Anda di halaman 1dari 2

1.

Faktor factor yang mempengaruhi produktivitas ekosistem:

 Intensitas cahaya matahari, karena cahaya matahari mempengaruhi fotosintesis

 CO2 di atmosfer, karena CO2 adalah bahan dari fotosintesis. Semakin produktif tanaman
semakin banyak mengurangi kandungan CO2 di atmosfer

 Hara, dengan unsur hara yang tinggi pertumbuhan jenis-jenis tanaman dapat berlangsung
dengan cepat

 Iklim, karena iklim berhubungan dengan suhu, kelembaban, dan curah hujan yang
berpengaruh terhadap pola tanam, waktu tanam, produksi, dan kualitas hasil.

2. Peranan hutan dalam mitigasi perubahan iklim yaitu Peran hutan dalam mitigasi perubahan
iklim adalah mengurangi emisi dan meningkatkan serapan GRK terutama CO2 melalui proses
fotosintesis. Penyerapan CO2 lebih banyak terjadi pada hutan yang sedang
berada dalam fase pertumbuhan.
3. Metode Botol Terang-Gelap
Merupakan metode termudah untuk menentukan kandungan oksigen terlarut dari botol
terang yang mengandung fitoplankton atau diisi tanaman air dan botol yang berisi sama
tetapi warna botol gelap atau tidak bisa tertembus cahaya.
Percobaan menggunakan 2 botol. Salah satu botol terbungkus sehingga tidak ada cahaya
masuk. Dalam botol yang tidak terbungkus akan terjadi respirasi dan fotosintesis sedangkan
dalam botol yang terbungkus hanya terjadi respirasi.
4. Produktivitas primer bruto (gross primary production) adalah jumlah energi tetap (atau
bahan organik yang diciptakan) oleh tumbuhan dalam fotosintesis per unit areal tanah per
unit waktu. Net Primary Production (NPP) merupakan suatu nilai yang menunjukkan total
karbon bersih yang diserap oleh tanaman dari atmosfer melalui proses fotosintesis yang
digunakan untuk penambahan biomassa.
5. Konversi hutan alam menjadi hutan tanaman menyebabkan:
Perubahan ekosistem alam menjadi ekosistem produktivitas.
Perubahan komunitas alami dengan keanekaragaman tinggi menghasilkan komunitas
monokultur dengan keanekaragaman jenis rendah. Kemudian menciptakan :
ekosistem yang tidak stabil dan tidak seimbang
ekosistem yang rawan terhadap ledakan hama penyakit tumbuhan,
menurunkan keanekaragaman jenis
menurunkan kualitas hidup setempat
menurunkan kesuburan tanah
memusnahkan predator, polinator, decomposer, parasitoid
6. Konsep stabilitas:
Stabilitas tanpa goyangan + resistance menghasilkan resilience.
a. Stabilitas tanpa goyangan. Terjadi ketika suatu ekosistem tidak ada apa-apa, tidak ada
gangguan. Bahwa dalam suatu ekosistem ada yang sifatnya konstan, terlebih lagi ketika
tidak ada perubahan. Jadi ya hanya mempertahankan kondisi apa adanya.
b. Stabilitas ketahanan, ketika dipengaruhi oleh factor luar, dia tidak berubah atau tidak
terganggu. Bahkan dia tetap pada kondisi aslinya meski di luar ada gangguan. Contohnya
ketika dia kondisi hutannya sangat kompleks kemudian dia diganggu spesies invasive
atau hama dari luar, dia relative bisa bertahan, misalnya ada predatornya. Jadi penyakitt
tadi tidak jadi berdampak besar pada ekosistem.
c. Kedua kemampuan itu membuat ekosistem memiliki kecenderungan resilience.
Kemampuan mengembalikan kondisinya seperti semula setelah terjadi gangguan atau
perubahan yang terjadi karena factor eksternal.
7. Mengetahui hutan tanaman dalam kondisi stabil:
-struktur, frekuensi, sebaran
-fungsi: proses2 yang terjadi di ekosistem yang bisa kita ukur, seperti bo, hara, dan produksi
tebangan, serapan karbon

Anda mungkin juga menyukai