KLIMATOLOGI
Disusun oleh:
Kelompok VB
Kelompok : VB (LIMA)B
Menyetujui,
ii
RINGKASAN
Tujuan dari praktikum klimatologi acara tipe iklim dan pemetaan pola
tanam adalah untuk dapat mengetahui tipe iklim Mohr, Schmidt-Ferguson, dan
Oldeman berdasarkan curah hujannya. Manfaat dari praktikum ini yaitu dapat
membuat pola tanam Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa
Tengah berdasarkan curah hujan sepuluh tahun berturut-turut.
Hasil praktikum Klimatologi pada acara Tipe Iklim dan Pemetaan Pola
Tanam adalah Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo menurut iklim Mohr
termasuk golongan IV daerah kering, menurut iklim Oldeman termasuk tipe iklim
C3, dan menurut iklim Schmidt-Ferguson termasuk tipe iklim D. Pola tanam
berdasarkan kalender tanam yang dapat dilakukan yaitu musim tanam pertama
padi dengan musim tanam kedua palawija berupa jagung, ubi, dan kacang tanah.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan
sebuah praktikum dan menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah
laporan resmi praktikum mata kuliah Klimatologi. Laporan yang penulis susun
dengan sistematis dan sebaik mungkin ini bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah
Klimatologi.
Dengan terselesainya laporan resmi praktikum ini, maka tidak lupa kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunan laporan ini, khususnya kepada Bapak Ir. Sutarno, M.S. selaku dosen
pengampu dan koordinator praktikum Klimatologi dan Muhammad Celvin
Rifaldhi selaku Asisten Pembimbing Praktikum Klimatologi
Demikian laporan yang penulis buat, mohon kritik dan sarannya atas
kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak dan penulis.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN ............................................................................................... ii
RINGKASAN .................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vii
ACARA III. TIPE IKLIM DAN PEMETAAN POLA TANAM
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 2
2.1. Iklim............................................................................................... 2
2.2. Kecamatan Polokarto..................................................................... 2
2.3. Klasifikasi Iklim Mohr................................................................... 3
2.4. Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson.............................................. 4
2.5. Klasifikasi Iklim Oldeman............................................................. 5
2.6. Kalender Pola Tanam .................................................................... 6
2.6.1. Padi .................................................................................... 6
2.6.2. Palawija ............................................................................. 7
BAB III. MATERI DAN METODE................................................................ 8
3.1. Materi............................................................................................. 8
3.2. Metode........................................................................................... 8
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 9
4.1. Klasifikasi Iklim Mohr................................................................... 9
4.2. Klasifikasi Iklim Schmidt-Ferguson.............................................. 10
4.3. Klasifikasi Iklim Oldeman............................................................. 11
4.4. Kalender Pola Tanam Padi-Palawija ............................................ 12
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN................................................................ 14
5.1. Simpulan........................................................................................ 14
5.2. Saran.............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15
LAMPIRAN..................................................................................................... 18
v
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Iklim
39,33 % atau seluas 2.446 Ha dari wilayah keseluruhan dan lahan bukan sawah
sebesar 55,59 % atau seluas 3.062 Ha (BPS, 2020).
Komoditas pertanian dengan hasil paling tinggi adalah padi sawah. Pada
tahun 2017 untuk luas panen dan produksi tanaman padi sawah yaitu 6.674 ha dan
49.685 ton (BPS, 2018). Komoditas palawija yang ada seperti jagung, kacang
tanah, dan ubi kayu. Palawija diantaranya jagung sebesar 901 ha dan 7.958 ton,
kacang tanah sebesar 761 ha dan 1.649 ton, sedangkan ubi kayu sebesar 365 ha
dan 7.829 ton (BPS, 2018).
IA 0 12 Sangat Basah
IB 0 6 – 11 Basah
II 1–2 4 – 11 Agak Basah
III 2–4 4–9 Agak Kering
IV 4–6 4–7 Kering
V 6–8 2–5 Sangat Kering
Sumber: (Karima dan Aliyah, 2019).
2.6.1. Padi
optimal didaerah panas dan mengandung banyak uap air. Curah hujan yang baik
untuk penanaman padi adalah sekitar > 200 mm/bulan dengan distribusi selama 4
bulan (Yuliyanto, 2012).
Kualitas dan produktivitas padi bergantung pada kondisi tanah yang
ditanami padi. Kualitas dan produktivitas padi dapat ditingkatkan dengan
menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah dan kecukupan air pada tanah
(Patti dan Silahooy, 2013). Pupuk anorganik masih dikombinasikan dengan pupuk
organik agar produktivitas semakin meningkat dan efisien . Usaha untuk
mengkombinasikan penggunaan pupuk organik dan anorganik yang diterapkan
pada tanaman padi sawah akan memberikan peluang untuk meningkatkan
produksi secara berkelanjutan (Padmanabha, 2014)
2.6.2. Palawija
Palawija merupakan tanaman yang hidup di area yang kering dan biasanya
tanaman musim kedua yang ditanam petani. Palawija merupakan semua tanaman
produktif berkarakter kering yang ditanam petani pada saat pergantian musim
tanaman padi (Indrianingsih, 2016). Curah hujan yang biasa untuk pertumbuhan
tanaman jagung yaitu sekitar 100 mm/bulan. Perhitungan yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa curah hujan yang cukup untuk membudidayakan jagung yakni
sebesar 100 mm/bulan (Paski et al., 2017).
Ubi kayu memerlukan curah hujan sekitar 150 – 200 mm/bulan untuk
tumbuh. Ubi kayu memerlukan curah hujan 150 – 200 mm pada umur 1 – 3 bulan,
250 – 300 mm pada umur 4 – 7 bulan, dan 100 – 150 mm pada fase menjelang
dan saat panen untuk dapat tumbuh secara optimal (Nugraha et al., 2015). Kacang
tanah memerlukan curah hujan rata-rata pada kisaran 45 – 200 mm/bulan untuk
tumbuh. Curah hujan rata-rata pada tanaman kacang tanah berkisar antara 45-200
mm/bulan (Sembiring, 2014).
8
BAB III
3.1. Materi
3.2. Metode
Metode yang diterapkan dalam praktikum acara tipe iklim dan pemetaan
pola tanam adalah dengan dicari data curah hujan dalam kurun waktu sepuluh
tahun di website resmi BPS Kabupaten Sukoharjo, data curah hujan diolah pada
tabel dan dianalisis tipe iklim sesuai klasifikasi tipe tipe iklim Schmid-Ferguson,
Oldeman, dan Mohr dan pemetaan pola tanam komoditas padi dan palawija dibuat
selama satu tahun berdasarkan tipe iklim yang sudah ditentukan.
9
BAB IV
bahwa klasifikasi iklim di Indonesia menurut Mohr didasarkan pada jumlah bulan
kering dan bulan basah yang dihitung sebagai harga rata-rata dalam waktu yang
lama. Klasifikasi iklim Mohr cocok untuk menanam jenis tanaman perkebunan.
Hal ini sesuai dengan Fadholi dan Supriatin (2012) yang menyatakan bahwa
klasifikasi tipe iklim Mohr sangat cocok untuk tanaman kelapa, teh, cengkeh,
kopi, gandaria, kakao, dan tebu.
didasarkan pada perhitungan bulan basah (BB) dan bulan kering (BK), dengan
batasan memperhatikan peluang hujan, hujan efektif dan kebutuhan air tanaman.
Klasifikasi iklim Oldeman mempunyai tanaman yang berbeda untuk ditanam pada
setiap zonanya. Hal ini sesuai dengan Sasminto dan Tunggul (2014) yang
menyatakan bahwa zona A cocok untuk menanam padi, zona B cocok untuk
menanam padi dua kali dan menanam palawija satu kali, zona C cocok untuk
menanam padi satu kali dan menanam palawija dua kali
menggunakan siklus sebuah data dalam curah hujan pada suatu daerah untuk
memberikan kriteria yang disebut bulan lembab, bulan kering, dan bulan basah.
Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson memiliki delapan kelas tipe iklim.
Hal ini sesuai dengan Sasminto dan Tunggul (2014) yang menyatakan bahwa
klasifikasi Schmidt–Ferguson memiliki beberapa klasifikasi iklim antara lain
sangat basah, basah, agak basah, sedang, agak kering, kering, sangat kering, dan
luar biasa kering. Iklim Schmidt-Ferguson sangat cocok digunakan di Indonesia
yang beriklim tropis. Hal ini sesuai dengan Fadholi dan Supriatin (2012) yang
mneyatakan bahwa klasifikasi Schmidt-Ferguson sangat cocok dan sesuai untuk
tanaman padi dan palawija yang biasa dibudidayakan pada daerah beriklim tropis.
Jagung
Ubi
LP II
Padi
Jagung
Kacang
tanah
Sumber: Data Primer Praktikum Klimatologi, 2020
Keterangan:
BAB V
5.1. Simpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alhakim, E.E. dan L.W. Santosa. 2013. Pengaruh kestabilan lereng terhadap
kerentanan gerakan massa tanah di Sub DAS Progo Hulu Kabupaten
Temanggung. J. Bumi Indonesia, 2(4): 1 – 9.
Anggraini, F., A. Suryanto, dan N. Aini. 2013. Sistem tanam dan umur bibit pada
tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) varietas inpari 13. J. Produksi
Tanaman. 1(2) : 52-60.
Karim, H.A. dan M. Aliyah. 2019. Evaluasi penentuan waktu tanam padi (Oriza
Sativa L.) berdasarkan analisa curah hujan dan ketersediaan air pada
wilayah Bedungan Sekka-Sekka Kabupaten Polewali Mandar. Agrovital. J.
Ilmu Pertanian, 3 (2) : 41 – 46.
Kusumo, I., dan D. Septiadi. 2016. Tipe iklim Oldeman 2011-2100 berdasarkan
skenario RCP 4.5 dan RCP 8.5 di wilayah Sumatera Selatan. J. Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika, 3(3): 26 – 36.
Miftahuddin, M. 2018. Analisis Unsur-unsur Cuaca dan Iklim Melalui Uji Mann-
Kendall Multivariat. J. Matematika, Statistika dan Komputasi, 13(1), 26 –
38.
Nugraha, H. D., Suryanto, A., & Nugroho, A. 2015. Kajian potensi produktivitas
ubikayu (Manihot esculenta Crant.) di Kabupaten Pati. J. Produksi
Tanaman, 3(8) : 673 – 682
16
Patti, P. S. dan C. Silahooy. 2013. Analisis status nitrogen tanah dalam kaitannya
dengan serapan N oleh tanaman padi sawah di Desa Waimital, Kecamatan
Kairatu, Kabupaten Seram bagian barat. J. Agrologia, 2(1) : 51 – 58.
Sasminto, R. A., dan A. Tunggul. 2014. Analisis spasial penentuan iklim menurut
klasifikasi schmidt-ferguson dan Oldeman di Kabupaten Ponorogo. J.
Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 1(1) : 51 – 56
Surmaini, E., & Faqih, A. 2016. Kejadian iklim ekstrem dan dampaknya terhadap
pertanian tanaman pangan di Indonesia. J. Sumberdaya Lahan, 10(2) : 56 –
62.
Surmaini, E., R. Eleanora, dan L. Irsal. 2011. Upaya sektor pertanian dalam
perubahan iklim. J. Litbang Pertanian, 30(1) : 1 – 7.
Yulianto, dan Sudibiyakto. 2012. Kajian dampak variabilitas curah hujan terhadap
produktivitas padi sawah tadah hujan di Kabupaten Magelang. J. Bumi
Indonesia, 1(1) : 1 – 9.
1
LAMPIRAN
Q= = = 91,83% = 0,92
3