Husnudzon Kepada Allah
Husnudzon Kepada Allah
Dalam ayat ini, Allah menegaskan bahwa su’udzon atau berprasangka buruk
kepada siapapun merupakan dosa, dan barangsiapa suka mengghibah atau
menggunjing, maka Allah mengumpamakan orang yang sedang makan bangkai
daging saudaranya sendiri. Na’udzubilah min dzalik.
Husnudzon berasal dari dua kata, yaitu khusnu dan zan. Khusnu berarti baik
dan zan berarti sangka. Husnudzon secara bahasa berarti prasangka yang baik.
Sedangkan husnudzon secara istilah adalah sikap mental dan cara pandang yang
menyebabkan seseorang melihat sesuatu dari sisi yang positif.
Dalam Islam, husnudzon adalah berbaik sangka terhadap segala ketentuan
dan ketetapan Allah yang diberikan kepada manusia. Lawan kata husnudzon
adalah suudzon yakni berprasangka buruk.
Sikap husnuzhan akan melahirkan keyakinan bahwa segala kenikmatan dan
kebaikan yang diterima manusia berasal dari Allah. Bersikap husnudzon akan
membuat kehidupan seseorang menjadi lebih tenang. Karena hidupnya
senantiasa memandang orang lain melalui sisi yang positif.
Dilain ayat Allah berfirman
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. QS. Al-Baqarah Ayat 216
Dalam ayat ini Allah mengajarkan kepada manusia bahwa yang kita sukai
belum tentu baik dan bermanfaat untuk kita, begitu juga dengan hal-hal yang
tidak kita sukai, belum tentu hal itu buruk untuk kita. Disinilah urgensi husnudzon
kepada Allah. Dalam hadis qudsi Allah juga berfirman: