Bab 3
Bab 3
Ahmad Masduki
NIM E.0098038
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sajian Data
1. Gambaran Umum Invasi Amerika Serikat ke Irak
Amerika Serikat merupakan negara yang terletak di Benua
Amerika yang berbentuk Negara Federal yang terbagi atas negara-negara
bagian. Amerika Serikat mempunyai 50 negara bagian yang masing-
masing mempunyai pemerintahan sendiri dengan pemerintah pusat di
United States of America (USA). Negara ini berkembang pesat baik
ekonomi, ilmu pengetahuan maupun teknologi. Berikut adalah data yang
dapat dilihat dari negara Amerika Serikat. (Republika, Februari 2003)
Nama resmi : Amerika Serikat
Ibukota : Washington D.C.
Letak Geografis: 49 negara dan distrik Kolumbia terletak di Benua
Amerika Utara. Hawai, negara ke-50 terletak di
samudera pasifik utara. 48 negara yang berdekatan
(tidak termasuk Alaska dan Hawai) berbatasan
dengan Kanada di sebelah timur, Teluk mexico di
sebelah utara dan Samudera Pasifik di sebelah barat.
Jumlah penduduk: 239.000.000 jiwa.
Bahasa utama: Inggris
37
38
5) VX
senjata kimia yang bisa membunuh seseorang dalam hitungan menit.
Zat ini berbentuk likuid dan tahan lama. Reaksi yang ditimbulkan
akibat zat ini sama seperti yang terjadi dengan jenis senjata kimia
lainnya. Irak memproduksi hingga 4 ton dari tahun 1988 sampai 1990.
(Iraq from fear to freedom)
Sedangkan senjata-senjata biologi yang dimiliki Irak antara lain;
1) Antrax
Bakteri yang bisa membuat orang seperti kena flu yang disertai
demam,lesu dan tidak nyaman di dada. Bereaksi antara dua sampai tiga
hari sampai kemudian menyebabkan seseorang meninggal.
2) Ricin
Protein beracun yang diambil dari salah satu zat yang terdapat dalam
kacang, menyebabkan seseorang demam, sesak napas, batuk,
hypothermia dan kematian. Irak memproduksi 10 liter ricin dan
mengujinya untuk kepentingan persenjataan militer.
3) Botulinium Neurotoxin
Racun yang bisa langsung membuat orang lumpuh dan meninggal. Irak
pernah mencobanya dengan memasukkan zat ini ke dalam 100 bom
dan 16 misil selama perang teluk pertama (1991)
4) Aflatoxin
Racun yang dibentuk dari aspargilus yang tumbuh di kelapa dan
tumbuhan lainnya. Racun ini dapat menyebabkan kanker.
5) Clostridum Perfringens Toxin
Menyebabkan kerusakan pada paru-paru, merusak sistem pernapasan
dan menghancurkan daya tahan tubuh. (sumber Iraq from fear to
freedom)
Amerika Serikat sangat menghawatirkan pengembangan senjata
ini karena dari data yang dimiliki Irak telah beberapa kali melakukan
serangan menggunakan senjata kimia dan biologi pada waktu
sebelumnya.
46
Rangkuman eksekutif
a. Di bawah Saddam Hussein Irak mengembangkan senjata kimia
dan biologi, memiliki misil untuk menyerang negara-negara
tetangganya dan berusaha membangun bom nuklir. Usai perang
teluk I, Saddam mengakui semua itu dan akan menyerahkan
seluruhnya.
b. Informasi-informasi berkaitan dengan senjata pemusnah Irak
sudah diumumkan secara luas oleh PBB dan penyelidik di Irak.
c. Sebuah penelitian independen dari Internasional Institute for
Strategic Studies (IISS), 9 september 2002 dilaporkan soal
pengembangan senjata nuklir dan upaya membeli bahan senjata
tersebut dari luar negeri.
d. Selain bukti-bukti tersebut, informasi penting tambahan juga
berasal dari penyelidikan intelejen rahasia pemerintah yang
menggambarkan lebih detail semua program senjata Irak.
e. Intelejen melaporkan bahwa Irak menyembunyikan bukti
kepemilikan senjata pemusnah Irak, termasuk dokumen-dokumen
terkait.
f. Hasil penyelidikan intelejen, kami menilai bahwa Irak:
1) Melanjutkan produksi senjata kimia dan biologi.
2) Rencana militer untuk menggunakan senjata kimia dan
biologi, termasuk melawan populasi syi”ah. Sebagian senjata
ini mampu diaktifkan dalam 45 menit.
3) Mengembangkan laboratorium mobil untuk kepentingan
militer dan membuat senjata biologi.
4) Berusaha mendapatkan bahan-bahan mentah dan teknologi
yang bisa memproduksi senjata nuklir.
5) Membeli uranium dalam jumlah banyak dari negara Afrika.
55
Bagian satu:
Program Senjata Kimia, Biologi, Nuklir dan Misil Balistik Irak.
perdamaian. (Piagam PBB Bab I pasal 1 ayat (1) ). Dalam konflik antara
Amerika Serikat dan Irak PBB mengambil tindakan dengan mengeluarkan
resolusi-resolusi melalui Dewan Keamanan berkaitan dengan konflik Irak.
PBB membuat komisi khusus United Nations Monitoring, Verification
and Inspection Commission (UNMOVIC) menggantikan tugas UNSCOM
(United Nations Special Commission) untuk melakukan pengawasan,
Verifikasi dan inspeksi di Irak terkait dengan tuduhan pengembangan
senjata pemusnah massal (Resolusi Dewan Keamanan PBB 1284). Pada 8
November 2002 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 1441
yang berisi desakan pada Pemerintah Irak untuk bekerjasama dan
mendukung UNMOVIC dan IAEA (Internasional Atomic Energy Agency)
dalam melaksanakan tugasnya termasuk membuka semua akses fasilitas,
bangunan, peralatan, arsip dan wawancara terhadap pejabat yabng
ditunjuk tanpa peninjau dari Pemerintah Irak. .Hasil inspeksi dan
verifikasi komisi khusus PBB yang dikepalai Hans Blix tidak
menemukan bukti tentang keberadaan senjata pemusnah massal di Irak.
PBB juga telah bertindak tepat ketika Amerika Serikat dan Inggris
mendesak PBB untuk mengeluarkan resolusi kedua sebagai legalitas untuk
melakukan agresi militer terhadap Irak, yang masih berpendapat bahwa
Irak memiliki senjata pemusnah massal yang bisa diaktifkan dalam 45
menit.. PBB (dalam hal ini Dewan Keamanan) tidak mengeluarkan
resolusi baru dengan alasan tuduhan Amerika Serikat tidak mempunyai
bukti yang akurat. Amerika Serikat dan sekutunya akhirnya memutuskan
tetap melancarkan invasi militer ke Irak tanpa adanya mandat dari Dewan
Keamanan PBB. Dalam hal ini PBB sebagai Organisasi Internasional yang
bertanggung jawab menjaga perdamaian dan keamanan dunia tidak
mengambil tindakan apapun atas keputusan sepihak Amerika Serikat.
Khoffi Annan Sekretaris Jenderal PBB hanya memberikan pernyataan
bahwa invasi militer Amerika Serikat Ke Irak adalah Ilegal. Padahal
tindakan Amerika Serikat yang melakukan agresi terhadap negara yang
berdaulat merupakan pelanggaran terhadap Hukum Internasional. Dalam
61
B. Pembahasan
1. Alasan Amerika Serikat Melakukan Invasi ke Irak.
a. Pengembangan Senjata Biologi dan Senjata Kimia oleh Irak
Dalam perjalanan invasi Amerika Serikat ke Irak terungkap
tidak ada bukti yang valid yang melatar belakangi invasi militer
Amerika Serikat ke Irak. Mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk
Irak dan Gabon, Afrika (1992-1995) Joseph Wilson mengungkapkan
tidak terbukti adanya pembelian uranium dari Niger (Guardian/CNN,
2003). Menurutnya selama di Afrika dirinya sempat ditugaskan Agen
63