OLEH
RHODIAN AZLI
2004290133
AGROTEKNOLOGI 3
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kesehatan dankekuatan bagi penulis sehingga penulis dapat menjelaskan laporan
praktikum Dasar Perlindungan Tanaman yang berjudul “DIPTERA” Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua Orang Tua, yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun
material pada penulis.
2. Ibu Ir. Efrida Lubis, M.P, Selaku Dosen penanggung jawab Praktikum Dasar
Perlindungan Tanaman.
3. Kak Rini Susanti, SP.,M.P, Selaku Asisten Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman.
4. Abangda Rendi Priel Laksana sebagai asisten dosen Dasar Perlindungan Tanaman
FakultasPertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Abangda Abdilah Ihza Mahendra sebagai asisten dosen Dasar Perlindungan
TanamanFakultasPertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, dimana masih
banyak kekurangan. Untuk itu,diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan untuk penyempurnaan laporan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
Hasil ........................................................................................ 20
Pembahasan............................................................................. 27
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 31
Kesimpulan ............................................................................. 31
Saran........................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 32
LAMPIRAN........................................................................................ 33 DAFTAR
GAMBAR
iii
iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lalat merupakan hewan invertebrata yang termasuk dalam Filum
Arthropocla, Klas Insecta, Ordo Diphtera, dan Sub ordo Brachycera
dan Cyclorapha Serangga yang terrmasuk Sub famili Tabaninae dan
Chrysophinae (Brachycera: Tabanidae) mengandung banyak spesies
pengisap darah manusia dan binatang. Di antaranya yang penting
adalah dari genus Tabanus, Haematopota, dan Chrysops (Gordon &
Lavoipierre,). Lalat jenis ini mempunyai kebiasaan berganti-ganti
hospes dalam mencari darah, karena itu mereka berbahaya sebagai
penular kuman penyebab penyakit seperti : Bacillus enthracis,
Pasteurella tularensls, Trypanosoma evansi, T. berberum, dan Loa
loa yang masing-masing menyebabkan penyakit anthrax, tularemia,
surra, debab pada hewan ternak, dan loasis pada manusia dan
binatang.Anggota-anggota Famili Muscidae, Calliphoriclae, dan
Oestridae (5.0. Cyclorapha) mempunyai arti penting dalam bidang
kedokteran karena di antara larvanya ada yang menyerang dan makan
jaringan hidup pada kulit, mukosa, dan organ-organ dalam, dan
menimbulkan kondisi patologis yang disebut myasis. Di antara
mereka adalah: Musca domestic,' (Muscidae), Chrysomya
megachepala (Caliphoriclae), dan Dermatodia nominis.
Tujuan Praktikum
Kegunaan Praktikum
1. Sebagai salah satu syarat mengikuti Praktikal Test pada praktikum Dasar
Perlindungan Tanaman.
Ordo Diptera
Diptera berasal dari kata di yang artinya dua dan ptera yang artinya sayap.
Ordo Diptera memiliki tubuh kecil hingga sedang, cirri utama dalam
mengidentifikasi yaitu sayapnya berjumlah sepasang, yaitu sayap depan, dan sayap
belakang mereduksi menjadi halter yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Tipe
mulutnya ada yang penjilat dan ada yang penusuk penghisap,antenanya pendek
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Diviso : Arthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Diptera
Family : Mucsidae
Genus : Musca
Biologi
Serangga dalam ordo diptera memiliki dua sayap dan pada bagian belakang terdapat
sepasang antenna dan mata majemuk, denganmata lalat jantan lebih besar dan
Lalat memiliki tubuh beruas-ruas dengan tiap bagian tubuh terpisah dengan jelas.
Anggota tubuhnya berpasangan dengan bagian kanan dan kiri simetris, dengan ciri
khas tubuh terdiri dari 3 bagian yang terpisah menjadi kepala, thoraks dan abdomen,
serta mempunyai sepasang antena (sungut) dengan 3 pasang kaki dan 1 pasang sayap
Daur Hidup
Lalat mempunyai siklus hidup yang sempurna, yaitu dengan stadium telur,
larva, pupa, dan dewasa dengan rata-rata waktu perkembangbiakan antara 7-22 hari
Fase Telur. Telur lalat mempunyai warna putih dan diletakkan pada tempat lembab
yang mengandung bahan organic membusu yang tidak terkena sinar matahari
langsung. Lalat betina mampu menghasilkan telur sekitar 2.000 butir dalam
sepanjang hidupnya dan menetas setelah 8-30 jam, tergantung dari faktor
lingkungannya. Fase Larva. Saat larva mengalami kondisi kekurangan nutrisi atau
bisa juga perubahan lokasi hidupnya, maka larva akan mempercepat metabolism
pada suhu 30-35oC dengan tempat yang berpindah-pindah, contohnya pada sampah
waktu 1-4 hari untuk menjadi larva instar 2. Setelah menjadi larva instar 2,
berukuran 2 kali dari larva instar 1 dann setelah satu sampai beberapa hari menjadi
Gejala Serangan
Bahwa dari berbagai kelas Hexapoda, ordo Diptera memiliki anggota yang
paling banyak berkaitan dengan bidang kedokteran, kesehatan, dan veteriner. Ordo
penyakit.
Cara pengendalian
Pengendalian lalat yang lazim digunakan antara lain: Cara Fisik. Cara fisik
merupakan cara yang murah, mudah dan aman tetapi kurang efektif apabila
digunakan pada tempat dengan kepadatan lalat yang tinggi hanya cocok digunakan
pada skala kecil seperti dirumah sakit, kantor, hotel, supermarket dan pertokoan
lainnya yang menjual daging, sayuran, atau buah buahan. Tindakan secara fisik
bisa dilakukan dengan menggunakan ultra violet, umpan kertas (sticky tape),
light trap with elektrocuter, kertas perekat lalat, pemasangan kawat kasa, dan
kimia yang dapat dilakukan adalah vaporizing (slow release), toxic bait, space
spraying (quickly knocked down, short lasting) di dalam rumah maupun di luar
rumah, dan residual spraying (slow lasting) pada tempat peristarahatan lalat.
pengendalian ini adalah :Pemasangan perangkap (fly trap) dan perekat atau lem
lalat, Pemasangan jaring untuk mencegah masuknya lalat, Pemanfaatan sinar atau
cahaya untuk menarik atau menolak lalat, Pemanfaatan kondisi panas atau dingin
memencet, dan atau menginjaknya, Pemanfaatan arus listrik untuk membunuh lalat
(insect killer).
tujuan bila lalat tersebut mengadakan perkawinan akan dihasilkan telur yang
steril.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Diptera
Sub-ordo : Cyclorropha
Famili : Tephritidae
8
Genus : Bactrocera
Biologi
Lalat buah merupakan salah satu hama yang sangat berbahaya, pada
produksi buah dan sayuran, sedangkan kerugian kualitas yaitu buah menjadi busuk
dan terdapat bercak berwarna hitam yang tidak layak dikonsumsi. Lalat buah
berasal dari daerah tropis Asia dan Afrika serta subtropis Australia dan Pasifik
Selatan. Lalat buah masuk ke Indonesia sejak tahun 1920. Pada saat ini lalat buah
telah menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia yaitu Sumatera, Jawa, Madura
dan Kepulauan Riau. Di Indonesia telah ditemukan 66 spesies lalat buah yang telah
menyerang 100 jenis tanaman holtikutura. Salah satu jenis lalat buah yang ada di
Bactrocera spp merupakan salah satu hama yang paling merugikan dalam
menyerang langsung produk pertanian yaitu buah. Sasaran utama hama ini adalah
pada buah belimbing, jambu, jambu biji, mangga, nangka, melon, dan cabai.
Serangan pada buah muda menyebabkan bentuk buah menjadi tidak normal, buah
berkalus dan gugur. Serangan pada buah tua menyebabkan buah menjadi busuk
basah karena bekas lubang larva umumnya terinfeksi bakteri dan jamur. Pada iklim
yang sejuk, kelembapan yang tinggi dan angin yang tidak terlalu kencang intensitas
serangan populasi lalat buah meningkat. Faktor iklim dan kelembapan sangat
9
lalat buah Bactrocera spp telah dilakukan, baik secara tradisional dengan
Daur Hidup
Siklus hidup lalat buah mempunyai 4 fase metamorphosis, siklus hidup lalat
holometabola. Fase tersebut terdiri dari telur, larva, pupa dan imago.
elips hampir datar di bagian ujung ventral, cekung dibagian dorsal. Telur berwarna
putih berbentuk panjang dan runcing bagian ujungnya. Telur diletakkan secara
berkoloni di dalam buah. Telur akan menetas menjadi larva dua hari setelah
diletakkan di dalam buah. Fase Larva, Larva ini berbentuk bulat panjang dengan
salah satu unjungnya runcing. Larva instar III berukuran sedang dengan panjang 7–
9 mm. Larva Bactrocera berwarna putih keruh atau putih kekuningan dengan dua
bintik hitam yang jelas, dua bintik hitam ini merupakan alat kait mulut. Larva
berkembang di dalam daging buah selama 6–9 hari. Larva ini terdiri dari 3 instar
bergantung pada temperatur lingkungan dan kondisi inang. Pada instar ke 3, larva
keluar dari dalam daging buah dan akan menjatuhkan dirinya ke permukaan tanah
lalu masuk di dalam tanah. Di dalam tanah larva berubah menjadi pupa. Tingkat
ketahanan larva di dalam tanah bergantung pada tekstur dan kelembapan tanah. Fase
Pupa, Pupa awalnya dari berwarna putih, kemudian mengalami perubahan warna
kelembapan tanah. Kelembapan tanah yang sesuai dengan stadium pupa adalah 0-9
%. Masa perkembangan pupa antara 4–10 hari. Pupa berada di dalam tanah sekitar
2–3 cm di bawah permukaan tanah. Pupa berubah menjadi imago setelah 13-16 hari
kemudian. Imago, Panjang tubuh lalat dewasa sekitar 3,5–5mm, berwarna hitam
kekuningan. Kepala dan kaki berwarna coklat. Thorak berwarna hitam, abdomen
jantan berbentuk bulat sedangkan betina terdapat alat tusuk. Siklus hidup lalat buah
Gejala Serangan
Gejala serangan lalat buah ini bisa dilihat dari struktur buah yang diserang
oleh lalat ini. Lalat buah ini biasanya menyerang pada buah yang berkulit tipis,
mempunyai daging yang lunak. Gejala serangan tersebut pada daging buah
membusuk dan terdapat ratusan larva. Serangan lalat buah ini sering ditemukan
pada buah yang hampir masak. Gejala awal ditandai dengan terlihatnya noda– noda
hama di dalam buah, noda tersebut berkembang menjadi meluas. Larva lalat
memakan daging buah sehingga buah busuk sebelum masak. Stadium lalat buah
yang paling merusak adalah stadium larva. Daging buah dibelah terdapat belatung–
belatung kecil. Daging buah terjadi perubahan warna dan pada bagian yang
terserang menjadi lunak. Buah akan gugur sebelum masak jika terserang lalat ini.
Buah yang gugur ini, apabila tidak segera dikumpulkan atau dimusnahkan bisa
menjadi sumber infeksi atau perkembangan lalat buah generasi berikutnya. Satu
spesies lalat buah dapat ditemukan menyerang pada beberapa jenis tanaman buah
(Pujiastuti, 2019).
11
menjadi gugur sebelum mencapai kematangan. Lalat buah termasuk hama perusak
utama tanaman dan buah–buahan. Kerusakan yang dialami tanaman akibat dari
serangan lalat buah hanya sebatas pada buahnya saja. Tanaman itu sendiri tidak
terganggu, tetap normal, tumbuh sehat dan tetap bisa berbuah. Tingkat seranganya
(Habu, 2017).
Cara Pengendalian
Beberapa cara pengendalian lalat buah yang dapat diterapkan dan dipadukan
satu dengan yang lainnya adalah : Pencegahan terhadap serangan lalat buah,
Imago betina akan tertarik pada warna kuning bila dibandingkan dengan
telurnya. Tingkat kematangan ikut menentukan perilaku lalat buah dalam mencari
inang.
Keefektifan daya tarik lalat buah terhadap perangkap dalam hal ini
pemakaian warna kuning dengan lem perekat penting digunakan dalam perangkap,
Hal ini diduga karena tanaman inang lalat buah mempunyai kanopi yang lebih
tinggi, namun karena lalat buah membentuk pupa dan keluar dalam bentuk dewasa
dari dalam tanah maka perangkap yang digunakan untuk mengendalikan lalat buah
tidak perlu diletakkan sesuai dengan tingginya kanopi tanaman yang akan
dikendalikan.
predator dan parasitoid dari hama. Perangkap ini telah digunakan untuk monitoring
menyebabkan kerusakan tanaman namun dapat mengurangi populasi hama. Hal ini
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Lalat Rumah
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah beaker glass, jarum
Cara Kerja
1. Spesies dari lapangan yang dibawa mula-mula dimasukkan kedalam backer glass
3. Kemudian gambar dan ambil bagian dorsal dan lateral dari spesies yang dibawa.
4. Berikan keterangan lengkap dari gambar , buat klasifikasi, tipe dan bagian
lainnya.
NPM: 2004290131
Hasil :
Ordo : Diptera
Paraf Asisten :
Keterangan Gambar:
14
15
I. Kepala (Caput)
1. Mata majemuk
2. Alat mulut
9. Kaki depan
12. Anus
Nama : M. Riyandi Prayogi Purba
NPM : 2004290131
Hasil :
Ordo : Lepidoptera
Paraf Asisten :
Keterangan Gambar
I. Kepala (Caput)
1. Mata majemuk
17
2. Alat mulut
9. Kaki depan
12. Anus
PEMBAHASAN
Diptera berasal dari kata di yang artinya dua dan ptera yang artinya sayap.
Ordo Diptera memiliki tubuh kecil hingga sedang, cirri utama dalam
mengidentifikasi yaitu sayapnya berjumlah sepasang, yaitu sayap depan, dan sayap
belakang mereduksi menjadi halter yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Tipe
mulutnya ada yang penjilat dan ada yang penusuk penghisap,antenanya pendek
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang terdapat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Riyadianto, 2005. Hama dan Penyakit. ) Diakses pada tanggal 20 Maret 2017. Pukul
16.25 wib.
25
LAMPIRAN
Kingdom : Animalia
Diviso : Arthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Diptera
Family : Mucsidae
Genus : Musca