َت لِّقَ ۡو ٍم یَّتَفَ َّکر ُۡون َ ِض َج ِم ۡیعًا ِّم ۡنہُ ؕ اِ َّن فِ ۡی ٰذل
ٍ ک اَل ٰ ٰی اۡل ِ َو َس َّخ َر لَ ُکمۡ َّما فِی السَّمٰ ٰو
ِ ت َو َما فِی ا َ ۡر
Wasakh-khara lakum maa fiis-samaawaati wamaa fiil ardhi jamii’an minhu inna fii dzalika li-aayaatin
liqaumin yatafakkaruun(a)
Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai
rahmat) dari-Nya.
Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
orang-orang yang berpikir.
ِ وا بِ ِهۦ فَتُ ْخبِتَ لَهۥُ قُلُوبُهُ ْم ۗ َوإِ َّن ٱهَّلل َ لَهَا ِد ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا إِلَ ٰى
ص ٰ َر ٍط ۟ ُك فَي ُْؤ ِمن ۟ َُولِيَ ْعلَم ٱلَّ ِذينَ أُوت
ُّ وا ْٱل ِع ْل َم أَنَّهُ ْٱل َح
َ ِّق ِمن َّرب َ
ُّم ْستَقِ ٍيم
Arab-Latin: Wa liya'lamallażīna ụtul-'ilma annahul-ḥaqqu mir rabbika fa
yu`minụ bihī fa tukhbita lahụ qulụbuhum, wa innallāha lahādillażīna āmanū
ilā ṣirāṭim mustaqīm
Terjemah Arti: Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini
bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman
dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah
Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.
B. Keterkaitan ilmu dengan iman dan hati yang tunduk adalah salah satu
hikmah dari mendapat ilmu akan membuat seseorang beriman kepada
Allah dan juga akan membuathati kita selalu tunduk kepada AllahSehingga
kita sangat dianjurkan untuk selalu menuntut ilmu khususnya ilmu agama
D. Al-Baqarah: 111, ayat tersebut terlihat bahwa Islam menuntut kepada manusia untuk
mengedepankan rasionalitas ilmiah dalam setiap tindakannya. Inilah yang dalam era
modern sering disebut dengan budaya akademik.
3. Dalam kisah lain kejadian bahwa ada seseorang yang berjalan melalui tempat
Nabi Muhammad. Orang tersebut sedang bekerja dengan sangat giat dan
tangkas. Para sahabat kemudian bertanya, “Wahai Rasulullah, andaikata work a
kind of that can digolongkan jihad fi sabilillah, maka alangkah good.” Mendengar
itu Nabi pun menjawab, “Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang
masih kecil, itu adalah fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua
orangtuanya yang sudah lanjut usia, itu adalah fi sabilillah; kalau ia bekerja
untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, itu juga fi sabilillah.
” (HR. Ath-Thabrani).
Kerja adalah perintah suci Allah kepada manusia. Meskipun akhirat lebih besar
dari dunia, namun Allah tidak memerintahkan hambanya meninggalkan kerja
untuk kebutuhan duniawi.
“Dan ketakutan pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (untuk
kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari
(kenikmatan) duniawi, dan baiklah (kepada orang lain) yang Allah telah terapkan
baik kepadamu. Dan janganlah kamu kerusakan di bumi. ” (QS. Al-Qashash: 77).