Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
VIII. 1. PENGANTAR
Survey biasanya dihubungkan dengan pemetaan tanah, oleh
sebab itu disebut sebagai Survey dan Pemetaan Tanah, yang merupakan
cabang ilmu tanah yang khusus mempelajari cara-cara melakukan survey
atau pengamatan ciri-ciri atau sifat-sifat tanah di lapangan untuk
memperoleh data lapangan dan data laboratorium yang lengkap sebagai
bahan pembuatan peta tanah. Survey tanah yang dilakukan selain untuk
menentukan tingkat kapabilitas atau kemampuan lahan secara
keseluruhan, juga dilakukan sebagai bahan untuk pemetaan tanah dalam
hubungannya dengan penentuan kalsifikasi dan taxonomi tanah. Dengan
demikian kegiatan survey tanah, pemetaan tanah, klasifikasi dan taxonomi
tanah merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya karena saling melengkapi dan saling memberi manfaat bagi
peningkatan hasil gunanya. Berdasarkan macam keperluan pelaksanaan
survey, maka tujuan survey tanah dapat dipandang dari dua segi yaitu:
pertama untuk memberikan/menyediakan informasi kepada pemakai
tentang tanah, bentuk wilayah, dan keadaan lainnya, kedua untuk
menyediakan informasi yang akan membantu pengambilan keputusan
tentang penggunaan lahan dan rencana pengembangan wilayah yang
akan di survey.
114
115
SURVEYTANAH
Oleh: Ir.Yeniwarti Dalim, MS dan Dedi Hermon, MP
yang melihat peta, dan (5) mampu menjadi sarana bekerja guna tujuan
penggunaan yang efisien.
Satuan peta tanah (soil mapping unit) tersusun dari unsur-unsur
yang pada dasarnya merupakan kesatuan dari tiga satuan, yaitu satuan
tanah, satuan bahan induk, dan satuan wilayah. Perbedaan satuan peta
dari berbagai kategori peta tanah terletak pada ketelitian masing-masing
unsur satuan peta. Penggunaan ke tiga unsur tersebut dimaksudkan untuk
dapat memberi gambaran yang jelas dari suatu wilayah tentang keadaan
tanah dan wilayahnya.
Peta tanah dapat dibedakan atas: (1) peta tanah bagan
mempunyai skala peta 1:250.000 - 1:500.000, mempunyai tingkat ketelitian
yang sangat kasar, (2) peta tanah explorasi mempunyai skala peta
1:100.000 - <1:250.000, peta ini merupakan hasil inventarisasi jenis-jenis
tanah utama dengan wilayah yang cukup luas, (3) peta tanah tinjau
mempunyai skala 1:50.000 - <1:100.000, (4) peta tanah tinjau mendalam
(semi-detil) mempunyai skala 1:1000 - <1:50.000, dan (5) peta tanah detil,
mempunyai skala < 1:1000.
Diagnostik Epipedon
Mollic Epipedon, merupakan horizon permukaan yang berwarna
kelam, kaya akan humus, relatif tebal, perkembangan struktur sedang
sampai kuat, dan lunak dalam keadaan kering. Epipedon ini terbentuk
karena dekomposisi bahan organic oleh adanya Ca dalam tanah. Sifat-sifat
epipedon ini adalah: (1) struktur tanah yang cukup berkembang sampai
kuat, sehingga lunak pada saat kering, (2) warna kelam dengan warna
munsell lebih kelam dari 3,5 basah dan 5,5 kering serta chroma <3,5 pada
saat basah, (3) kejenuhan basa 50% atau lebih, (4) kadar C-organik 2,5%
atau lebih dalam lapisan tanah teratas sedalam 18 cm, (5) ketebalan 10-75
cm) di atas lithic horizon, dan (6) mengandung P2O5 < 250 ppm.
119
80C, pada musim panas >15 0C, (4) mesic, temperatur rata-rata tanah
tahunan adalah 80 - 150C, (5) thermic, temperatur rata-rata tanah tahunan
adalah 150 - 220C, (6) hyperthermic, temperatur rata-rata tanah tahunan
>220C, (7) iso frigid, temperatur tanah rata-rata tahunan 0 0 - 80C, pada
musim panas >150C, perbedaan temperatur musim panas dan musim
dingin <50C, (8) iso mesic, temperatur rata-rata tanah tahunan adalah 8 0 -
150C, perbedaan temperatur musim panas dan musim dingin <5 0C, (9) iso
thermic, temperatur rata-rata tanah tahunan adalah 15 0 - 220C, perbedaan
temperatur musim panas dan musim dingin <5 0C, dan (10) iso
hyperthermic, temperatur rata-rata tanah tahunan >22 0C, perbedaan
temperatur musim panas dan musim dingin <50C.
Regim kelembaban tanah, yaitu kelembaban tanah antara 10-
90cm, yaitu: (1) aquic, tanah selalu jenuh air, sehingga terjadi reduksi, (2)
aridic atau torric, sangat kering, tidak pernah lembab 90 hari berturut-turut
setiap tahunnya, (3) perudic, curah hujan setiap bulan selalu melebihi
evapotranspirasi, (4) udic, tanah tidak pernah kering selama 90 hari
kumulatif setiap tahunnya, (5) ustic, tanah setiap tahun kering lebih dari 90
hari kumulatif tapi kurang dari 180 hari, dan (6) xeric, terdapat didaerah
iklim mediterania.
dipilahkan lagi dalam greta group yang jumlahnya muda diingat dan
mudah dibedakan. Pemilahan dilanjutkan sampai ketegori serie. Tanah
dalam satu serie umumnya homogen dan mudah dimengerti maksud dan
tujuannya. 1) Order Tanah
Dalam Soil Taxonomi dibedakan atas 11 order tanah atas dasar
ada tidaknya horizon diagnostik atau ciri-cirinya sebagai hasil proses
genetik yang telah dialaminya. Perbedaan antara order didasarkan atas
tanda-bekas serangkaian proses genetik yang dominan dari iklim dan
jasad hidup terhadap batuan induk dalam topografi yang sama dan dalam
jangka waktu tertentu.
Alfisols, merupakan tanah yang mempunyai kandungan liat yang
tinggi di horizon B dan umumnya terbentuk pada derah lintang sedang.
Alfisols merupakan tanah yang relatif subur, banyak digunakan untuk
lahan pertanian, padang rumput, dan hutan. Tanah ini mempunyai
kejenuhan basa yang tinggi (> 35%) dan mempunyai horizon argilik di
horizon B.
Aridisols, merupakan tanah yang kering lebih dari 6 bulan setiap
tahunnya dan tidak pernah lembab 90 hari berturut-turut. Tanah ini sangat
kering sehingga tidak ada vegetasi yang mampu hidup diatasnya.
Kandungan bahan organik relatif rendah dan umumnya tidak terdapat
aktifitas mikroorganisme dalam mendekomposisi tanah. Pada solum tanah
umumnya dijumpai horizon salik atau natrik. Penggunaan tanah ini untuk
pertanian sangat terbatas akibat kekurangan air dalam tanah.
Entisols, merupakan tanah yang baru berkembang, umumnya
ditemukan epipedon antropik, terdapat akumulasi garam, besi oksida
dalam tubuh tanah. Tanah entisols ini berasal dari bahan alluvium dan
merupakan tanah yang cukup subur untuk mendukung pertumbuhan
tanaman, sehingga tanah ini banyak digunakan untuk lahan- lahan
pertanian.
Histosols, merupakan tanah organic (gambut), terbentuk apabila
proses dekomposisi bahan organic lebih cepat dari proses mineralisasinya.
122
Selalu jenuh air, pH <4, tidak menunjukan adanya horizon dalam solum
tanah, mempunyai daya memegang air yang sangat tinggi, kaya akan Al
dan Mn, dan mempunyai kandungan bahan organik >20%.
Inceptisols, merupakan tanah vulkanik yang mempunyai BV >0,85
gr/cm , tergolong pada tanah yang belum matang. Penggunaan inceptisols
3
dari batuan induk yang sudah tua. Top Soil miskin akan kation basa dan
bahan organik akibat tercuci ke lapisan bawah, umumnya berwarna cerah
(kuning) dan tergolong pada tanah masam. Kadar liat lebih besar dari
kadar pasir dan debu.
Vertisols, merupakan tanah yang masih tergolong muda, berwarna
gelap dan kaya akan bahan organik. Dalam tubuh tanah umumnya
terdapat bidang luncuran yang nyata terlihat. Tanah ini terbentuk dari
bahan induk yang bersifat alkalis (basa), sehingga dalam tanah kaya akan
kation-kation basa dan bahan organik. Umumnya vertisols ini digunakan
sebagai lading pengembalaan.
2) Sub Order
Pemilahan order berikutnya akan menghasilkan sub order yang
berbeda cara pemilahannya bagi masing-masing order. Sub order juga
merupakan bagian order yang menekankan homogen genesis. Faktor
pembedanya adalah keseragaman genetic, misalnya ada atau tidaknya
sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan pengaruh air, regim
kelembaban, bahan induk utama, pengaruh vegetasi, dan tingkat
pelapukan bahan organik.
Order : Ultisols
: Ultus=akhir, perkembangan tanah pada tingkat akhir
Sub Order : Udult
: Udult=udik, lembab, selalu basah 3 bulan berturut setiap
tahunnya
3) Great Group
Faktor pembeda pada kategori great group adalah kesamaan
jenis, tingkat perkembangan dan susunan horizon, kejenuhan basa, regim
temperatur, regim kelembaban, dan lapisan penciri lainnya.
Order : Ultisols, : Ultus=akhir, perkembangan tanah pada tingkat
akhir
Sub Order : Udult
: Udult=udik, lembab, selalu basah 3 bulan berturut
setiap tahunnya Great Group : Tropudult
124
Great Group
6) Serie
Kategori seri adalah kategori yang sangat detil dalam taxonomi
tanah. Faktor pembeda pada kategori ini adalah susunan horizon, warna
tanah, tekstur, struktur, konsistensi, pH, dan sifat kimia, serta mineral
masing-masing horizon. Order : Ultisols, : Ultus=akhir,
perkembangan tanah pada tingkat akhir
Sub Order : Udult
126
VIII. 6. RANGKUMAN
Survey tanah merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi sifat-sifat
tanah di lapangan untuk menghasilkan peta tanah. Peta tanah merupakan
alat pemberita visual suatu wilayah, yang mengambarkan penyebaran
beberapa satuan tanah dalam berbagai luas lahan. Syarat-syarat peta
tanah adalah: (1) dapat memberi gambaran yang mudah dipandang dan
dimengerti, (2) mengandung unsur-unsur sifat yang dikehendaki tujuannya,
(3) membedakan tegas antara dua atau lebih satuan-satuan peta yang
berlainan, (4) tidak membingungkan yang melihat peta, dan (5) mampu
menjadi sarana bekerja guna tujuan penggunaan yang efisien. Tahap-
tahap survey tanah adalah: (1) tahap persiapan, (2) tahap lapangan, (3)
tahap laboratorium, dan (4) tahap akhir. \Usaha untuk menyusun klasifikasi
tanah atas dasar sifat-sifat tanah alami menghadapi kesulitan setempat
dengan bentangan alam (landscape). Pedon merupakan tubuh tanah asli
yang berdimensi tiga berupa profil tanah yang memperlihatkan semua
horizon yang ada dan saling berhubungan. Kategori system adalah
seperangkat klas yang didefenisikan pada generalisasi atau abstraksi
tingkat sama dan terdiri atas semua tanah. Dalam system taxonomi tanah
tersusun atas 6 kategori, yaitu order, sub order, great group, sub group,
family, dan serie.
128
VIII. 7. Kepustakaan
Bemmelen, R.W. van. 1949. The Geology of Indonesia. Vol.I. Govermment
Printing Office. The Hague
Darmawijaya, 1.1990. Klasifikasi Tanah. Dasar Teori bagi Peneliti Tanah
dan Pelaksana Pertanian di Indonesia. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Foth, H.D dan L.M. Turk. 1972. Fundamentals of Soil Science. Fifth Ed.
Jhon Willey & Sons, Inc
Hardjowigeno, S. 1986. Genesis dan Klasifikasi Tanah. Jurusan Tanah
IPB. Bogor
Sarief, S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung
Soil Survey Staff USDA. 1952. Soil Survey Manual. Handbook Soil
Survey Staff No.18 with Revised Supplement. USA
Soil Survey Staff. 1998.Soil Taxonomy. USDA. USA
Wisaksono, M. 1953. Ilmu Tubuh Tanah. Kolff. Jakarta