m
er as
co
eH w
o.
rs e
Oleh :
ou urc
Rombongan :V
aC s
Kelompok :6
vi re
This study source was downloaded by 100000815093519 from CourseHero.com on 11-06-2021 08:53:25 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/48040663/Morfometrodocx/
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
m
er as
dapat dimanfaatkan untuk menduga potensi organisme tersebut dalam kaitannya dengan
co
eksploitasi atau pemanfaatannya. Tiap spesies memiliki ukuran mutlak yang berbeda-
eH w
beda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh umur, jenis kelamin, dan lingkungan
o.
rs e
hidupnya. Faktor lingkungan yang mempengaruhi misalnya makanan, suhu, pH, dan
ou urc
Vertebrata memiliki rangka internal yang tersusun atas tulang rawan atau tulang sejati
yang menguatkan notokorda. Tulang rawan atau tulang sejati tersebut merupakan
y
vertebrae yang mengelilingi notokorda. Notokorda pada vertebrata tingkat tinggi hanya
ed d
Vertebrata memiliki wadah otak yang tersusun atas tulang rawan atau tulang sejati yaitu
cranium yang membungkus dan melindungi otak, serabut-serabut saraf halus agian
is
berkembang sebagai tonjolan yang keluar ke arah lateral dari otak. Vertebrata memiliki
sepasang organ pendengaran yang menjadi organ utama keseimbangan yang pada
sh
vertebrata tingkat rendah disebut cochlea dan mengandung sel-sel yang sensitif pada
vibrasi suara. Sistem sirkulasi vertebrata adalah sistem sirkulasi tertutup (Campbell et
al., 2008). Invertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak mempunyai tulang
belakang (vertebrae). Hampir 95% dari semua jenis hewan yang telah diidentifikasi
adalah invertebrata, selain itu invertebrata merupakan hewan yang persebarannya paling
luas dengan keunikan setiap ekosistem. Sebanyak kurang lebih 1.800 spesies
Invertebrata dapat ditemukan di Indonesia. Karakteristik yang dimiliki invertebrata
dapat digunakan biota indikator pencemaran karena dapat hidup menetap relatif lama
dan mudah diidentifikasi, mudah diambil untuk dijadikan sampel, pola distribusi biota
This study source was downloaded by 100000815093519 from CourseHero.com on 11-06-2021 08:53:25 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/48040663/Morfometrodocx/
kosmopolitan; mudah menyerap atau penyimpan bahan pencemar; dan peka terhadap
perubahan lingkungan. Invertebrata terbagi kedalam beberapa filum yaitu: Arthropoda,
Mollusca, Echinodermata, Annelida, Porifera, Coelenterata, Nemathelminthes, dan
Platyhelminthes (Luthfi et al., 2018).
B. Tujuan
m
pada hewan invertebrata dan vertebrata.
er as
co
eH w
o.
rs e
ou urc
o
aC s
vi re
y
ed d
ar stu
is
Th
sh
This study source was downloaded by 100000815093519 from CourseHero.com on 11-06-2021 08:53:25 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/48040663/Morfometrodocx/
II. TINJAUAN PUSTAKA
Morfometrik merupakan studi tentang bentuk, yang terdiri ukuran dan bentuk
pengukuran benda. Data analisis morfometrik dapat digunakan untuk deskripsi dan
analisis statistik tentang variasi bentuk di dalam dan di antara objek serta studi tentang
perubahan bentuk. Analisis morfometrik telah menjadi alat yang kuat dalam ilmu
purbakala penelitian selama beberapa dekade terakhir, menawarkan kuantitatif alternatif
dan/atau perluasan ke prosedur konvensional archaeobotanical yaitu morfometrik
tradisional dan morfometrik geometrik (Portillo et al., 2019). Meristik adalah
Perhitungan meristik merupakan penghitungan jumlah bagian tertentu pada hewan
misalnya ikan ikan, seperti jumlah jari-jari keras, jari-jari lunak pada sirip punggung,
dan jumlah sisik (Ginting et al., 2015). Karakter morfometrik dan meristik dalam
penandaan populasi lebih dipengaruhi oleh faktor genetik (isolasi reproduktif) daripada
faktor lingkungan. Karakter meristik memiliki dasar genetik, namun komponen
m
er as
lingkungan (suhu, salinitas, oksigen, pH, dan makanan) dapat memodifikasi ekspresi
co
karakter tersebut
eH w selama perkembangan larva, sehingga lingkungan dapat
o.
mempengaruhi sifat keturunan (Afini et al., 2016).
rs e
Morfometrik sederhana atau tradisional merupakan perhitungan morfometrik
ou urc
yang melibatkan perhitungan pengukuran linier dan deskriptor bentuk benda, seperti
panjang dan lebar, serta deskriptor yang bergantung pada ukuran seperti area dan
o
aC s
volume, dan pengukuran bentuk seperti kebulatan dan aspek rasio. Tahun 1980-an
vi re
pendekatan baru untuk morfometrik analisis merevolusi studi bentuk (Portillo et al.,
2019). Kelebihan morfometrik tradisional yaitu keragaman genetik organisme
y
berdasarkan karakter fenotipe jika diukur dengan metode morfometrik dapat lebih
ed d
ar stu
mudah dilakukan dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan
pengukuran berdasarkan karakter genotipenya (Kusrini et al., 2016). Kekurangannya
dari morfometri sederhana yaitu seringkali gagal mengidentifikasi perbedaan antara
is
This study source was downloaded by 100000815093519 from CourseHero.com on 11-06-2021 08:53:25 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/48040663/Morfometrodocx/
kontribusi yang berasal dari penjumlahan keragaman genetik, serta interaksi antara
variasi lingkungan dan genetik (Kusmini et al., 2015).
Udang merupakan salah satu anggota dari Crustacea. Crustacea biasanya hidup di
air laut dan air tawar. Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut
cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di
bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen)
mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung
ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing. Salah
satu perbedaan udang jantan dan betina dapat dilihat dari morfologi organ kelaminnya.
Udang penaeid pada umumnya termasuk ke dalam hewan heteroseksual (diocious)
sehingga dapat dibedakan antara jantan dan betina secara morfologi (seksual
dimorfisme) (Siregar, 2014).
Kajian morfometrik pada udang seperti udang windu telah dilakukan dengan
m
er as
tujuan untuk mencari ciri-ciri morfologi yang dapat dijadikan indikator pendugaan berat
co
eH w
daging udang hidup dalam seleksi induk. Ciri morfometrik seperti panjang karapas,
o.
panjang total tubuh, dan tinggi ruas tubuh VI udang windu memiliki nilai korelasi yang
rs e
tinggi (r>0,91) dengan berat daging udang. Pendekatan dengan ukuran komersial
ou urc
(panjang dan bobot) dan karakter meristik dapat digunakan untuk membedakan strain,
jenis kelamin, stok, spesies hibrida, atau populasi telah dipakai untuk beberapa jenis
o
aC s
ikan dan udang. Pengukuran secara morfometrik merupakan suatu teknik yang lebih
vi re
baik untuk membedakan bentuk tubuh pada populasi. Kajian morfometrik pada udang
windu telah dilakukan dengan tujuan untuk mencari ciri-ciri morfologi yang dapat
y
dijadikan indikator pendugaan berat daging udang hidup dalam seleksi induk. Karakter
ed d
ar stu
morfologi seperti panjang karapas, panjang total tubuh, dan tinggi ruas tubuh VI udang
windu memiliki nilai korelasi yang tinggi (r>0,91) dengan bobot daging udang.
Pengukuran morfometrik meliputi panjang karapas parsial (PKP), kedalaman karapas
is
(DKP), lebar karapas (LKP), panjang ruas pertama (PRP), panjang ruas kedua (PRD),
Th
panjang ruas ketiga (PRT), panjang ruas keempat (PRE), panjang ruas kelima (PRL),
panjang ruas keenam (PRN), panjang total (PTO), panjang standar (PBD), panjang
sh
rostrum (RST), lingkar abdomen anterior (LAA), lingkar abdomen posterior (LAP),
kedalaman ruas keenam (DRN), panjang prosertema (PST), exopod (EXP), endopod
(END), telson (TLS), bobot total (BTO), dan bobot tanpa kepala (BTK) (Kusrini, 2009).
Pengukuran variasi genetik udang dapat dilakukan berdasarkan karakter fenotipenya
(morfometrik, meristik, dan trus morfometrik) dan karakter genotipenya (Isozyme,
DNA, dan sekuensing). Pendekatan dengan ukuran komersial (panjang dan bobot) dan
karakter meristik dapat digunakan untuk membedakan strain, jenis kelamin, stok,
This study source was downloaded by 100000815093519 from CourseHero.com on 11-06-2021 08:53:25 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/48040663/Morfometrodocx/
spesies hibrida, atau populasi telah dipakai untuk beberapa jenis ikan dan udang
(Kusrini, 2009).
Ular merupakan reptilia berdarah dingin yang dikelompokkan bersama amfibi
ke dalam dunia herpetofauna yang artinya hewan melata. Ular bisa kita jumpai dari
dataran rendah, dataran tinggi, baik di dalam tanah, pohon, air tawar, air payau sampai
perairan air laut, kecuali daerah dengan suhu rendah seperti kutub (Herbert et al., 2012).
Sebuah penelitian meristik ular Tropidolaemus wagleri di Sumatera Barat bahwa hasil
analisis PCA memperlihatkan pesebaran individu dari masing-masing populasi ular
dengan karakter yang menjadi penentu dari individu lainnya pada populasi yang
diamati, yaitu meristik berupa jumlah sisik dorsal pada leher (NSR), jumlah sisik dorsal
lingkar badan (MSR), jumlah sisik dorsal sebelum anal (ASR), sisik ventral (VEN),
sisik ekor (SC) dan corak pada badan (Kurniawan et al, 2018).
Ciri meristik yang diamati pada ikan adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah
agian tubuh ikan, diantaranya jari-jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea
m
er as
literalis. Titik patokan untuk truss morfomotrik ikan dibagi menjadi 4, yaitu kepala,
co
eH w
badan tengah, badan belakang, dan pangkal ekor. Tiap patokan memiliki masing-masing
o.
karakter yang diamati. Contohnya ikan Tengadak memiliki karakter yang diamati pada
rs e
bagian kepala: ujung mulut - ujung operkulum bawah , ujung mulut - batas akhir tulang
ou urc
kepala, ujung mulut - sirip ventral, ujung operkulum bawah - batas akhir tulang kepala,
ujung operkulum bawah - sirip ventral, dan batas akhir tulang kepala - sirip ventral.
o
aC s
Badan tengah: batas akhir tulang kepala - awal sirip dorsal, batas akhir tulang kepala -
vi re
awal sirip anal,sirip ventral - awal sirip dorsal,sirip ventral - awal sirip anal, danawal
sirip dorsal - awal sirip anal. Badan belakang: awal sirip dorsal - akhir sirip,awal sirip
y
dorsal - akhir sirip anal,awal sirip anal - akhir sirip dorsal, awal sirip anal - akhir sirip
ed d
ar stu
anal, danakhir sirip dorsal - akhir sirip anal. Pangkal ekor: akhir sirip dorsal - awal sirip
ekor atas, akhir sirip dorsal - awal sirip ekor bawah, akhir sirip anal - awal sirip ekor
atas,akhir sirip anal - awal sirip ekor bawah, danawal sirip ekor atas - akhir sirip ekor
is
This study source was downloaded by 100000815093519 from CourseHero.com on 11-06-2021 08:53:25 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/48040663/Morfometrodocx/
III. MATERI DAN METODE
A. Materi
B. Metode
m
1. Hewan invertebrata (udang) dan vertebrata (ikan dan ular) diukur karakter meristik
er as
dan morfometriknya dengan menggunakan metode morfometri sederhana dan
co
eH w
metode Truss morphometrics.
o.
2. Spesimen hewan diletakkan di atas sterofoam yang dilpisi oleh kertas milimeter,
rs e
ou urc
This study source was downloaded by 100000815093519 from CourseHero.com on 11-06-2021 08:53:25 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/48040663/Morfometrodocx/
DAFTAR REFERENSI
Afini, I., Elfidasari, D., Kadarini, T. & Musthofa, S. Z., 2016. Analisis Morfometrik dan
Meristik Hasil Persilangan Ikan Pelangi Boesemani (Melanotaenia boesemani)
dan Ikan Pelangi Merah Abnormal (Glossolepis incisus). Life Science, 5(1), pp.
42-51.
Fadhil, R., Muchlisin, Z. A., & Sari, W. (2016). Hubungan Panjang-Berat dan
Morfometrik Ikan Julungjulung (Zenarchopterus Dispar) dari Perairan Pantai
Utara Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah, 1(1), pp. 1-
8.
Gardner, A. G., Gerald, J. N. F., Menz, J., Shepherd, K. A., Howarth, D. G. & Jabaily, R.
S., 2016. Characterizing floral symmetry in the Core Goodeniaceae with
geometric morphometrics. PloS one, 11(5), pp. 1-22.
m
er as
co
Ginting, Rudy, S. & Roza, E., 2015. Inventarisasi Jenis-jenis Ikan Buntal (Famili
eH w
Tetraodontidae) di Muara Perairan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi
Riau. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Matematika dan Ilmu
o.
Pengetahuan Alam, 2(1), pp. 220-229.
rs e
ou urc
Herbert, Batan, I. W. & Rompis, A. L. T., 2012. Jenis Ular dan Sebarannya di
Kecamatan Kuta Selatan Badung Bali. Indonesia Medicus Veterinus, 1(1): 55-70.
o
Kurniawan, H., Tjong, D. H. & Novarino, W. 2018. Variasi Morfologi Ular Cantik
aC s
Kusmini, Irin, I., Vitas, A. P. & Kusdiarti, K., 2015. Keragaman Fenotipe Truss
Morfometrik dan Genotipe Ikan Gabus (Channa striata) dari Jawa Barat,
ed d
Sumatera Selatan, dan Kalimantang Tengah. Jurnal Riset Akuakultur, 10(4), pp.
ar stu
501-509.
Kusrini, E., Hadie, W., Alimuddin, A., Sumantadinata, K. & Sudradjat, A., 2016. DI
is
21.
Luthfi, O.M., Citra, S.U.D., Respati, D.S., Dimas, S.A., Dimas, B.D.P., & Firly, Y.,
sh
Portillo, M., Ball, T. B., Wallace, M., Murphy, C., Pérez-Díaz, S., Ruiz-Alonso, M.,
Frannsisco, J.A. & López-Sáez, J. A., 2019. Advances in morphometrics in
archaeobotany. Environmental Archaeology, pp. 1-11.
Suharyanto, Rita, F. & Sularto, S., 2016. Karakterisasi Empat Populasi Ikan Gurami
(Osphronemus goramy Lac.) dan Persilangannya Berdasarkan Metode Truss
Morfometriks. Jurnal Riset Akuakultur, 11(2), pp. 125-135.
This study source was downloaded by 100000815093519 from CourseHero.com on 11-06-2021 08:53:25 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/48040663/Morfometrodocx/
Sumtaki, K., Kalesaran, O. J. & Lumenta, C., 2018. Telaah morfometrik Pinctada
margaritifera untuk pengembangan usaha budidaya. e-Journal Budidaya
Perairan, 6(1), pp. 15-24.
Siregar, G.A. 2014. Pertumbuhan dan Laju Eksploitasi Udang Kelong (Penaeus
merguiensis) di Perairan Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Skripsi.
Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Sumatera Utara.
m
er as
co
eH w
o.
rs e
ou urc
o
aC s
vi re
y
ed d
ar stu
is
Th
sh
This study source was downloaded by 100000815093519 from CourseHero.com on 11-06-2021 08:53:25 GMT -05:00
https://www.coursehero.com/file/48040663/Morfometrodocx/