1 SM
1 SM
PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA
VOLUME 18, NO. 1, 2010: 29 – 35 ISSN: 0854‐7108
KAJIAN TEORITIS PENGARUH ART THERAPY DALAM
MENGURANGI KECEMASAN PADA PENDERITA
KANKER
Sarah
Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada
Nida Ul Hasanat
Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada
Penyakit kanker dapat menyerang penderita kanker baru di Indonesia (http://
siapa saja, dan dari status sosial ekonomi www.sinarharapan.co.id/berita/0201/11/nas06.
manapun. Kanker dapat diartikan sebagai html).
sekumpulan penyakit yang memiliki karak‐ Penyakit kanker bagi masyarakat
teristik pertumbuhan dan penyebaran sel awam merupakan penyakit yang mena‐
abnormal yang tidak terkendali dan atau kutkan dan erat kaitannya dengan penyakit
menyerang sel normal, dan apabila tidak yang berbahaya. Pendapat tersebut biasa‐
dapat dihentikan akan menyebabkan kema‐ nya dikaitkan dengan akibat kanker yang
tian (Erickson, 1992; Ogden, 2000; Prokop et dapat berujung pada kematian. Peningkat‐
al., 1991; Sarafino, 1998). an kasus kematian akibat kanker di
Angka kematian karena kanker me‐ Indonesia meningkat dari 3,4% (1980) men‐
mang masih tinggi. Berdasarkan penelitian jadi 6% (2001) (http://www.tempointeraktif.com
Murray dan Lopez dari Harvard University /hg/kesehatan/2009/03/15/brk,
pada tahun 1990 di Amerika, kanker meru‐ 20090315164744,id.html). Oleh karena itu
pakan penyakit penyebab kematian nomor kata ”kanker” saja dapat menimbulkan
dua setelah penyakit kardiovaskuler persepsi yang menakutkan bagi beberapa
(Hilmansyah, 2006 dalam http://www.mail- orang (Prokop, Bradley, Burish, Anderson,
archive.com/milis-nakita@news.gramedia- & Fox, 1991; Sarafino, 1998), terlebih bagi
majalah.com/msg03025.html). Penyakit kan‐ orang yang memiliki dugaan terkena kan‐
ker di Indonesia merupakan penyakit yang ker (Miller, 2008).
mematikan nomor tujuh setelah stroke, Dalam sebagian besar kasus, pasien
tuberkulosis, hipertensi, cidera, perinatal, dan keluarga sudah mendapat peringatan
dan diabetes militus (http://www. bahwa gangguan kesehatan yang terjadi
tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2009/03/15/b pada pasien kemungkinan adalah kanker,
rk,20090315164744, id.html). Pada tahun namun seringkali pemberitahuan dini tidak
2002 jumlah penderita kanker di Indonesia dapat mengurangi rasa kaget ketika pasien
setiap tahunnya mencapai 100 penderita pada akhirnya menerima diagnosis kanker
baru dari 100.000 penduduk, sehingga dari (Miller,2008). Reaksi awal berupa rasa
200 juta jumlah penduduk Indonesia diper‐ kaget kemudian berlanjut dengan tidak
kirakan setiap tahun ditemukan 200.000 percaya atau menolak diagnosis, rasa
BULETIN PSIKOLOGI 29
SARAH & HASANAT
marah, rasa bersalah, depresi dan cemas kecemasan yang muncul pada setiap
(Miller, 2008; Sarafino, 1998). induvidu dapat berbeda.
Seorang penderita kanker yang perta‐ Berdasarkan beberapa penelitian yang
ma kali menerima diagnosis akan menga‐ dilakukan pada penderita kanker, baik
lami perubahan dalam hidupnya. Perubah‐ anak‐anak ataupun dewasa yang menderita
an kehidupan meliputi perubahan aktivitas kanker mengalami kecemasan (Piersol,
karena harus menjalani rawat inap di Johnson, Wetsel, Holtzer & Walker, 2008).
rumah sakit, menjalani pengobatan, dan Kecemasan pada anak‐anak terutama dapat
mengalami efek samping dari pengobatan. dilihat dari respon perilaku (McCaffrey,
Efek samping pengobatan membuat pasien 2006). Earle & Eiser (2007) mengidentifikasi
berada pada kondisi yang kurang beberapa perilaku yang menonjol pada
menyenangkan, seperti; mudah letih, mual anak‐anak yang menderita leukemia. Data
dan muntah dan rambut rontok (Miller, diperoleh dari wawancara dengan orang
2008; Sarafino, 1998). Selain efek samping tua dari anak‐anak penderita leukemia.
pengobatan yang kurang menyenangkan, Anak‐anak penderita leukemia dikatego‐
pemikiran tentang kekambuhan dan bera‐ rikan berdasarkan umur; 0‐4 tahun, 5‐9
khir dengan kematian juga dapat menim‐ tahun dan 10‐14 tahun. Anak‐anak usia 5‐9
bulkan rasa takut terhadap kematian. Bagi tahun dan usia 10‐14 tahun menunjukkan
sebagian besar penderita kanker kondisi penyesuaian diri yang buruk. Perilaku
yang menakutkan tersebut dapat menim‐ yang menonjol adalah perubahan perilaku
bulkan kecemasan (Miller, 2008). menjadi pasif, menarik diri, tergantung
Kecemasan merupakan salah satu kepada orang tua terutama ibu. Selain itu
reaksi psikologis terhadap diagnosis penya‐ menunjukkan perubahan emosi sehingga
kit dan pengobatan kanker. Kecemasan menjadi mudah marah. Walaupun respon
selama masa pengobatan dipengaruhi oleh perilaku terlihat menonjol, namun pada
faktor prognosis penyakit, tingkat keber‐ anak‐anak usia 5‐9 tahun dan 10‐14 tahun
hasilan pengobatan dan penampilan diri mengalami kekhawatiran terhadap penam‐
penderita kanker. Proses pengobatan yang pilan mereka serta gangguan tidur.
lama dan waktu perawatan di rumah sakit Pada orang dewasa gejala kecemasan
yang tidak pasti merupakan kondisi yang dapat dilihat dari beberapa respon meliputi
menekan (stressfull) bagi penderita kanker. respon fisiologis, kognitif, emosional dan
Kondisi penuh tekanan merupakan perilaku. Studi yang dilakukan oleh Nainis,
ancaman bagi tubuh. Ketika tubuh terpapar Paice, Ratner, Wirth, Lai & Shoot (2006)
ancaman, hasilnya adalah sekumpulan melaporkan beberapa keluhan yang diala‐
perubahan fisiologis yang umumnya dise‐ mi oleh penderita kanker dewasa. Keluhan
but respon stres (Pinel, 2009). Respon yang tersebut antara lain; rasa sakit, kelelahan,
muncul merupakan respon yang kompleks, merasa menyesal, merasa tidak tenang,
yaitu fisiologis, kognitif, emosional dan khawatir, peningkatan detak jantung,
perilaku. Respon fisiologis dapat termani‐ tekanan darah, sesak nafas dan ketegangan
festasi dalam sistem syaraf otonom, sistem otot, berkurang nafsu makan dan insomnia.
kekebalan tubuh dan sistem neuroendok‐ Keluhan fisik seperti peningkatan detak
rin. Perubahan yang ditunjukkan dari jantung, tekanan darah, sesak nafas dan
respon fisiologis, kognitif, emosional dan ketegangan otot merupakan respon fisiolo‐
perilaku merupakan gejala kecemasan gis yang dirasakan oleh penderita kanker.
(Greeenberger & Padesky, 1995). Gejala
30 BULETIN PSIKOLOGI
KAJIAN TEORITIS PENGARUH ART THERAPY
BULETIN PSIKOLOGI 31
SARAH & HASANAT
32 BULETIN PSIKOLOGI
KAJIAN TEORITIS PENGARUH ART THERAPY
dah dapat menimbulkan aktivitas kom‐ juga berkurangnya gangguan tidur dan
pleks pada beberapa bagian otak. denyut jantung cenderung stabil, sehingga
Kekuatan art therapy bagi seseorang pasien merasakan berkurangnya rasa kha‐
yang mengalami kecemasan terletak pada watir dan membuat menjadi tenang. Nainis
proses kreatif dalam art therapy dapat mem‐ (2008) menambahkan bahwa art therapy
fasilitasi untuk mengungkapkan ekspresi dapat memunculkan pikiran positif karena
diri dan mengeksplorasi diri (Liebmann, berkurangnya keluhan fisik sehingga
dalam Chambala, 2008). Pengalaman dalam menumbuhkan harapan bagi penderita
menggambar, melukis ataupun aktivitas kanker.
artistik lainnya melibatkan proses di otak Penelitian yang dilakukan oleh Baron
dan terlihat melalui reaksi tubuh. Proses dan Nainis et al., menunjukkan bahwa art
pembuatan gambar mengaktifkan visual therapy terbukti efektif pada pasien kanker
cortex pada otak. Oleh karena itu tubuh dilihat respon‐respon fisiologis yang mun‐
akan memberikan respon yang sama ketika cul. Walaupun menunjukkan respon fisio‐
menghadapi situasi yang nyata. Sebagai logis yang baik, Malchiodi (2003) menya‐
salah satu contoh, pembuatan gambar rankan agar dilakukan penelitian lebih
dalam art therapy pada tema tertentu yang mendalam dengan menggunakan alat
berkaitan dengan peristiwa atau kondisi pencitraan otak ketika dilakukan art
tertentu dapat mempengaruhi emosi dan therapy. Hasil yang diharapkan adalah
pikiran (Malchiodi, 2001). diperoleh pengetahuan yang lebih jelas
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai peran art therapy dalam mem‐
oleh Damaisio dan Baron dapat disimpul‐ berikan kondisi yang menenangkan pada
kan bahwa terdapat kaitan antara proses pasien yang mengalami masalah emosional
pembuatan gambar terhadap emosi dan seperti kecemasan.
pikiran. Oleh karena itu mulai berkembang
penelitan yang menggunakan gambar Kesimpulan
untuk melihat respon fisiologis tubuh
setelah pemberian art therapy dalam bidang Berdasarkan beberapa penelitian yang
kesehatan. Penelitian pada penderita kan‐ menggunakan art therapy sebagai intervensi
ker yang dilakukan oleh Baron (dalam yang bertujuan untuk mendukung proses
Malchiodi, 2003) menggunakan proses penyembuhan, dapat ditarik kesimpulan
menggambar dengan tema tertentu dapat bahwa art therapy dapat mengurangi kece‐
memberikan efek yang menenangkan. masan pada penderita kanker. Penurunan
Selain itu Nainis dkk. (2006) melakukan respon‐respon fisiologis dari gejala kece‐
penelitian pada penderita kanker dengan masan merupakan bukti yang menunjuk‐
tujuan untuk melihat efektifitas art therapy kan bahwa art therapy dapat menurunkan
dalam mengatasi keluhan‐keluhan fisik kecemasan pada penderita kanker. Walau‐
yang berkaitan dengan kecemasan. Hasil pun demikian perlu dilakukan penelitian
penelitian yang dilakuan oleh penelitian lebih lanjut yang memfokuskan pada peran
Nainis dkk. (2006) menyebutkan bahwa art therapy yang menenangkan dengan
gejala kecemasan seperti kelelahan dapat menggunakan teknologi pencitraan otak
berkurang. Selain kelelahan dilaporkan pada saat diberikan art therapy.
Daftar Pustaka
BULETIN PSIKOLOGI 33
SARAH & HASANAT
34 BULETIN PSIKOLOGI
KAJIAN TEORITIS PENGARUH ART THERAPY
BULETIN PSIKOLOGI 35