Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ANEMIA, DEFISIENSI BESI


Dosen Pembimbing: Ro’isah S.kep

Di Susun Oleh:
MAHSUSIYATI
(14201.09.17034)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
Tahun 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan       : Anemia, Defisiensi Besi


Sasaran                   : Pasien
Hari/tanggal            : juli 2019
Waktu Pertemuan   : 15 Menit
Tempat                    : Ruang Asoka
Pemberi materi        : Mahsusiyati 

A. Latar Belakang
Anemia defisiensi besi merupakan masalah umum dan luas dalam
bidang gangguan gizi di dunia. Kekurangan zat besi bukan satu-satunya
penyebab anemia. Secara umum penyebab anemia yang terjadi di masyarakat
adalah kekurangan zat besi. Prevalensi anemia defisiensi besi masih tergolong
tinggi sekitar dua miliar atau 30% lebih dari populasi manusia di dunia.
Prevalensi ini terdiri dari anak-anak, wanita menyusui, wanita usia subur, dan
wanita hamil di negara-negara berkembang termasuk Indonesia (WHO,
2011).

B. Tujuan
1.      Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dapat
mengetahui tentang Anemia kurang zat besi dan dapat melakukan cara
pengobatannya.

2.     Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 25 menit diharapkan
pasien dapat:
a. Mengetahui pengertian Anemia kurang zat besi
b. Mengetahui tanda dan gejala Anemia kurang zat besi
c. Mengetahui komplikasi Anemia kurang zat besi
d. Mengetahui cara pengobatan Anemia kurang zat besi
C.  Materi Penyuluhan
1. Mengetahui pengertian Anemia kurang zat besi
2. Mengetahui tanda dan gejala Anemia kurang zat besi
3. Mengetahui komplikasi Anemia kurang zat besi
4. Mengetahui cara pengobatan Anemia kurang zat besi

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media
1. Leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan mahasiswa Waktu Kegiatan peserta
1 Pendahuluan 3 menit
 Memberi salam        Menjawab salam
 Memberi pertanyaan apersepsi        Menjawab
       Menyimak
 Mengkomunikasikan pokok
       Menyimak
bahasan
 Mengkomunikasikan tujuan
2 Kegiatan Inti 9 menit
 Memberikan penjelasan tentang        Menyimak
materi penyuluhan
 Memberikan kesempatan pasien        Bertanya
dan keluarga untuk bertanya
       Memperhatikan
 Menjawab pertanyaan pasien dan
keluarga
3 Penutup 3 menit
 Menyimpulkan materi penyuluhan        Memperhatikan
bersama pasien dan keluarga
 Memberikan evaluasi secara lisan        Menjawab
 Memberikan salam penutup        Menjawab salam
 
G. Evaluasi
1. Prosedur         : Akhir penyuluhan
2. Waktu            : 2 menit
3. Bentuk soal     : Tanya jawab
4. Jumlah soal     : 3 soal
5. Jenis soal        :   
a. Apa yang dimaksud Anemia kurang zat besi ?
b. Apa saja tanda dan gejala seseorang terjangkit Anemia kurang zat
besi ?
c. Bagaimana cara pengobatan Anemia kurang zat besi ?
6. Jawaban soal
a. Anemia difisiensi besi terjadi bila suplai besi tidak adekuat untuk
pembentukan eritrosit yang optimal yang menyebabkan sel-sel
lebih kecil (mikrositik) dengan warna sedikit (hipokrom) pada
pewarnaan dan penyakit yang berat, sel-sel berbentuk cerutu,
memanjang.
b. Tanda dan gejala
1. Sesak nafas saat aktivitas, kelelahan, pucat, lesu, tidak mampu
berkonsentrai, iritabilitas, nyeri kepala, mudah terkena infeksi.
2. Kuku yang bergerigi secara kasar, berbentuk sendok
(koilonikia), rapuh.
3. Kulit kering, nyeri pada sudut mulut.
c. Pengobatan
1. Indentifikasi penyebab sehingga memungkinkan pengobatan
anemia secara tepat
2. Pemberian besi parenteral untuk mereka yang memiliki
masalah dengan obat oral; juga diberikan untuk mencapai
tingkat maksimum regenerasi hemoglobin
3. Pengawasan pengobatan secara cermat untuk memastikan
pemenuhan kebutuhan dengan terapi yang diresepkan
4. Pemberian suplemen besi pada waktu makan untuk
mengurangi iritasi asam lambung
Lampiran materi
Anemia, Defisiensi Besi
A. Definisi

Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan/atau masa


hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan tubuh. Secara laboratoris, anemia dihajarkan sebagai
penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematocrit dibawah
normal.
Istilah anemia mengacu pada suatu kondisi dimana terdapat
penurunan konsentrasi hemoglobin, jumlah SDM sirkulasi, atau volume
sel darah tanpa plasma (hematocrit) dibandingkan dengan nilai-nilai
normal.
Gangguan transport oksigen yang ditandai dengan defisiensi
sistesis hemoglobin. Paling sering pada perempuan pramenopause, bayi,
anak-anak, dan remaja (terutama gadis). Anemia difisiensi besi terjadi bila
suplai besi tidak adekuat untuk pembentukan eritrosit yang optimal yang
menyebabkan sel-sel lebih kecil (mikrositik) dengan warna sedikit
(hipokrom) pada pewarnaan dan penyakit yang berat, sel-sel berbentuk
cerutu, memanjang.
B. Tanda dan gejala
1. Sesak nafas saat aktivitas, kelelahan, pucat, lesu, tidak mampu
berkonsentrai, iritabilitas, nyeri kepala, mudah terkena infeksi.
2. Peningkatan curah jantung dan takikardia
3. Kuku yang bergerigi secara kasar, berbentuk sendok (koilonikia),
rapuh.
4. Lidah yang sakit, merah, seperti terbakar.
5. Kulit kering, nyeri pada sudut mulut.
C. Komplikasi
1. Perdarahan
2. Infeksi dan pneumonia
3. Overdosis suplemen
4. Pika (Dorongan konsumsi makanan yang bukan merupakan bahan
pangan seperti tanah, tanah liat, es, dan tepung)
D. Pengobatan
1. Indentifikasi penyebab sehingga memungkinkan pengobatan anemia
secara tepat
2. Terapi penggantian besi, yang meliputi preparat besi oral atau
kombinasi besi dan asam askorbat untuk memastikan asupan besi yang
adekuat
3. Pemberian besi parenteral untuk mereka yang memiliki masalah
dengan obat oral; juga diberikan untuk mencapai tingkat maksimum
regenerasi hemoglobin
4. Pengawasan pengobatan secara cermat untuk memastikan pemenuhan
kebutuhan dengan terapi yang diresepkan
5. Pemberian suplemen besi pada waktu makan untuk mengurangi iritasi
asam lambung
DAFTAR PUSTAKA

Buss, Jaime Stockslager.(2013).Buku Saku Patofisiologi menjadi Sangat Mudah.


Handayani, Wiwik., Haribowo, Andi Sulistyo.(2008).Buku Ajar Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan Gangguan System
Hematologi.Jakarta:Salemba Medika
Tambayong, Jan.(2000).Patofisiologi untuk Keperawatan.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai