Anda di halaman 1dari 2

Kebiasaan Ulama Salaf Mengkhatamkan al-Qur’an

Oleh : Samsul Hadi, S.Pd., M.Ag

Para ulama sepakat tentang disunnahkan memperbanyak membaca al-Qur’an


berdasarkan ayat:1
               
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-
diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.

Dalam Kitab Tibyân fîẬdâb Ĥâmlatil Qur’ân hal 13-14 disebutkan bahwa Rasulullah
SAW mengatakan:
)‫َص َحابِِو (رواه مسلم‬ ِ ِ ِ ِ
ْ ‫اقْ َرءُْوا ال ُقرآ َن فَِإنَّوُ يَأِِْت يَ ْوَم القيَ َامة َشفْي ًعا ِل‬
“Bacalah alQur’an sesungguhnya al-Qur’an akan dating di hari Qiyamat memberikan
syafaat bagi pembacanya” (HR. Muslim).
Ulama salaf dalam membaca al-Qur’an bermacam-macam cara untuk
mengkhatamkannya sesuai dengan kadar kemampuan, keistiqoamahan dan penghayatan
mereka masing-masing. Sebagian mereka ada yang mengkhatamkan al-Qur’an sehari
semalam khatam 8 kali dengan 4 kali siang dan 4 kali malam seperti as-Sayyid al-Jalîl Ibn al-
Kâtib as-Shûfî ra, sedangkan Abû ‘Umar al-Kindî satu malam khatam 4 kali. Ada yang tiap
malam khatam 3 kali seperti Abû Bakar bin Abî Daûd. Bahkan ada seorang Tâbi’în Manshûr
bin Zâdân ra yang diberi karamah Allah bisa mengkhatamkan al-Qur’an antara shalat-shalat
fardhu, bahkan waktu ramadhan antara maghrib dan ‘Isya dua khataman atau lebih dengan
mengakhirkan shalat ‘Isya sampai seperempat malam. 2 Ada yang 3 hari khatam satu kali,
Seminggu khatam satu kali, 8 hari khatam satu kali, 10 hari khatam sekali, sebulan khatam
sekali, dan dua bulan khatam sekali. Di antara sahabat Nabi dan Tâbi’în yang
mengkhatamkan al-Qur’an tiap jum’at (tujuh hari) dua kali yaitu siang dan malam adalah
Utsmân bin ‘Affân, Zaid bin Tsâbit, ‘Abdullah bin Mas’ûd, Ubai bin Ka’ab,‘Abdullah bin
‘Umar, at-Tamîm ad-Dârî, Sa’id bin Jubair, dan Mujâhid ra3. Mereka membaginya dengan
beberapa Hizb.4Tiap hizb memuat beberapa surat sesuai dengan panjang pendeknya surat.
Dengan itu, mereka bisa mengkhatamkan al-Qur’an dengan targetnya masing-masing.
Utsman ra. mempunyai kebiasaan membaca al-Qur’an pada malam hari dengan
mengawalinya pada waktu malam jum’at dengan membaca surat al-Baqarah sampai al-
Mâidah, malam sabtu membaca surat al-An’âm sampai Hûd, malam ahad membaca surat
surat Yûsuf sampai Maryam, malam senin membaca surat Thaha sampai as-Syu’ara’, malam
Selasa membaca surat al-‘Ankabût samapai Shâd, malam rabu membaca surat az-Zumar
sampai ar-Rahman dan malam kamis membaca surat al-Wâqi’ah sampai khatam surat an-
Nâs.
Abdullah bin Mas’ûd punya wiridan ajeg al-Qur’an lain lagi, dia mengawalinya pada
malam jum’at dengan 3 surat di awal (al-Baqarah, al-Imran, an-Nisa’), malam sabtu 5 surat
berikutnya (al-Mâidah sampai at-Taubah/al-Bara’ah), malam minggu 7 surat berikutnya
(Yunus sampai an-Nahl), malam senin 9 surat berikutnya (al-Isra’ sampai al-Furqan), malam
selasa 11 surat berikutnya (as-Syu’ara’ sampai Yasin), malam rabu 13 surat berikutnya (as-
Shaffât sampai al-Hujurât), dan malam kamis surat Qôf sampai an-Nâs.
Hujjatul Islam Imam Ghazali memberikan resep sebagai berikut: ‚5Yang lebih disukai
hendaknya mengkhatamkan al-Qur’an seminggu dua sekali yaitu malam hari khatam sekali
dan siang hari khatam sekali. Adapun khatamnya kalau malam hari hendaknya pada malam
jum’at sebelum atau sesudah shalat maghrib, sedangkan kalau siang hari, dikhatamkan hari
senin sebelum atau sesudah shalat subuh. Dengan cara mengkhatamkan di waktu maghrib
atau subuh, maka para malaikat akan ikut mendoakannya , sehingga doa itu akan
memberkahi sepanjang siang dan malam.

1
QS. Fatir: 29
2
Lihat Tibyân hal 47 dan al-Adzkâr hal 86
3
Mujahid ra menurut riwayat shahih dari Abû Daud tiap malam ramadhan mengkhatamkan antara maghrib dan
‘Isya.
4
Hizb adalah bacaan ajeg yang digunakan sebagai wirid sehari-sehari.
5
Al-Ghazali, Ihya’ Ulumu ad-Dîn, hl. 277, juz 1, Thaha Putra, Semarang.
Diriwayatkan Imam ad-Dârami dalam Musnadnya dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra.
Berkata: ‚ Apabila Khatam al-Qur’an menepati awal malam, maka Malaikat bershalawat
(mendoakannya) sampai pagi dan apabila menepati akhir malam, Malaikat mendoakannya
sampai sore‛. Disunnahkan puasa pada waktu khatam al-Qur’an sebagaimana yang
dilakukan ulama salaf (Tabi’in) seperti Thalhah bin Musharraf, al-Musayyab bin Râfi’ dan
Habib bin Tsâbit
Menurut Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Nawawi disunnahkan Hadir dan bedoa
di Majlis al-Qur’an ketika Khatam. Karena waktu itu turunlah 60.000 ribu
‚Malaikaturrahmah‛ mendoakan dan mengamini orang yang menghadiri majlis tersebut.
Riwayat lain mengatakan 4.000 Malaikat .Shababat Nabi Anas bin Mâlik ra dan Abdullah
bin Umar ra ketika khatam al-Qur’an biasa mengumpulkan keluarganya untuk berdoa
bersama.
Dalam Kitab Sirâj al-Qâri’ hal 404 disebutkan bahwa ada 3 klafisikasi model ulama
dalam mengkhatamkan al-Qur’an. Pertama, ketika khatam mereka sibuk dengan istighfar
minta ampun pada Allah, mereka sangat takut terhadap siksa Allah karena amal ibadahnya
merasa sangat sembrono dan banyak kekurangannya. Sehingga sirna dari pikiran mereka
untuk mencari pahala dari membaca al-Qur’an. Kedua, Ketika khatam mereka langsung
menyambungnya dengan mengawali membaca al-Qur’an lagi secara terus menerus tanpa
disertai dengan doa dan istighfar sebab menurut mereka amal yang paling utama menurut
Allah adalah ‚al-Hâl al-Murtahal‛ (bersambung terus menerus tanpa henti), berdasarkan
sabda Nabi SAW:
.)‫من شغلو القرآن وذكري عن مسأليت أعطيتو أفضل ما أعطي السائلني وفضل كالم اهلل على سائر الكالم كفضل اهلل على سائر خلقو (رواه الرتميذي‬
‚Barangsiapa disibukkan al-Qur’an, dan Dzikir/ ingat Aku daripada minta kepadaKu,
Aku beri dia suatu keutamaan melebihi keutamaan yang diberikan kepada orang-orang yang
meminta, keutamaan Kalam Allah atas seluruh Kalam adalah seperti keutamaan Allah atas
seluruh makhlukNya‛.(HR. Tirmîdzî).
Ketiga, kebanyakan mereka setalah mengkhatamkan al-Qur’an menyibukkannya
dengan berdoa seperti yang dilakukan sahabat Anas bin Malik, ‘Abdullah bin Mas’ud,
‘Abdullah bin ‘Umar ra., al-Hakam bin ‘Utaibah dan Mujahid (keduanya Tabiin) Hal ini
berdasarkan hadits Tirmidzi diriwayatkan dari ‘Imran bin Hushain ra. Berkata: ‚saya
mendengar Rasulullah SAW bersabda:
ِِ ِ ِ ِِ
َ َّ‫َم ْن قَ َرأَ ال ُقرآ َن فَ ْليَ ْسأَ ْل اهللَ بو فَإنَّوُ َسيَج ْيءُ أَقْ َو ٌام يَ ْسأَلُْو َن بو الن‬
‫اس‬
“Barangsiapa membaca al-Qur’an maka mintalah pada Allah dengan bacaan itu,
sesungguhnya akan datang kaum yang meminta-minta manusia dengan bacaannya”
Juga Nabi SAW berkata kepada Anas ra. Ketika khatam al-Qur’an:
‫وش ْجرةٌ ِف ا ََنَّ ِة‬
َ ُ‫َد ْع َوةٌ ُم ْستَ َجابَة‬
“Doa terkabulkan dan pohon di surga”
Imam Bukhari ra. setiap bulan ramadhan mengkhatamkan al-Qur’an dua khataman
yaitu malam hari ketika shalat tarawih bersama santri-santrinya mambaca al-Qur’an sampai
khatam dan siang hari sampai dikhatamkan waktu berbuka puasa. Kebiasaan ini juga
dilakukan sang mujtahid Imam Syafi’i ra mengkhatamkan al-Qur’an dalam ramadhan 60 kali
dan semuanya dibaca dalam shalat. Al-Buwaithî salam santrinya sehari dalam bulan
ramadhan khatam sekali. Sa’id bin Jubair ra6 Mengkhatamkan al-Qur’an antara maghrib dan
isya’ pada bulan ramadhan dan pernah setiap rakaat mengkhatamkan al-Qur’an di dalam
ka’bah.
Sudah menjadi kebiasaan ulama waktu khatam al-Qur’an ketika sampai pada surat al-
Ikhlas diulang tiga kali walaupun pada waktu shalat Tarawih ataupun pada shalat-shalat
yang lain sebab surat al-Ikhlas adalah sepertiga al-Qur’an. Kemudian membaca al-
Mu’awidzatain satu kali, al-Fatihah satu kali, awal surat al-Baqarah ayat 1 sampai 5 dan
setelah itu berdoa sebanyak-banyaknya. Boleh ditambahi 3 ayat akhir surat al-Baqarah.

6
Sa’id bin jubair murid dari ‘Abdullah bin Mas’ud dan ‘Abdullah bin ‘Umar. Ia terkenal sebagai ulama Tâbi’în
yang alim di bidang al-Quran, hadits dan dalam permasalahan talaq.

Anda mungkin juga menyukai