Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

BAB I
PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG

2.      RUMUSAN MASALAH

BAB II
PEMBAHASAN

 TEORI PRODUKSI
Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori tingkah laku
konsumen. Misalnya, bila konsumen mengalokasikan dananya untuk konsumsi, produsen
mengalokasikan dananya untuk penggunaan faktor produksi atau yang akan diproses menjadi
output. Akhirnya, bila konsumen berupaya mencapai kepuasan maksimum, maka produsen
berupaya mencapai tingkat produksi maksimum.

1. Dimensi Jangka Pendek dan Jangka Panjang


Dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor produksi
menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi, faktor
produksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel
(variable input)
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak
tergantung pada jumlah produksi. Ada atau tidak adanya kegiatan produksi, faktor produksi
itu harus tetap tersedia. Contohnya : mesin-mesin pabrik. sedangkan jumlah penggunaan
produksi variable tergantung pada tingkat produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin
banyak faktor produksi variabel yang digunakan. Begitu juga sebaliknya. Contohnya adalah
buruh harian lepas di pabrik rokok.
Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel terkait erat dengan waktu
yang dibutuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut. Mesin
dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena dalam jangka pendek (kurang dari setahun)
susah untuk ditambah atau dikurangi sebaliknya buruh dikatakan faktor produksi variabel
karena jumlah kebutuhannya dapat disediakan dalam waktu kurang dari satu tahun. Dalam
jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run) semua faktor produksi sifatnya
variabel.
Teori produksi tidak mendefinisikan jangka pendek dan jangka panjang secara
kronologis. Periode jangka pendek adalah periode produksi dimana perusahaan tidak
mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau
beberapa faktor produksi. Periode jangka panjang adalah periode produksi dimana semua
faktor produksi menjadi faktor produksi variabel. Tenggang waktu jangka pendek setiap
perusahaan berbeda-beda tergantung jenis usahanya.

2. Model Produksi dengan Satu Faktor Produksi Variabel


Pengertian produksi dengan satu faktor produksi variabel adalah pengertian analisis jangka
pendek, dimana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah. Hubungan matematis
penggunaan faktor produksi yang menghasilkan output maksimum disebut fungsi produksi
seperti dibawah ini

a. Produksi total, produksi marginal, dan produksi rata rata


Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari
penggunaan total faktor produksi. Produksi marjinal(marginal product) adalah
tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi. Produksi
rata rata (average product) adalah rata rata output yang dihasilkan per unit faktor
produksi.

Produksi total:

Produksi Marjinal:

Produksi rata-rata:
AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0

b. Tiga Tahap Produksi (the three stages of production)


1. Tahap I (stage 1), sampai pada saat kondisi AP maksimum.
2. Tahap II (stage 2), antara AP maksimum sampai saat MP=0
3. Tahap III (stage 3), saat MP sudah bernilai < nol (negative)

TP ternyata bergerak membentuk kurva yang mirip huruf S sehingga disebut kurva S.
hukum pertambahan hasil yang semakin menurun menyebabkan kurva MP membentuk
parabola, sampai menyentuh sumbu horizontal. Kurva AP bergerak sepola dengan kurva
MP. Nilai AP juga mengalami penurunan akibat pengaruh penurunan nilai MP. Tetapi
penurunannya tidak setajam MP.

Secara matematis perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat
tambahan biaya yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan pendapatan yang
diterima. Jika tambahan biaya masih lebih kecil dari tambahan pendapatan, perusahaan
akan menambah tenaga kerja begitu juga sebaliknya. Tambahan biaya dalam hal ini
adalah upah (wage) tenaga kerja. Tambahan pendapatan adalah peroduksi marjinal
dikalikan harga jual barang. Jika upah dinotasikan sebagai W, harga jual dinotasikan P,
maka alokasi tenaga kerja dianggap efisien bila:
W=MP (P)
c. Perkembangan teknologi
kemajuan teknologi dapat membuat tingkat produktifitas meningkat.

3. Model Produksi Dengan Dua Faktor Produksi Variabel

a. Isokuan (Isoquant)
Isokuan adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua
macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu, yang
menghasilkan tingkat produksi yang sama.

Asumsi asumsi isokuan:


1. Konveksitas (Convexity)
Asumsi konveksitas analogi dengan asumsi pada pembahasan tingkah laku
konsumen, yaitu kurva indeferensi yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah
produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor
produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Kesediaan produsen untuk
mengorbankan faktor produsi yang satu demi menambah penggunaan faktor
produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada Isoquan yang sama disebut
Derajat Teknik Substitusi Faktor Produksi atau Marginal Rate of Technical
Substitution (MRTS)

i.

2. Penurunan Nilai MRTS (Diminishing of MRTS)


Sama halnya dengan konsumen, produsen menganggap makin mahal faktor
produksi yang semakin langka. Itulah sebabnya mengapa nilai MRTS makin
menurun. Dalam kasus-kasus tertentu, nilai MRTS akan konstan atau 0. MRTS
konstan bila kedia faktor produksi bersifat substitusi sempurna.

3. Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Return)
4. Daerah Produksi yang Ekonomis (Relevance Range of Production)

b. Perubahan Output Karena Perubahan Skala Pneggunaan Produksi (Return of Scale)

Perubahan Output Karena Perubahan Skala Pneggunaan Produksi (Return of Scale)


adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah
faktor produksi dilipat gandakan (doubling)

1. Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale)


Jika penambahan faktor produksi sebanyak satu unit menyebabkan output meningkat
lebih dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menaik.
2. Skala Hasil Konstan (contasnt Return to Scale)
Jika pelipat gandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga,
fungsi produksi memiliki karakter skala hasil konstan.

3. Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale)


Jika penambahan satu unit faktor produksi menyebabkan output bertambah kurang
dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menurun.

c. Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi memungkinkan peningkatan efisiensi penggunaan faktor produksi.
Tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan penggunaan faktor produksi yang
lebih sedikit. Seorang ekonom bernama Hicks mengklasifikasikan kemajuan teknologi
berdasarkan pengaruhnya terhadap kombinasi penggunaan faktor produksi. Bila
kemajuan teknologi mengakibatkan porsi pengunaan barang modal menjadi lebih besar
disbanding tenaga kerja,disebut teknologi padat modal (capital using atau capital
intensive). Sebaliknya, jika menyebabkan porsi penggunaan tenaga kerja menjadi lebih
besar,disebut teknologi padat karya (labour using atau labour intensive). Jika tidak
mengubah porsi (rasio faktor produksi tetap),disebut teknologi netral. Perubahan-
perubahan ini dapat dilihat dari angka MRTS yang tercermin dari perubahan sudut
kemiringan isokuan.

Teknologi harus melewati 3 tahap sebelum dapat mempengaruhi efisiensi. Tahap


pertama adalah penemuan (invention). Riset-riset ilmu pengetahuan bertujuan
menemukan teknologi-teknologi baru untuk proses produksi. Tetapi hasil penemuan
tidak ada artinya bila para produsen (pengusaha) tidak berani mengaplikasikannya
dengan melakukan inovasi (innovation). Umunya hanya sedikit pengusaha yang berani
melakukan inovasi awal. Tetapi keberhasilan inovasi akan mengundang makin banyak
pengusaha yang mau melakukannya. Terjadilah penyebaran inovasi (spread of
innovation) yang menyebabkan tingkat penerimaan terhadap inovasi (adopting
innovation) mendekati angka 100%.

d. Kurva Anggaran Produksi (Isocost)

Kurva anggaran produksi (isocost) adalah kurva yang menggambarkan berbagai


kombinasi penggunaan 2 macam faktor produksi yang memerlukan biaya yang sama.
Jika harga faktor produksi tenaga kerja adalah upah (w) dan harga faktor produksi
barang modal adalah sewa (r), maka isocost adalah I = rK + wL

e. Keseimbangan Produsen

keseimbangan produsen terjadi ketika kurva I bersinggungan dengan kurva Q. di titik


persinggungan itu kombinasi penggunaan kedua faktor produksi akan memberikan hasil
output yang maksimum. Keseimbangan dapat berubah karena perubahan kemampuan
anggaran maupun harga faktor produksi. Analisis perubahan keseimbangan produsen
analogis dengan analasis periku konsumen

Perubahan jumlah faktor produksi yang digunakan merupakan interaksi kekuatan efek
substitusi dan efek skala produksi. Karena produsen juga mengenal faktor produksi
inferior, yaitu faktor produksi yang penggunaannya justru menurun bila kemampuan
anggaran perusahaan meningkat.

Dalam mencapai keseimbangannya produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi, yaotu


maksimalisasi output atau minimalisasi biaya. Prinsip maksimalisasi output menyatakan
bahwa dengan anggaran yang sudah ditentukan, dicapai output maksimum. Prinsip
minimalisasi biaya menyatakan target output yang sudah ditentukan harus dicapai
dengan biaya minimum.

Keputusan maksimalisasi output atau minimalisasi faktor produksi sangat tergantung


pada tujuan atau misi yang dimiliki perusahaan atau lembaga. Perusahaan umumnya
memiliki tujuan maksimalisasi laba,sehingga biasanya prinsip efisiensi perusahaan
adalah maksimalisasi output. Tetapi Lembaga-lembaga yang tidak berorientasi laba
maksimum menggunakan prinsip minimalisasi biaya

f. Pola Jalur Ekspansi ( expantion path)

tujuan perusahaan adalah maksimalisasi laba. Untuk mencapai tujuan itu,dalam


jangka pendek maupun jangka Panjang perusahaan harus tetap mempertahankan
efisiensinya. Biasanya perusahaan menetapkan target yang akan dicapai setiap
tahunnya,yang harus dicapai dengan biaya minimum. Dalam jangka Panjang perusahaan
memiliki tingkat fleksibilitas lebih tinggi dalam mengkombinasikan faktor produksi.
Titik-titik keseimbangan tercapai pada tingkat MRTS yang konstan dan membentuk garis
isoklin.

Bila ekspansi produksi berdasarkan asumsi bahwa harga faktor produksi tidak
berubah,isoklin merupakan garis jalur ekspansi. Garis ini menunjukan bagaimana
proporsi penggunaan faktor produksi berubah karena perubahan tingkat produksi,bila
harga faktor produksi dianggap tetap.

Anda mungkin juga menyukai