Kesiapan bersekolah pada anak usia dini berfokus pada anak yang bersiap akan memasuki
Sekolah Dasar. Kelancaran transisi anak untuk masuk ke Sekolah Dasar sangat di butuhkandan
perlu melibatkan keluarga, selain sekolah. Oleh karena itu, dukungan keluarga dan dukungan
lingkungan sekolah perlu diupayakan agar anak dapat memperoleh pembelajaran yang berkualitas.
Panduan dan toolkit kesiapan bersekolah yang tersedia merupakan bagian dari program
untuk mendorong kesiapan bersekolah anak. Buku-buku ini terdiri dari satu buku Pedoman
Kesiapan Bersekolah dan tiga buku Panduan Toolkit Kesiapan Bersekolah serta tiga buku
Toolkit Kesiapan Bersekolah. Panduan dan Toolkit masing-masing terdiri atas buku-buku untuk
Kesiapan Anak, Kesiapan Keluarga dan Kesiapan Sekolah. Penggunaan buku-buku ini diharapkan
dapat memberikan wawasan yang jelas kepada orang tua dan guru mengenai kesiapan anak
bersekolah beserta cara-cara mengembangkannya. Prinsip-prinsip bermain adalah belajar bagi
anak, pendidikan anak usia dini yang holistik dan terintegrasi serta sekolah ramah anak menjadi
landasan yang kuat dalam aktivitas-aktivitas yang disarankan dalam buku-buku ini. Kerjasama
keluarga dan sekolah diharapkan dapat tercipta, sehingga anak mendapatkan manfaat yang
maksimal.
Mengapa:
Salah satu ciri profesionalitas guru adalah disiplin,
karena guru perlu menjadi contoh yang baik bagi anak
terutama anak usia dini.
Bagaimana:
Guru menunjukkan perilaku yang taat pada aturan
serta rutinitas yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kegiatan:
• Guru datang tepat waktu dan menyapa anak-anak
• Guru menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
sesuai dengan aturan yang berlaku
• Guru memberikan contoh perilaku disiplin dan
memberikan contoh melalui cerita
Tips:
• Konsistensi sangat dibutuhkan agar anak tidak
merasa bingung. Ketika anak bertanya alasan
dari sebuah konsekuensi perilaku, guru perlu
menjelaskan dengan Bahasa yang dapat diterima
oleh anak
• Memberikan aturan dan prosedur di dalam dan di
luar kelas
Bagaimana:
Dalam setiap tugas yang dilaksanakannya, guru perlu
menampilkan upaya yang maksimal. Tanggung jawab ini
perlu ditunjukkan ketika mengembangkan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaannya serta evaluasinya.
Kegiatan:
• Menunjukkan kesungguhan dalam sepanjang proses
pembelajaran
• Menjalankan berbagai teknik pembelajaran yang
sesuai bagi anak
• Membimbing dan mendorong anak dalam pelaksanaan
tugas-tugasnya
• Berkomunikasi dengan orang tua secara teratur agar
dapat mengikuti perkembangan anak
Mengapa:
Komitmen terhadap waktu akan menjadikan guru efektif
dan efisien dalam melaksanakan pendidikan di kelasa.
Bagaimana:
Diperlukan kerja sama dengan sesama guru dan kepala
sekolah dalam menyusun dan melaksanakan program di
kelas.
Kegiatan:
• Melakukan penyusunan program yang disesuaikan
dengan kalender akademik
• Melaksanakan program yang sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan
•
Tips:
• Membuat catatan pengingat yang sederhana dan
dirancang secara bulanan, mingguan dan harian
• Untuk anak, dapat juga dibuat catatan pengingat di
papan tulis kelas
Bagaimana:
Pengetahuan terkait karakteristik anak dapat dipelajari
secara formal maupun secara informal. Mengikuti
lokakarya, kursus, pengayaan dari teman-teman guru,
maupun membaca buku serta berselancar di internet
dapat mengembangkan pemahaman guru akan
karakteristik anak.
Kegiatan:
• Mempelajari Permendikbud 137
• Mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan
perkembangan anak dan pembelajaran
• Mengadakan seminar guru yang membahas tentang
anak dan karakteristiknya serta cara menghadapi
mereka
Bagaimana:
Guru sebaiknya dapat melakukan asesmen terhadap
perkembangan anak sejak awal. Ketika anak memiliki
hambatan dan kesulitan, maka guru dapat memberikan
pendampingan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Kegiatan:
• Mengamati anak dan memberikan perhatian pada
anak
• Mengamati potensi yang dimiliki oleh anak melalui
kegiatan pembelajaran sehari-hari
• Mengidentifikasi minat dan bakat anak ketika anak
berkegiatan
Bagaimana:
Asesmen awal sebaiknya dilaksanakan oleh guru untuk
identifikasi masalah perkembangan anak sejak awal.
Anak yang memiliki hambatan dan kesulitan, perlu
diberikan intervensi sesuai dengan kebutuhan anak
sejak dini.
Kegiatan:
• Mengamati anak dan memberikan perhatian pada
anak
• Mengamati potensi serta hambatan yang dimiliki oleh
anak melalui kegiatan pembelajaran sehari-hari
• Mencari sumber-sumber dukungan yang ada di
sekitar anak sehingga dalam intervensi mereka dapat
dilibatkan
Mengapa:
Agar pembelajaran pada anak usia dini tidak
membosankan, maka guru perlu menguasai metode
pembelajaran yang menarik agar pembelajaran
bermakna bagi anak.
Bagaimana:
Guru perlu mencari dan melatih diri terkait dengan
berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat
diterapkan pada anak usia dini.
Kegiatan:
Belajar mengenai berbagai pendekatan pembelajaran
dari berbagai sumber seperti buku-buku, diskusi dengan
teman guru ataupun melalui berselancar di internet.
Tips:
• Kolaborasi dengan gugus di wilayah masing-masing
• Berkreasi dengan sumber-sumber belajar yang
tersedia
• Bereksperimen dengan berbagai pendekatan
pembelajaran yang baru
• Membuka diri terhadap perubahan
Bagaimana:
Guru perlu melatih dan memperkaya diri terkait berbagai
aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang dapat
mendukung pembelajaran.
Kegiatan:
• Mengikuti pelatihan guru yang terkait aplikasi
teknologi informasi dan komunikasi
• Belajar dari teman atau komunitas guru yang lebih
menguasai teknologi
• Selalu terkoneksi dengan informasi terbaru yang
berkaitan dengan teknologi informasi
Bagaimana:
Guru perlu memiliki kemampuan untuk refleksi diri
sehingga dapat mengenali sifat dan kepribadiannya serta
kelebihan dan kekurangannya. Dengan demikian guru
dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik serta
dewasa dalam mendampingi anak.
Kegiatan:
• Melakukan refleksi terkait dengan diri sendiri dan
perannya sebagai guru PAUD
• Meminta umpan balik dari sesama guru dan orang-
orang di sekitar sehingga dapat melakukan tindakan
perbaikan
Bagaimana:
Menjadi guru seharusnya dilakukan tanpa perasaan
terpaksa. Kecintaan pada anak perlu ditumbuhkan dan
dikembangkan melalui interaksi yang terus menerus.
Kegiatan:
• Melakukan kegiatan bersama anak dengan sepenuh
hati
• Memberikan perhatian pada anak-anak tanpa kecuali
• Mengembangkan empati
• Mengembangkan sikap gembira dan tulus dalam
melaksanakan pekerjaannya
Mengapa:
Interaksi dengan anak, orang tua dan guru merupakan
tugas penting yang diemban oleh seorang guru. Salah
satu ciri profesionalitas guru PAUD adalah mampu
berinteraksi secara luwes dengan anak, orang tua dan
rekan guru.
Bagaimana:
Guru mau terlibat dalam interaksinya dengan anak,
orang tua dan rekan guru serta berusaha untuk bersikap
luwes dalam setiap kegiatan.
Kegiatan:
• Melakukan diskusi terbuka dengan rekan sejawat
• Membuka komunikasi dengan orang tua
• Bersikap hangat pada anak
Tips:
• Berlatih selalu menjadi pribadi yang terbuka
• Mau bekerja sama dengan berbagai pihak
• Mengembangkan diri sebagai pribadi yang komunikatif
Bagaimana:
Kepala sekolah perlu mengidentifikasi kebutuhan
anak dan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung
perkembangan anak.
Kegiatan:
• Mengamati kegiatan pembelajaran di kelas
• Diskusi dengan guru terkait kebutuhan alat, sarana,
prasarana yang mendukung kesiapan bersekolah
• Melakukan analisa kebutuhan dan perencanaan
rasional dalam postur anggaran di satuan pendidikan.
• Menganggarkan dana BOS dan BOP untuk mendukung
tercapainya program kesiapan bersekolah
Mengapa:
Kompetensi guru harus terus dilatih dan dikembangkan
agar dapat mengikuti perkembangan jaman dan ilmu
pengetahuan, serta dapat menjadi guru yang kompeten
dalam melaksanakan program kesiapan bersekolah.
Bagaimana:
Melakukan analisa kebutuhan pengetahuan dan
keterampilan guru yang relevan dengan program
kesiapan bersekolah.
Kegiatan:
Mengirim guru untuk melakukan berbagai pelatihan yang
terencana terkait dengan dukungan program kesiapan
bersekolah.
Tips:
Setelah berlatih jangan lupa untuk berbagi dengan rekan
sejawat.
Mengapa:
Budaya sekolah yang menjadi ciri khas sebuah satuan
pendidikan perlu di adaptasi dalam kegiatan program
kesiapan bersekolah sehingga program kesiapan
bersekolah ini terkait erat dengan nilai-nilai luhur di
satuan pendidikan.
Bagaimana:
Melakukan internalisasi nilai-nilai luhur yang menjadi
budaya sekolah dalam berbagai program pendidikan
di satuan pendidikan termasuk di dalamnya program
kesiapan bersekolah.
Kegiatan:
Aplikasi konsep budaya sekolah dilakukan dalam meso
dan mikro kurikulum di satuan pendidikan.
Tips:
Temukan nilai luhur yang menjadi budaya sekolah
kemudian internalisasi dalam program kesiapan
bersekolah.
Mengapa:
Unsur manajemen yang sederhana adalah PDCA (Plan-
Do-Check-Act) sehingga pengawasan dan evaluasi
sebagai sebuah komponen ketiga (Check) memastikan
pelaksanaan manajemen program kesiapan bersekolah
ini berjalan efektif dan efisien.
Bagaimana:
Melakukan asesmen dan tinjauan program kesiapan
bersekolah untuk diketahui perkembangan
pelaksanaannya.
Kegiatan:
Memeriksa jadwal program kesiapan bersekolah.
memastikan seluruh kegiatan terlaksana. melakukan
evaluasi di setiap sub programnya.
Tips:
Selalu fokus pada buku panduan teknis kesiapan
bersekolah dalam pelaksanaan evaluasi dan supervisi.
Mengapa:
Program kesiapan bersekolah harus direncanakan
dengan seksama sehingga agenda sekolah perlu dibuat
khusus untuk program ini, membiasakan anak dengan
sekolah barunya nanti (SD).
Bagaimana:
Merencanakan program kesiapan bersekolah anak usia
dini yang dimuat dalam kalender akademik satuan
pendidikan.
Kegiatan:
Melakukan rapat kerja, mendiskusikan program kesiapan
bersekolah, melakukan bridging program kesiapan anak
bersekolah setelah melaksanakan program asesmen
anak usia 5-6 tahun dan melakukan analisa terkait
potensi dan masalah yang didapatkan.
Tips:
Selalu fokus pada panduan teknis kesiapan bersekolah
dalam melakukan program bridging kesiapan anak
bersekolah pada anak usia dini.
Bagaimana:
Membentuk tim kesiapan anak bersekolah di satuan
pendidikan.
Mengapa:
Adaptasi terhadap kebiasaan baru di SD bagi anak
usia dini menjadi bagian yang relevan untuk dilakukan
sehingga karakteristik, budaya dan berbagai kompetensi
di lingkup SD dapat diketahui oleh para guru anak usia
dini.
Bagaimana:
Anjangsana atau melakukan kunjungan ke SD sekitar
sekolah untuk mengetahui lebih dekat tentang
karakteristik SD baik siswa kelas rendah dan kurikulum
pembelajarannya.
Kegiatan:
Berdiskusi dengan kepala sekolah SD atau guru senior di
SD. Melakukan orientasi ke SD dan mengkolaborasikan
dengan pendidikan di TK serta program kesiapan
bersekolahnya.
Tips:
Selalu menjadi pribadi yang terbuka dalam melihat
kerjasama antara pendidikan di level anak usia dini
dengan sekolah dasar.
Mengapa:
Keberhasilan program kesiapan bersekolah dalam
suatu wilayah mewajibkan kerjasama yang baik antara
pemangku kepentingan sehingga tidak ada warga satuan
pendidikan yang tertinggal.
Bagaimana:
Melakukan komunikasi lintas sektoral yang diagendakan
dalam kegiatan di organisasi profesi, dinas pendidikan
lewat pengawas dan penilik atau dalam forum guru
seperti gugus, PKG atau Binaan.
Kegiatan:
Mengagendakan program kesiapan bersekolah dalam
agenda kerja di setiap komunitas guru. Melakukan diskusi
dan pelatihan terkait program kesiapan bersekolah.
Tips:
Kerja sama dalam kesuksesan program kesiapan
bersekolah anak mutlak mendapatkan dukungan
komunitas pendidikan anak usia dini.
Mengapa:
Kolaborasi antara orang tua dan sekolah merupakan
syarat mutlak terlaksananya program kesiapan
bersekolah yang baik, efektif dan efisien.
Bagaimana:
Membangun kesadaran kepada orang tua bahwa
kesiapan bersekolah pada anaknya yang ada di usia 5-6
tahun penting dipersiapkan dan didukung bersama.
Kegiatan:
• Membuat pertemuan dengan orang tua yang
terprogram
• Melaksanakan sosialisasi program kesiapan bersekolah
dengan orang tua
• Melakukan pelatihan sederhana terkait panduan
teknis orang tua dalam program kesiapan bersekolah
Tips:
Setelah menjaga komunikasi yang terbuka dengan orang
tua. Menjaga posisi guru dan orang tua sejajar.
Mengapa:
Toilet yang bersih adalah salah satu kebutuhan dasar
anak, serta penting untuk menjaga kesehatan dan
mendorong kesadaran anak akan hidup bersih. Dengan
begitu, kedepannya anak juga akan terbiasa menjaga
kebersihan lingkungannya sendiri.
Bagaimana:
• Minimal selalu sediakan air bersih untuk menyiram dan
sabun untuk mencuci tangan
• Sesekali mengecek kebersihan toilet, meskipun ada
petugas yang bertanggung jawab
• Selalu ingatkan anak untuk menyiram toilet setelah
digunakan dan jelaskan manfaatnya
Kegiatan:
Toilet training.
Tips:
Kenalkan anak mengenai urutan kegunaan toilet serta
fungsi dari peralatan toilet yang tersedia.
Mengapa:
Menyediakan alat permainan edukatif di luar kelas,
baik yang terbuat dari bahan alam maupun artifisial,
bertujuan untuk menstimulasi perkembangan fisik,
sensori motorik dan sosial anak.
Bagaimana:
• Desain area bermain luar ruangan yang disesuaikan
dengan usia anak dan kegunaan alat permainan
• Berilah alas main agar mengurangi cedera yang
mungkin timbul
• Kenalkan kepada anak aturan-aturan yang ada selama
bermain
• Buat jadwal piket guru untuk mengawasi anak yang
sedang bermain di tempat bermain
• Buat batasan-batasan di setiap area yang ada
Kegiatan:
Bermain bebas di tempat bermain.
Tips:
Tambahkan fasilitas bermain di luar ruangan ini dengan
adanya area pasir dan air. Penyediaan toilet di dekat
bermain di luar ruangan saat diperlukan.
Mengapa:
Menyediakan mainan yang sesuai materi belajar, baik
yang terbuat dari bahan alam maupun artifisal dapat
memberikan pengalaman belajar yang baru untuk anak
dengan media yang berbeda-beda.
Bagaimana:
• Rancang kegiatan permainan yang menggunakan
benda-benda alam yang ada di sekitar
• Jelaskan kepada anak cara permainan yang akan
dimainkan
• Jelaskan bahan yang akan digunakan dan bagaimana
cara mendapatkannya
• Jelaskan aturan permainan
Kegiatan:
Bermain bersama teman di halaman sekolah.
Tips:
Ajarkan anak untuk bergantian ketika bermain.
Bagaimana:
• Ajak anak melakukan beragam aktivitas yang dapat
melatih kekuatan jari dan tangan dengan beragam
kegiatan yang terstruktur dan tidak terstruktur
• Berilah pujian kepada anak yang dapat mengerjakan
instruksi yang diberikan
Kegiatan:
Kegiatan meremas kertas, menggambar, melukis atau
membuat bangunan dari balok, bermain playdough,
melipat , menggunting, meronce, menempel, membuat
dan mengancing baju sendiri.
Mengapa:
Kegiatan yang melatih kekuatan kaki dan tubuh bagian
bawah akan membantu memaksimalkan perkembangan
fisik anak. Latihan kekuatan kaki dan bagian tubuh
bawah ini akan membantu anak untuk melatih kekuatan
duduk tegak agar anak duduk, tenang dan fokus.
Bagaimana:
• Ajak anak melakukan beragam aktivitas yag dapat
melatih kekuatan kaki dan bagian tubuh bawah
• Berilah pujian kepada anak yang dapat mengerjakan
instruksi yang diberikan
Kegiatan:
Kegiatan berjalan di garis lurus, zigzag, kanan kiri,
menendang bola mengayuh sepeda.
Tips:
Beri motivasi anak untuk melakukan kegiatan dengan
memberi "reward" atau apresiasi.
Bagaimana:
• Ajak anak melakukan beragam aktivitas yag dapat
melatih kelincahan badan
• Berilah pujian kepada anak yang dapat mengerjakan
instruksi yang diberikan
Kegiatan:
• Kegiatan melompat lewat rintangan, dari ketinggian
dan melompat bervariasi
• Berlari di tempat, berlari lurus, berlari cepat, berlari
lewati rintangan, berlari bervariasi
Mengapa:
Kegiatan yang melatih kelenturan badan membantu
anak untuk mendapatkan postur tubuh yang tepat,
meminimalkan stres dan memaksimalkan kekuatan
gerakan secara bersamaan. Mengurangi risiko cedera
selama kegiatan olahraga dan sehari-hari karena otot
lebih lentur.
Bagaimana:
• Perdengarkan musik ajak anak untuk bergerak bebas
menciptakan gerakan sendiri
• Buat kelompok untuk penampilan sebuah tarian
Kegiatan:
• Mengajak anak untuk senam
• Menari sesuai irama
Tips:
Beri motivasi anak untuk melakukan kegiatan dengan
memberi "reward" atau apresiasi.
Mengapa:
Kegiatan menyimak bertujuan untuk menstimulus
bahasa reseptif anak terhadap informasi yang anak
peroleh.
Bagaimana:
• Ajak anak mendengarkan buku cerita yang dibacakan
ibu guru
• Ajak anak menjawab pertanyaan yang ada dalam isi
cerita
• Ajak anak merangkum cerita yang telah didengar
• Beri pujian kepada anak yang berhasil menjawab
pertanyaan yang diberikan ibu guru
Kegiatan:
Membacakan buku cerita untuk anak.
Tips:
Beri motivasi anak untuk menanggapi cerita yang telah
dibacakan guru.
Bagaimana:
• Ajak anak mengenal berbagai macam emosi yang
timbul (senang, sedih, marah) dan alasan terhadap
emosi yang timbul
• Ajak anak menceritakan pengalamannya
• Beri respons terhadap emosi yang timbul
Kegiatan:
• Bercerita pengalaman yang pernah dialami sebelum
memulai kelas pada kegiatan pembukaan
• Bernyanyi “Saat kau senang hati tepuk tangan” atau
Burung Kakatua
Bagaimana:
• Siapkan benda atau gambar yang dapat dicocokan
misalnya, toples dengan tutupnya, beragam jenis
pakaian, atau potongan gambar
• Jelaskan pada anak untuk mencocokan ke-dua benda
dengan mencari persamaan dan perbedaan
• Galilah pendapat anak, mengapa anak menganggap
kedua benda tersebut cocok (matching)
• Berilah pujian kepada anak yang telah melakukan
kegiatan mencocokkan
Mengapa:
Kegiatan mengelompokkan benda sesuai bentuk dan
ukuran untuk melatih anak untuk membedakan benda
berdasarkan warna, bentuk, ukuran dan fungsi.
Bagaimana:
• Kenalkan berbagai bentuk benda kepada anak
• Siapkan tempat yang sudah diberi bentuk sebagai
tempat untuk mengumpulkan benda yang di dapat
anak
• Minta anak untuk memisahkan benda dengan bentuk
yang sama
• Beri pujian kepada anak yang sudah dapat
mengelompokkan benda sesuai instruksi yang
diberikan
Kegiatan:
Kegiatan klasifikasi benda sesuai warna, bentuk, ukuran
dan fungsi.
Tips:
Kegiatan ini bisa dikombinasikan dengan klasifikasi
bentuk berdasarkan warna.
Mengapa:
Kegiatan yang melatih anak untuk mengenal konsep
bilangan dengan cara mencocokan konsep dengan
lambang bilangan.
Bagaimana:
• Kenalkan anak lambang bilangan yang digunakan
• Kenalkan anak benda yang digunakan dan jelaskan
bagaimana cara mencocokan antara konsep dengan
lambang bilangan
• Jelaskan kepada anak cara bermain
• Ajak anak bermain lambang bilangan
Kegiatan:
Bermain konsep bilangan.
Tips:
Buat kelompok dalam bermain. Berilah apresiasi kepada
anak yang dapat menyelesaikan permainan dengan
jumlah yang tepat.
Mengapa:
Kegiatan yang melatih anak untuk mengenal lambang
bilangan dengan cara permainan
Bagaimana:
• Kenalkan anak lambang bilangan yang digunakan
• Jelaskan kepada anak cara bermain
• Ajak anak bermain lambang bilangan
Kegiatan:
Bermain mengenal lambang bilangan.
Tips:
Buat kelompok dalam bermain. Berilah apresiasi kepada
kelompok yang dapat menyelesaikan permainan dengan
tepat dan cepat.
Mengapa:
Kegiatan mengenal ukuran panjang badan dengan
jengkal jari dan gambar telapak kaki bertujuan
memperkenalkan anak tentang ukuran tidak baku.
Bagaimana:
• Ajarkan anak bagaimana cara mengukur sebuah
benda dengan jari atau gambar telapak kaki
• Beri anak lembar kerja untuk menuliskan hasil dari
pengukuran yang dilakukan anak
Kegiatan:
Mengukur benda sekitar.
Tips:
Buat kelompok untuk anak mengukur sebuah benda.
Dan berilah apresiasi ketika anak berhasil mengukur
benda.
Mengapa:
Kegiatan yang membantu anak untuk mengenal bahwa
benda memiliki berat dan berat dapat diukur dengan
menggunakan satuan tidak baku dan baku.
Bagaimana:
• Kenalkan anak berbagai benda yang ada disekitarnya
• Ajak anak untuk membandingkan berat dua buah
benda
Kegiatan:
• Bermain timbangan benda
• Bernyanyi berat-ringan
Tips:
Beri waktu anak untuk melakukan percobaannya
menimbang sendiri dengan benda yang beragam.
Mengapa:
Kegiatan ini membantu anak untuk mengenal benda-
benda yang ada di sekitar dan mengelompokkan benda
sekitar berdasarkan bentuk geometri.
Bagaimana:
• Kenalkan kepada anak berbagai bentuk geometri
• Ajak anak untuk mencari benda berdasarkan bentuk
geometri yang diperlihatkan
• Ajak anak untuk bermain harta karun menemukan
benda sesuai bentuk yang diminta
Kegiatan:
Bermain mencari benda.
Tips:
Minta anak menyebutkan nama dan bentuk geometri
dari benda atau gambar yang ia temukan.
Mengapa:
Kegiatan mengelompokkan warna untuk melatih anak
untuk membedakan benda berdasarkan warna.
Bagaimana:
• Kenalkan berbagai warna kepada anak
• Siapkan wadah yang sudah diberi warna sebagai
tempat
• Minta anak untuk memisahkan warna dengan
memasukkan benda yang warnanya sesuai dengan
tepat yang sudah disediakan
• Beri pujian kepada anak yang sudah dapat
mengelompokkan warna sesuai instruksi yang
diberikan
Kegiatan:
Kegiatan klasifikasi warna.
Tips:
Kegiatan ini biasa dikombinasikan dengan klasifikasi
bentuk geometri berdasarkan warna.
Mengapa:
Membantu anak mengenal warna primer dan sekunder
dari pencampuran warna. Dengan mencampur dua
warna primer akan mendapatkan warna baru.
Bagaimana:
• Jelaskan kepada anak tentang kemungkinan warna
yang timbul ketika warna dicampur
• Minta anak menjelaskan proses percobaan mencampur
warna tersebut
Kegiatan:
Ajak anak untuk bermain tebak warna dengan melakukan
percobaan pencampuran warna menggunakan cat air,
krayon dan alat lain.
Tips:
Beri waktu anak untuk melakukan percobaannya sendiri
dan ajak anak untuk menceritakan tentang pengalaman
yang Ia dapat sendiri.
Mengapa:
Kegiatan yang memacu timbulnya rasa ingin tahu anak
terhadap percobaan yang dilakukan yang akan dikaitkan
dengan penjelasan ilmiah penyebab benda dapat
terapung, melayang dan tenggelam.
Bagaimana:
• Jelaskan kepada anak tentang alat dan bahan yang
akan digunakan dan bagaimana cara mendapatkannya
• Tunjukkan kepada anak langkah demi langkah cara
melakukan percobaan
• Jelaskan kepada anak tentang reaksi yang timbul
ketika percobaan berlangsung
Kegiatan:
Bereksplorasi dengan melakukan percobaan terapung,
melayang dan tenggelam.
Tips:
Beri waktu anak untuk melakukan percobaannya sendiri
dan ajak anak untuk menceritakan tentang pengalaman
yang ia dapat sendiri.
Mengapa:
Kegiatan yang memacu timbulnya rasa ingin tahu anak
terhadap percobaan yang dilakukan yang akan dikaitkan
dengan penjelasan ilmiah terjadinya perubahan tekstur
pada sayuran yang dimasak.
Bagaimana:
• Jelaskan kepada anak tentang alat dan bahan yang
akan digunakan dan bagaimana cara mendapatkannya
• Tunjukkan kepada anak langkah demi langkah cara
melakukan percobaan
• Jelaskan kepada anak tentang reaksi yang timbul
ketika percobaan berlangsung
Kegiatan:
Bereksplorasi dengan melakukan percobaan merebus
wortel dan buncis.
Tips:
Beri waktu anak untuk melakukan percobaannya sendiri
dan ajak anak untuk menceritakan tentang pengalaman
yang Ia dapat sendiri.
Bagaimana:
• Berikan contoh cara melukis menggunakan krayon
dan alat lainnya dengan membuat sketsa gambar
langkah demi langkah (bisa disesuaikan dengan tema
yang dibahas)
• Kenalkan berbagai macam bentuk dan warna
• Berikan pujian atas hasil karya yang dibuat anak
• Buat hasil karya anak menjadi sebuah hiasan
Kegiatan:
Anak diajak untuk menggambarkan objek atau benda
atau pengalaman yang ada dan alami di sekitar anak.
Saat menggambar bisa diselingi dengan nyanyian yang
terkait dengan bentuk gambar yang akan dibuat.
Mengapa:
Kegiatan yang melatih kreativitas mengembangakan daya
imajinasi dengan bereksplorasi warna menggunakan jari
atau beragam media lukis.
Bagaimana:
• Berikan contoh cara melukis menggunakan jari dan
media lukis lainnya (bisa disesuaikan dengan tema
yang dibahas)
• Kenalkan berbagai macam warna
• Berikan pujian atas hasil karya yang dibuat anak
• Buat hasil karya anak menjadi sebuah hiasan
Kegiatan:
Anak diajak untuk berekspolrasi warna membuat hasil
karya menggunakan jari maupun alat lukis lainnya.
Tips:
Ajari anak langkah-demi langkah cara membuat suatu
gambar dan kenalkan gradasi warna saat mewarnainya.
Mengapa:
Kegiatan mencentak anggota tubuh untuk mengenalkan
kepada anak bentuk dari badannya sendiri sehingga
anak bias menghargai apa yang ada pada dirinya sendiri.
Bagaimana:
• Ajak anak untuk mengenal macam-macam anggota
tubuh beserta fungsiya
• Bernyanyi mengenal anggota tubuh
Kegiatan:
Melakukan permainan bagaimana tubuhku dengan
mebentuk bayangan tubuh dengan kertas yang
ditempelkan pada dinding.
Tips:
Ajak anak untuk mengenal pencipta anggota tubuhnya
agar anak bersyukur atas apa yang diberikan Penciptanya.
Mengapa:
Kegiatan yang melatih anak untuk mengenal bahan
alam dan sekitar dengan mengeksplorasikannya
menggunakan permainan warna.
Bagaimana:
• Jelaskan kegunaan macam-macam benda yang akan
digunakan
• Berilah contoh kegiatan sebelum anak mencoba
• Berikan pujian atas tanggung jawab yang telah
dilakukan anak
• Jangan memaksa anak ketika anak tidak mau
mengikuti instruksi yang diberikan
Kegiatan:
Membuat hasil karya dengan cara menjiplak warna
lainnya menggunakan benda yang ada disekitar.
Tips:
Ajak anak untuk menemukan pencampuran warnanya
sendiri, minta anak untuk menceritakan hasil karyanya.
Mengapa:
Kegiatan yang melatih daya kreativitas dengan
menggunakan keterampilan motorik anak menuangkan
imajinasi, membentuk hasil karya yang diinginkannya.
Bagaimana:
• Berilah contoh cara membuat salah satu hasil karya
yang akan dibentuk
• Berikan pujian atas usaha anak untuk membentuk
sebuah karya dari tangannya sendiri
• Buat hasi karya yang telah dibuat sebagai pajangan
di kelas
Kegiatan:
Membentuk macam-macam benda (disesuaikan tema
yang sedang di bahas) dengan berbagai macam warna.
Tips:
• Nyanyian saat kegiatan perlu diberikan agar ananda
dapat mengikuti instruksi yang diberikan melalui
nyanyian.
• Minta anak untuk mengeluarkan tekanan dalam
membentuk plastisin.
Bagaimana:
• Ajak anak membunyikan benda sekitar dengan alat
sendok atau sumpit
• Ajarkan pola ketukan musik seperti pola AB-AB/ABC-
ABC
• Bernyanyi bersama dengan irama hasil ketukan benda
sekitar
Kegiatan:
Bermain musik bersama sambil sesekali menggerakkan
badan sesuai dengan irama yang dibuat.
Bagaimana:
• Ajak anak untuk membuat aturan kegiatan atau
permainan kelompok bersama
• Ajak anak untuk membuat konsekuensi yang akan
diterima saat tidak mengikuti aturan yang telah dibuat
• Gunakan nyanyian untuk mengenalkan aturan-aturan
yang berlaku dalam kegiatan atau permainan
• Beri pujian kepada anak yang telah mengikuti aturan
Kegiatan:
Menjelaskan kegiatan atau tata cara bermain suatu
permainan dengan menyertakan penjelasan aturan yang
berlaku.
Mengapa:
Ketika suasananya menyenangkan, anak akan semakin
senang untuk berada dalam kelompok dan berinteraksi
dengan teman-temannya.
Bagaimana:
Bentuk kelompok 3-4 orang sehingga anak bisa
berinteraksi dengan tiap anggotanya. Gunakan yel-yel
kelompok. Sisipkan permainan kelompok ketika belajar.
Beri penghargaan secara merata pada tiap anak sebagai
satu tim.
Kegiatan:
• Bernyanyi bersama sambil melakukan kegiatan
• Ketika berhasil menyelesaikan kegiatan, ajak anak
serukan yel-yel kelompok
Tips:
Bila ada anak yang cenderung merasa tidak nyaman
atau diam saja, tarik perhatian anak dan tingkatkan
keterlibatan anak dalam kelompok, seperti dengan
menyebut namanya dan ajak teman-temannya untuk
lebih dekat dengannya.
Mengapa:
Kegiatan yang melatih anak untuk memahami dan
melaksanakan aturan yang menjadi tata tertib yang
berlaku di lingkungan sekitar anak dalam pergaulan.
Bagaimana:
• Ajak anak untuk membuat aturan permainan bersama.
• Ajak anak untuk membuat konsekuensi yang akan di
terima saat tidak mengikuti aturan yang telah dibuat
• Gunakan nyanyian untuk mengenalkan aturan-aturan
yang berlaku dalam berteman
• Beri pujian kepada anak yang telah mengikuti aturan
Kegiatan:
Menjelaskan tata cara bermain suatu permainan dengan
menyertakan penjelasan aturan yang berlaku.
Tips:
• Pemberian apresiasi sebagai motivasi dan penghargaan
kepada anak sangat dibutuhkan
• Kalau mau keluar minta izin
• Kalau mau tanya tunjuk jari
Mengapa:
Kegiatan yang melatih anak untuk berani mengenal
orang lain yang ada disekitarnya.
Bagaimana:
• Buat kegiatan/permainan secara berkelompok yang
menjaring anak antar kelas
• Buat kelompok dari berbagai kelas untuk dilatih
menampilkan sebuah penampilan bersama
• Tanamkan rasa sayang kepada orang lain ketika ada
teman yang tidak mau bermain
Kegiatan:
• Bernyanyi dan menari bersama sambil melakukan
kegiatan
• Permainan antar kelompok yang membuat anak
saling mengenal
Tips:
Berikan motivasi kepada anak jika terlihat anak menarik
diri dari teman-temannya dan tanyakan alasan mengapa
anak tersebut tidak mau bergabung.
Mengapa:
Kegiatan yang melatih anak untuk dapat bertanggung
jawab mengerjakan tugas yang diberikan.
Bagaimana:
• Berilah contoh bagaimana cara untuk mengerjakan
tugas yang akan dikerjakan anak
• Berikan motivasi dan pujian atas tanggung jawab
yang telah dilakukan anak
• Jangan memaksa anak ketika anak mengerjakan
tugas sesuai dengan instruksi yang diberikan
Kegiatan:
Dampingi anak ketika sedang mengerjakan tugas yang
diberikan.
Tips:
• Berikan kesempatan anak untuk menyelesaikan tugas
dengan caranya sendiri
• Pemberian apresiasi sebagai motivasi dan
penghargaan kepada anak sangat dibutuhkan
Mengapa:
Kegiatan yang melatih anak untuk mau buang air kecil
sendiri sebagai salah satu keterampilan hidup.
Bagaimana:
• Antarkan anak menuju toilet dan ajarkan langkah
demi langkah cara buang air kecil
• Berikan motivasi atas keberanian dan keberhasilan
anak dalam setiap langkah yang Ia dapat lalui
Kegiatan:
Tawarkan kepada anak untuk ke toilet sebelum masuk
ke dalam kelas.
Tips:
Kesabaran pendamping ketika menunggu anak
melakukan setiap langkah yang telah diajarkan sangat
dibutuhkan anak.
Bagaimana:
• Berilah contoh bagaimana cara untuk merapihkan
kembali alat yang telah digunakan
• Tawarkan kepada anak sedikit bantuan untuk
memotivasi anak dan sebagai usaha menanamkan
rasa kepedulian untuk saling tolong menolong
• Berikan pujian atas tanggung jawab yang telah
dilakukan anak
• Jangan memaksa anak ketika anak tidak mau
mengikuti instruksi yang diberikan
Kegiatan:
Ketika selesai kegiatan nyanyikanlah sebuah lagu sebagai
seruan untuk mengajak anak untuk merapihkan kembali
alat main/alat sekolah yang telah digunakan.
Bagaimana:
Ceritakan bahwa kita atau orang lain sedang
membutuhkan bantuan. Tanyakan apakah anak dapat
membantu. Berikan pujian atas keberanian atau
keberhasilannya melakukan hal tersebut sendiri. Jangan
mencela atau memarahi jika anak gagal, melainkan
dorong anak untuk mencoba lagi.
Kegiatan:
Ketika meninggalkan kelas, guru dapat meminta bantuan
anak untuk membantu membawakan buku ke ruang
guru. Ketika guru di ruang kelas sebelah membutuhkan
satu barang, minta anak mengantarkan barang tersebut.