Anda di halaman 1dari 4

DISKUSI.

1 SESI 1
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN – PAJA3233

Nama : R. Lukman Ludiansyah


NIM : 043686808
Prodi : D3 Perpajakan

Pertanyaan
1. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam dalam penentuan klasifikasi bumi dan bangunan?
2. Cara untuk memudahkan penghitungan PBB terutang adalah dengan membuat klasifikasi bumi
dan bangunan, yaitu pengelompokan bumi dan bangunan menurut nilai jualnya. Klasifikasi
dimaksud sekaligus sebagai pedoman penentuan NJOP. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam
dalam penentuan klasifikasi bumi adalah :
1. letak;
2. peruntukan;
3. pemanfaatan;
4. kondisi lingkungan dan lain-lain.
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam dalam penentuan klasifikasi bangunan adalah :
1. bahan yang digunakan;
2. rekayasa;
3. letak;
4. kondisi lingkungan dan lain-lain..
Coba jelaskan contoh masing-masing faktor tersebut!
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,
Mohon izin menjawab pertanyaan Diskusi.1:
Jawaban:
Sumber:
1. Power Point Materi PBB 1;
2. Rangkuman Materi PPB Inisiasi.1;
3. Buku Modul Pajak Bumi dan Bangunan – PAJA3233;

Menurut Pendapat Saya setelah membaca dan memahami materi Pajak Bumi dan Bangunan,
dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam dalam penentuan klasifikasi bumi dan bangunan ?
Yang petama adalah Faktor Klasifikasi Bumi :
- Letak Tanah/Bangunan;
- Peruntukan Tanah/Bangunan;
- Pemanfaatan;
- Kondisi Lingkungan;
- Luas Tanah, Bumi, dan Bangunan;
- Kesuburan atau Hasil Tanah/Bangunan;
- Adanya Irigasi atau tidak.
Yang kedua adalah Faktor Klasifikasi Bangunan :
- Bahan yang digunakan;
- Rekayasa;
- Letak;
- Kondisi Lingkungan.

2. Menurut Pendapat Saya, Penjelasan dan contoh untuk faktor klasifikasi bumi sebaga
berikut:
- Letak Tanah/Bangunan;
Letak tanah/bangunan itu sendiri merupakah lokasi/denah suatau tanah/bangunan itu
berada yang dipergunakan, dimanfaatkan, diusahakan, atau yang diusahakan, kita
perlu mengetahui letak tanah/bangunan tersebut untuk dapat menentukan Nilai Jual
Objek Pajak (NJOP), apakah letaknya itu sektor pedesaan, perkantoran, dll karena
akan berbeda dalam penetapan NJOPnya.
Contoh: Suatu Tanah milik Bapak A terletak di Kecamatan A yang merupakan daerah
perkotaan karena sudah memilik akses jalan yang bagus, listrik, dekat pasar dll akan
berbeda penetapan NJOP nya dengan tanah milik Bapak B yang terletak jauh di
pedalaman pendesaan yang akses jalannya belum baik, belum ada listrik, dan jauh
dari perkotaan.
- Peruntukan Tanah/Bangunan;serta Pemanfaatan
Dalam menentukan klasifikasi bumi, peruntukan tanah/bangunan merupakan faktor
yang perlu di perhatikan mengingat apabila peruntukan itu ditujukan untuk fasilitas
umum yang digunakan semata mata untuk kepentingan umum, pemerintahan,
daerah, itu akan sangat berpengaruh berkaitan dengan dikecualikannya menjadi
Objek Pajak. Karena sesuai dengan Pasal 3 UU PBB sudah ditentukan kategori objek
yang dikecualikan dari PBB, itu berdasarkan peruntukan. Jadi menurut saya,
peruntukan tanah/bangunan ini perlu di rinci dan di klasifikasi dengan benar oleh
subjek pajak yang memilikinya.
Contoh: Bapak A memiliki sepetak tanah dengan dibagi menjadi 2 bagian, yang 1
bagian tanah/bangunan direncanakan akan ia wakaf kan menjadi tempat ibadah,
sementara yang bagian lainnya akan dijadikan lahan untuk usaha.
- Kondisi Lingkungan;
- Luas Tanah, Bumi, dan Bangunan;
Luas tanah, bumi, dan bangunan menjadi faktor penentu klasifikasi bumi, karena luas
atau sempit nya suatu tanah sangat berpengaruh dalam penetapan NJOPnya
sebagai objek PBB, sehingga subjek PBB nya baik orang pribadi/pengusaha perlu
menetapkan,menentukan batas-batas luas tanahnya , berapa ukuran luas nya,
panjang, lebarnya tanah tersebut.
- Kesuburan atau Hasil Tanah/Bangunan;
Hasil dari tanah yang subur tentu berbeda dengan hasil tanah yang kurang bahkan
tidak subur, dalam sektor perkebunan pasti pengusaha/orang pribadi yang ingin
menjalankan usaha di bidang perkebunan pasti menentukan kondisi kesuburan tanah
yang akan dijadikan tempat bercocok tanam sayur-sayuran maupun buah-buahan,
kondisi tanah yang lembab, gembur, pasti lebih subur dibandingkan dengan kondisi
tanah yang kering, banyak bebatuan, kurang air, kurang gembur.
- Adanya Irigasi atau tidak.
Khususnya untuk sektor pertanian, perlu di tinjau dari adanya sistem irigasi atau tidak
terkait peruntukan tanah untuk areal produksi atau areal non produksi. Sehingga
tanah contoh: seperti sawah untuk produksi padi/beras dalam sekala besar tentunya
menggunakan sistem irigasi yang baik, berbeda dengan sawah yang menggunakan
sistem perairan tak tentu atau bahkan tidak menggunakan sistem irigasi, yang
semata-mata di gunakan subjek pajak (pemilik) untuk keperluan pribadi. Sehingga
akan dibedakan dalam penetapan NJOP.

2. Menurut Pendapat Saya, Penjelasan dan contoh untuk faktor klasifikasi bangunan
sebaga berikut:
- Bahan yang digunakan;
Klasifikasi bangunan tentunya ada berbagai macam seperti bangunan untuk hunian
biasa, hunian komersil, untuk bangunan perkantoran, perdagangan, pemerintahan.
Dari macam-macam bangunan tersebut tentunya memerlukan bahan-bahan yang
berbeda,menurut dari sumber nya, apakah bahan tersebut sebagian ada dari
pemberian/hibah, atau tidak, bahan bangunan yang digunakan untuk konstruksi
bangunan tersebut pastinya akan menghasilkan produk bangunan yang berbeda, ada
yang beton, permanen, ataupun semipermanen.
Contoh: Bangunan Rumah Pribadi menggunakan bahan-bahan seperti batu bata,
beton, pasir kerikil, semen, atap, maupun besi sesuai dengan keinginan dari si pemilik
rumah tersebut, dan yang pasti menggunakan bahan bahan yang terbaik sesuai
dengan kesanggupan masing-masing, berbeda dengan bangunan rumah komersil
seperti perumahan yang menggunakan bahan-bahan bangunan yang
disetarakan/standar sama untuk tiap-tiap rumah yang dibangunnya.
- Rekayasa;
- Letak;
- Kondisi Lingkungan.
Faktor Rekayasa, Tatak Letak, Kondisi Lingkungan sangat berpengaruh untuk
klasifikasi bangunan yang memiliki fungsi atau kombinasi beberapa fungsi misalnya
untuk fungsi perdagangan, pertokoan (mall, minimarket,supermarket,ruko), restoran
apartemen, hotel, rumah sakit, pemerintahan pusat atau daerah. Dari jenis dan fungsi
bangunan yang berbeda tersebut, pasti di klasfikasikan berdasarkan letaknya, kondisi
lingkungan, rekayasa untuk penentuan lokasi kesesuaian lokasi yang strategis satu
dengan yang lainnya dengan diatur oleh peraturan pemerintah. Contoh: untuk
fasilitas umum bangunan rumah sakit, sekola, puskesmas yang dipergunakan oleh
masyarakat umum, tentunya letak sangat berpengaruh. Sebuah Apotik pasti akan
dibangun setidaknya tidak jauh dari rumah sakit, sekolah dasar, sekolah menengah
pasti letaknya tidak akan jauh dari pusat kota, tempat ramai, pertokoan, yang kondisi
lingkungannya disesuaikan dengan kondisi bangunan-bangunan tersebut. Bangunan
bertingkat seperti perkantoran, rumah susun, apartemen, pasti dibangun dengan
lokasi yang strategis. Tidak mungkin sebuah bangunan seperti sekolah akan
berdekatan dengan bangunan berbahaya seperti tempat untuk pengembangan nuklir,
militer, ataupun laboratorium. Dari simpulan tersebut, bahwan faktor bahan,
rekayasa, letak, serta kondisi lingkungan sangat berpengaruh khususnya dalam
klasifikasi bangunan untuk penetapan NJOP yang kaitannya dengan penetapan pajak
bumi dan bangunan.

Demikian jawabansaya. Mohon izin untuk koreksi apabila ada hal yang kurang tepat, saran,
masukan lain apabila berbeda.
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai