Juknis PLP2B 2020 Tahap Ii
Juknis PLP2B 2020 Tahap Ii
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN LAYANAN PELINDUNGAN PELAKU BUDAYA
TERDAMPAK PANDEMI COVID-19 TAHAP 2
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEBUDAYAAN TENTANG
PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PETUNJUK
TEKNIS PEMBERIAN LAYANAN PELINDUNGAN PELAKU
BUDAYA TERDAMPAK PANDEMI COVID-19 TAHAP 2.
Pasal 1
Pasal 2
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 September 2020 J
Hilmar Farid
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
KEBUDAYAAN NOMOR 7 TAHUN 2020 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN LAYANAN
PELINDUNGAN PELAKU BUDAYA TERDAMPAK
PANDEMI COVID-19 TAHAP 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak terjadinya pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19),
aktivitas berkebudayaan di Indonesia dalam memproduksi dan
mendistribusikan hasil karyanya mengalami berbagai kendala. Sampai
dengan 31 Maret 2020, Koalisi Seni Indonesia mencatat tak kurang dari 104
kegiatan kebudayaan yang batal terselenggara akibat COVID-19, antara lain:
1. 13 film layar lebar terkendala produksi dan rilisnya;
2. 44 konser, tur, dan festival musik;
3. 13 pameran dan museum seni rupa;
4. 8 pertunjukan tari; dan
5. 25 pentas teater, pantomim, wayang, boneka, dan dongeng.
Daftarnya ini akan terus memanjang sampai dengan dihapusnya
status darurat COVID-19 yang belum dapat diperkirakan saat ini. Oleh
sebab itu, terjadi kemandekan dalam daur hidup kebudayaan di tanah air.
Di sejumlah negara di dunia, telah bermunculan intervensi kebijakan
untuk melindungi pelaku budaya dari kesukaran selama darurat COVID-19
sekaligus sebagai upaya untuk memproteksi industri kesenian dalam negeri
dari kebangkrutan. Sejauh ini tercatat lima negara yang telah menjalankan
intervensi tersebut sebagaimana diidentifikasi oleh Koalisi Seni Indonesia
yaitu:
1. Amerika Serikat: Pemerintah Negara Bagian Seattle menyiapkan dana
sebesar US$1,1 juta, terdiri dari US$100 ribu sebagai bantuan
langsung untuk seniman dan Pekerja Seni dan Budaya yang
kehilangan pendapatan, serta US$1 juta bagi keberlangsungan
organisasi seni selama krisis.
2. Inggris: Pemerintah Inggris berencana memberikan paket bantuan
sebesar hingga £25 ribu bagi unit usaha di bidang seni, seperti bioskop
dan ruang pertunjukan musik, agar dapat mengurangi kerugian
finansial selama pandemi.
3. Australia: Pemerintah Negara Bagian Queensland di Australia
menganggarkan Aus$8 juta guna membantu seniman dan organisasi
seni berskala kecil hingga menengah. Queensland juga meniadakan
tagihan bagi para penyewa fasilitas seni milik pemerintah hingga
Desember 2020.
4. Cina: Pemerintah Hong Kong mengalokasikan HK$150 juta dari Dana
Penanggulangan Epidemi untuk memitigasi dampak finansial
pembatalan acara seni, termasuk bantuan bagi staf temporer yang
kehilangan penghasilan.
5. Singapura: Pemerintah Singapura menyiapkan Sin$1,6 juta untuk dua
program bantuan bagi kegiatan seniman dan organisasi seni. Program
pertama mendanai peningkatan kapasitas bagi seniman dan organisasi
seni. Dikelola oleh National Arts Council, program ini menyalurkan
hingga Sin$600 untuk seniman individual, Sin$3.000 bagi organisasi
seni kecil dan menengah, serta Sin$10.000 kepada organisasi seni
besar. Program kedua adalah subsidi 30 persen untuk biaya sewa
ruang pertunjukan dan ruang pameran yang dimiliki Pemerintah
Singapura.
Berbagai kebijakan ini ditempuh agar industri kebudayaan di negara-
negara tersebut tidak kolaps sepenuhnya akibat pandemi COVID-19. Tanpa
bantuan ini, hampir bisa dipastikan kehancuran sektor kesenian di negara-
negara tersebut.
Sejak diberlakukannya pembatasan sosial, berbagai bentuk kegiatan
kebudayaan juga mengalami penyurutan luar biasa. Hal ini membutuhkan
intervensi Pemerintah agar sektor kebudayaan tidak kolaps. Salah satu
agenda penting dari penyelamatan ini adalah pendukungan aktivitas
kebudayaan agar tetap bisa berproduksi dan menampilkan hasil karyanya
sambil tetap mematuhi kaidah pembatasan sosial.
Pandemi COVID-19 yang menyebar dengan cepat di seluruh dunia
termasuk Indonesia mendorong penerapan social distancing secara masif di
banyak negara. Penerapan social distancing ini membuat orang-orang untuk
melakukan segala sesuatunya dari rumah, dimana hal ini juga berdampak
terhadap pelaku budaya. Akan tetapi, jika dilihat secara positif, situasi ini
memberikan ruang lebih terhadap salah satu aksi pemajuan kebudayaan
yaitu mempertemukan kemajuan teknologi dengan pelaku budaya dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut
di atas, Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat
Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggagas
program pemberian layanan pelindungan pelaku budaya dalam masa
pandemi COVID-19 Tahap 2.
Program pemberian layanan pelindungan pelaku budaya terdampak
pandemi COVID-19 Tahap 2 merupakan sebuah usaha pembinaan terhadap
para pelaku budaya yang terdampak aktivitas budayanya akibat wabah
COVID-19. Pembinaan tersebut dilaksanakan dengan mendorong para
pelaku budaya untuk menghasilkan dan mempublikasikan hasil karya
mereka melalui wahana virtual.
Melalui mekanisme seleksi yang mempertimbangkan aspek keparahan
dampak, kemendesakan intervensi, dan komitmen di bidang kebudayaan,
akan diberikan ruang kreativitas dan produktivitas dan Apresiasi terhadap
pelaku budaya yang telah terjaring dalam mekanisme proses penjaringan
yang dilakukan Direktorat Jenderal kebudayaan melalui pemetaan pelaku
budaya terdampak COVID-19, dalam upaya pelindungan tenaga bidang
kebudayaan untuk memperoleh pembinaan melalui program ini.
Mereka akan memperoleh pembiayaan untuk menjalankan kegiatan
kreativitasnya dan akan tercipta atau terkumpul karya dari para pelaku
budaya melalui pemberian jasa profesi atas karya dan atau keterlibatan atas
karya dalam bidang kebudayaan.
Para pelaku budaya yang dibina dalam program ini akan
menampilkan karya mereka dalam laman dan akun sosial media milik
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Selain itu, bentuk penampilan karya tersebut bisa juga berupa diskusi,
seminar, atau kuliah umum melalui kanal-kanal yang dimiliki Direktorat
Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Agar pemberian layanan pelindungan pelaku budaya dalam masa
pandemi COVID-19 Tahap 2 tersebut dapat berjalan tertib, efektif, efisien,
dan bertanggung jawab sesuai tujuan yang diharapkan, maka perlu adanya
Petunjuk Teknis Pemberian Layanan Pelindungan Pelaku Budaya Dalam
Masa Pandemi COVID-19 Tahap 2.
B. Dasar Hukum
Adapun dasar hukum yang digunakan dalam petunjuk teknis pemberian
layanan pelindungan pelaku budaya dalam masa pandemi COVID-19 Tahap
2, antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana;
5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara;
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman;
8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
9. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan;
10. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Sistem Transaksi Elektronik;
12. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan
untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
dan/atau dalam rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan
Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2015 tentang Museum;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan
Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19);
15. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
16. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana dalam Keadaan Tertentu;
17. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2019 tentang Rincian Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020;
18. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2019 tentang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
19. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang Standar Harga
Satuan Regional;
20. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur
dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran
2020;
21. Keputusan Presiden Nomor 175/TPA Tahun 2019 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
22. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun
2020 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun
2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19);
23. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana
Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai
Bencana Nasional;
24. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada
Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga;
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2019
tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di
Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2019
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun
2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 46 Tahun 2019
tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
28. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); dan
29. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44/PMK.03/2020 tentang Insentif
Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus
Disease 2019.
A. Pengertian
1. Pemberian Layanan Pelindungan Pelaku Budaya Dalam Masa Pandemi
COVID-19 Tahap 2 adalah sebuah upaya pembinaan kepada Pelaku
Budaya dalam rangka menghasilkan dan mempublikasikan hasil karya
budayanya secara virtual baik berupa foto/video/dokumentasi lain
dalam masa pandemi COVID-19. Melalui pemberian honorarium/jasa
profesi atas keterlibatan dalam prakarya dan karya bidang kebudayaan
yang dihasilkan selama masa tanggap darurat penanganan COVID-19
dan Pasca COVID-19.
2. Pelaku Budaya adalah individu yang berprofesi dan/atau terlibat
berkerja di bidang kebudayaan dan melakukan upaya pemajuan
kebudayaan terhadap cagar budaya, museum, tradisi lisan, manuskrip,
adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni,
bahasa, permainan rakyat, dan/atau olahraga tradisional;
3. Galeri Indonesia Bahagia adalah halaman daring yang dibentuk khusus
oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan dalam rangka memenuhi
kebutuhan program Pemberian Layanan Pelindungan Pelaku Budaya
Dalam Masa Pandemi COVID-19; dan
4. Apikasi daring “apb.kemdikbud.go.id” adalah sarana aplikasi daring
yang dibentuk khusus oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan dalam
rangka mempermudah penginformasian, pengadministrasian program
Pemberian Layanan Pelindungan Pelaku Budaya Dalam Masa Pandemi
COVID-19.
C. Penerima Layanan
Penerima Layanan Pelindungan Pelaku Budaya dalam Masa Pandemi
COVID-19 Tahun 2020 Tahap 2 adalah pelaku budaya yang berprofesi
dalam bidang kebudayaan di dalam negeri yang mata pencahariannya
terdampak akibat pandemi COVID-19.
D. Kriteria
Layanan Pelindungan Pelaku Budaya Terdampak Pandemi COVID-19 Tahap
2 diberikan kepada pelaku budaya terbagi atas dua prioritas:
E. Indikator Keberhasilan
1. Terwujudnya Pemberian Layanan Pelindungan Pelaku Budaya Dalam
Masa Pandemi COVID-19 Tahap 2 melalui tersalurkannya bantuan
pelindungan pelaku budaya dalam masa pandemi COVID-19 kepada
28.000 (dua puluh delapan ribu) Pelaku Budaya terdampak COVID-19;
2. Terwujudnya kegiatan pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan
pembinaan karya yang mencerminkan nilai budaya, kearifan lokal, dan
karakter bangsa melalui karya yang dihasilkan para penerima layanan
kegiatan;
3. Terciptanya sebuah karya kreasi baru, karya inovasi yang dinilai mampu
menjawab masalah pemajuan kebudayaan kekinian, dan/atau
tantangan di masa depan melalui karya kreatifitas yang dituangkan para
penerima layanan kegiatan;
4. Tersedianya ruang perjumpaan baru yang dapat menciptakan interaksi
budaya yang bebas, saling memperkaya dan dapat memperkuat
kebudayaan, serta mampu melahirkan budaya yang inklusif melalui
laman Galeri Indonesia Bahagia;
5. Terwujudnya kegiatan yang memiliki nilai strategis dalam penguatan jati
diri; dan
6. Terwujudnya kegiatan yang mengangkat potensi generasi penerus yang
berkarakter di bidang kebudayaan melalui sebaran jumlah dan potensi
karya yang dihasilkan dari penerima layanan.
2. Tahap Pelaksanaan:
a. Pelaku Budaya mengisi borang pendataan melalui
https://apb.kemdikbud.go.id/
b. Pelaku Budaya yang telah mengisi borang pendataan untuk
selanjutnya dilakukan seleksi sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan yang telah ditetapkan pada apb.kemdikbud.go.id; dan
c. bagi Pelaku Budaya yang ditetapkan sebagai calon penerima layanan
dalam Pemberian Layanan Pelindungan Pelaku Budaya dalam Masa
Pandemi COVID-19 wajib melengkapi persyaratan administrasi dan
teknis paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah pengumuman
secara daring melalui borang “apb.kemdikbud.go.id”.
3. Tahap Pelaporan
Pelaporan pelaksanaan kegiatan secara umum dibuat Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan
paling lambat tanggal 31 Desember 2020 untuk disiapkan sebagai sajian
dalam pengawasan yang dilakukan oleh pihak internal Direktorat
Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan
Pengawas lain yang ditunjuk.
2. Tim verifikasi:
a) melakukan pemeriksaan dan klarifikasi terhadap kelengkapan
administrasi serta memberikan penilaian teknis terhadap karya
budaya calon penerima layanan dari borang pendataan Pelaku
Budaya;
b) memberikan laporan hasil penilaian; dan
c) memberikan hasil dan rekomendasi atas usulan pengajuan
penerima bantuan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan,
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
A. Pemberi Bantuan
Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat
Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengalokasikan dana Pemberian Layanan Pelindungan Pelaku Budaya
Dalam Masa Pandemi COVID-19 Tahap 2 sebagaimana tertuang dalam
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Pembinaan Tenaga
dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020.
D. Penggunaan Bantuan
Pemberian Layanan Pelindungan Pelaku Budaya dalam masa COVID-19
Tahap 2 dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan atau keterlibatan
penerima layanan dalam kegiatan berupa:
E. Larangan
Pemberian Layanan Pelindungan Pelaku Budaya Dalam Masa Pandemi
COVID-19 Tahap 2 dilarang untuk:
4. Tahapan Penyaluran
Penyaluran dana Pemberian Layanan Pelindungan Pelaku Budaya
Dalam Masa Pandemi COVID-19 Tahap 2 dilakukan 1 (satu) tahap
pencairan untuk penerima layanan Tahap I dan 2 (dua) tahap pencairan
untuk penerima layanan tahap II sesuai dengan besarnya dana bantuan
yang ditetapkan yaitu:
I. Sanksi
Penerima bantuan yang melanggar peraturan dan petunjuk teknis ini dapat
diberikan sanksi berupa:
Penerima Penerima
Dana Penerima bantuan bantuan bantuan Penerima bantuan
bantuan melaporkan bahwa melaksanakan menyimpan menyampaikan
diterima lewat dana sudah diterima kegiatan sesuai dokumen dan laporan secara rinci
1 rekening dan memberi lapoan 3 dengan Surat 4 administrasi 5 kepada Sekretariat
2
penerima awal Perjanjian kegiatan Direktorat Jenderal
bantuan Pemberian Kebudayaan
Bantuan (SP2B)
dan petunjuk
teknis
A. Supervisi
1. Unsur Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan,
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan memiliki wewenang dan tanggungjawab untuk melakukan
monitoring, evaluasi, dan supervisi pelaksanaan pekerjaan.
2. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dapat dilakukan pada saat proses
pelaksanaan dan setelah selesainya pelaksanaan pekerjaan.
3. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan supervisi pelaksanaan pekerjaan
tidak boleh dibebankan dari dana layanan.
4. Hal-hal yang dilakukan dalam pengawasan adalah melakukan
pemeriksaan terhadap:
a) ketersediaan sasaran sesuai kriteria yang ditentukan;
b) kesesuaian penggunaan dana bantuan yang ditentukan;
c) ketepatan waktu dan tempat pelaksanaan pekerjaan; dan
d) transparansi dan akuntabilitas laporan.
B. Pengawasan
1. Pemeriksaaan dan pengawasan dilakukan oleh Direktorat Pembinaan
Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan dan
pengawas Internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan atau
Pengawas Eksternal atau pihak lain yang ditunjuk.
2. Pelaksanaan pengawasan tersebut tidak boleh dibebankan dari dana
bantuan.
BAB VI
PENUTUP
Kami sampaikan kepada semua pihak agar tidak tergiur oleh berbagai rayuan
yang modusnya penipuan untuk memperoleh dana Pemberian Layanan
Pelindungan Pelaku Budaya Dalam Masa Pandemi COVID-19 Tahap 2 oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sebagai contoh dalam bentuk iming-
iming dan permintaan dana kepada penerima bantuan. Direktorat Pembinaan
Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hanya menyalurkan dana bantuan
sesuai dengan petunjuk teknis, serta pelaksanaannya dilakukan secara
profesional dan transparan.
Hal-hal yang belum diatur dalam petunjuk teknis ini, akan ditindaklanjuti
dengan surat edaran atau surat resmi Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Demi kemajuan bangsa dan negara kita, mari bersama-sama kita laksanakan program ini dengan sebaik-
baiknya. Jangan Takut Lapor Kasus Pungutan Liar (Pungli). Jika dinilai sudah memiliki cukup bukti, laporan
akan diteruskan ke kelompok kerja (pokja) penindakan. Laporan yang dinilai belum memiliki cukup bukti
akan ditangani oleh pokja intelijen. Silahkan lapor dengan menghubungi:
Telepon/Fax 021-5725..
Direktur Jenderal Kebudayaan,
website: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
email: layanankebudayaancovid19@gmail.com.
TTD.
Hilmar Farid
LAMPIRAN II
Nomor : …………………………
Pada hari ini, …………. tanggal ……… bulan …………. tahun dua ribu dua puluh,
bertempat di …………………, yang bertanda tangan dibawah ini :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat Pembinaan Tenaga
dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KESATU.
2. Nama : ……………………………………………..
Jabatan : Penerima Layanan
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama saya sendiri, untuk selanjutnya
disebut sebagai PIHAK KEDUA.
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya secara bersama-sama
disebut PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan Surat Perjanjian Pemberian
Bantuan Pemerintah (SP2B) Pemberian Layanan Pelindungan Pelaku Budaya
Terdampak Pandemi COVID-19 Tahap 2 dengan ketentuan sebagai berikut.
Pasal 1
Pasal 2
Jenis Pekerjaan
Pasal 3
Nilai Bantuan
Penyaluran Dana
Pasal 5
Pelaksanaan Pekerjaan
Biaya Pajak
Pasal 7
(1) PIHAK KESATU dapat melaksanakan monitoring baik langsung dan atau
tidak langsung atas pelaksanaan Pemberian Layanan Pelindungan Pelaku
Budaya Terdampak Pandemi COVID-19 Tahap 2 sewaktu-waktu.
(2) Pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan program Pemberian Layanan
Pelindungan Pelaku Budaya Terdampak Pandemi COVID-19 Tahap 2
dilakukan oleh pengawas internal dari Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan
Pengawas lain yang ditunjuk.
Pasal 8
Pelaporan
Pasal 9
Sanksi
Pasal 10
Penyelesaian perselisihan
(1) Segala perselisihan atau perbedaan pendapat yang timbul antara PARA
PIHAK sebagai akibat pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mufakat.
(2) Apabila musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak tercapai, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan
tersebut melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Pasal 11
Ketentuan lain
(1) Perjanjian ini dapat berakhir atau batal dengan sendirinya apabila terjadi:
a. perubahan ketentuan perundang-undangan atau perubahan kebijakan
pemerintah yang tidak memungkinkan berlangsungnya perjanjian ini;
dan
b. keadaan kahar (force majeure), antara lain kebakaran, bencana alam,
pemogokan massal, kerusuhan, perang, dan sejenisnya yang tidak
dapat dihindari pihak yang terkena.
(2) Pihak yang terkena keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
memberitahukan kepada pihak lainnya paling lama 1 (satu) minggu setelah
terjadinya keadaan tersebut.
(3) Hal-hal yang dianggap perlu dan belum diatur dalam perjanjian ini, akan
diatur kemudian dalam bentuk Adendum atas kesepakatan PARA PIHAK
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
Pasal 12
Ketentuan Penutup
Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli, masing-masing sama bunyinya,
setiap rangkap bermeterai cukup dan ditandatangani oleh PARA PIHAK,
mempunyai kekuatan hukum yang sama, serta masing-masing pihak menerima
1 (satu) rangkap pada saat perjanjian ini ditandatangani.
Mengetahui/Menyetujui,
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga
Kebudayaan
Kuasa Pengguna Anggaran,
Judi Wahjudin
NIP. 196908291998021002
2. Isian Berita Acara Pembayaran
Divalidasi ketika registrasi ulang pada laman daring: apb.kemdikbud.go.id
PIHAK KESATU setuju atas jumlah dana tersebut diatas, dan akan diserahkan kepada PIHAK
KEDUA melalui Bank ……………… Nomor Rekening …………………….. dan Nomor NPWP
……………………….
Demikian Berita Acara Pembayaran ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh Para
Pihak pada hari ini dan tanggal tersebut diatas, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
Pejabat Pembuat Komitmen Penerima layanan
KUITANSI
Sudah terima dari : Direktorat Pembinaan Tenaga dan lembaga Kebudayaan, Direktorat
Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor……………………..
qqq
Pada hari ini …. tanggal ……. Bulan. ….. tahun ……., yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama : …………………….
Jabatan : Penerima Layanan
Alamat : ……………………..
1. Pihak KESATU telah melaksanakan penyelesaian pekerjaan berupa karya yang sudah diunggah pada
apb.kemdikbud.go.id sebagai pembuktiannya sesuai dengan Surat Keputusan Nomor
………………………………. dan Suat Perjanjian Pemberian Bantuan (SP2B) Nomor
………………………………
2. Pihak KESATU telah menerina dana bantuan dari Pihak KEDUA dan telah dipergunakan untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama, dengan rincian sebagai
berikut:
a. Jumlah total dana yang telah diterima : Rp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah)
b. Jumlah total dana yang dipergunakan : Rp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah)
c. Jumlah total sisa dana : Rp. 0 ( Nol Rupiah)
3. Pihak KESATU menyatakan bahwa bukti-bukti pengeluaran dana bantuan pemberian layanan
pelindungan pelaku budaya terdampak pandemi covid 19 tahun 2020 sebesar Rp. 1.000.000,- (Satu
Juta Rupiah)
4. telah disimpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan
aparat pengawas fungsional.
5. Pihak KESATU menyerahkan kepada pihak KEDUA dan pihak KEDUA menerima dari pihak KESATU
berupa Karya Pelaku Budaya Masa Covid -19 Tahap 2 dengan nilai Rp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah)
6. Pihak KESATU telah menyetorkan sisa dana bantuan ke kas negara sebesar Rp. 0. (Nol Rupiah)
sebagaimana bukti penerimaan negara (BPN) terlampir. (Apabila ada pengembalian)
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh para pihak
pada hari ini dan tanggal tersebut di atas, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.