PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kematian merupakan bagian yang tidak terlepas dari kehidupan manusia. Kematian
merupakan fakta hidup yang harus diterima oleh semua makhluk yang bernyawa di
dunia ini, termasuk manusia. Kematian merupakan sesuatu yang tidak dapat
diperkirakan waktu terjadinya. kehilangan, dan kematian adalah kejadian yang
unuiversal dan kejadian yang sifatnya unik bagi setiap individual dalam
pengalaman hidup seseorang. Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang
dalam pandangan umum berarti sesuatu yang kurang enak atau nyaman untuk
dibicarakan. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan
emosi/ego dari diri yang bersangkutan atau disekitarnya. Kehilangan dan kematian
adalah realitas yang sering terjadi dalam lingkungan. Sebagian besar tenaga
kesehatan seperti bidan berinteraksi dengan klien dan keluarga yang mengalami
kehilangan dan dukacita. Penting bagi bidan memahami kehilangan dan dukacita.
Ketika merawat klien dan keluarga, bidan juga mengalami kehilangan pribadi
ketika hubungan klien – kelurga – bidan berakhir karena perpindahan, pemulangan,
penyembuhan atau kematian. Banyak dilema yang ditemukan oleh tenaga kesehatan
terutama bidan salah satunya wanita yang kehamilan nya tidak diinginkan akibat
gagal KB contoh nya, Wanita yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan
harus mengetahui pilihan jalan keluar yang tersedia dan mereka harus mempelajari
setiap pilihan sebelum membuat keputusan akhir. Untuk mencegah terjadinya hal-
hal yang tidak diinginkan maka perlu adanya pendekatan psikologis pada wanita
khususnya dengan bantuan keluarga, peran bidan, tokoh agama, tokoh masyarakat
bila perlu dilibatkan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kehilangan dan kematian
2. Apa yang dimaksud dengan kehamilan yang tidak diinginkan (gagal KB)
C. TUJUAN
1. Dapat memahami pengertian kehilangan dan kematian
2. Dapat memahami apa itu kehamilan yang tidak diinginkan
3. Dapat memberikan apa saja kebutuhan khusus yang dialami wanita dengan
riwayat kehilangan, kematian dan kehamilan yang tidak diinginkan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Konsep Kematian
a. Pengertian
Secara etimologi yaitu keadaan mati atau kematian. Sementara secara
definitive kematian adalah terhentinya fungsi jantung dan paru-paru secara
menetap, atau terhentinya kerja otak secara permanen. Kematian
merupakan peristiwa alamiah yang dihadapi oleh manusia. Pemahaman
akan kematian memengaruhi sikap dan tingkah laku seorang terhadap
kematian.
Beberapa konsep tentang kematian sebagai berikut :
a. Mati sebagai terhentinya darah yang mengalir
Konsep ini bertolak dari criteria mati berupa terhentinya jantung. Dalam
PP Nomor 18 tahun 1981 dinyatakan bahwa mati adalah berhentinya
fungsi jantung dan paru-paru. Namun criteria ini sudah ketinggalan
zaman. Dalam pengalaman kedokteran, tekhnologi resusitasi telah
memungkinkan jantung dan paru-paru yang semula terhenti dapat
dipulihkan kembali.
b. Mati sebagai saat terlepasnya nyawa dari tubuh
Konsep ini menimbulkan keraguan karena, misalnya pada tindakan
resusitasi yang berhasil, keadaan demikian menimbulkan kesan seakan-
akan dapat ditarik kembali.
c. Hilangnya kemampuan tubuh secara permanen
Konsep inipun dipertanyakan karena organ-organ berfungsi sendiri-
sendiri tanpa terkendali karena otak telah mati. Untuk kepentingan
transplantasi, konsep ini menguntungkan. Namun, secara moral tidak
dapat diterima karena kenyataannya organ-organ masih berfungsi
meskipun tidak terpadu lagi.
d. Hilangnya manusia secara permanen untuk kembali sadar dan
melakukan interaksi sosial. Bila dibandingkan dengan manusia sebagai
makhluk sosial, yaitu individu yang mempunyai kepribadian,
menyadari kehidupannya, kemampuan mengingat, mengambil
keputusan dan sebagainya, maka penggerak dari otak, baik secara fisik
maupun sosial, makin banyak dipergunakan. Pusat pengendali ini
terletak dalam bidang otak. Oleh karena itu, jika batang otak telah mati,
dapat diyakini bahwa manusia itu secara fisik dan sosial telah mati.
Dalam keadaan sperti ini, kalangan medis sering menempuh pilihan
tidak meneruskan resusitasi, DNR (do not resusciation).
Dying dan death (menjelang ajal dan mati), dua istilah yang sulit untuk
dipisahkan satu dan yang lain, serta merupakan suatu fenomena tersendiri.
Dying lebih kearah suatu proses. Sedangkan death merupakan akhir dari
hidup.Terdapat kontroversi kecil tentang arti dari death. Kebanyakan orang
lebih menerima bahwa berhentinya pernapasan dan denyut jantung serta
ketidak mampuan reflex corneal merupakan data/tanda yang cukup bagi
death. Tetapi tidak selamanya demikian. Sekarang lebih mungkin untuk
memperhatikan respirasi dan sirkulasi seseorang dengan menggunakan
obat-obatan, mesin, organ tiruan, dan transplantasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu
kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah
dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu
yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.
KTD merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya
proses kelahiran akibat dari kehamilan. Kehamilan itu bisa akibat dari perilaku
seksual/hubungan seksual baik yang yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Banyak kasus menunjukan bahwa tidak sedikit orang yang tidak
bertanggung jawab atas kondisi ini. Dalam hal ini memiliki akibat yang tidak
inginkan terdiri dari obstetric, psikologi, social, berbagai Penyakit,
meningkatnya AKI dan AKB. Adapun beberapa cara penanggulangan terhadap
terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, antara lain penggunaan alat
kontrasepsi, peran media dalam membentuk karakter seseorang, peran
Lingkungan sekitar, peranan orang tua, teman, saudara, tetangga, petugas
kesehatan dan masyarakat
B. SARAN
Setiap yang bernyawa pasti akan mati, setiap pertemuan pasti ada
perpisahan. Hasil akhir dari perjuangan seseorang melawan perasaan kehilangan
itu semua tergantung pada cara kita menyikapi kehilangan tersebut.
Dalam Makalah ini terdapat penjelasan tentang “ kehamilan yang tidak
diinginkan” berharap agar wanita dapat mengetahui kehamilan yang baik sesuai
dengan keinginan dan tidak diinginkan dalam membina rumah tangga yang baik.
Selain itu dapat sebagai pedoman dalam kehidupan yang baru kelak.
Baik kehamilan yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan, semua
janin dan bayi berhak untuk mendapat kehidupan dan penghidupan yang layak,
karena mereka tidak tahu dan tidak bersalah atas perbuatan orang tuanya. Jadi
sayangilah mereka.