Alhamdullih, dengan rahmat Allah S.W.T., buku pedoman penulisan karya tulis
ilmiah telah selesai disusun. Buku pedoman ini dimaksudkan sebagai rujukan bagi
mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah
Kuala dalam melaksanakan kegiatan penulisan karya tulis ilmiah. Di samping itu, buku
pedoman ini juga menjadi rujukan bagi staf pengajar yang ditugasi sebagai pembimbing/Co-
pembimbing dan sebagai penguji. Selain sebagai pedoman, buku ini juga menjelaskan tata
cara penulisan karya tulis ilmiah seperti penulisan proposal tesis, makalah, dan artikel jurnal
maupun artikel prosiding seminar ilmiah.
Buku pedoman ini sebagian besar merujuk kepada buku pedoman penulisan karya
ilmiah yang ditulis oleh Tim Sekolah Pascasarjana UPI Bandung dan buku pedoman
penulisan skripsi yang ditulis oleh Tim Penyusun FKIP Universitas Syiah Kuala. Hal ini untuk
mempermudah staf pengajar dalam membimbing penyusunan karya tulis ilmiah mahasiswa.
Oleh karena itu, kami selaku tim penyusun buku ini menyampaikan ucapan terimakasih yang
setinggi-tingginya kepada pihak Sekolah Pascasarjana UPI Bandung dan kepada FKIP
Unsyiah. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada staf sekretariat dan caraka di
lingkungan Program Studi Magister Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah
Kuala yang telah membantu mengumpulkan referensi. Semoga semua bantuannya
mendapat balasan dari Allah S.W.T. Amiin..!
Tim Penyusun
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Kedudukan Karya Tulis Ilmiah di Uunsyiah ................................................ 1
1.2 Ketentuan Umum ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penyusunan Buku Pedoman ......... ................................................ 3
1.4 Isi Buku Pedoman ...................................... ................................................ 4
BAB II PENULISAN MAKALAH, REVIU BUKU, RESEARCH APPRAISAL, DAN ANOTASI
BIBLIOGRAFI ................................................................................................ 5
2.1 Penulisan Makalah ................................... ................................................ 5
2.2 Penulisan Reviu Buku/Artikel .................... ................................................ 7
2.3 Penulisan Research Appraisal .................................................................... 7
2.4 Penulisan Anotasi Bibliografi ................... ................................................ 8
BAB III PENULISAN TESIS ........................................................................................... 9
3.1 Pengertian .................................................................................................. 9
3.2 Sistematika Tesis . ..................................................................................... 9
BAB IV ISU ORIJINALITAS DAN PLAGIARISME........................................................... 22
4.1 Orijinalitas .................................................. ................................................ 22
4.2 Plagiarisme ........... ..................................................................................... 22
BAB V TEKNIK PENULISAN TESIS ............................................................................ 24
5.1 Teknik Pengetikan ...................................................................................... 24
5.2 Sampul Luar .............................................................................................. 25
5.3 Sampul Dalam ............................................................................................ 25
5.4 Halaman Pernyataan ............................................................................... 25
5.5 Halaman Pengesahan ............................................................................... 26
5.6 Cara Penulisan Kutipan dan Sumber Kutipan ............................................ 26
5.7 Tabel dan Gambar .................................................................................... 38
LAMPIRAN .................................. ............................................................................ 41
1. Contoh Halaman Sampul Tesis .................................................................... 41
2. Contoh Lembar Pengesahan Pembimbing dan Dewan Penguji................... 42
3. Contoh Lembar Pengesahan Penelaah Proposal Tesis ............................... 44
4. Contoh Lembar Pernyataan tentang Keaslian Karya Ilmiah ........................ 45
5. Contoh Penulisan Abstrak .. ........................................................................ 46
6. Contoh Penulisan Daftar Isi Tesis................................................................. 47
7. Contoh Penulisan Daftar Tabel ................................................................. 49
8. Contoh Penulisan Daftar Gambar ............................................................... 50
9. Contoh Penulisan Lampiran ........................................................................ 51
10. Contoh Penulisan Daftar Pustaka ................................................................ 52
11. Contoh Penulisan Riwayat Hidup ................................................................ 53
12. Contoh Artikel Hasil Penelitian untuk Jurnal dan Prosiding Seminar (Ina)... 54
13. Contoh Artikel Hasil Penelitian untuk Jurnal dan Prosiding Seminar (Eng).. 65
14. Contoh Artikel Reviu Literatur (Bukan Hasil Penelitian) untuk Prosiding
Seminar Ilmiah............................................................................................. 74
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2.2 Ketentuan Proposal Tesis
Ketentuan dan prosedur pengajuan proposal tesis adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa memilih masalah dan judul tesis yang berkaitan dengan bidang keahlian yang
ditekuninya setelah berkonsultasi dengan dosen wali dan/atau Ketua Program Studi
untuk mendapatkan masukan awal.
2) Menyusun sistematika draft proposal tesis mengikuti pedoman umum yang terdiri atas:
a. Cover
b. BAB I terdiri atas : Latar Belakang Masalah, Rumusan masalah, Tujuan
penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis, dan Definisi Operasional/definisi
Istilah.
c. BAB II terdiri atas : Landasan Teori atau Kajian Pustaka yang terkait dengan
Teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan.
d. BAB III terdiri atas : Tempat dan Waktu penelitian, Populasi dan sampel/subjek
penelitian, jenis instrumen penelitian, prosedur penelitian, metode analisis dan
teknik pengolahan data, serta Bagan Alir Penelitian.
e. Daftar Pustaka
f. Lampiran terdiri atas : Silabus, RPP, dan Instrumen Penelitian
3) Menyampaikan draft proposal tesis yang sudah disusun kepada Ketua Program Studi
untuk ditelaah awal dan dikaji terlebih dahulu tentang calon-calon pembimbing yang
diperkirakan tepat untuk membimbing draft proposal tersebut. Selanjutnya, Ketua
Program Studi menunjuk calon penelaah draft proposal tesis yang diperkirakan dapat
dilanjutkan sebagai calon pembimbingnya.
4) Menyerahkan draft proposal tesis kepada masing-masing calon pembimbing yang telah
ditunjuk untuk menelaah terlebih dahulu kelayakan permasalahan dan metodologi
penyelesaian masalah yang ditulis pada draft proposalnya.
5) Merevisi draft proposal tesis sesuai dengan masukan dan arahan yang disampaikan oleh
ke dua calon pembimbingnya. Jika hasil revisi sudah dikonsultasikan kembali dengan ke
dua calon pembimbingnya, maka diminta untuk menuliskan rekomendasi dari masing-
masing calon pembimbing untuk dapat diseminarkan.
4
1.2.3 Alur Seminar Proposal Tesis
Proposal yang telah ditulis oleh mahasiswa selanjutnya diseminarkan dengan
mengikuti tahapan berikut ini:
1) Menunjukkan draf proposal tesis yang sudah direkomendasikan oleh ke dua calon
pembimbingnya kepada Ketua Program Studi untuk ditelaah lagi dan ditunjuk calon
dosen penguji untuk seminar proposal.
2) Meminta borang estimasi waktu kepada staf sekretariat untuk diisi tim penelaah yang
ditunjuk dan selanjutnya diajukan kepada mereka masing-masing untuk mengisi waktu
lowongnya (minimal 3 waktu alternatif yang disediakan).
3) Pendaftaran Seminar Proposal Tesis dengan ketentuan:
a. Menyerahkan draf proposal hasil telaah oleh pembimbing dan co-pembimbing
sebanyak 4 eksemplar dengan melampirkan borang estimasi waktu, sehingga
Ketua/Sekretaris Prodi dapat menetapkan jadwal waktu yang sesuai untuk
semua tim penelaah untuk hadir pada seminar proposal.
b. Menyerahkan/memperlihatkan resit tanda penyetoran biaya seminar proposal
kepada staf sekretariat.
4) Berdasarkan penetapan jadwal seminar pada borang estimasi waktu oleh Ketua Prodi,
maka Staf sekretariat membuat dan mencetak surat undangan kepada tim penguji dan
selanjutnya diminta tanda tangan Ketua/Sekretaris Prodi.
5) Surat undangan dan 1 (satu) eksemplar draft proposal tesis yang lengkap dengan lembar
pengesahan atau rekomendasi calon pembimbing/co-pembimbingnya diserahkan kepada
masing-masing tim penelaah paling lambat 5 (lima) hari sebelum jadwal seminar
dilaksanakan.
6) Mahasiswa berkewajiban mengingatkan kembali jadwal pelaksanaan seminar proposal
tesis paling lambat pada malam tanggal tersebut.
5
format penulisannya yang seragam dikalangan sivitas akademika Program Studi Magister
Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.
6
BAB II
PENULISAN MAKALAH, REVIU BUKU, RESEARCH APPRAISAL, DAN
ANOTASI BIBLIOGRAFI
7
Makalah eksposisi terdiri atas tiga bagian sebagai berikut:
1) Kalimat pendahuluan (thesis statement) berisi pernyataan atau pendapat atau
pandangan penulis mengenai suatu isu atau topik yang ditulis.
2) Argumen, memaparkan argumen penulis untuk mendukung pernyataan atau pendapat
atau keyakinan yang diungkapkan dalam kalimat pendahuluan (thesis statement).
3) Pernyataan penutup atau kesimpulan yang merupakan penekanan kembali pendapat
yang dinyatakan pada bagian pendahuluan (restatement of thesis).
8
Explanation terdiri atas dua bagian utama, yakni:
1) Identifikasi Fenomena: mengidentifikasi apa yang akan diterangkan atau dijelaskan.
2) Urutan Kejadian (Sequential Explanation):
Menggambarkan rangkaian kejadian yang relevan dengan fenomena yang digambarkan
atau alasan (dampak) dari suatu fenomena (Consequential Explanation).
9
penelitian dan sumber ilmiah lain. Penulis memaparkan apa yang sudah bagus dan apa yang
sebaiknya dibahas.
Struktur organisasi Research Appraisal biasanya terdiri atas:
1) Pendahuluan: berisi uraian mengenai judul artikel, penulis, dan penerbitan laporan
penelitian.
2) Uraian mengenai laporan penelitian yang dinilai. Pada bagian ini penulis memaparkan
setiap aspek laporan penelitian dengan melihat sisi kelebihan serta aspek yang
sebaiknya dibahas dalam penelitian dengan mengacu pada sumber ilmiah lain.
3) Kesimpulan: evaluasi ringkas dari kontribusi penelitian secara keseluruhan terhadap
perkembangan topik yang dibahas dalam penelitian, pemahaman penilaian penelitian,
dan perkembangan keilmuan.
10
BAB III
PENULISAN TESIS
3.1 Pengertian
Tesis adalah karya tulis ilmiah akhir yang dibuat oleh mahasiswa sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan studi jenjang/strata Program Magister (S2). Tesis yang dibuat
menggambarkan kemampuan akademik mahasiswa dalam merancang, melaksanakan, dan
melaporkan hasil penelitian. Penulisan tesis merupakan persyaratan akademik yang paling
sulit yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam masa studinya. Berbeda dengan penulisan
karya ilmiah lain yang telah dipaparkan pada Bab II, penulisan tesis merupakan kolaborasi
antara mahasiswa dan pembimbing. Ketika mahasiswa menulis Tesis, dia menyajikan
pemahaman hasil bacaan berkenaan dengan topik yang diteliti dan melaporkan hasil
penelitiannya berdasarkan bimbingan yang diberikan oleh para pembimbing. Proses
penulisan tesis, mengingat kedalaman serta kompleksitasnya, seyogyanya mengarah agar
penulis menjadi salah satu ahli di bidang yang ditulis serta ditelitinya.
Cara penulisan serta unsur-unsur yang ada dalam tesis pada dasarnya sama dengan
skripsi dan disertasi. Perbedaan antara ketiga karya ilmiah itu adalah kedalaman serta
kompleksitas dalam setiap aspek yang dibahas, khususnya aspek-aspek yang berkaitan
dengan teori, metode penelitian, dan pemaparan serta analisis data. Skripsi cenderung
sederhana, tesis lebih dalam dan kompleks, dan disertasi lebih mendalam dan paling
kompleks dalam membahas berbagai aspek seperti teori, metode penelitian, pemaparan,
serta analisis data.
11
pengesahan berisi nama dan kedudukan tim pembimbing. Untuk tesis S2 dapat
digunakan istilah Tim Pembimbing dengan kedudukan sebagai Pembimbing Utama dan
Co-pembimbing.
3) Pernyataan tentang keaslian Tesis dan Bebas Plagiarisme
Pernyataan tentang keaslian tesis menegaskan bahwa tesis adalah benar-benar asli
karya mahasiswa yang bersangkutan, dan bukan plagiarisme. Oleh sebab itu, pernyataan
tersebut harus ditandatangani oleh penulis
4) Ucapan Terima Kasih
Halaman ini berisi ucapan terima kasih dan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian karya tulis ilmiahnya. Ucapan terima kasih disampaikan
secara singkat, sebaiknya ditujukan kepada orang-orang yang paling berperan dalam
penyelesaian tesis.
5) Abstrak
Abstrak merupakan uraian singkat dan lengkap yang memuat beberapa hal berikut.
Judul, Hakikat penelitian menyangkut tentang apa, dimana, dan siapa, Tujuan dilakukan
penelitian, Metode penelitian yang dipakai dan teknik pengumpulan data, dan Hasil
temuan dan rekomendasi. Abstrak ditulis dalam satu halaman dan diketik dengan “satu
spasi” menggunakan dua bahasa yakni “bahasa Indonesia” dan “bahasa Inggris”. Dalam
abstrak dicantumkan kata kunci
6) Daftar Isi
Daftar isi merupakan penyajian sistematika isi secara rinci dari tesis. Daftar isi berfungsi
untuk mempermudah para pembaca mencari judul atau subjudul bagian yang ingin
dibacanya. Oleh sebab itu, judul dan subjudul yang ditulis dalam daftar isi harus
langsung ditunjukkan nomor halamannya.
Nomor-nomor halaman awal sebelum BAB I menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii,
dst.), dan dari halaman pertama BAB I sampai dengan halaman terakhir dari karya tulis
ilmiah menggunakan angka Arab (1, 2, 3, dst.).
7) Daftar Tabel
Daftar tabel menyajikan tabel secara berurutan mulai dari tabel pertama sampai dengan
tabel terakhir yang tercantum dalam tesis. Nomor tabel pada daftar tabel ditulis dengan
dua angka Arab, dicantumkan secara berurutan yang masing-masing menyatakan nomor
urut bab dan nomor urut tabel di dalam tesis.
Contoh: Tabel 3.5., artinya tabel nomor 5 pada Bab III.
12
8) Daftar Gambar
Daftar gambar sama seperti fungsi daftar-daftar lainnya, yakni menyajikan gambar
secara berurutan mulai dari gambar pertama sampai dengan gambar terakhir yang
tercantum dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Nomor gambar pada daftar gambar ditulis
dengan dua angka Arab, dicantumkan secara berurutan yang masing-masing
menyatakan nomor urut bab dan nomor urut gambar di dalam tesis.
Contoh: Gambar 1.3., artinya gambar nomor 3 pada Bab I.
9) Daftar Lampiran
Daftar lampiran meyajikan lampiran secara berurutan mulai dari lampiran pertama
sampai dengan lampiran terakhir yang tercantum dalam tesis. Nomor lampiran
didasarkan pada kemunculannya dalam tesis. Lampiran yang pertama kali disebut
dinomori Lampiran 1 dst.
Contoh:
Lampiran 1. artinya lampiran nomor 1 dan muncul paling awal dalam tesis.
13
dibiarkan dan akan menimbulkan dampak yang menyulitkan, menghambat,
mengganggu bahkan mengancam. Pendekatan untuk mengatasi masalah dari sisi
kebijakan dan teoritis. Penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang
diteliti dalam ruang lingkup bidang studi yang ditekuni oleh peneliti.
2) Rumusan Masalah
Bagian ini berisi rumusan dan analisis masalah sekaligus identifikasi variabel-variabel
penelitian beserta definisi operasionalnya. Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk
kalimat tanya setelah didahului uraian tentang masalah penelitian, variabel-variabel
yang diteliti, dan kaitan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
3) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai
dilakukan. Oleh sebab itu, rumusan tujuan harus konsisten dengan rumusan masalah
dan mencerminkan proses penelitiannya. Rumusan penelitian bukan merupakan
rumusan maksud penulisan tesis seperti yang ditulis pada halaman sampul luar dan
halaman sampul dalam.
Tujuan penelitian dirumuskan dengan kata-kata kerja operasional, seperti:
mengidentifikasi, menemukan model, memperoleh gambaran tentang…,
mengeksplorasi…, menganalisis…, mengevaluasi…, mengkaji…, memverifikasi…dan
sebagainya.
4) Manfaat Penelitian
Manfaat/signifikansi penelitian bisa dilihat dari salah satu atau beberapa aspek berikut:
a) Dari segi teori (mengatakan apa yang belum atau kurang diteliti dalam kajian
pustaka yang merupakan kontribusi penelitian).
b) Dari segi kebijakan (membahas perkembangan kebijakan formal dalam bidang yang
dikaji memaparkan data yang menunjukkan betapa seringnya masalah yang dikaji
muncul dan betapa mahalnya masalah atau dampak yang ditimbulkannya).
c) Dari segi praktik (sama dengan argumen untuk signifikan terhadap kebijakan.
Argumen didasarkan pada pembahasan atau masalah yang dikemukakan dalam
kajian pustaka, melibatkan kutipan dari para ahli, referensi penelitian sebelumnya,
dan data yang ada).
14
d) Dari segi isu serta aksi sosial (penelitian mungkin bisa dikatakan sebagai alat untuk
memberi pencerahan pengalaman hidup dengan memberikan gambaran dan
mendukung adanya aksi) (lihat Marshall & Rossman, 2006: 34-38).
5) Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam
penelitian atau submasalah yang diteliti. Hipotesis dijabarkan dari landasan teori atau
tinjauan pustaka. Dalam penelitian kuantitatif, hipotesis perlu dirumuskan, sedangkan
dalam penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif yang bermaksud mendeskripsikan
masalah yang diteliti, hipotesis tidak diperlukan. Hipotesis penelitian dirumuskan dalam
kalimat pernyataan deklaratif.
Rumusan hipotesis yang baik hendaknya:
1) Menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.
2) Dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
3) Dirumuskan secara singkat, padat dan jelas.
4) Dapat diuji secara empiris
Penelitian kuantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif atau penelitian yang
lebih bernuansa kualitatif tidak membutuhkan hipotesis, dan seringkali diganti dengan
pertanyaan penelitian, yang rumusannya dalam bentuk kalimat tanya (tidak perlu diuji).
6) Defisini Istilah
Definisi istilah diperlukan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau
kekurangjelasan makna seandainya penegasan istilah tidak diberikan.
15
3) Posisi teoritik peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, yang diturunkan
dalam subjudul (untuk penelitian yang memerlukan hipotesis).
Dalam kajian pustaka, peneliti membandingkan, mengontraskan, dan memposisikan
kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji dikaitkan dengan masalah yang sedang
diteliti. Berdasarkan kajian tersebut, peneliti menjelaskan posisi/pendirian peneliti
disertai alasan-alasannya. Telaah teoritis dimaksudkan untuk menampilkan “mengapa
dan bagaimana” teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu diterapkan oleh peneliti
dalam penelitiannya, misalnya, dalam merumuskan asumsi-asumsi penelitiannya.
4) Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan
hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel penelitian. Artinya, setelah
hubungan variabel tersebut didukung oleh teori yang dirujuk, barulah hipotesis dapat
dirumuskan.
16
Untuk penelitian kuantitatif analisis data dilakukan dengan beberapa tahap, mungkin
menggunakan alat atau perangkat lunak tertentu dan menggunakan formula yang
dipakai. Hasil analisis kemudian diinterpretasi, dihubungkan dengan teori dan penelitian
sebelumnya.
Untuk penelitian kualitatif, analisis data dipaparkan secara rinci berdasarkan tahap-
tahap analisis yang dilakukan untuk data dari setiap teknik pengumpulan data, sesuai
dengan tema-tema utama penelitian. Data yang diperoleh dari setiap sumber data
ditriangulasi untuk meyakinkan bahwa semua data dari semua sumber mengarah pada
kesimpulan yang sama sehingga kesimpulan yang ditarik bias kuat. Seperti data
kuantitatif, data kualitatif juga diinterpretasi, dihubungkan dengan teori yang dipakai
dalam penelitian sebelumnya.
17
Pemaparan Data
Pemaparan data kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggambarkan temuannya secara rinci
berkaitan dengan hipotesis yang diformulasikan. Hal ini biasanya melibatkan pemaparan
statistik, means dan standar deviasi dari seluruh sampel dari skor untuk masing-masing
individu (Burton, 2002). Data kuantitatif sering lebih mudah dipresentasikan dalam bentuk
tabel, grafik, gambar, daripada dengan pemaparan. Data kuantitatif bisa dipaparkan dengan
cara yang standar, seperti menggunakan Statitcal passage for social science (SPSS).
Dalam memaparkan data kuantitatif, biasanya penulis memaparkan hasil multiple analysis
dari data. Masing-masing analisis bisa dipecah menjadi beberapa pernyataan yang
menerangkan temuan utama penelitian. Sebagian dari temuan mungkin dipaparkan dalam
bentuk grafik atau tabel. Ada empat pernyataan yang bisa dibuat dalam memaparkan dan
menganalisis data kuantitatif (lihat Rudestam dan Newton, 1992). Keempat pernyataan itu
adalah sebagai berikut:
Pernyataan jenis pertama: membimbing pembaca kepada tabel atau gambar dan
menggambarkan apa yang diukur atau dipaparkan, yang sebagiannya mungkin dipaparkan
dalam bentuk tabel atau grafik.
Contoh 1: Menggambarkan tabel korelasi
Korelasi antara…digambarkan dalam Tabel…
Contoh 2: Menggambarkan persentase dalam tabel.
Tabel …menyajikan persentase dari…
Contoh 3: Menggambarkan tabel nilai rata-rata atau means.
Tabel … menyajikan rata-rata serta standar deviasi berdasarkan…
Pernyataan jenis kedua: Menggambarkan temuan utama yang diperlihatkan dalam
tabel atau gambar. Perbandingan nilai rata-rata, standar deviasi, frekuensi dan nilai
r antara berbagai kondisi dan contoh. Sering pernyataan jenis ini digabungkan
dengan pernyataan jenis ketiga yang dijelaskan berikut ini.
Contoh 1: Gambaran mengenai tabel dan gambar korelasional
Dari …korelasi, bisa dilihat bahwa…positif dan …di atas nilai r =…
Contoh 2: Gambaran sesuai eksperimen
Siswa laki-laki menggunakan lebih banyak kata kerja action daripada perempuan
dalam menulis.
18
Contoh 3: Gambaran gambar (figure)
Seperti diperlihatkan dalam Gambar …jumlah angka yang diketik mengalami
kenaikan, dari 0,7 kata per menit menjadi 1,5 kata per menit selama perlakuan.
Pernyataan jenis ketiga: memaparkan hasil dari tes statistic dan referensial, seperti
E atau t. Pernyataan ini biasanya digabungkan dengan pernyataan jenis 2 di atas.
Contoh 1: Menggambarkan korelasi
Korelasi antara jumlah pekerjaan rumah yang dikerjakan dengan IPK adalah positif
dan signifikan dengan nilai p < 0,05.
Contoh 2: Menggambarkan eksperimen
The retention of communication content was found to vary significantly as a
function of the time and method of measurement, E (2,80)= 34,45, p<01.
Contoh 3: The image instructed groups were significantly faster (E1,60)_7.34,p<01.)
and made fewer errors (E(1,60)=9.94,p<01) than the no image groups.
Menggabungkan Pernyataan Jenis Kedua dan Ketiga
Contoh 1: Menggambarkan Korelasi
Terdapat korelasi yang signifikan antara rata-rata IQ orangtua dan rata-rata IQ anak,
dengan r (190)=0.87, p<0.05).
(The correlation between mean Parent IQ and child IQ was statistically significant, r
(190)= 0.87, p <0.05).
Contoh 2: Menggambarkan Eksperimen
The mean score of females (75.5) was significantly greater than the mean score for
males (70.7), E (1,28)=23.1, p<0.05.
Pernyataan Jenis Keempat: Pernyataan ringkasan dari temuan-temuan atau
kesimpulan sebelumnya.
Contoh 1: the result suggest that students who reported very heavy drug use had
significantly higher maladjustment scores than other students.
19
mengejutkan…). Pernyataan-pernyataan seperti itu, kurang membantu pemahaman
pembaca terhadap hasil penelitian dan mungkin membuat tulisan kita tampak
kurang bagus.
20
Apakah ada sesuatu yang aneh atau tidak biasa dalam temuan penelitian yang perlu
disebutkan dan mengapa?
Apakah metodologi yang dipakai atau faktor lain telah mempengaruhi interpretasi saya
tentang temuan penelitian saya dan apakah ini merupakan sesuatu yang perlu dibahas,
misalnya, bias yang biasa muncul dalam desain penelitian? (lihat saran Crasswell, 2005:199).
Perlu diperhatikan bahwa dalam memaparkan data penulis sering memaparkan
data yang terlalu banyak, tetapi tidak dibahas dengan baik dan analitis. Dengan
memperhatikan kelima pertanyaan di atas, penulis bisa menghindari pemaparan data yang
terlalu banyak.
Pembahasan Data
Menurut Paltridge dan Sternberg (1988:53), dalam membahas data, baik data
kuantitatif maupun kualitatif, ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu:
1) Menjelaskan bagaimana data cocok dengan hipotesis awal (penelitian kuantitatif) atau
bagaimana data bisa menjawab pertanyaan penelitian (penelitian kualitatif).
2) Membuat pernyataan kesimpulan; dan
3) Membahas atau mendiskusikan data dengan menghubungkannya dengan teori dan
implikasi hasil penelitian (kalau kemungkinan).
Selain itu, menurut Paltridge dan Stairfield (2007:147), struktur organisasi atau elemen
yang biasanya ada dalam pembahasan data bisa digambarkan sebagai berikut:
1) Latar belakang penelitian (informasi mengenai latar belakang penelitian);
2) Pernyataan hasil penelitian (statement of results);
3) Hasil yang diharapkan dan tidak diharapkan (unexpected outcomes);
4) Referensi terhadap penelitian sebelumnya;
5) Penjelasan mengenai hasil penelitian yang tidak diharapkan: mengemukakan alasan atas
munculnya hasil atau data yang tidak diduga atau tidak diharapkan (kalau memang ini
benar) atau data yang berbeda dengan temuan penelitian sebelumnya;
6) Pemberian contoh: memberi contoh untuk mendukung penjelasan yang diberikan dalam
tahap no. 5 di atas;
7) Deduksi atau pernyataan-membuat pernyataan yang lebih umum yang muncul dari hasil
penelitian, misalnya, menarik kesimpulan, menyatakan hipotesis;
8) Dukungan dari penelitian sebelumnya: mengutip penelitian sebelumnya untuk
mendukung pernyataan yang dibuat;
21
9) Rekomendasi- membuat rekomendasi untuk penelitian yang akan datang; dan
10) Pembenaran penelitian yang akan datang: memberikan argumentasi mengapa
penelitian yang akan datang direkomendasikan.
Perlu diperhatikan bahwa kesalahan yang umum ditemukan dalam menulis bab
pembahasan adalah penulis gagal untuk kembali kepada kajian pustaka yang telah ditulis
dalam Bab II atau dalam kajian pustaka untuk mengintegrasikan hasil penelitian dengan
penelitian empiris lain yang meneliti topik fenomena yang sama (lihat Rudestam dan
Newton, 1992 dan Emilia, 2008). Pembahasan atau diskusi yang baik melekatkan masing-
masing temuan penelitian dengan konteks teori yang dipaparkan dalam kajian pustaka.
Dengan demikian, dalam bagian pembahasan, penulis perlu mengutip penelitian yang
relevan yang dibahas sebelumnya, dan kembali ke kajian pustaka untuk memahami lebih
baik temuan penelitian dan mencari bukti yang menginformasikan atau yang bertentangan
dengan data atau hasil penelitian yang ada. Dalam bagian pembahasan data, pernyataan
berikut ini, seharusnya sering muncul:
“(tidak) seperti penelitian yang dilakukan oleh…, yang menggunakan…, penelitian ini
menemukan bahwa…”.
Dalam membahas data, penulis sebaiknya bertanya dalam hal apa atau sejauh
mana temuan penelitiannya sesuai atau mendukung temuan penelitian lain, persisnya
dalam hal apa, dan kalau tidak, mengapa dan aspek apa yang mungkin diteliti lebih lanjut
untuk memperbaiki pengetahuan yang ada sekarang.
22
peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya, kepada
pemecahan masalah di lapangan atau follow up dari hasil penelitian.
Dalam menawarkan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya saran
atau rekomendasi dipusatkan pada dua atau tiga hal yang paling utama yang ditemukan
oleh peneliti. Akan lebih baik kalau penulis menyarankan penelitian yang melangkah satu
tahap ke depan dari penelitian yang dilakukan.
Dalam beberapa kasus bab terakhir dari skripsi, tesis, dan disertasi mengemukakan
keterbatasan penelitian, khususnya kelemahan berkaitan dengan metode penelitian, teknik
pengumpulan data, dan sampel yang terlibat.
3.2.3.2 Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan
penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah. Untuk memudahkan pembaca,
setiap lampiran diberi nomor urut sesuai dengan urutan penggunaannya dan diberi judul.
Contoh: Lampiran 1. Artinya lampiran yang muncul pertama kali dalam tesis.
23
BAB IV
ISU ORIJINALITAS DAN PLAGIARISME
4.1 Orijinalitas
Orijinalitas merupakan kriteria utama dan kata kunci dalam hasil karya akademik
terutama pada tingkat doctoral (Murray, 2002:52-53). Karya akademik, khususnya tesis atau
disertasi, harus memperlihatkan bahwa hasil karya itu dalam aspek tertentu original. Sebuah
skripsi, tesis, atau disertasi bisa dikatakan original kalau memenuhi beberapa dari kriteria
berikut.
1) Penulis mengatakan sesuatu yang belum pernah dikatakan oleh orang lain.
2) Penulis melakukan karya empiris yang belum dilakukan sebelumnya.
3) Penulis mensintesis hal yang belum pernah disintesis sebelumnya.
4) Penulis membuat interpretasi baru dari gagasan atau hasil karya orang lain.
5) Penulis melakukan di negaranya sesuatu yang baru dilakukan di Negara lain.
6) Penulis mengambil teknik yang ada untuk mengaplikasikannya dalam bidang atau area
yang baru.
7) Penulis bekerja dalam berbagai disiplin ilmu dengan menggunakan berbagai metodologi.
8) Penulis meneliti topik yang belum diteliti orang lain dalam bidang ilmu yang ditekuninya.
9) Penulis menguji pengetahuan yang ada dengan cara original.
10) Penulis menambah pengetahuan dengan cara yang belum dilakukan sebelumnya.
11) Penulis menulis informasi baru untuk pertama kali.
12) Penulis memberi eksposisi terhadap gagasan orang lain.
13) Penulis melanjutkan hasil sebuah karya yang original (dikutip dari Murray, 2002:53; lihat
juga Philips dan Pugh, 1994:61-62).
Selain kriteria di atas, mungkin ada banyak lagi criteria lain tentang orijinalitas bagi
penulis skripsi, tesis, atau disertasi yang bisa ditemukan dalam literatur.
4.2 Plagiarisme
Plagiarisme adalah mengatakan kata-kata atau gagasan orang lain seolah-olah kata-
kata atau gagasan itu milik penulis, atau menggunakan hasil karya orang lain tanpa memberi
kredit kepada sumber aslinya (Thody, 2006:226, lihat juga Burton, 2002; Kamler dan
Thomson, 2006). Tidak etis dan menyalahi hukum mengenai hak cipta. Plagiarisme juga
merupakan pelanggaran yang serius dalam dunia akademik (Burton, 2002:10).
24
Cara terbaik menghindari plagiarism, seperti disarankan oleh Thody (2006:226)
adalah menekankan sumber dengan jelas yang bukan merupakan hasil karya penulis
makalah, skripsi, tesis, dan disertasi dengan menggunakan tanda kutip, penulisan yang
menjorok dalam teks, penulisan dengan huruf miring dan cara lain dan memberikan kutipan
yang tepat terhadap sumber aslinya.
` Untuk menghindari plagiarisme, bisa dipakai dua cara berikut, seperti disarankan
oleh Thody (2006:94) sebagai berikut:
1) Ketika mencatat bahan bacaan, penulis mencatat atau menulis dengan kata-kata sendiri.
Dengan cara ini penulis bisa menghindari plagiarisme dan mulai berinteraksi dengan
informasi, yang merupakan pendahuluan dari analisis dan kritik yang berhasil.
2) Kalau mencatat kata-kata yang ditulis di buku atau bahan bacaan, maka catatan itu
harus diberi tanda kutip, dan dengan demikian, penulis akan ingat bahwa dia akan perlu
memarafrase catatan itu ketika menulis versi terakhir dari makalah, skripsi, tesis, dan
disertasi. Kalau penulis mau mempertahankan bahan bacaan itu verbatim (persis kata
per kata seperti di dalam sumbernya), maka sumber tulisan harus ditulis.
25
BAB V
1) Diketik dengan menggunakan komputer, huruf jenis Times New Roman ukuran 12 pt,
dicetak dalam quality letter, dengan jarak dua spasi.
2) Penulisan daftar isi diketik dalam dua spasi untuk judul bab, sedangkan judul subbab,
bagian pendahuluan dan bagian penyudah diketik dengan jarak satu spasi. Daftar isi
dapat juga diformat menggunakan fasilitas yang ada dalam komputer. Jika format ini
digunakan, maka jarak spasi dalam daftar isi akan diatur secara otomatis oleh komputer.
3) Margin batas tepi kiri 4 cm, tepi atas 4 cm, tepi bawah 3 cm, dan tepi kanan 2,5 cm.
4) Pengetikan paragraf baru dimulai dengan awal kalimat yang menjorok masuk ke dalam
dengan 8 (delapan) pukulan tik dari tepi kiri atau delapan huruf (1 tab) bila dengan
komputer. Pengetikan paragraf baru bisa juga dengan memberikan jarak antara satu
paragraf dengan paragraf lainnya tanpa awal kalimat yang menjorok, yang penting
penggunaannya konsisten.
5) Penulisan judul bab menggunakan HURUF KAPITAL SEMUA, tanpa garis bawah dan
tanpa titik. Nomor bab menggunakan angka ditulis dengan HURUF KAPITAL, kecuali kata
sambung dan kata depan. Nomor urut bagi judul paragraf menggunakan angka Arab
atau abjad.
6) Cara penomoran dapat menggunakan cara berikut ini:
Cara : 1.1
1.2
1.2.1
1.2.2
1.3
2.1
2.1.1
2.2.2
2.2.2
2.2
2.3
Dan setterusnya
26
Dalam tesis, cara penomoran harus digunakan secara konsisten, tidak boleh
dicampuradukkan.
7) Perpindahan dari satu butir ke butir berikutnya tidak harus menjorok, melainkan dapat
diketik lurus/simetris agar tidak mengambil terlalu banyak tempat dan demi keindahan
format dengan menuliskan penomoran 1), 2), 3), dan seterusnya.
8) Penggunaan nomor urut sebagaimana disebutkan di atas sebaiknya dibatasi dan jangan
berlebihan karena pada prinsipnya karya tulis ilmiah lebih banyak menggunakan uraian
bukan dalam bentuk pointer.
9) Judul tabel ditulis di sudut kiri sebelah atas tabel, sedangkan judul untuk gambar ditulis
di tengah-tengah sebelah bawah.
1) Judul dicetak dengan HURUF KAPITAL dan tidak boleh menggunakan singkatan, jika ada
subjudul, maka yang ditulis dengan huruf kapital hanya huruf awal dari setiap kata;
2) Maksud penulisan tesis;
3) Logo universitas;
4) Nama penulis;
5) Nomor induk;
6) Nama jurusan, Fakultas/Program Pascasarjana dan Universitas
7) Tahun penulisan.
Rumusan maksud penulisan Tesis ditulis:
27
5.3 Sampul Dalam
Isi sampul dalam persis sama dengan yang ditulis pada sampul luar
“Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “…………………” ini beserta
seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan
yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini”.
Tempat, tanggal, tahun
Yang membuat pernyataan,
Ttd
(Penulis)
28
yang tahun penerbitannya 5 (lima) tahun terakhir dan porsi jurnal dan hasil penelitian
mencapai 60% dari keseluruhan rujukan yang dipergunakan.
Sumber rujukan dapat berupa buku, jurnal, skripsi, tesis, disertasi, majalah, buletin,
makalah, surat kabar, bank data, microfilm, dan internet. Semua rujukan yang terdapat
dalam daftar pustaka harus dapat ditemukan dalam teks tesis atau sebaliknya semua
rujukan yang ditulis dalam teks tesis harus dicantumkan dalam daftar pustaka.
29
Di dalam penulisan kutipan perlu diperhatikan hal-hal berikut:
Jika pengutipan diambil dari lebih satu halaman maka cara penulisannya yaitu:
....memanfaatkan alat teknologi yang canggih, yaitu komputer untuk mengolah data
(Sihotang, 1980:357-364).
2) Kutipan langsung yang terdiri dari lima baris atau lebih
Kutipan ditempatkan di bawah baris terakhir teks yang mendahuluinya. Kutipan itu
diketik tanpa tanda petik, dengan jarak satu spasi dan menjorok masuk tujuh ketukan
dari margin kiri.
3) Kutipan tidak langsung: nama pengarang dapat ditulis terpadu dalam teks, atau ditulis
dalam kurung bersama tahun penerbitnya.
Contoh:
Robinson (1997:6) mengemukakan bahwa pengamatan yang dilakukan oleh dua kelompok
yang berbeda terhadap suatu kejadian dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda.
30
harus dikutip langsung, pernyataan di dalam bahasa asing itu dikutip sesuai dengan
aslinya dan semua unsur bahasa asing itu diberi garis bawah atau diketik kursif.
Beberapa teknik penulisan rujukan atau catatan pustaka yang lazim digunakan
adalah sebagai berikut:
1) Di dalam teks yang nama pengarangnya dinyatakan, ditulis nama akhir jika nama itu lebih
dari dua kata, langsung diikuti tahun terbit dan nomor halaman pustaka yang diacu dan
ditempatkan di dalam tanda kurung. Nomor halaman dipisahkan dengan tanda titik dua
dari tahun terbit, tanpa jarak satu ketukan. Jika nomor halaman tidak diacu, itu berarti
pernyataan yang diacu terdapat merata di dalam pustaka tersebut.
Contoh:
Abdullah (1998:27) menyatakan bahwa sinar gamma dapat .....
2) Jika di dalam teks nama pengarang tidak dinyatakan, dicantumkan nama akhir pengarang
dan tahun terbit pustaka yang diacu serta nomor halaman (kalau dikutip pada halaman
tertentu) di dalam kurung pada akhir pernyataan yang dikemukakan sebelum tanda titik
akhir kalimat pernyataan itu. Diantara nama pengarang dan tahun terbit ditempatkan
tanda koma, dan diantara tahun terbit dan nomor halaman ditempatkan tanda titik dua.
Contoh:
a) Penelitian etnografi seringkali tidak hanya melibatkan etnografer dan informasi saja
(Spradley, 1977:18).
b) Penelitian kualitatif menggunakan data secara induktif (Moleong, 2000:5).
c) ...memanfaatkan alat teknologi yang canggih, yaitu komputer untuk mengolah data
(Koentjaraningrat, 1080:357-364).
Contoh 2.c) di atas menyatakan bahwa pendapat Koentjaraningrat dikutip di dalam halaman
357 sampai dengan halaman 364.
3) Jika ada dua pengarang, dicantumkan kedua nama itu yang dipisahkan dengan kata dan,
serta tahun terbitnya. Jika pengarang lebih dari dua orang, digunakan singkatan dkk. (dan
kawan-kawan) sesudah nama akhir nama pengarang yang pertama. Kata dan singkatan
dkk. tidak digarisbawahi.
31
Contoh:
a) Surat edaran ialah surat yang di luar kantor/instansi yang bersangkutan (Soemarno dan
Thahlil, 1999:17).
b) Menurut Aminuddin dkk. (1978:63), hemoglobin adalah pigmen merah pembawa
oksigen pada butir darah merah.
c) Sulaiman dkk. (2011:135) mengemukakan bahwa baik buruknya tingkah laku seseorang
sangat tergantung pada ......
4) Jika ada beberapa karya terbitan tahun yang sama dari seseorang pengarang, sebagai
pembeda digunakan huruf a, b, dan c, di belakang tahun terbit di dalam kurung.
Contoh:
a) Selanjutnya, Haris (2001a) berpendapat bahwa .......
b) Pendapatnya itu diperkuatnya dengan mengatakan bahwa .... (Haris, 2001b).
5) Jika beberapa sumber informasi diacu bersama, nama-nama pengarang dan tahun terbit
ditempatkan di dalam satu kurung). Penempatannya mengikuti urutan tahun terbit.
Tanda titik koma (;) memisahkan sumber informasi yang satu dengan yang lain.
Contoh:
.... pembelajaran bahasa Indonesia masih dianggap bermasalah (Chaer, 1981; Badudu, 1985;
Suyono, 1995).
6) Jika buku rujukan tidak mempunyai tahun terbit, dituliskan tanpa tahun di dalam kurung
sesudah penyebutan nama pengarang.
Contoh:
......dana moneter internasional (Wardhana, 2015)
a. nama pengarang
b. tahun terbit
c. judul buku
d. tempat terbit
e. nama penerbit
Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan tempat terbit, diakhiri
dengan tanda titik. Sesudah tempat terbit diberi tanda titik dua (:). Jika yang dicantumkan
32
bukan nama pengarang, melainkan nama lembaga yang menerbitkan, urutan penyebutan di
dalam daftar pustaka menjadi
Cara penulisan nama pengarang seperti itu tidak berlaku bagi nama-nama
Tionghoa atau yang serumpun dengan mereka, karena pada nama Tionghoa
33
unsur nama pertama merupakan nama famili. Jadi, nama-nama pengarang
Tionghoa di dalam daftar rujukan tidak perlu dibalik urutannya.
Contoh:
Liem Swi King ditulis Liem, S.K.
Tan Joe Hok ditulis Tan, J.H.
Untuk itu, nama Liem Swi King ditempatkan di dalam urutan huruf L dan nama
Tan Joe Hok ditempatkan di dalam urutan huruf T.
c. Jika di dalam buku yang diacu itu yang tercantum nama editor, penulisannya
dilakukan dengan menambahkan singkatan (Ed.) di belakang nama. Singkatan
(Eds.) digunakan jika editornya lebih dari satu. Singkatan Ed. atau Eds. diawali
dengan huruf kapital dan diakhir dengan titik, ditempatkan di dalam tanda
kurung dengan jarak satu ketukan dari nama editor.
Contoh:
Letheridge, S. & C.R. Cannon (ed.). (2010). Bilingual Education: Teaching English as
a Second Language. New York: Preager.
d. Jika pengarang terdiri dari tiga orang atau lebih, dituliskan nama pengarang
pertama saja sesuai dengan ketentuan butir 2) yaitu dituliskan nama akhir lebih
dahulu, sedangkan nama pengarang kedua dituliskan menurut urutan biasa. Di
antara kedua nama pengarang itu digunakan kata penghubung dan (tidak
digarisbawahi).
Contoh:
Banta Beuransah dan Abdul Manaf Munir ditulis Beuransah, B. dan A.M. Munir
e. Jika pengarang terdiri dari tiga orang atau lebih, dituliskan nama pengarang
pertama saja sesuai dengan ketentuan butir 2) lalu ditambahkan singkatan dkk.
(bentuk lengkapnya adalah dan kawan-kawan) dan tidak digarisbawahi.
Contoh: Abubakar Hasbi, Muslim, dan Muhammad Nasir ditulis Hasbi dkk.
34
f. Jika beberapa buku yang diacu itu ditulis oleh seorang pengarang, nama
pengarang disebutkan sekali saja pada buku yang disebut pertama, sedangkan
untuk selanjutnya cukup dibuat garis sepanjang sepuluh ketukan yang diakhiri
dengan tanda titik.
Contoh:
Muhammad Hasan Albanna ditulis Albanna, M.H.
Untuk buku beliau selanjutnya ditulis ------------------
35
untuk, bagi, dan, yang, dengan, yang tidak terletak pada posisi awal. Di
belakang judul ditempatkan tanda titik.
Contoh:
Setiarso, B. 1997. Penerapan Teknologi Informasi dalam Sistem Dokumentasi
dan Perpustakaan. Surabaya: Erlangga.
Duke, D.M. & R.L. Canady. 2009. School Policy. New York: McGraw-Hill, Inc.
1) Laporan penelitian, disertasi, tesis, skripsi, atau artikel yang belum diterbitkan atau
dipublikasikan, di dalam daftar pustaka ditulis dengan diawali dan diakhiri tanda
petik. Jadi yang dicetak miring untuk sumber tersebut adalah nama majalah,
laporan, jurnal, skripsi, tesis, disertasi dan makalah.
Contoh:
Alamsyah, T. 1997. Karakter Bahasa Guru dalam Interaksi Belajar-Mengajar
Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Tesis tidak dipublikasikan. Malang:
PPs IKIP Malang.
Yansen, B. 2009. Management Information System: A preliminary study for
developing a model of a management information system in the area
of a tertiary academic administration and studentship, unpublished
Thesis. Melbourne: School of Education La Trobe University.
2) Unsur-unsur keterangan, seperti jilid, cetakan atau edisi, ditempatkan sesudah
judul. Penulisan keterangan itu ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, kecuali
kata tugas dan diakhiri dengan titik.
Contoh:
3) Jika sumber acuan merupakan karya terjemahan, hal itu dinyatakan seperti di dalam
contoh berikut.
Spradley, J.P. 1997. Metode Etnografi. Terjemahan oleh Misbah Zulfa Elizabeth
dari The Etnographic Interview (Tanpa Tahun). Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogya.
Catatan: tahun 1997 pada data di atas adalah tahun terbit buku terjemahan,
sedangkan judul aslinya dalam buku terjemahan itu tidak disebutkan tahun
terbitnya sehingga dituliskan Tanpa Tahun.
36
Contoh penulisan buku terjemahan yang ada tahun terbit:
Schimmel, A.F. 1986. Dimensi Mistik dalam Islam. Terjemahan oleh Sapardi Djoko
Damono dkk. dari Mystical Dimension of Islam (1975).
Berlin, B. & Kay, P.C. 2001. Basic Color Term. Los Angeles: University of California
Press.
Slavin, R.E. 1997. Educational Psychology: Theory and Practice (5th ed.) Johns
Hopkins University, Singapore: John Wiley & sons.
37
5.6.3 Artikel dalam Majalah/Jurnal atau Koran sebagai Sumber Acuan
Jika sumber acuan berasal dari artikel dalam majalah/jurnal, urutan yang perlu
disebutkan dalam daftar rujukan adalah sebagai berikut:
1) nama pengarang
2) tahun terbit
3) judul artikel
4) nama majalah/jurnal
5) terbitan ke berapa (kalau ada)
6) nomor majalah atau bulan terbitan
7) nomor halaman
Tiap-tiap penyebutan keterangan nama pengarang, tahun terbit, dan judul artikel
diakhiri dengan titik. Nama majalah/jurnal dan tahun terbit dipisahkan oleh satu ketukan,
sedangkan nomor majalah/jurnal ditempatkan di dalam tanda kurung. Nomor halaman
dipisahkan dengan tanda titik dua dari nomor majalah/jurnal.
Contoh:
Gardner, G.E., & J.M. Gail. 2011. Science Instructors’ Perceptions of the Risks of
Biotechnology: Implications for Science Education. International Journal
Science Education. 41:512-520.
Jika sumber acuan berasal dari artikel dalam surat kabar, urutan penyebutan
keterangannya adalah sebagai berikut:
1) nama pengarang,
2) tahun terbit.
3) judul artikel,
4) nama surat kabar,
5) tanggal terbit.
Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan nama surat kabar, diakhiri
dengan tanda titik. Nama surat kabar dan tanggal terbit dipisahkan oleh tanda koma.
Contoh:
38
5.6.4 Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Lokakarya, atau Penataran sebagai
Sumber Acuan
Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun, judul makalah ditulis
dalam tanda petik ganda, kata makalah dicetak miring, kemudian diikuti pernyataan
“Makalah disajikan dalam....” nama pertemuan, lembaga penyelenggara, dan tanggal serta
bulan penyelenggaraan.
Contoh:
Aman, M.F. 2006. Trik Penulisan Proposal Penelitian Kualitatif yang baik. Makalah
disajikan dalam Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah bagi Guru-guru se-Provinsi
Aceh, Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, Banda Aceh, 12 s.d 17 Juli 2006.
Contoh:
Judy, G. & K.U. Therrien. 1993. “The Syllabus Reevaluated: Creating a Tool for Effectie
Learning”. About Teaching, no. 44, April 1993. (http://learn.quinnipiac.edu/
teaching/betterteaching/seminars/documents/4.Syllabusrevisited-Gree.pdf,
diakses 5 Juli 2014)
39
5.6.6 Rujukan dari Internet Berupa E-mail Pribadi
Nama pengirim (jika ada) disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail
pengirim), diikuti oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan (dicetak miring), nama yang
dikirim disertai keterangan dalam kurung (alamat E-mail yang dikirim).
Contoh:
1) nama pengarang
2) tahun terbit pengarang
3) judul karangan
4) nama penghimpun/editor
5) tahun terbit antologi
6) judul antologi
7) nomor halaman
8) tempat terbit
Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan tempat terbit, diakhiri
dengan tanda titik. Sesudah tempat terbit diletakkan tanda titik dua. Penjelasan nama
pengarang buku, tempat buku, nama penerbit berlaku juga bagi pengarang karangan di
dalam antologi. (periksa ketentuan mengenai buku sebagai sumber acuan).
Contoh:
40
5.7 Tabel dan Gambar
Tabel dimaksudkan untuk menyajikan data dan informasi dalam bentuk yang lebih
ringkas. Gambar juga merupakan jenis penyajian data atau informasi dalam bentuk grafik,
peta, diagram, sketsa, foto, dan rumus-rumus bidang ilmu tertentu yang kompleks. Tabel
atau gambar yang baik dapat mengungkapkan informasi lebih efektif dan efisien daripada
menggunakan serangkaian kalimat.
5.7.1 Tabel
Penggunaan tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis untuk
menyajikan data statistik dalam kolom-kolom dan lajur sesuai dengan klasifikasi masalah.
Dengan menggunakan tabel, pembaca akan dapat memahami dan menafsirkan data secara
cepat, dan mencari hubungan-hubungannya.
Tabel yang baik seharusnya sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide.
Memasukkan terlalu banyak data dalam suatu tabel dapat mengurangi nilai penyajian tabel.
Lebih baik menggunakan banyak tabel daripada menggunakan sedikit tabel yang isinya
terlalu padat. Tabel yang baik harus dapat menyampaikan ide dan hubungan-hubungannya
secara efektif.
Jika suatu tabel cukup besar (lebih dari setengah halaman), tabel harus ditempatkan
pada halaman tersendiri. Jika tabel cukup pendek (kurang dari setengah halaman) sebaiknya
diintegrasikan dengan teks.
1) Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) yang ditempatkan di atas
tabel. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perujukan. Jika tabel lebih dari satu
halaman, bagian kepala tabel (termasuk teksnya) harus diulang pada halaman
berikutnya. Akhir tabel pada halaman pertama tidak perlu diberi garis horizontal. Pada
halaman berikutnya, ditulislah Lanjutan Tabel .... pada tepi kiri, tiga spasi dari garis
horizontal teratas tabel.
2) Huruf pertama kata tabel ditulis dengan huruf kapital
41
3) Kata “Tabel” ditulis di pinggir, diikuti nomor dan judul tabel. Judul tabel ditulis dengan
huruf besar pada huruf pertama setiap kata kecuali kata penghubung.
4) Jika judul tabel lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis sejajar dengan
huruf awal judul dengan jarak satu spasi.
5) Judul tabel tidak diakhiri tanda titik.
6) Berilah jarak 3 spasi antara teks sebelum dan teks sesudah tabel.
7) Nomor tabel ditulis dengan angka Arab yang menunjukkan bab tempat tabel itu dimuat
dan nomor urutannya dalam bab tersebut. Dengan demikian, untuk setiap bab nomor
tabelnya dimulai dari nomor 1. Misalnya Tabel 1.1 berati tabel tersebut adalah tabel
pertama pada bab I. Tabel 2.3 berarti tabel tersebut adalah tabel ketiga pada bab II.
8) Data yang terdapat di dalam tabel diketik dengan jarak 1 spasi.
9) Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan mengenai nama akhir
penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman tabel asli di bawah tabel dengan jarak tiga
spasi dari garis horizontal terbawah, mulai dari tepi kiri.
Contoh:
42
5.7.2 Gambar
Istilah gambar mengacu pada foto, grafik, chart, peta, sket, diagram, bagan, dan
gambar lainnya. Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk-bentuk visual yang dapat
dipahami dengan mudah. Gambar tidak harus dimaksudkan untuk membangun deskripsi,
tetapi dimaksudkan untuk menekankan hubungan tertentu yang signifikan. Gambar juga
dapat digunakan untuk menyajikan data berupa grafik.
1) Judul gambar ditempatkan di bawah gambar, bukan di atasnya. Cara penulisan judul
gambar sama dengan penulisan judul tabel.
2) Gambar harus sederhana untuk dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat
dipahami tanpa harus sisertai penjelasan tekstual.
3) Gambar yang membutuhkan tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan
pada halaman tersendiri.
4) Gambar diacu dengan menggunakan angka, bukan dengan menggunakan kata gambar
di atas atau gambar di bawah.
5) Gambar dinomori dengan menggunakan angka Arab seperti pada penomoran tabel.
6) Gambar yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan mengenai nama akhir
penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman gambar setelah penulisan nama gambar.
Contoh:
80
69
70
60
Skor pemahaman(%)
60 52
50
35 36 37
40
Eksperimen
30
Kontrol
20
10
0
Tes Awal Tes Akhir % Ngain
Gambar 4.1. Perbandingan Persentase Skor Rata-rata Tes Awal, Tes Akhir dan Ngain
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Ramadhan, 2014:68)
43
Lampiran 1. Contoh Halaman Sampul Tesis
Tesis
Oleh
MUHAMMAD BAHAGIA
44
Lampiran 2. Contoh Lembar Pengesahan Pembimbing dan Dewan Penguji
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui oleh:
Pembimbing I, Co-Pembimbing,
.............................................. .....................................................
NIP ....................................... NIP ...............................................
Diketahui oleh:
.............................................. .....................................................
NIP ....................................... NIP ...............................................
45
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Tesis oleh Muhammad Bahagia ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada
hari Senin tanggal 20 April 2015.
Dewan Penguji:
1. Ketua ..............................................
NIP. .....................................
2. Anggota ...........................................
NIP....................................
3. Anggota ...........................................
NIP. ...................................
4. Anggota .............................................
NIP. ...................................
46
Lampiran 3. Contoh Lembar Pengesahan Penelaah Proposal Tesis
Disetujui oleh:
Pembimbing I, Co-Pembimbing,
.............................................. .....................................................
NIP ....................................... NIP ...............................................
.............................................. .....................................................
NIP ....................................... NIP ...............................................
Diketahui oleh:
Ketua Program Studi Pendidikan IPA,
...........................................
NIP.................................
47
Lampiran 4. Contoh Lembar Pernyataan tentang Keaslian Karya Ilmiah
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Model Lembar
Reaksi dengan Metode Praktikum” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar
karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan
keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya ini.
Penulis
Materai 6000
Muhammad Bahagia
48
Lampiran 5. Contoh Penulisan Abstrak
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji coba penggunaan model siklus belajar
hipotetikal deduktif 7E pada konsep pembiasan cahaya untuk mendapatkan gambaran
efektivitasnya dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains
siswa SMA, serta tanggapan siswa dan guru terhadap model tersebut. Metode
penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain the randomized
pretest-posttest control group design yang dilaksanakan di kelas X salah satu SMA di
Kota Palembang pada tahun pelajaran 2013/2014. Teknik pengambilan sampel
dengan metode cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
pretest dan posttest untuk penguasaan konsep dan keterampilan proses sains, lembar
observasi untuk mengamati keterlaksanaan pembelajaran, angket untuk mengetahui
tanggapan guru dan siswa terhadap penerapan model siklus belajar hipotetikal
deduktif 7E. Pengolahan data dilakukan dengan statistik uji t untuk beda rerata. Hasil
penelitian diperoleh rata-rata N-gain penguasaan konsep 0,563 untuk kelas
eksperimen dan 0,375 untuk kelas kontrol, keterampilan proses sains 0,510 untuk
kelas eksperimen dan 0,297 untuk kelas kontrol. N-gain tertinggi penguasaan konsep
kelas eksperimen sebesar 0,595 pada subkonsep pembiasan cahaya pada lensa
cembung dan terendah sebesar 0,343 pada subkonsep hubungan kecepatan, frekuensi,
panjang gelombang dan indeks bias suatu medium. N-gain tertinggi penguasaan
konsep kelas kontrol sebesar 0,390 pada subkonsep hukum pembiasan cahaya dan
terendah sebesar 0,144 pada subkonsep pembiasan cahaya pada kaca planparalel. N-
gain tertinggi keterampilan proses sains kelas eksperimen sebesar 0,563 pada
indikator kemampuan komunikasi dan terendah sebesar 0,408 pada indikator
menerapkan konsep atau prinsip. N-gain tertinggi keterampilan proses sains kelas
kontrol sebesar 0,259 pada indikator melakukan pengamatan dan terendah sebesar
0,190 pada indikator kemampuan mengajukan hipotesis. Guru dan siswa memberikan
tanggapan positif terhadap penerapan model siklus belajar hipotetikal deduktif 7E.
Model siklus belajar hipotetikal deduktif 7E secara signifikan dapat lebih
meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa SMA
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.
Kata kunci: siklus belajar hipotetikal deduktif 7E, penguasaan konsep, keterampilan
proses sains, pembiasan cahaya
49
Lampiran 6. Contoh Penulisan Daftar Isi Tesis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ............................................................... ii
PERNYATAAN ......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv
UCAPAN TERIMAKASIH ........................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................. 4
1.5 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 5
1.6 Definisi Istilah ....................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA).................................................... 7
2.1 ............................................................................................................... 7
2.2 .............................................................................................................. 9
2.3 ............................................................................................................... 11
2.4 ................................................................................................................ 14
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................... 17
3.1 Metode dan Desain Penelitian…………………………….............................. 17
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ………………………………......................... 17
3.3 Prosedur Penelitian ………………………………………………............................ 18
3.4 Alur Penelitian …………………………………….............................................. 19
3.5 Instrumen Penelitian ….……………………………………….............................. 21
50
3.6 Analisis Instrumen ........................................................................... 23
3.7 Hasil uji coba instrumen .………………………………………….......................... 25
3.8 Teknik analisis data ............................................................................... 27
51
Lampiran 7. Contoh penulisan Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.3 Perjanjian Tanda yang Digunakan dalam Persoalan Lensa Tipis.... 42
Tabel 3.8 Hasil Ujicoba Soal Penguasaan Konsep pembiasan Cahaya dan
Keterampilan proses Sains Siswa .................................................... 62
52
Lampiran 8. Contoh Penulisan Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.9 Diagram Sinar untuk Lensa Cembung dengan Sinar Utama.... 37
53
Lampiran 9. Contoh Penulisan Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran D. Data Tes Awal, Tes Akhir, N-Gain dan Angket......................... 193
54
Lampiran 10. Contoh Penulisan Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, S. & Sankahar, J.H. 2005. The effect of learning cycle on college studens’
understanding of different aspects in resistive DC circuits. Prosiding The
International Seminar on The ASEAN Education Community 2014, Penang,
Malaysia, 28 Nopember 2014, hal. 276-284
Cheng, K.K. 2004. Using an online homework system enhances students’ learning of
physics consepts in an introdutory physics course. Journal American
Association of Physic Teacher, 4:1447–1453.
Dimyati & M. Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Eisenkraft, A., C. Kubo, H. Marshal, M.A. Dahniel, & A. Faster. 2003. Expanding
the 5E models. Journal of Science Education, 5(1): 54-59.
Fraenkel, J. R. & N.E. Wallen (ed.). 2007. How to Design and Evaluate Research in
Education (sixth ed.). New York: McGraw-Hill Book Co.
Haji, A.G., Safriana, & R. Safitri. 2015. The use of problem based learning to
increase students’ learning independent and to investigate students’ concept
understanding on rotational dynamic at students’ of SMA Negeri 4 Banda
Aceh. Indonesian Journal of Science Education, 4(1):67-72
Rajagukguk, R.W. 2013. Kesiapan Guru Mengajar Di Seklah Dasar Ditinjau Dari
Segi Pengembangan Keterampilan Proses Sains. Tesis tidak dipublikasikan.
Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.
55
Lampiran 11. Contoh Penulisan Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
Gelar Sarjana Pendidikan diperoleh pada tahun ....... di Program Studi Pendidikan
Fisika FKIP Universitas ................. Pada tahun ........ melanjutkan studi di Program
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pada Program Studi Magister Pendidikan IPA
dengan Konsentrasi Pendidikan .......... dan diselesaikan pada tahun ........ Pendidikan
Informal yang ditempuh antara lain: .................................................................
56
Lampiran 12. Contoh Artikel Hasil Penelitian untuk Jurnal Ilmiah atau Prosiding
Seminar Ilmiah (Bahasa Indonesia)
1
Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111
2
Program Studi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111
3
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111
e-mail: yennymariana@gmail.com; aganihaji@unsyiah.ac.id; s.saiful@unsyiah.net
Abstrak
57
PENDAHULUAN
58
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa, model pembelajaran inkuiri
terbimbing efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa (Wahyudi dan Supardi,
2013; Sofiani, 2011; Sukamsyah, 2012). Model pembelajaran inkuiri juga dapat
meningkatkan keterampilan proses sains (Siska dkk., 2013). Demikian juga, dengan
Mahmudatussa`adah (2011) dan Wulandari dkk. (2013) yang menyatakan adanya
peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran inkuiri
terbimbing, serta Dewi dkk. (2013) mengatakan pembelajaran inkuiri terbimbing juga
dapat meningkatkan sikap ilmiah pada pembelajaran IPA. Selain itu, pembelajaran
inkuiri terbimbing juga dapat meningkatkan kemampuan metakognitif regulasi-diri
siswa (Syarifuddin dan Sugiarto, 2012; Singh, dkk., 2014). Berdasarkan uraian
sebelumnya, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap Sosial Siswa pada Materi Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan (Ksp)”.
Penelitian yang dilakukan oleh Boaventura dan Faria (2015) jenis inkuiri yang
cocok digunakan untuk tingkat SMA adalah inkuiri terbimbing, dikarenakan inkuiri
terbimbing menyediakan lebih banyak arahan untuk para siswa yang belum siap
untuk menyelesaikan masalah dengan inkuiri tanpa bantuan karena kurangnya
pengalaman dan pengetahuan atau belum mencapai tingkat perkembangan kognitif
yang diperlukan untuk berpikir abstrak. Melalui inkuiri terbimbing guru dapat
memeberikan bimbingan dan arahan kepada siswa untuk melakukan kegiatan
penyelidikan. bimbingan yang diberikan kepada siswa berupa beberapa pertanyaan
pengarah yang dapat membuat siswa mampu menemukan sendiri tindakan yang harus
dilakukan untuk memecahkan suatu masalah. Berdasarkan permasalahan di atas,
banyak metode yang telah diterapkan oleh pakar pendidikan dan pembelajaran.
METODE
59
Tabel 1. Desain Penelitian
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 O4
(Sumber: Setyosari, 2010)
Keterangan:
O1 = Pretest pada kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuan
O2 = Posttest pada kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan
O3 = Pretest pada kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan
O4 = Posttest pada kelompok kontrol setelah diberi perlakuan
X = Perlakuan pembelajaran inkuiri terbimbing
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Krueng
Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar. Di sekolah ini terdapat empat kelas XI IPA
(rombongan belajar) yang diasumsikan memiliki kesataraan yang sama, untuk itu
pemilihan sampel dapat dilakukan secara random.
Pada penelitian ini akan mengambil dua kelas secara acak dari empat kelas
yang ada yaitu kelas XI IPA4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA1 sebagai
kelas kontrol, tanpa mengacak siswa tiap kelasnya. Pengelompokkan sampel terdiri
dari satu kelas sebagai kelas eksperimen berjumlah 17 siswa, yang akan mendapat
model pembelajaran inkuiri terbimbing dan satu kelas sebagai kelas kontrol
berjumlah 16 siswa yang akan mendapat pembelajaran konvensional.
Pengumpulan data digunakan tiga jenis instrumen, yakni soal tes, lembar
observasi keterampilan berpikir kritis dalam diskusi inkuiri, lembar observasi sikap
sosial siswa, angket respon siswa. Soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa pada
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dan penguasaan keterampilan berpikir kritis
siswa baik sebelum maupun setelah implementasi pembelajaran. Analisis data hasil
pre test, pos test, lembar observasi untuk mengetahui peningkatan keterampilan
berpikir kritis siswa dan sikap sosial siswa. Analisis deskriptif dilakukan untuk data
angket respon siswa terhadap pembelajaran model inkuiri terbimbing.
60
80 75,29
66,58
Berpikir Kritis
40
30 25,88 25,00 Ekperimen
20 Kontrol
10
0
Tes Awal Tes Akhir N-gain
Gambar 1. Perbandingan Skor Rata-Rata Tes Awal, Tes Akhir dan N-gain
120
100
100
% N-gain
80 58,82
60
41,18 Eksperimen
40
20 Kontrol
0 0 0
0
Tinggi
Sedang Rendah
Kriteria Penilaian
61
Selanjutnya dilakukuan uji normalitas distribusi dan homogenitas data keterampilan
berpikir kritis pada materi Ksp siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan
dengan menggunakan uji normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Levene
Test (Test Of Homogeneity Of Variance).
Hasil uji normalitas dan homogenitas tes awal, tes akhir dan N-gain data
keterampilan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh
signifikansi > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor tes awal, tes
akhir dan N-gain data keterampilan berpikir kritis kedua kelas berdistribusi normal
dan homogen.Setelah diperoleh data tingkat keterampilan berpikir kritis pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp) berdistribusi normal dan homogen maka
selanjutnya dilakukan uji-t, dengan menggunakan Independennt Sampel Test.
Tabel 2. Uji Beda Rata-Rata Keterampilan Berpikir Kritis pada Materi Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Komponen Kelas Nilai Standar t-test Sig. Keputusan
Rata-rata Deviasi
Tes Awal Ekperimen 25,3 9,43 Perbedaan
Kontrol 25,00 9,66 0,88 0,930 Tidak
Signifikan
Tes Akhir Ekperimen 74,11 7,12 Berbeda
Kontrol 63,75 7,18 4,160 0,000 Secara
Signifikan
N-gain Ekperimen 0,65 0,95 Berbeda
Kontrol 0,51 0,76 4,532 0,000 Secara
Signifikan
Berdasarkan Tabel 2 terlihat skor tes awal pada kedua kelas besarnya thitung =
0,88 dengan signifikansi p = 0,930, karena signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir kritis Ksp
antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol sebelum penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing. Untuk skor tes akhir diperoleh thitung = 4,160 dengan
signifikansi p = 0,000, karena signifikansi < 0,005, maka dapat dikatakan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan dalam keterampilan berpikir kritis antara siswa
kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol setelah penerapan model pembelajaran
inkuiri terbimbing.
Untuk N-gain diperoleh thitung = 4,532 dengan signfikansi p = 0,000, karena
signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa peningkatan keterampilan berpikir
kritis materi Ksp pada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model
pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan
berpikir kritis Ksp pada siswa yang mendapatkan model pembelajaran konvensional.
62
2. Hasil Observasi Sikap Sosial Siswa
Data sikap sosial siswa kelas eksperimen dan kelas konrol diperoleh dengan
melakukan pengamatan (observasi) kepada siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Pada penelitian ini juga diamati sikap sosial siswa yang dikembangkan
menjadi delapan indikator, yang diobservasi selama pembelajaran berlangsung.
Pengamatan dilakukan pada kelas kontrol dan eksperimen. Data nilai rata-rata sikap
sosial siswa masing-masing indikator digambarkan dalam Tabel 3 Gambar 3.
Tabel 3. Nilai Sikap Sosial Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
5
4,4
4,5 4,1 4,1 4,1
3,8 3,9 3,8
4 3,7
Nilai Rata-rata Sikap Sosial
Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 3 diperoleh bahwa sikap sosial siswa kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan siswa pada kelas kontrol. Data tersebut
63
menunjukkan bahwa semua aspek indikator sikap sosial siswa pada kelas eksperimen
mempunyai kriteria yang baik, skor nilai rata-rata sikap sosial siswa berdasarkan
urutan tertinggi ke terendah yaitu, 1) siswa mampu mengutarakan pendapat dengan
sopan, 2) siswa mampu mengutarakan pendapat tanpa ada rasa takut (senang
berbicara), 3) siswa tidak memaksakan pendapatnya kepada orang lain, 4) siswa
memperlihatkan rasa senang bergaul dan bekerja sama dengan teman, 5) siswa
mampu menerima dengan lapang dada apabila dirinya salah, 6) siswa mampu
menghargai pendapat orang lain, 7) siswa tidak memotong pembicaraan orang lain
selama proses diskusi, 8) siswa tidak menyinggung perasaan orang baik dalam
perkataan maupun perbuatan. Dengan hasil ini sikap siswa sejalan dengan strategi
inkuiri yang memerlukan aspek ingin tahu dari diri siswa pada proses pembelajaran.
Sebagai prasyarat agar data penelitian dapat digunakan untuk pengujian
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis berupa uji normalitas data
dan uji homogenitas data dengan menggunakan uji normalitas One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test Levene Test (Test Of Homogeneity Of Variance). Hasil uji
normalitas dan homogenitas sikap sosial siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
diperoleh signifikansi > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan sikap sosial siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen.
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui hubungan sikap sosial siswa
terhadap hasil keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen maupun kelas
kontrol. Apakah terdapat interaksi antara penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing yang digunakan dalam mempengaruhi sikap sosial maupun hasil
keterampilan berpikir kritis. Untuk melakukan uji hipotesis dilakukan dengan uji
regresi, yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau
lebih. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.
64
Hasil pengolahan data dan analisis data diatas menunjukkan bahwa model
pembelajaran inkuiri terbimbing sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis konsep siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Lebih
efektifnya model pembelajaran inkuiri terbimbing dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional, tidak terlepas dari berbagai faktor, baik itu dari faktor
siswanya sendiri maupun faktor proses pembelajaran yang dilaksanakan. Faktor dari
siswa yang dimaksud adalah terkait dengan motivasi belajar, minat dan perhatian,
sikap dan kebiasaan belajar serta ketekunan siswa. Seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya bahwa pembelajaran yang disukai siswa adalah pembelajaran dengan
melakukan percobaan langsung. Artinya model pembelajaran inkuiri yang diterapkan
sesuai dengan keinginan siswa.
Selain dapat meningkatkan sikap sosial siswa model inkuiri dipandukan
dengan berbagai pendekatan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk juga dapat
meningkatkan empati siswa terhadap lingkungan seperi penelitian yang dilakukan
oleh Rahama (2012), pembelajaran kimia model inkuiri berpendekatan SETS pada
materi kelarutan dan hasilkali kelarutan dapat menumbuhkan keterampilan berpikir
kritis siswa, yang ditunjukkan dengan ketuntasan prestasi belajar siswa secara
individual maupun secara klasikal pada batas KKM = 76 dengan ketuntasan klasikal
= 83%, N-gain diperoleh sebesar 0,72 dengan kriteria tinggi dan rata-rata
keterampilan berpikir kritis siswa sesudah pembelajaran lebih tinggi daripada
sebelum pembelajaran dengan model inkuiri berpendekatan SETS. Hasil penelitian
ini didukung oleh Hendriyarto dan Amaria (2013) yang menyatakan penerapan model
pembelajaran inkuiri pada materi pokok laju reaksi dapat melatih kemampuan
berpikir tingkat tinggi siswa. Ini dibuktikan dari tes hasil belajar berpikir tingkat
tinggi siswa. Siswa dapat mencapai ketuntasan hasil belajar, yaitu sebesar 92,8%.
Nilai N-gain skor yang diperoleh juga termasuk berkategori tinggi, yaitu 0,71 dan
0,72 untuk indikator produk dan proses.
65
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Nur, M. 2011. Strategi-strategi Belajar. Edisi ketiga. Cetakan Kedua. Pusat Sains dan
Matematika Sekolah. Universitas Negeri Surabaya: Kemendiknas.
66
Sofiani, E. 2011. Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis. Skipsi tidak
dipublikasikan. Jakarta: Jurusan Pendididkan IPA UIN Syahida.
Utami, B. 2009. Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Wahyudi, M. Lufti dan Supardi. 2013. Penerapan model inkuiri terbimbing pada
pokok bahasan kalor untuk melatih keterampilan proses sains terhadap hasil
belajar siswa di SMAN 1 Sumenep. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika,
2(2):62-65.
67
Lampiran 13. Contoh Artikel Hasil Penelitian untuk Jurnal Ilmiah atau Prosiding
Seminar Ilmiah (Bahasa Inggris)
ABSTRACT
The objective of this study is to find out the increase in student’s independent
learning and concept understanding on the rotational dynamics after getting the PBL
learning and handout. This study was conducted by using "pretest - posttest control
group" experimental design. The result of analysis data showed the The average value
of N-gain understanding concepts for the experimental group was 74,76%, with the
higher category, but for the control group obtained N-gain is 26,76% with low
category. N-gain self-regulated laerning for the experimental group was 31% with the
medium category and for control group of 20% low category. These results were
confirmed by t-test with significant value (0.000) under the probability value (0,05).
So that it can be said that PBL learning and the handouts could to improve the student
independent learning and concept understanding on the rotational dynamic.
INTRODUCTION
Nowadays curriculum development demands students to participate actively
in a learning process started from elementary level to high school level. The learning
process implemented in school should be able to encourage and to form the students
as a critical, independent, creative, and responsible learner. This agrees with a
character building education based on an Act of National Education System number 2
year 2003, educated humans who believe in God Almighty, have morality and
healthy, are skillful, creative, and independent, and become a responsible and
democratic citizen. Therefore, it is needed an effective learning which functions
optimally to build the character.
Physics is considered a difficult subject for some students. Its learning process
should be started by putting the students to a real problem and the problem solving
should be able to be implemented to their real life, so that they can gain knowledge
68
independently and can master physics deeper. On the contrary, in a real condition, the
physics learning process is far from what it should be. The students are sitting and
listening thoroughly all their teacher information so the active interactions are lack.
According to the information gathered from one of the physic teacher at SMA Negeri
4 Banda Aceh, a difficult topic to understand by the students is rotational dynamic. In
this case, the students’ scoring data becomes an indicator in understanding this topic.
Based on the data, the students’ grade on rotational dynamic topic is under the
minimal score which is 75. The low grade is caused by several factors, one of them is
the teaching method used by the teacher. The teaching method is not varied.
Lecturing and teacher centered is so often used that the students tend to be passive
and dependent. By implementing those methods, learning physics becomes less
interesting so the students’ understanding becomes low. Therefore, an innovative
learning needs to be considered in order to improve students’ ability to study
independently and to understand the physics concepts well.
One of the teaching materials which can be used to teach rotational dynamic is
handout. Based on Annis (2011), the use of handout in a group of study can increase
students learning independency; therefore, it is expected to improve students’
independency when studying and to ease students in comprehending physic basic
concepts. It also helps to maintain a consistency in delivering the material. According
to the writer’s observation after conducting a case study at SMAN 4 Banda Aceh, it
can be concluded that the use of handout is never be implemented in physic teaching
and learning process.
69
METHOD
This research is conducted in the even semester year 2013/2014. The learning
stage begins with giving the pretest to both the experimental class and control group
to measure concept understanding and learning independency. The next step is giving
a treatment. The treatment for the control group is a conventional teaching method
such as lecturing and teacher centered, while the experimental group is given the PBL
model and handout. Before giving the treatment, the students are provided with the
basic concept about rotational movement and its relation to rotational dynamic with
the help of the given handout. Furthermore, the handout is also designed to help the
students solve the rotational dynamic problems found in the daily life more skillfully.
At last meeting, posttest is given in the both classes to measure the students’
understanding and learning independency level. The students are also asked to fill a
questionnaire about learning independent.
The learning process for rotational dynamic material using PBL and handout
as a media was done in class XI IA 6 SMA N 6 Banda Aceh. Before applying PBL in
learning rotational dynamic material, the students were provided with rotational
movement material first. In applying PBL, the students were divided into several
small groups containing five students in each group. Generally, it was noted that there
is a significant changes from the level of the students’ independence and liveliness
70
during the learning process. In addition, learning using PBL method and handout as a
media to deliver the material and to discuss rotational dynamic problems shows the
students’ concept understanding better.
PBL along with the use of handout is an interesting way to study, to solve
physics problem and to transform learning habit. The reason why it becomes such an
interesting way to study is because it offers an enjoyable and fun learning situation. In
a usual way, the students are asked to learn all the physics formula, to memorize it,
and then to use it to answer a question. This conventional way does not help them
sharpening their basic concept understanding in depth. So, PBL becomes is an
alternative way to teach physics in a fun way.
The basic concept of rotational dynamic material given to the students was
covering all materials which are based on physics standardized competence and basic
competence for the students of class XI. In this research, the improvement of the
concept understanding on rotational dynamic was gained from pretest and posttest
that is already given. The first bar chart below shows a comparison of the mean score
of rotational dynamic concept understanding achieved from both tests.
79,67
80 74,76
the concept understanding (%)
70
60
50 43,33
Kontrol
40
26,76 Eksperimen
30 23 21,17
20
10
0
Pretest Posttest N-Gain
Figure 1. The Mean Score Percentage Comparison of Pretest, Posttest, and N-gain in
Understanding the Concept of Experimental Group and Control Group
In PBL learning, the students are asked to solve the problems actively, to
determine what kind of concept needed to answer the question by gathering
information also by applying the basic concept that is already learned. Based on the
score improvement on the pretest and the N-gain mean score, it can be seen that the
improvement rose significantly. The post test score at experimental group after
implementing PBL and using handout is 79,67% while the pretest score is 27,17% so
71
it means that the posttest score is higher than the pretest score. The result shows the
increase in understanding the physics concept in every student after receiving a PBL
model and using handout treatment. This alternation was seen from the students’
behavior during the teaching and learning process because they are brave to express
their opinion based on their strong and good understanding. The students who show a
determine desire in following every material are able to comprehend the concept
better so they are active in using their ability to figure out the problem solving with
the help of the handout, in fact there is a student who asked a difficult question to
challenge himself. In addition, the male students are able to comprehend the material
faster than the female students. In solving the physics case, the female students need a
little longer time to solve it on the contrary the male students can finish the case
faster. The concept understanding occurred in every student can be reviewed
according to every student N-gain score. It is shown in the figure 2 as follows:
100,00
90,00
N-GAIN CONCEPT UNDERSTANDING
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
MA DW HN NA FN IS MH SF NY HJ DM BH MS MN DI
72
students answered the question incorrectly. There are only two students who
answered the question correctly, one student is having full understanding about the
material and the other one is just guessing. In short, it shows that the handout
especially in presenting the angle momentum material is not easily understood by the
students.
By developing a new concept through the problem needing to be done, the
students have succeeded in improving of the concept understanding especially in
rotational dynamic material wider although it needs time to implement it. The
implementation of PBL and the use of handout become an interesting way for the
students to study. The handout helps the students to comprehend the basic concept to
solve the physics problem. This is supported by Piaget (Ibrahim dan Amran, 2004)
who says that a good pedagogy must involve the students to do an experiment
independently, to ask a question, to discover a problem solving themselves and to
match what they discover to other problems, to compare their finding to other
findings. According to the two independent sample t test on = 0,05, it shows a
significant discrepancy of the concept understanding improvement between the
experimental group and control group after applying PBL learning method.
This research has revealed that applying PBL and handout give a positive
influence in order to improve the students’ concept understanding, especially
rotational dynamic concept. The students’ attention and active participation are
excellent. They can express their opinion and idea confidently and can work well
together with their group. Some students who are not too sharp looked very
enthusiastically in solving the given problem and they proposed some ideas to solve
the problem according to their daily life experience. This research is not only
investigate how the model influences the students’ concept understanding but it also
investigate how it affects the students’ independence. To calculate the score of the
students’ independence begins with calculating the mean score of the students’
statement, whether it is positive or negative. Then, the data were calculated by using
MSI method, the Microsoft Office Excel 2007. The comparison of the mean score
percentage of the pretest, posttest, and N-gain of the students’ independence learning
between experimental and control group is shown in the figure below:
68
70 59
Students' Independence
60 54
49
50
Learning (%)
40 31 Kontrol
30 20 Eksperimen
20
10
0
Pretest Posttest N-Gain
Figure 3. The comparison of the mean score percentage of the pretest, posttest,
and N-gain of the students’ independence learning
73
According to the pretest and posttest data on Figure 3 above, it is shown that
the independence study on the students at experimental and control group is rising 14
% and at the control group is rising 10 %. It shows that the alteration on the students’
independence study is happened after applying PBL and using the handout. However,
the data also shows that the N-gain mean score on the students’ independence study at
experimental group is higher than that of the control group. While the N-gain mean
score at the control group is categorized into a low category. The mean score of the
students’ independence study can be reviewed based on every developed indicator.
The percentage of the N-gain independence study mean score from an ideal score in
each indicator is shown as in the following Figure 4.
45,92
50
Independence Study
38,71
40 31,74 32,66
26,76
30 23,35 21,10
20 14,07 15,08 15,01 kelas kontrol
6,27 7,16
10 kelas eksperimen
0
1 2 3 4 5 6
Indicator
Indicators :
1 = Being independent
2 = Having self confident
3 = Deciding goal/target of the study
4 = Desire to get high achievement
5 = Behaving based on own initiative
6 = Evaluating the process and learning result
74
accustomed to conventional learning which resulted a passive and quite students. so,
it takes a little longer time to alter their habit.
This research also shows the students independence while studying through
PBL model along with the handout. The result says that the students’ independence in
teaching and learning process is higher than before because PBL promotes a class
discussion and question and answer session. Furthermore, the use of handout in PBL
works very well to train students’ independence. When they are get confused or do
not remember the physics concept, they will read the handout voluntarily. This is
supported by Mikits (2009) who says that in learning process, the students can use
handout to gather, to process, and to access information faster and easier than before.
CONCLUSION
REFERENCES
75
Elfis, E. 2010. Developing reasoning skills and problem solving trough problem
based learning. Jurnal Pendidikan Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan, 7(4):24-35.
76
Lampiran 14. Contoh Artikel Reviu Literatur (Bukan Hasil Penelitian)
untuk Prosiding Seminar Ilmiah
Irma Supangat
Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111
e-mail: irmasupangat@gmail.com
Abstrak
77
78
79
80
81
82
83
DAFTAR PUSTAKA
Boaventura, D. dan C. Faria. (2015). Science inquiry-based activities in elementary
education: how to support teachers’ practices. International Journal of
Information and Education Technology, 5(6):451-458
Nur, M. 2011. Strategi-strategi Belajar. Edisi ketiga. Cetakan Kedua. Pusat Sains dan
Matematika Sekolah. Universitas Negeri Surabaya: Kemendiknas.
Wahyudi, M. Lufti dan Supardi. 2013. Penerapan model inkuiri terbimbing pada
pokok bahasan kalor untuk melatih keterampilan proses sains terhadap hasil
belajar siswa di SMAN 1 Sumenep. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika,
2(2):62-65.
84