Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

“ PROSES KOMUNIKASI”

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK II

- NOVA ASTI RAMADINI


- TSANIYAH DWI GUSTINI
- INDRI ALISTRA
- ARTIKA ANGGRAINI
- RACHMA PUTRI HIDAYAH

DOSEN : ARMI YUNETI, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN PGRI

LUBUK LINGGAU

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komunikasi berasal dari bahasa latin Communicatio, dan asal kata ini bersumber pada
kata Communis yang artinya sama makna, yaitu sama makna mengenai satu hal (Effendy,
2005:3). Banyak makna tentang arti kata komunikasi namun dari sekian banyak definisi yang
diungkapkan oleh para ahli dapat disimpulkan secara lengkap dengan maknanya yang hakiki,
yaitu komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberi tahu, atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung.

Proses komunikasi menggunakan bahasa yang akan menghasilkan tindak tutur, baik
berupa lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia
untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa memegang peranan sangat penting dalam
kehidupan manusia, karena dengan bahasa manusia dapat berinteraksi dengan manusia yang
lainnya. Bahasa biasanya digunakan untuk mengungkapkan suatu perasaan, gagasan, ide, atau
pemikiran seseorang. Bahasa juga membantu manusia untuk memperoleh informasi dari
orang lain. Informasi tersebut bisa menggunakan bahasa tulis maupun lisan.

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya seseorang memerlukan


orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini
adalah sebuah hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi
sosial dengan sesamanya. Di kehidupan ini manusia sering bertemu satu dengan yang lainnya
dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Komunikasi formal adalah proses
komunikasi bersifat resmi yang biasanya dilakukan dalam lembaga formal melalui garis
perintah yang berorientasi pada produktifitas, berdasarkan struktur organisasi berkomunikasi
sebagai petugas organisasi dengan status masing-masing yang tujuannya menyampaikan
pesan berkaitan dengan kepentingan dinas.

Pesan dalam komunikasi formal mengalir berdasarkan hierarki atau struktur resmi
organisasi yaitu mengalir dari atas ke bawah, dari bawah ke atas ataupun antar anggota secara
horizontal. Pesan tersebut berupa informasi yang berkaitan erat dengan organisasi seperti
tugas, perintah, kebijakan, dan sebagainya. Seorang guru harus memiliki sifat yang kreatif
agar dalam kegiatan belajar mengajar guru tidak hanya mengandalkan buku disediakan oleh
pihak sekolah. Kenyataannya saat ini siswa belajar tidak hanya berpacu pada buku pelajaran
yang diberikan oleh pihak selolah, akan tetapi siswa dapat memperoleh berbagai informasi
melalui berbagai media sosial yang ada. Guru bisa menggunakan berbagai media dalam
setiap pembelajarannya. Media tersebut harus disesuaikan dengan materi yang akan diberikan
kepada siswa. Surat kabar merupakan salah satu media yang bisa digunakan guru dalam
pembelajarannya. Informasi atau penggunaan kata yang terdapat dalam surat kabar juga bisa
dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran. Salah satunya yakni dengan mencari
penggunaan kata yang terdapat dalam suatu surat kabar, khususnya pada puisi anak yang
terdapat dalam surat kabar tersebut. Media ini juga bisa digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan siswa mengenai penggunaan kata. Siswa juga mampu
mengetahui setiap penggunaan kata yang mereka gunakan dalam menulis karyanya.

◾Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai
dipahami oleh komunikan. Komunikas adalah sebuah proses,sebuah kegiatan yang
berlangsung kontinu. Joseph De Vito (1996) mngemukakan komunikasi adalah transaksi. Hal
tersebut dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses, dimana
komponenkomponen saling terkait. Bahwa para pelaku komunikasi beraksi dan bereaksi
sebagai satu kesatuan dan keseluruhan nya. Dalam setiap transaksi, setiap elemen berkaitan
secara integral dengan elemen yanglain. Artinya, elemen-elemen komunikasi saling
bergantung, tidak pernah independent, masingmasing komponen saling mengait dengan
komponen yang lain. Dalam aplikasinya, Langkah-langkah dalam proses komunikasi adalah
sebagai berikut :

IDE

ENCODI

PENGIRIMAN

DECODING

BALIKAN
1. Langkah pertama, ide/gagasan diciptakan oleh sumber/komunikator.

2. Langkah kedua, ide yang diciptakan tersebut kemudian dialihbentukan menjadi

lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan dapat dikirimkan.

3. Langkah ketiga, pesan yang telah di-encoding tersebut selanjutnya dikirimkan melalui
saluran/media yang sesuai dengan karakteristik lambang-lambang komunikasi ditunjukan
kepada komunikan.

4. Langkah keempat, penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan persepsinya untuk
mengartikan maksud pesan tersebut

5. Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di-decoding, khalayak akanmengirim
Kembali pesan tersebut ke komunikator.

Dengan demikian, sejak ide itu diciptakan sampai dengan dipahaminya pesankomunikasi
yang menimbulkan umpan balik merupakan suatu proses komunikasi. Lima tahap terjadinya
proses komunikasi memiliki 5 unsur komunikasi. Wilbur Schrammmengatakan bahwa untuk
terjadinya proses komunikasi paling sedikit harus memiliki 3 unsur komunikasi, yaitu
komunikator, pesan, dan komunikan.Mengapa unsur tersebut? Harold D Laswell
memperkenalkan 5 formula komunikasi untuk terjadinya suatu proses komunikasi yaitu :

 Who, yakni berkenan dengan siapa yang mengatakan.

 Says what, yakni berkenaan dengan menyatakan apa.


 In Which Channel, yakni berkenaan dengan saluran apa.
 To Whom, yakni berkenaan dengan ditujukan kepada siapa.
 With What Effek, yakni berkenaan dengan pengaruh apa.

Berdasarkan formula Laswell tersebut, maka terdapat lima komponen komunikasi agar dapat
terjadi proses komunikasi, yaitu :

 KOMUNIKATOR
 PESAN
 MEDIA
 KOMUNIKAN
 PENGARUH
Esensi dalam proses komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan makna diantara orang
yang terlibat dalam proses komunikasi antarmanusia. Menurut pandangan Ruesch dan
Bateson dalam liliweri (1994) bahwa tingkatan yang paling penting dalam komunikasi
manusia adalah komunikasi antarpribadi yang diartikan sebagai relasi individual dengan
orang lain dalam konteks sosialnya. Memalui proses ini, individu menyesuaikan dirinya
dengan orang lain melalui proses yang disebut pengiriman (transmitting) dan penerimaan
(receiving). Proses tersebut dalam model komunikasi antarpribadi dikenal sebagai model
linear (satu arah), model interaksi (dengan umpan balik), dan model transaksional yang
meliputi pengertian sikap, kepercayaan, konsep diri, nilai, dan kemampuan berkomunikasi.
Model komunikasi transaksional ini menarik perhatian para pakar, antara lain Alexis S. Tan
(1981) yang menyatakan bahwa model ini sangat kompleks karena menganggap komunikasi
sebagai suatu sistem yang disusun sebagai komponen (sumber, pesan, dan saluran) dan
tingkah laku (encoding, decoding, dan perumusan objek). Beberapa perubahan dalam suatu
komponen akan memengaruhi seluruh sistem. Dalam model transaksional, bukan sekedar
seseorang berbuat sesuatu kepada orang lain, melainkan perbedaan antara sumber dan
penerima berubah-ubah dapat memengaruhi proses komunikasi. Sumber asal dapat
memengaruhi penerima, tetapi penerima juga dapat memengaruhi sumber. Sebagai contoh,
pengaruh pemikiran

1.2 Tujuan

Tujuan dari makalah ini untuk mengetahui tentang komunikasi interpersonal dan
fungsi komunikasi dalam organisasi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang
dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung
diketahui balikannya3. Atau seperti yang didefenisikan oleh De Vito yang dikutip Miftah
Thoha, bahwa Komunikasi interpersonal secara formal dapat diartikan sebagai proses
penyampaian berita yang dilakukan oleh seseorang dan diterimanya berita tersebut oleh orang
lain atau kelompok kecil dari orang-orang dengan suatu akibat dan umpan balik yang
segera4. Pendapat lain dikemukakan oleh Dean C. Bamlund yang menyatakan bahwa
komunikasi interpersonal sering dikaitkan dengan pertemuan antara dua individu atau tiga
orang atau mungkin lebih empat orang secara spontan dan tidak secara terstruktur5. Pada
tataran ini komunikasi interpersonal dapat dipahami bahwa komunikasi interpersonal
merupakan suatu preses penyampaian pesan dari seorang kepada orang lain/ pihak lain.
Menurut pemahaman seperti ini, komunikasi dikaitkan dengan pertukaran informasi yang
bermakna dan harus membawa hasil di antara orang-orang yang berkomunikasi.
Aspek-aspek kompetensi interpersonal tersebut ada lima, yaitu :
a. Kemampuan Berinisiatif
b. Kemampuan untuk Bersikap Terbuka (self-disclosure)
c. Kemampuan untuk Bersikap Asertif
d. Kemampuan untuk Memberikan Dukungan
Setiap komunikasi mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai ketika
komunikasi tersebut sedang atau telah berlangsung, sepertí halnya komunikasi interpersonal.
Tujuan komunikasi tersebut tidak perlu disadari pada saat terjadinya pertemuan dan juga
tidak perlu dinyatakan. Adapun tujuan dari komunikasi interpersonal tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Mengenal Diri Sendiri
b. Menemukan Dunia Luar
c. Menciptakan dan Menjaga Hubungan yang Bermakna
d. Mengubah Sikap dan Tingkah Laku
e. Untuk Bermain dan Mencari Hiburan
f. Untuk Membantu sesama.
Lebih lanjut tujuan-tujuan komunikasi interpersonal tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Mengenal Diri Sendiri Keterlibatan diri dalam komunikasi interpersonal dengan
orang lain merupakan sebuah proses pengenalan atau penemuan diri sendiri. Komunikasi
interpersonal membuka peluang bagi siapapun untuk berbicara tentang apa yang ia sukai atau
tentang apa saja mengenai dirinya. Dengan membuka diri kepada orang lain kita akan
mendapat perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih mendalam tentang
sikap dan perilaku kita. Melalui Komunikasi Interpersonal kita juga akan mengetahui nilai,
sikap, dan perilaku orang lain sehingga kita dapat mengenal dan memprediksi tindakan orang
lain.
b. Menemukan Dunia Luar Tujuan kedua dari komunikasi interpersonal adalah
bahwa dengan melakukan interaksi pada dunia luar atau lingkungan, hal ini menjadikan kita
memahami lebih baik akan dunia luar, mengenai objek, kejadian-kejadian dan orang lain.
Kondisi tersebut menyebabkan kenyataan, kepercayaan, sikap dan nilai-nilai kita akan
dipengaruhi lebih banyak oleh pertemuan interpersonal.
c. Menciptakan dan Menjaga Hubungan yang Bermakna Komunikasi interpersonal
akan menciptakan suasana hangat dan tetap menjaga hubungan tersebut dengan penuh
makna. Jalinan interpersonal tersebut didasarkan atas perasaan keterkaitan antara satu orang
dengan yang lainnya. Sehingga terbentuknya sebuah proses kerja sama untuk mencapai
tujuan bersama.
Adapun tujuan dari komunikasi interpersonal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mengenal Diri Sendiri
b. Menemukan Dunia Luar
c. Menciptakan dan Menjaga Hubungan yang Bermakna
d. Mengubah Sikap dan Tingkah Laku
e. Untuk Bermain dan Mencari Hiburan
f. Untuk Membantu sesama.
Lebih lanjut tujuan-tujuan komunikasi interpersonal tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Mengenal Diri Sendiri Keterlibatan diri dalam komunikasi interpersonal dengan orang lain
merupakan sebuah proses pengenalan atau penemuan diri sendiri. Komunikasi interpersonal
membuka peluang bagi siapapun untuk berbicara tentang apa yang ia sukai atau tentang apa
saja mengenai dirinya. Dengan membuka diri kepada orang lain kita akan mendapat
perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan
perilaku kita. Melalui Komunikasi Interpersonal kita juga akan mengetahui nilai, sikap, dan
perilaku orang lain sehingga kita dapat mengenal dan memprediksi tindakan orang lain.
b. Menemukan Dunia Luar Tujuan kedua dari komunikasi interpersonal adalah bahwa
dengan melakukan interaksi pada dunia luar atau lingkungan, hal ini menjadikan kita
memahami lebih baik akan dunia luar, mengenai objek, kejadian-kejadian dan orang lain.
Kondisi tersebut menyebabkan kenyataan, kepercayaan, sikap dan nilai-nilai kita akan
dipengaruhi lebih banyak oleh pertemuan interpersonal.
c. Menciptakan dan Menjaga Hubungan yang Bermakna Komunikasi interpersonal akan
menciptakan suasana hangat dan tetap menjaga hubungan tersebut dengan penuh makna.
Jalinan interpersonal tersebut didasarkan atas perasaan keterkaitan antara satu orang dengan
yang lainnya. Sehingga terbentuknya sebuah proses kerja sama untuk mencapai tujuan
bersama.
B. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi

Menurut Sendjaja, dalam organisasi baik yang bersifat komersial maupun yang
bersifat sosial proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut harus memiliki
empat fungsi yaitu : a) Fungsi Informatif Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi (information-processing system). Maksudnya adalah seluruh
karyawan/pegawai dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih
banyak, lebih baik dan tepak waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota
organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara bai dan tepat, informasi pada prinsipnya
dibutuhkan oleh setiap orang yang memiliki perbedaan posisi dan kedudukan dalam suatu
organisasi. Orang-orang tersebut dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun untuk upaya mengatasi konflik yang terjadi
didalam organisasi, Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang
jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cutí dan sebagainya. b) Fungsi
regulatif Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi ada dua hal yang berpengaruh terhadap
fungsi regulatif ini, yaitu: 1) Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen
yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Di samping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan
instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan
pada lapis atas (position of authority) supaya perintah- perintahnya dilaksanakan
sebagaimana semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah
banyak bergantung pada :

 Keabsahan pimpinan dalam penyampaian perintah


 ii) Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi
 Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus
sebagai pribadi
 Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan. 2) Berkaitan dengan pesan atau
message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya,
bawahan membutuhkan kepastian peraturn-peraturan tentang pekerjaan yang boleh
dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
Fungsi Persuasif Dalam mengelola suatu organisasi, baik kekuasaan maupun
kewenangan tidak selalu membawa hasil sesuai seperti yang diharapkan. Karena itu, seorang
pimpinan harus bisa melakukan persuasi terhadap bawahan dari pada selalu memberikan
perintah, sebab pekerjaan yang dilaksanakan secara suka reía oleh karyawan atau pegawai
akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar bila dibandingkan jika seorang pimpinan
sering memperlihatkan kekuasaan ndan kewenangannya. d) Fungsi Integratif Setiap
organisasi berupaya menyediakan saluran komunikasi yang memungkinkan para karyawan
atau pegawai dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran
komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin
dan lain-lain), dan laporan kemajuan organisasi, juga melalui saluran komunikasi informal
seperti percakapan antarpribadi ketika waktu jam istirahat kerja, pertandingan olah raga
maupun berupa kegiatan berdarmawisata. Pelaksanaan aktivitas seperti ini akan
menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Sistem komunikasi interpersonal yang terjadi antara atasan dengan bawahan ada dua
macam sistem komunikasi interpersonal yang dilakukan yaitu : Pertama, sistem
komunikasi instruksi tugas (komunikasi hubungan tugas). Jenis komunikasi yang
digunakan adalah komunikasi vertikal atau formal. Komunikasi ini terbagi dua yaitu:
satu, komunikasi kebawah (downward comunication).

B. Saran
Perlu masukan dan saran pembaca agar makalah menjadi lebih lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyana Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Baron, A. Robert. 2013. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga

Umiarso & Elbadiansyah. 2014. Interaksionisme Simbolik dari Era Klasik hingga

Modern. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Wood, Julia T. 2013. Komunikasi Teori dan Praktik (Komunikasi dalam Kehidupan Kita).
Jakarta:

Salemba HumanikaRuben, Brent D. 2013. Komunikasi dan Perilaku Manusia. Jakarta: PT.
RajaGrafindo

Persada
Morissan. 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group

Morissan. 2013. Teori Komunikasi Komunikator, Pesan, Percakapan, dan

Hubungan Interpersonal (Diri). Bogor: Ghalia Indonesia

Wood, Julia T. 2013. Komunikasi Interpersonal Interaksi Keseharian. Jakarta: Salemba

Humanika

Sarwono. Sarlito W. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika

Harahap, Edi. 2014. Komunikasi Antarpribadi (Perilaku Insani Dalam Organisasi


Pendidikan).

Jakarta: PT Raja Grafindo

Devito, Joseph A. 2011. The Interpersonal Communication Book (Fifth Edition). Penerjemah

Agus Maulana. 2011. Komunikasi Antar Manusia Edisi Kelima. Tangerang: Karisma
Publishing Group

Budyatna, Muhammad. 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group

Syam, Nina W. 2012. Psikologi Sosial Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media

Setiadi, Elly M & Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala

Anda mungkin juga menyukai