atau dingin

untuk membunuh lalat, Melakukan pembunuhan lalat dengan cara memukul,

memencet, dan atau menginjaknya, Pemanfaatan arus listrik untuk membunuh lalat

di kawasan perumahan misalnya dengan lampu elektronik pembunuh serangga

(insect killer).

Cara Biologi Cara pengendalian biologis dilakukan di laboratorium dengan

menggunakan makhluk hidup berupa predator, parasitoid maupun kompetitor.

Pengendalian dilakukan dengan cara sterilisasi lalat terhadap jantan dengan

tujuan bila lalat tersebut mengadakan perkawinan akan dihasilkan telur yang

steril.

Lalat Buah (Bactrocea dorsalis)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Hexapoda

Ordo : Diptera

Sub-ordo : Cyclorropha

Famili : Tephritidae
8

Genus : Bactrocera

Spesies : Bactrocera spp.

Biologi

Lalat buah merupakan salah satu hama yang sangat berbahaya, pada

tanaman holtikultura. Pada populasi yang tinggi, intensitas serangannya dapat

mencapai 100%. Kerugian kuantitas yang diakibatkan adalah berkurangnya

produksi buah dan sayuran, sedangkan kerugian kualitas yaitu buah menjadi busuk

dan terdapat bercak berwarna hitam yang tidak layak dikonsumsi. Lalat buah

berasal dari daerah tropis Asia dan Afrika serta subtropis Australia dan Pasifik

Selatan. Lalat buah masuk ke Indonesia sejak tahun 1920. Pada saat ini lalat buah

telah menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia yaitu Sumatera, Jawa, Madura

dan Kepulauan Riau. Di Indonesia telah ditemukan 66 spesies lalat buah yang telah

menyerang 100 jenis tanaman holtikutura. Salah satu jenis lalat buah yang ada di

Indonesia adalah jenis Bactrocera spp.

Bactrocera spp merupakan salah satu hama yang paling merugikan dalam

budidaya tanaman buah–buahan maupun sayuran. Hama ini merugikan karena

menyerang langsung produk pertanian yaitu buah. Sasaran utama hama ini adalah

pada buah belimbing, jambu, jambu biji, mangga, nangka, melon, dan cabai.

Serangan pada buah muda menyebabkan bentuk buah menjadi tidak normal, buah

berkalus dan gugur. Serangan pada buah tua menyebabkan buah menjadi busuk

basah karena bekas lubang larva umumnya terinfeksi bakteri dan jamur. Pada iklim

yang sejuk, kelembapan yang tinggi dan angin yang tidak terlalu kencang intensitas

serangan populasi lalat buah meningkat. Faktor iklim dan kelembapan sangat
9

berpengaruh terhadap sebaran dan perkembangan lalat buah. Upaya pengendalian

lalat buah Bactrocera spp telah dilakukan, baik secara tradisional dengan

membungkus buah dengan kantong plastik maupun menggunakan

insektisida kimia dan aktraktan (Sukarmin, 2016).

Daur Hidup

Siklus hidup lalat buah mempunyai 4 fase metamorphosis, siklus hidup lalat

buah ini termasuk ke perkembangan sempurna atau dikenal dengan

holometabola. Fase tersebut terdiri dari telur, larva, pupa dan imago.

Fase Telur Telur Bactrocera berukuran panjang sekitar 2 mm dan berbentuk

elips hampir datar di bagian ujung ventral, cekung dibagian dorsal. Telur berwarna

putih berbentuk panjang dan runcing bagian ujungnya. Telur diletakkan secara

berkoloni di dalam buah. Telur akan menetas menjadi larva dua hari setelah

diletakkan di dalam buah. Fase Larva, Larva ini berbentuk bulat panjang dengan

salah satu unjungnya runcing. Larva instar III berukuran sedang dengan panjang 7–

9 mm. Larva Bactrocera berwarna putih keruh atau putih kekuningan dengan dua

bintik hitam yang jelas, dua bintik hitam ini merupakan alat kait mulut. Larva

berkembang di dalam daging buah selama 6–9 hari. Larva ini terdiri dari 3 instar

bergantung pada temperatur lingkungan dan kondisi inang. Pada instar ke 3, larva

keluar dari dalam daging buah dan akan menjatuhkan dirinya ke permukaan tanah

lalu masuk di dalam tanah. Di dalam tanah larva berubah menjadi pupa. Tingkat

ketahanan larva di dalam tanah bergantung pada tekstur dan kelembapan tanah. Fase

Pupa, Pupa awalnya dari berwarna putih, kemudian mengalami perubahan warna

menjadi kekuningan dan coklat kemerahan. Perkembangan pupa tergantung dengan


10

kelembapan tanah. Kelembapan tanah yang sesuai dengan stadium pupa adalah 0-9

%. Masa perkembangan pupa antara 4–10 hari. Pupa berada di dalam tanah sekitar

2–3 cm di bawah permukaan tanah. Pupa berubah menjadi imago setelah 13-16 hari

kemudian. Imago, Panjang tubuh lalat dewasa sekitar 3,5–5mm, berwarna hitam

kekuningan. Kepala dan kaki berwarna coklat. Thorak berwarna hitam, abdomen

jantan berbentuk bulat sedangkan betina terdapat alat tusuk. Siklus hidup lalat buah

dari telur sampai imago berlangsung selama kurang lebih 27 hari

Gejala Serangan

Gejala serangan lalat buah ini bisa dilihat dari struktur buah yang diserang

oleh lalat ini. Lalat buah ini biasanya menyerang pada buah yang berkulit tipis,

mempunyai daging yang lunak. Gejala serangan tersebut pada daging buah

membusuk dan terdapat ratusan larva. Serangan lalat buah ini sering ditemukan

pada buah yang hampir masak. Gejala awal ditandai dengan terlihatnya noda– noda

kecil berwarna hitam bekas tusukan ovipositornya. Selanjutnya karena aktivitas

hama di dalam buah, noda tersebut berkembang menjadi meluas. Larva lalat

memakan daging buah sehingga buah busuk sebelum masak. Stadium lalat buah

yang paling merusak adalah stadium larva. Daging buah dibelah terdapat belatung–

belatung kecil. Daging buah terjadi perubahan warna dan pada bagian yang

terserang menjadi lunak. Buah akan gugur sebelum masak jika terserang lalat ini.

Buah yang gugur ini, apabila tidak segera dikumpulkan atau dimusnahkan bisa

menjadi sumber infeksi atau perkembangan lalat buah generasi berikutnya. Satu

spesies lalat buah dapat ditemukan menyerang pada beberapa jenis tanaman buah

(Pujiastuti, 2019).
11

Kerusakan yang ditimbulkan oleh larvanya akan menyebabkan buah

menjadi gugur sebelum mencapai kematangan. Lalat buah termasuk hama perusak

utama tanaman dan buah–buahan. Kerusakan yang dialami tanaman akibat dari

serangan lalat buah hanya sebatas pada buahnya saja. Tanaman itu sendiri tidak

terganggu, tetap normal, tumbuh sehat dan tetap bisa berbuah. Tingkat seranganya

bervariasi sangat tergantung dari keberadaan populasi lalat buah di lapangan.

Populasi tinggi tingkat seranganpun juga cenderung tinggi

(Habu, 2017).

Cara Pengendalian

Beberapa cara pengendalian lalat buah yang dapat diterapkan dan dipadukan

satu dengan yang lainnya adalah : Pencegahan terhadap serangan lalat buah,

Sanitasi kebun, Penggunaan perangkap dan atraktan,Pemanfaatan musuh alam

(pengendalian secara biologis), Penggunaan tanaman perangkap, Teknik serangga

mandul, Eradikasi, Fisik mekanis (Sarwono, 2019).

Penggunaan Perangkap Warna

Imago betina akan tertarik pada warna kuning bila dibandingkan dengan

warna lainnya. Imago terbang di sekitar tajuk tanaman sebelum meletakkan

telurnya. Tingkat kematangan ikut menentukan perilaku lalat buah dalam mencari

inang.

Keefektifan daya tarik lalat buah terhadap perangkap dalam hal ini

pemakaian warna kuning dengan lem perekat penting digunakan dalam perangkap,

karena dapat memerangkap lalat buah baik jantan maupun betina.


12

Ketinggian perangkap berpengaruh terhadap keefektifan pengendalian lalat buah.

Hal ini diduga karena tanaman inang lalat buah mempunyai kanopi yang lebih

tinggi, namun karena lalat buah membentuk pupa dan keluar dalam bentuk dewasa

dari dalam tanah maka perangkap yang digunakan untuk mengendalikan lalat buah

tidak perlu diletakkan sesuai dengan tingginya kanopi tanaman yang akan

dikendalikan.

Perangkap warna berperekat cukup aman di gunakan dan tidak membunuh

predator dan parasitoid dari hama. Perangkap ini telah digunakan untuk monitoring

hama di lapangan dan di rumah kaca. Penggunaan perangkap berperekat tidak

menyebabkan kerusakan tanaman namun dapat mengurangi populasi hama. Hal ini

sesuai dengan program Pengendalian Hama Terpadu

(PHT) (Putra, 2018).

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan secara daring dirumah masing-masing

dikarenakan masih mencekamnya pandemic covid-19.

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Oktober 2021 pukul

08.00 WIB sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Lalat Rumah

(Musca domestica), Lalat Buah (Bactrocera dorsalis) dan Nyamuk (Culicidae)


13

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah beaker glass, jarum

pentul, pinset, nampan,louve, dan sterofoam.

Cara Kerja

Adapaun cara kerja pada prktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Spesies dari lapangan yang dibawa mula-mula dimasukkan kedalam backer glass

yang telah berisi alkohol 96%.

2. Setelah spesies mati kemudian diletakkan diatas sterofoam lalu dijarumkan

dengan jarum pentul.

3. Kemudian gambar dan ambil bagian dorsal dan lateral dari spesies yang dibawa.

4. Berikan keterangan lengkap dari gambar , buat klasifikasi, tipe dan bagian

lainnya.

Nama: M Riyandi Prayogi Purba

NPM: 2004290131

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil :

Ordo : Diptera

Spesies : Lalat Rumah ( Musca domestica )

Paraf Asisten :
Keterangan Gambar:
14
15

Lalat Rumah (Musca domestica)

I. Kepala (Caput)

1. Mata majemuk

2. Alat mulut

3. Sepasang antenna (Antenae)

II. Dada (Thorax)

4. Dada atas (Prothoraks)

5. Dada tengah (Mesothorax)

6. Dada bawah (Methatorax)

7. Sayap depan (Hlindwing)

8. Sayap belakang penyeimbang (Halter)

9. Kaki depan

10. Kaki belakang

III. Perut (Abdomen)

11. Alat peletak telur (Ovipositor)

12. Anus
Nama : M. Riyandi Prayogi Purba

NPM : 2004290131

HASIL DAN PEMBAHASAN


16

Hasil :

Ordo : Lepidoptera

Spesies : Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)

Paraf Asisten :
Keterangan Gambar

Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)

I. Kepala (Caput)

1. Mata majemuk
17

2. Alat mulut

3. Sepasang antenna (Antenae)

II. Dada (Thorax)

4. Dada atas (Prothoraks)

5. Dada tengah (Mesothorax)

6. Dada bawah (Methatorax)


18

7. Sayap depan (Hlindwing)

8. Sayap belakang penyeimbang (Halter)

9. Kaki depan

10. Kaki belakang

III. Perut (Abdomen)

11. Alat peletak telur (Ovipositor)

12. Anus
PEMBAHASAN

Diptera berasal dari kata di yang artinya dua dan ptera yang artinya sayap.

Ordo Diptera memiliki tubuh kecil hingga sedang, cirri utama dalam

mengidentifikasi yaitu sayapnya berjumlah sepasang, yaitu sayap depan, dan sayap

belakang mereduksi menjadi halter yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Tipe

mulutnya ada yang penjilat dan ada yang penusuk penghisap,antenanya pendek

danmata mejemuknya besar


19

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang terdapat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Lalat rumah (Musca domestica) adalah lalat yang banyak terdapat di


Indonesia. Lalat ini merupakan vector,dimana cara penularan yang paling
sederhana dan sering terjadi adalah secara mekanis.
2. Lalat mempunyai siklus hidup yang sempurna, yaitu dengan stadium telur,
larva, pupa, dan dewasa dengan rata-rata waktu perkembangbiakan antara
7-22 hari tergantung dari faktor lingkungan.
3. Lalat buah berasal dari daerah tropis Asia dan Afrika serta subtropis
Australia dan Pasifik Selatan. Lalat buah masuk ke Indonesia sejak tahun
1920.
4. Siklus hidup lalat buah mempunyai 4 fase metamorphosis, siklus hidup lalat
buah ini termasuk ke perkembangan sempurna atau dikenal dengan
holometabola. Fase tersebut terdiri dari telur, larva, pupa dan imago.
5. Gejala serangan lalat buah pada daging buah membusuk dan terdapat
ratusan larva.
Saran
Dalam Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman ini sebaiknya kita semua
harus mengenali bagian-bagian, jenis-jenis gejala serangan dan cara pengendalian
hama tersebut agar mendapatkan ilmu dan pemahaman yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Darjono , 2017. Insecta. Biologi umum. SMA Bandung, Erlangga, Bandung.


Pracaya, 2017. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar swadaya. Jakarta.
Rajainal, 2017. Ciri khas Serangga. diakses pada tanggal 20 April 2017. Pukul
13.34 wib.

Riyadianto, 2005. Hama dan Penyakit. ) Diakses pada tanggal 20 Maret 2017. Pukul
16.25 wib.

25

LAMPIRAN

Klasifikasi Lalat Rumah (Musca domestica)

Kingdom : Animalia
Diviso : Arthropoda

Kelas : Hexapoda

Ordo : Diptera

Family : Mucsidae

Genus : Musca

Spesies : Musca domestica


20

Anda mungkin juga menyukai