Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANAJEMEN RISIKO

REGULASI DAN KARAKTERISTIK MANAJEMEN RISIKO PADA


PEMERINTAHAN/BUMN/BUMD/KORPORASI DAN PERBANKAN

OLEH

MARDATILLAH AISYAH PUTRI

(B1C119123)

KELAS C

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
TUGAS MANAJEMEN RISIKO (REGULASI DAN KARAKTERISTIK
MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAHAN/BUMN/BUMD/KORPORASI DAN
PERBANKAN) :
1. Jelaskan mengenai pengelolaan risiko sector public dalam konteks global.
Jawaban:
Manajemen risiko berada di garda terdepan tata kelola perusahaan dalam
organisasi sektor publik. Mulai dari struktur, proses, nilai-nilai perusahaan, budaya, dan
perilaku adalah semua paradigma bisnis yang membutuhkan penilaian risiko secara
berkelanjutan. Jadi, penting bagi organisasi sektor publik seperti pemerintah daerah
untuk menemukan pendekatan yang cocok untuk mengelola risiko tersebut.
Pada umumnya, proses manajemen risiko dalam organisasi sektor publik melibatkan
hal-hal berikut:
➢ Mengidentifikasi peristiwa atau kejadian di masa depan yang bisa mengancam
kesuksesan
➢ Membuat penilaian level risiko kemungkinan serta luasnya dampak yang
mungkin terjadi di kemudian hari
➢ Mempertimbangkan apakah nantinya akan mentolerir, menangani,
memindahkan, atau mengakhiri sebuah risiko
➢ Melakukan peninjauan atas mekanisme untuk memastikan keputusan
manajemen risiko sudah diperbarui dan kuat, serta mampu
dipertanggungjawabkan kepada para stakeholder
➢ Melaporkan pembaruan proses kepada pihak manajemen serta pihak lain yang
dibebankan oleh pemerintah.
Pada operasionalisasinya, manajemen risiko di sektor publik dapat diawali
dengan menentukan konteks pengelolaan, apakah akan dilakukan di tingkat lembaga
atau bersifat menyeluruh, meliputi setiap unit kerja yang ada. Jika pilihan kedua yang
menjadi alternatif terbaik maka panduan teknis akan menjadi acuannya. Namun
demikian, satu hal yang patut disepakati adalah membangun paradigma bahwa setiap
personel merupakan pemilik risiko.
Pada praktiknya, menempatkan cara pandang tersebut bukanlah hal yang
sederhana. Para personel lembaga harus diyakinkan bahwa melalui tata pikir, tutur kata
dan tingkah lakunya, seseorang yang dikenal loyal pada lembaga dapat menciptakan
risiko yang mengancam reputasi dari lembaga tersebut.
Analoginya cukup sederhana. Aksi dari para terdakwa korupsi merupakan
sebuah contoh yang cukup konkret. Meskipun fakta ini masih menjadi sebuah
perdebatan publik yang tak berujung, namun setidaknya sisi manajemen risiko telah
menjadi sebuah sistem pengingat yang jelas.
Berangkat dari pemahaman tersebut maka sistem manajemen risiko yang perlu
dibangun adalah yang dapat mengintegrasikan antara strategi lembaga dalam melayani
masyarakat dengan sistem pengelolaan risiko itu sendiri. Manajemen risiko di sektor
publik perlu menjadi sebuah pertimbangan penting dalam melihat kelayakan dari
sebuah strategi. Sebab bagaimanapun yang menjadi taruhannya adalah reputasi dari
lembaga, berikut anggaran yang tengah dikelolanya.
Bila kita menarik konteks tersebut pada ilmu pengetahuan di bidang manajemen
risiko, maka metode COSO 2017 dapat menjadi sebuah alternatif. Metode ini
menempatkan manajemen risiko sebagai bagian terintegrasi dari pengelolaan strategi
lembaga dengan sasaran meningkatkan nilai kualitas layanan lembaga kepada seluruh
pemangku kepentingan.
Manajemen risiko di sektor publik dapat didefinisikan sebagai metode yang
logis dan sistematis dalam menciptakan konteks, mengidentifikasi, menganalisis dan
menilai risiko, serta tindakan pengawasan dan pemberian informasi seputar risiko
tersebut. Manajemen risiko merupakan proses berkelanjutan sehingga organisasi dapat
meminimalkan kerugian sekaligus memaksimalkan peluang yang ada. Struktur
manajemen risiko juga termasuk rencana organisasi, kebijakan dan prosedur tentang
manajemen risiko, dokumentasi risiko, serta data individu dan tim yang bertanggung
jawab atas risiko tersebut.
Sektor pelayanan publik di negara-negara dalam konteks global seperti di Uni
Eropa sering menyediakan informasi tentang sifat dan ruang lingkup investasi dalam
manajemen risiko. Hal ini dikarenakan pemangku kepentingan (stakeholder) ingin
memastikan bahwa pengawasan risiko dan perlindungan sumber daya dilakukan secara
memadai. Jika Polandia ingin dianggap sebagai negara dengan iklim investasi yang
baik, maka Polandia harus menerapkan manajemen risiko sesuai standar yang
ditetapkan Komisi Eropa. Dalam sistem administrasi, pihak manajemen senior
bertanggung jawab atas manajemen risiko yang meliputi pencapaian tujuan,
perlindungan aset, dan penggunaan sumber daya yang efisien, ekonomis, dan efektif.

2. Jelaskan mengenai isu dan tantangan manajemen risiko di sektor publik


Jawaban:
Organisasi sektor publik perlu fokus mengatasi lima tantangan serta isu utama berikut
ini:
a) Tanggung Jawab Aset Digital.
Intensitas dan kompleksitas ancaman dunia maya pada organisasi sektor publik
(termasuk sektor bisnis swasta) tercatat mengalami peningkatan. Salah satu
contohnya adalah serangan lebih dari satu juta ransomware yang berbeda dalam
kurun waktu dua tahun terakhir. Para ahli memperkirakan kemunculan kurang
lebih 60.000 varian ransomware baru setiap hari. Bila organisasi sektor publik
memiliki dugaan pelanggaran, maka organisasi tersebut harus menyewa jasa
firma hukum untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
b) Peristiwa Penyerangan dan Terorisme.
Data dunia tahun 2017 mencatat 314 kasus penembakan massal dan 15.549 kasus
kematian akibat senjata. Selain merenggut kebebasan hidup para penembak,
situasi tersebut juga mengorbankan kestabilan finansial para korban serta sektor
bisnis yang terlibat. Beberapa bidang bisnis yang turut mengalami imbas
kerugian adalah organisasi sektor publik, sekolah, lembaga pemerintah, dan
sektor properti.
c) Risiko Kesehatan pada Responden Pertama
Risiko kecelakaan kerja pada organisasi sektor publik turut memunculkan risiko
lainnya. Risiko kesehatan tersebut menyebabkan timbulnya kebutuhan berupa
dana dari masyarakat untuk membayar biaya perawatan polisi dan petugas
pemadam kebakaran. Biasanya, biaya untuk menanggung perawatan medis,
obat-obatan, dan gangguan psikologis berkelanjutan akibat kecelakaan di tempat
kerja tergolong besar.
d) Kendala Anggaran.
Setiap bisnis pasti berurusan dengan kendala anggaran, tetapi organisasi sektor
publik bertanggung jawab kepada pemangku kepentingan sekaligus harus
mematuhi arahannya. Mempertahankan pemotongan anggaran pada siklus
reguler bukanlah hal aneh bagi organisasi sektor publik. Pemotongan anggaran
tersebut membuat para pengelola organisasi sektor publik harus bertindak kreatif
demi mencegah hilangnya layanan vital.
e) Pemulihan Bencana Tantangan lain yang dihadapi banyak organisasi sektor
publik adalah kemampuan untuk pulih dari bencana alam, seperti:
➢ Tanah longsor dan sink holes
➢ Gempa bumi
➢ Letusan gunung berapi
➢ Banjir
➢ Tsunami
➢ Badai petir, badai salju, dan badai es
➢ Gelombang panas dan kekeringan
➢ Angin tornado
➢ Kebakaran hutan.

3. Jelaskan mengenai PP 60 tahun 2008


Jawaban:
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) dijelaskan bahwa SPIP adalah Sistem Pengendalian Intern
(SPI) yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. SPI/SPIP yaitu proses yang integral pada tindakan dan kegiatan
pemerintahan yang dilakukan dari waktu ke waktu oleh pimpinan dan seluruh pegawai
untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi.
SPIP memiliki empat tujuan, yaitu :
➢ Tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintahan Negara
➢ Keandalan pelaporan keuangan
➢ Pengamanan aset Negara
➢ Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan

4. Jelaskan mengenai unsur SPIP


Jawaban:
SPIP terdiri atas lima unsur yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan
pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan pengendalian intern.
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengyendalian adalah kondisi di dalam Instansi Pemerintah yang
mempengaruhi efektivitas pengendalian intern.
b. Penilaian Risiko
Penilaian risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan terjadinya
ancaman pencapaian tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah. Secara umum
penilaian risiko ini terbagi dua yakni identifikasi risiko dan analisis risiko.
Dalam rangka penilaian risiko maka pimpinan perlu menetapkan tujuan Instansi
Pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan terlebih dahulu.
c. Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko
serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan
bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif. Dalam
pelaksanaan kegiatan pengendalian tentu saja harus disesuaikan dengan ukuran,
kompleksitas, dan sifat dari tugas fungsi organisasi, dan sekurang-kurangnya
memiliki karakteristik yang diutamakan pada kegiatan pokok, dikaitkan dengan
proses penilaian risiko, dan juga harus ditetapkan secara tertulis, dievaluasi
secara teratur.
d. Informasi dan Komunikasi
Dalam hal menerapkan unsur keempat ini perlu mengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat dan
diselenggarakan secara efektif. Untuk itu organisasi harus menyediakan dan
memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi dan mengelola,
mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara terus-menerus.
Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau
informasi dengan menggunakan simbol atau lambang tertentu baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik.
e. Pemantauan Pengendalian Intern
Pemantauan Pengendalian Intern adalah proses penilaian atas mutu kinerja
Sistem Pengendalian Intern dan proses yang memberikan keyakinan bahwa
temuan audit dan evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti. Pemantauan
dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak
lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya. Pemantauan berkelanjutan
diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan,
rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas.

5. Jelaskan mengenai pengertian risiko bisnis


Jawaban:
Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dan dapat menyebabkan
kerugian atau kegagalan bisnis. Ketidakpastian menyulitkan perusahaan untuk
mencapai target. Beberapa risiko mungkin berada dalam kendali perusahaan.

6. Jelaskan mengenai jenis risiko perusahaan-bisnis


Jawaban:
Berikut jenis-jenis risiko perusahaan-bisnis.
a. Risiko Strategis
Jenis risiko bisnis yang pertama dan sifatnya krusial adalah risiko strategi.
Resiko strategi merupakan risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidak
terduga yang dapat mengurangi kemampuan manajer untuk
mengimplementasikan strateginya secara signifikan. Bukan hanya saat akan
memulai bisnis, strategi usaha juga harus dipersiapan sesempurna mungkin jika
ingin mengembangkan produk, maupun menghadapi persaingan yang sekiranya
dapat mengancam keberhasilan bisnis. Misalnya, target pasar cenderung sadar
harga. Namun, perusahaan menerapkan strategi diferensiasi dan mencoba
mengubah persepsi konsumen bahwa produk mereka lebih baik. Alih-alih
mendapatkan penjualan yang baik, produk mereka tidak laku. Risiko strategis
memiliki implikasi paling signifikan dalam mencapai tujuan perusahaan. Jika
strategi perusahaan kurang efektif, kerugian akan muncul.
b. Risiko operasional
Risiko operasional lebih mengarah pada sebuah kegagalan yang sangat tidak
diharapkan dan biasanya terjadi dalam kegiatan sehari-hari dalam perusahaan.
Risiko ini timbul dari kegiatan sehari-hari perusahaan. Itu mungkin karena
kesalahan karyawan, kegagalan sistem produksi, dan prosedur internal yang
tidak memadai. Sumber risiko juga dapat berasal dari luar, tetapi memengaruhi
operasi perusahaan. Beberapa contoh risiko operasional adalah:
➢ Perselisihan kontrak
➢ Kegagalan teknologi
➢ Kesalahan manusia
➢ Kerusakan system
c. Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan berarti risiko atau ketidakpastian yang disebabkan karena
ketidakpatuhan terhadap peraturan, regulasi atau hukum yang ditetapkan
pemerintah setempat secara tertulis maupun tidak tertulis.
d. Risiko Keuangan
Risiko keuangan adalah segala bentuk keputusan berkaitan dengan keuangan
yang menimbulkan kerugian. Risiko keuangan sangat berkaitan dengan
keuangan seperti pengaruh transaksi dalam neraca, kewajiban kontrak kerja,
jatuh tempo pembayaran utang, risiko likuiditas perusahaan dan hal-hal yang
mengurangi fleksibilitas keuangan.
e. Risiko Reputasional
Reputasi dapat dibilang sebagai nama baik perusahaan. Jika nama baik
perusahaan hancur atau reputasinya buruk tentu hal tersebut akan
menyebabkan risiko reputasi dengan kerugian yaitu ketidakpercayaan
pelanggan terhadap bisnis. Misalnya, jika perusahaan memiliki reputasi yang
buruk, maka klien tentu akan merasa ragu untuk memulai bisnis dengan
perusahaan kita.

7. Jelaskan mengenai manajemen risiko bank


Jawaban:
Manajemen resiko bank adalah proses perencanaan, pengaturan, dan mengendalikan
kegiatan organisasi untuk meminimalkan risiko yang dialami oleh sektor bisnis
perbankan sebagai bentuk dari berbagai keputusan yang dilakukan dalam berbagai
bidang seperti penyaluran kredit, penerbitan kartu kredit, valuta asing, inkaso dan
berbagai bentuk keputusan finacial lainnya.
Resiko yang terjadi dapat berupa risiko kredit apabila nasabah tidak memenuhi
kewajibannya kepada Bank. Namun masih banyak risiko-risiko lainnya risiko nilai
tukar, suku bunga, dan operasional yang sering sekali dapat menyebabkan Bank
menimbulkan kerugian yang cukup besar.
Dalam menerapkan manajemen risiko, proses yang dilakukan Bank meliputi:
a. Menyusun business plan untuk masing-masing risiko dengan mengacu pada
arahan top management berkaitan dengan sasaran tahunan yang ingin dicapai
maupun risiko yang perlu dipertimbangkan.
b. Menyusun proyeksi risiko yang dengan mengacu kepada business plan serta
posisi modal yang diperlukan untuk mendukung dalam pelaksanaan business
plan dimaksud.
c. Menetapkan pendelegasian wewenang kepada setiap business unit yang terlibat
untuk menerapkannya serta rambu-rambu yang perlu di patuhi berupa limit-
limit risiko agar Bank dapat menimbulkan risiko secara keseluruhan sejalan
dengan strategi Bank.

Anda mungkin juga menyukai