Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH
ALIZA AULIA
D10121304
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sistem hukum?
2. Bagaimana perubahan sistem hukum di Indonesia?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Grotius
Law is a rule of moral action obliging to that which is right (hukum adalah suatu
aturan dari Tindakan moral yang mewajibkan pada suatu yang benar)
b. Hobbes
Hukum sebagai suatu kebenaran di masa dunia hukum melalui kebenaran
mengandung perintah terhadap yang lainnya
c. Philips
Hukum adalah sekumpulan aturan untuk membimbing perilaku manusia yang
diterapkan dan ditegakkan di antara anggota suatu negara
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Hukum
Sistem adalah suatu kesatuan susunan, dimana masing-masing unsur
yangada didalamnya tidak diperhatikan hakikatnya, tetapi dilihat menurut
fungsinyaterhadap keseluruhan kesamaan susunan tersebut. Sedangkan hukum
merupakankumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi, dengan
tujuanmewujudkan ketertiban dalam pergaulan manusia.Sistem hukum
merupakan suatu proses atau rangkaian hukum yangmelibatkan berbagai alat
kelengkapan hukum dan berbagai unsur yang terdapatdi dalamnya, mulai dari
hukum itu dibuat, diterapkan dan dipertahankan.
B. Sejarah Perubahan Sistem Hukum di Indonesia
Setelah mengalami penjajahan oleh negara Belanda, Indonesia saat itu
masihikut menggunakan sistem hukum yang berasal dari negara Belanda
tersebut yaknisistem hukum eropa kontinental. Seiring berjalannya waktu dan
berkembangnyakehidupan masyarakat Indonesia, terjadi perubahan dalam
sistem hukum yang berlaku di Indonesia. Awal sistem hukum yang diterapkan
di Indonesia hanyasistem hukum eropa kontinental saja, setelah itu sistem
hukum yang berlaku diIndonesia mengalami perpaduan antara sistem eropa
kontinental dan sistem hukumanglo saxon.Sistem Hukum Eropa Kontinental
lebih mengedapankan hukum tertulis, peraturan perundang-undangan
menduduki tempat penting. Peraturan perundang-selain menjamin adanya
kepastian hukum, yang merupakan syarat mutlak bagiterwujudnya ketertiban,
juga dapat diharapkan dapat mengakomodasi nilai-nilaikeadilan dan
kemanfaatan. Lembaga peradilan harus mengacu pada undang-undang. Sifat
undang-undang tertulis yang statis diharapkan dapat lebih fleksibeldengan
sistem bertingkat dari norma dasar sampai norma yang bersifat teknis,
sertadengan menyediakan adanya mekanisme perubahan undang-undang.
Sistem Hukum Anglo Saxon cenderung lebih mengutamakan
hukumkebiasaan, hukum yang berjalan dinamis sejalan dengan dinamika
masyarakat.Pembentukan hukum melalui lembaga peradilan dengan sistem
jurisprudensidianggap lebih baik agar hukum selalu sejalan dengan rasa
keadilan dankemanfaatan yang dirasakan oleh masyarakat secara nyata.Sistem
hukum di Indonesia saat ini adalah sistem hukum yang unik, sistemhukum
yang dibangun dari proses penemuan, pengembangan, adaptasi,
bahkankompromi dari beberapa sistem yang telah ada. Sistem hukum
Indonesia tidakhanya mengedepankan ciri-ciri lokal, tetapi juga
mengakomodasi prinsip-prinsipumum yang dianut oleh masyarakat
internasional.Apapun sistem hukum yang dianut, pada dasarnya tidak ada
negara yang hanya didasarkan pada hukum tertulis atau hukum kebiasaan saja.
Tidak ada negara yang sistem hukumnya menampik pentingnya undang-
undang dan pentingnya pengadilan. Adapun Sistem Hukum Yang Dianut Di
Indonesia antara lain :
1. Sistem Hukum Eropa Kontinental
Sistem hukum Eropa kontinental adalah sistem hukum yang dasar atau
acuan hukum yang berlaku mengutamakan sumber hukum aturan tertulis.
Sistem hukum ini berkembang di negara-negara Eropa daratan yang sering di
sebut sebagai “civil law”. Semula berasal dari kodifikasi hukum yang berlaku
di kekaisaran Yustitianus yang mempunyai pengaruh besar dalam penyusunan
kodifikasi abad VI sebelum masehi.
Prinsip utama yang menjadi dasar sistem hukum Eropa kontinental
adalah “hukum memperoleh kekuatan mengikat, karena diwujudkan dalam
peraturan-peraturan yang berbentuk undang-undang dan tersusun secara
sistematik di dalam kodifikasi atau kompilasi tertentu. Prinsip dasar ini dianut
mengikat bahwa nilai utama yang merupakan tujuan hukum adalah “kepastian
hukum”. Dan kepastian hukum hanya dapat diwujudkan kalau tindakan-
tindakan hukum manusia didalam pergaulan hidup diatur dengan peraturan-
peraturan yang tertulis. Contoh kodifikasi hukum di Indonesia adalah KUHP,
KUHAP, BW, KUH perdata, KUH dagang, KUH pidana, KUH sipil dll.
Ciri-ciri :
- Membedakan secara tajam antara hukum perdata dan hukum
publik.
- Membedakan antar hak kebendaan dan perorangan.
- Menggunakan kodifikasi.
- Keputusan hakim terdahulu tidak mengikat.
Sumber hukum :
- Undang-undang dibentuk oleh legislatif (statues).
- Peraturan-peraturan hukum (Regulation= administrasi negara=PP
dll).
- Kebiasaan-kebiasaan(custom) yang hidup dan diterima sebagai
hukum oleh masyarakat selama tidak bertentangan dengan undang-
undang.
Berdasarkan sumber hukum di atas maka sistem hukum Eropa
kontinental penggolongannya menjadi 2 yaitu :
a. Hukum publik
Hukum publik mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur
kekuasaan dan wewenang penguasa/negara serta hubungan-hubungan antara
masyarakat dan negara. yang termasuk dalam hukum publik ini adalah:
1) Hukum tata negara
2) Hukum Administrasi Negara
3) Hukum pidana
b. Hukum privat
Hukum privat menyangkut peraturan-peraturan hukum yang mengatur
tentang hubungan antara individu-individu dalam memenuhi kebutuhan hidup
demi hidupnya. Yang termasuk dalam hukum privat adalah:
1) Hukum sipil
2) Hukum dagang
Namun dalam perkembangan hukum saat ini batas-batas antara Hukum
Publik dan Hukum Privat semakin kabur. Artinya banyak bidang kehidupan
yang sebenarnya merupakan kepentingan seseorang tetapi ternyata
menunjukkan indikasi sebagai kepentingan umum sehingga memerlukan
campur tangan pemerintah melalui kaidah-kaidah hukum publik.
2. Sistem Hukum Anglo Saxon
Sistem hukum Anglo Saxon merupakan suatu sistem hukum yang
didasarkan pada Yurisprudensi, yaitu keputusan-keputusan hakim terdahulu
yang kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim selanjutnya.sistem hukum
Anglo Saxon cenderung lebih mengutamakan hukum kebiasaan, hukum yang
berjalan dinamis sejalan dengan dinamika masyarakat.
Pembentukan hukum melalui lembaga peradilan dengan sistem
jurisprudensi dianggap lebih baik agar hukum selalu sejalan dengan rasa
keadilan dan kemanfaatan yang dirasakan oleh masyarakat secara
nyata.dalam sistem hukum ini peranan yang diberikan kepada seorang hakim
sangat luas. Hakim berfungsi tidak hanya sebagai pihak yang bertugas
menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan hukum saja.
Hakim juga berperan besar dalam membentuk seluruh tata kehidupan
masyarakat. Selain itu, bisa menciptakan hukum baru yang menjadi pegangan
bagi hakim–hakim lain untuk menyelesaikan perkara sejenis.
Sistem hukum Anglo Amerika menganut suatu doktrin yang dikenal
dengan nama “the doctrine of precedent/Stare Decisis” yang pada hakekatnya
menyatakan bahwa dalam memutuskan suatu perkara, seorang hakim harus
mendasarkan putusannya kepada prinsip hukum yang sudah ada didalam
putusan hakim lain dari perkara sejenis sebelumnya (presedent). Dalam hal
tidak ada putusan hakim lain dari perkara atau putusan hakim yang telah ada
sebelumnya kalau dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman,
maka hakim dapat menetapkan putusan berdasarkan nilai-nilai keadilan,
kebenaran dan akal sehat (common sense) yang dimilikinya. Melihat
kenyataan bahwa banyak prinsip-prinsip hukum yang timbul dan berkembang
dari putusan-putusan hakim untuk suatu perkara atau kasus yang dihadapi,
maka sistem hukum Anglo Amerika, secara berlebihan sering disebut sebagai
Case Law.
Ciri dari common law sistem ini adalah :
a. tidak ada perbedaan secara tajam antara hukum publik dan
perdata
b. tidak ada perbedaan antara hak kebendaan dan perorangan
c. tidak ada kodifkasi
d. keputusan hakim terdahulu mengikat hakim yang kemudian (asas
precedent atau stare decisis)
Dalam perkembangannya, sistem hukum ini mengenal pembagian
hukum publik dan hukum privat. Hukum Privat menurut sistem hukum ini
lebih ditujukan kepada kaidah hukum tentang hak milik, hukum tentang orang,
hukum perjanjian, dan hukum tentang perbuatan melawan hukum.
3. Sistem Hukum Adat
Hukum adat (adat-recht)pertama kali digunakan oleh Christian Snouck
Hurgronye pada tahun 1893 sebagai sebutan bagi hukumrakyat indonesia yang
tidak terkodifikasi. Hukum adat adalah hukum yang hidup dan berkembang
dalam masyarakat sejak lama yang berdasarkan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat itu baik nilai asli maupun sinkretis nilai-nilai asli dengan nilai-
nilai yang datang dari luar dan hanya berlaku bagi masyarakat itu saja. Secara
umum hukum adat tidaklah tertulis, ia hidup dalam kebiasaan masyarakat,
berkembang dalam tutur kata rakyat indonesia disampaikan dengan bahasa
oral sesuai dengan logat, intuisi dan bahasa daerah hukum adat itu hidup.
Alam pikiran yang mempengaruhi hukum adat adalah terciptanya suatu
keseimbangan dalam masyarakat itu sendiri, baik keseimbangan sesama
manusia individu, antar kelompok, individu dengan kelompok, antar
kelompok, keseimbangan manusia dengan alam maupun keseimbangan dunia
lahir dan dunia bathin. Oleh karena keseimbangan ini terusik maka akan
berbuah bencana bagi manusia, maka hukum adat harus ditegakkan dan
siapapun yang dinyatakan bersalah harus menerima sanksi adat agar
keseimbangan tersebut kembali seperti semula.
Pemberlakuan hukum adat di Indonesia sangatlah beragam, setiap
daerah mempunyai hukum adat tersendiri dan berbeda satu sama lainnya.
Mulai dari yang secara jelas sangat dekat dengan hukum Islam sampai pada
yang masih menganut animisme, ada hukum adat yang menganut patrilineal,
matrilineal namun juga ada yang menganut sistem bilateral. Van Vollenhoven
membagi 19 lingkaran hukum adat yang ada di Indonesia, yaitu Aceh, Gayo,
Minangkabau, Sumatera Selatan, Melayu, Bangka-Belitung, Kalimantan,
Minahasa, Gorontalo, Toraja, Sulawesi Selatan, Ternate, Maluku, Irian,
Timor, Bali dan Lombok, Jawa Tengah dan Jawa Timur Solo-Yogyakarta dan
Jawa Barat.
Negara hukum Pancasila merupakan bentuk prismatik dari semua
sistem hukum, yaitu bergabungnya semua unsur baik dari semua sistem
hukum yang ada. Oleh sebab itu, maka hukum adat sebenarnya harus
mendapatkan tempat yang layak dalam sistem hukum di dalam negara hukum
Indonesia, karena hukum adat merupakan hukum asli orang Indonesia dan
merupakan karya cipta bangsa Indonesia itu sendiri. Selanjutnya, hukum adat
lebih sesuai dengan karakter, kepribadian, serta kebudayaan Indonesia
dibandingkan dengan hukum lainnya, baik rechstaat, rule of law maupun
Nomokrasi Islam.
4. Hukum Islam
Di Indonesia memang tidak dipungkiri bahwa hukum islam menjadi
salah satu sumber hukum. Hal ini disebabkan oleh penduduk Indonesia sendiri
yang mayoritas bergama islam, sehingga hukum islam sendiri muncul dan
mempengaruhi aturan-aturan yang berlaku di Indonesia, sebagai wujud dari
kebutuhan masyarakat itu sendiri khususnya yang beragama islam.
Hukum islam mulai mempengaruhi aturan yang berlaku sejak agama
islam memasuki negara Indonesia dibawa oleh para pedagang dari Gujarat
yang datang untuk melakukan perdagangan, selain itu mereka juga
menyebarkan agama islam, sehingga dengan hal ini masuklah agama islam.
Maka dengan masuknya agama islam ini tentunya membawa pengaru-
pengaruh dalam hal keagamaan serta di dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian hukum islam mulai memberikan pengaruhnya di
Indonesia. Hal ini terbukti dengan adanya perundang-undangan yang
memperkokoh hukum islam. Di Indonesia perundang-undangan tersebut
terdapat dalam beberapa macam yaitu :
a. Undang-undang perkawinan
Perkawinan merupakan suatu tindakan yang mengakibatkan adanya
hukum-hukum yang harus ditaati, dan ikatan perkawinan mempunyai dampak
yang luas, baik natural, sosial, maupun yuridis atau hukum, sehingga
perkawinan ini perlu adanya suatu aturan-aturan yang menaunginya. Undang-
undang tentang perkawinan muncul pada masa orde baru, setelah melalui
berbagai lika-liku, dicetuskan dalam UU No. 1 Tahun 1974 yang kemudian
ditindak lanjuti dengan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 yang terdiri
dari 14 Bab dan 67 pasal.
b. Undang-undang Peradilan Agama
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang peradilan Agama
disahkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 29 Desember 1989. Jadi
artinya undang-undang tentang peradilan agama baru pada tanggal tersebut,
namun sesungguhnya usaha untuk memantapkan kedudukan Peradilan Agama
sebenarnya sudah dirintis oleh Departemen Agama. Kegiatan penyusunan
Rancangan Undang-undang tentang peradilan agama sudah dimulai sejak
tahun 1961, namun baru secara konkret dilaksanakan pada tahun 1971. Setelah
mengalami pembahasan yang panjang Baru pada tanggal 29 Desember 1989
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989. Adapun isinya terdiri dari 7 Bab dan
terdiri dari 108 pasal.
c. Undang-undang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Dengan penduduk Indonesia yang mayoritas beragama islam, tentunya
kegiatan ibadah haji pun sangat tinggi intensitasnya, untuk itu agar
penyelenggaraan haji bisa berjalan lancar, tidak ada kesulitan, baik didalam
negeri maupun ketika diluar negeri, maka diperlukan manajemen yang baik,
sehingga dibentuklah Undang-undang tentang Penyelenggaraan haji, yaitu
Undang-undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Ibadah Haji
disahkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 31 mei 1999. Undang-
undang penyelenggaraan haji terdiri dari 15 Bab dan 30 pasal.
d. Undang-undang Pengelolaan Zakat.
Zakat adalah salah satu rukun islam yang harus dijalankan oleh seluruh
umat muslim, khususnya di Indonesia yang mayoritas beragama muslim, maka
sangat mutlak dibutuhkan aturan-aturan yang mengatur pengelolaan zakat
tersebut. Mengacu hal ini, maka pemerintah membentuk Undang-undang
tentang Pengelolaan zakat, yaitu Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Zakat disahkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal
23 Desember 1999. UU Pengelolaan Zakat terdiri dari 10 Bab dan 25 pasal.
e. Undang-undang Penyelenggaraan Keistimewaan DI Aceh.
Aceh yang memang memiliki keistimewaan sendiri tentang hukum-
hukum yang berlaku disana, masyarakat aceh yang memang menghendaki
penetapan hukum islam, dan sealu menjunjung tinggi adat, dan telah
menempatkan ulama pada peran yang sangat terhormat dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara perlu dilestarikan dan dikembangkan.
Dan pemerintah juga memberikan jaminan kepastian hukum dalam
penyelenggaraan keistimewaan yang dimiliki rakyat aceh sebagaimana
tersebut diatas dengan munculnya Undang-undang No. 44 Tahun 1999 tentang
penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh. UU No. 44
tahun 1999 terdiri dari 5 Bab dan 13 pasal.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem hukum di Indonesia banyak dipengaruhi oleh sistem hukum Eropa
Kontinental (civil law). Pengaruh bukan berarti identik. Sistem hukum
Indonesia juga tidak sama dengan sistem hukum Anglo-America. Sebelum
kemerdekaan, hanya Inggris, sang Penjajah, yang mencoba menerapkan
beberapa konsep peradilan ala Anglo Saxon seperti Sistem Jury dan konsep
peradilan pidana. Namun, sejak akhir 70-an, konsep hukum yang biasa
digunankan di sistem Anglo America banyak diadopsi dalam sistem hukum
Indonesia. Tidak hanya konsep-konsep hukum pidana. Konsep perdata dan
hukum ekonomi banyak mengacu pada perkembangan hukum di Indonesia.
Ada yang bilang sistem hukum di Indonesia adalah sistem hukum Indonesia
itu sendiri. Sebuah sistem yang dibangun dari proses penemuan,
pengembangan, adaptasi, bahkan kompromi dari beberapa sistem yang telah
ada.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6332644/SISTEM_HUKUM_INDONESIA
https://rayyansaradiwa.wordpress.com/2013/01/15/perubahan-dan-
perkembangan-sistem-hukum-indonesia-perspektif-filsuf-roscoe-pound/
Suherman,maman,ade.2004.Pengantar Perbandingan Sistem Hukum.jakarta:PT
RajaGarindo Persada