Anda di halaman 1dari 21

Pengertian Aset Tetap Berwujud dan Tidak Berwujud

Aset merupakan hal terpenting dalam sebuah perusahaan. Aset adalah salah satu akun
dalam sebuah laporan keuangan. Aset terbagi menjadi dua yaitu aset lancar dan aset tetap.
Pembagian aset ini tergantung dari likuiditas aset tersebut. Likuiditas sangat penting bagi
sebuah perusahaan, sehingga aset terbagi berdasarkan likuiditas tersebut.
Likuiditas disini memiliki arti estimasi kelancaran aset menurut perusahaan. Jadi aset yang
dimiliki perusahaan dibagi berdasarkan mudah atau sulitnya di “cairkan”. Kembali ke
pembagian aset tadi, untuk aset lancar dapat diartikan jika aset-aset tersebut memiliki
likuiditas tinggi. Seperti contoh misalnya kas, akun bank, persediaan barng dagang dan lain
sebagainya
Pengertian aset tetap dalam akuntansi
Menurut beberapa ahli dan standar akuntansi aset tetap adalah:

 Sofyan safri

Aset tetap adalah aset suatu entitas yang menjadi hak milik perusahaan yang digunakan
untuk memproduksi (menghasilkan) barang atau jasa entitas bisnis dan digunakan secara
terus-menerus.

 Gatot supriyanto

Aset tetap adalah harta kekayaan atau sumber daya entitas (perusahaan yang didapatkan
dan dikuasai dari hasil kegiatan ekonomi pada masa lalu. Biasanya aset tetap digunakan
dalam menjalankan aktifitas operasional usaha perusahaan untuk memproduksi barang dan
jasa.

 PSAK

Aktiva tetap (aset tetap adalah aset yang berwujud yang didapatkan/ diperoleh dengan
kondisi siap pakai maupun dibangun terlebih dahulu dan digunakan dalam aktifitas
operasional perusahaan, tidak ditujukan dijual kembali dalam rangka aktivitas normal
perusahaan serta memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku.
Dari ketiga pengertian tersebut dapat di rumuskan menjadi beberapa karakteristik yang
melekat pada aset tetap yaitu:

 Digunakan untuk memproduksi


 Ada wujud fisiknya
 Memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu tahun
 Tidak untuk di perjual-belikan
 Dikuasai dari hasil kegiatan ekonomi pada masalalu
 Digunakan terus menerus
 Di dapatkan / diperoleh dengan kondisi siap pakai maupun dibangun terlebih dahulu

Jadi kesimpulannya aset tetap adalah semua aset yang masuk kriteria tersebut. Contoh aset
tetap yaitu tanah dan bangunan yang bukan merupakan barang dagangan perusahaan,
mesin pabrik yang bukan barang dagangan juga tentunya.
Aset tetap memiliki karakteristik dapat memproduksi barang dan jasa namun tidak untuk
diperjual belikan.
Contoh sebuah tanah dan bangunan jika itu diperdagangakan seperti perusahaan real
estate itu bukan aset tetap. Karena aset tersebut adalah barang dagangan. Namun
bukannya tidak diperbolehkan menjual aset tetap, jika perusahaan memerlukan aset tetap
sendiri bisa diperjual belikan seperti aset lainnya. Tapi pada saat pembelian niat dari pihak
manajemen sangat berpengaruh pada penetapan status aset tersebut menjadi aset tetap
atau lancar.
Akun-akun yang tergolong aset tetap
Aset tetap yang memenuhi kriteria aset tetap itu sendiri sebenarnya tiap perusahaan
memiliki beberapa prosedur untuk menentukan aset tetap dan memiliki klasifikasi sendiri
untuk memasukkan akun tersebut menjadi akun aset tetap atau tidak.
Jenis Aset Tetap, terbagi 2, yaitu :

1. Berwujud
Aset tetap berwujud merupakan aset yang lumrah kita lihat dibeberapa perusahaan. Karena
beberapa aset ini juga sudah dimiliki dan semua perusahaan sepertinya memang harus
memiliki beberapa aset ini. karena memang aset ini sangat dibutuhkan oleh beberapa
perusahaan. Berikut beberapa aset tetap berwujud:

 Peralatan kantor : Contoh dari akun ini yaitu komputer, alat hitung dan lain-lain.
Yang memiliki nilai ekonomi satu tahun.
 Alat pengangkutan : Contoh dari akun ini yaitu mobil yang biasa digunakan untuk
bertransaksi barang ataupun jasa.
 Gedung : Biasanya beberapa perusahaan mengklasifikasikan gedung kantor untuk
aset ini.
 Tanah : Karena tanah dan bangunan berbeda klasifikasinya. Maka tanah dan
bangunan tidak digabung menjadi satu Karena tanah tidak dapat disusutkan sedangkan
tanah dapat disusutkan
 Mesin : Mesin pabrik yang dibeli dan beberapa ongkos pemeliharaannya di
masukkan dalam satu akun ini.

2. Tidak berwujud
Berbeda dengan aset berwujud yang dapat dilihat dengan kasat mata. Aset tidak berwujud
ini tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Untuk melihatnya diperlukan survey kepada para
calon pelanggan.

 Nama baik perusahaan : Nama baik perusahaan sangat dibutuhkan dalam


keberlangsungan perusahaan tersebut. Maka dari itu nama baik perusahaan dimasukkan
sebagai aset tak berwujud.
 Hak paten : Hak paten merupakan pokok dari keberlangsungan produksi
perusahaan itu sendiri dan modal itu dapat di akui sebagai aset perusahaan.
 Hak cipta : Izin yang paling diwajibkan dalam perusahaan yaitu hak cipta. Karna jika
tidak ada hak cipta maka inovasi produk kita tidak aman. Ada kemungkinan untuk di plagiasi
oleh pihak pesaing.
 Merk dagang : Seperti halnya aset tetap tidak berwujud lainnya merk dagang di
tempatkan sebagai aset tetap karna sangat penting bagi proses produksi barang dalam
perusahaan.

Perolehan Aset Tetap


Terdapat berebapa cara dalam memperoleh aktiva tetap, beberapa faktor yang
mempengaruhi harga perolehan aktiva tetap diantaranya:

1. Perolehan aktiva tetap Pembelian tunai,


2. Perolehan aktiva tetap Pembelian kredit,
3. Perolehan aktiva tetap dengan wesel bunga,
4. Perolehan aktiva tetap Pembelian gabungan/Lum-sum (satu paket)
5. Perolehan aktiva tetap dengan penerbiatan saham
6. Perolehan aktiva tetap Membangun sendiri
7. Perolehan aktiva tetap adanya sumbangan/hadiah dari pihak lain
8. Perolehan aktiva tetap dengan Pertukaran

Penentuan Perolehan Aktiva Tetap

Pengertian Harga perolehan adalah semua pengeluaran yang dikorbankan untuk


mendapatkan aktiva tetap dan pengeluaran lain agar aktiva siap untuk digunakan. (Haryono
Jusup, 2005; 155)
Harga perolehan adalah harga beli ditambah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh dan menyiapkan hingga aktiva tetap tersebut siap digunakan.  (Wit & Erhans,
2000; 82).
Prinsip akuntansinya adalah aktiva tetap harus dicatat sesuai dengan harga perolehannya.

Contoh Kasus

Sebuah komputer merek acer dibeli dengan harga Rp 7.500.000,00 dan mendapat
potongan tunai sebesar 10%. Biaya tambahan untuk install komputer dan pemasangan
sehingga komputer siap digunakan sebesar Rp 250.000,00 maka harga perolehan komputer
tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

Harga beli 7.500.000

Potongan tunai 10 % (750.000 )

6.750.000

Biaya install dan pasang 250.000

Harga Perolehan 7.000.000

Jurnal transaksi tersebut adalah:


Komputer 7.000.000

     Kas 7.000.000

1. Perolehan Aktiva Tetap Pembelian Tunai

Dalam pembelian secara tunai, harga perolehan adalah harga beli bersih setelah dikurangi
potongan tunai ditambah pengeluaran-pengelauaran.
Contoh Kasus

Dibeli mesin pabrik seharga Rp. 55.000.000, biaya tambahan yang terkait meliputi, PPN
sebesar Rp. 5.500.000, Premi asuransi sebesar Rp. 550.000 dan biaya pemasangan mesin
sebesar Rp. 1.450.000. maka harga perolehannya dapat dihitung :

Harga beli 55.000.000


PPN 5.500.000

Premi asuransi 550.000

Biaya pemasangan 1.450.000

Harga perolehan 62.500.000

Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah


Mesin pabrik 62.500.000

Kas 62.500.000

2. Perolehan Aktiva Tetap Pembelian Kredit


3. Perolehan Aset Tetap Menggunakan Wesel Bunga
Pembelian aktiva tetap dengan jumlah rupiah yang besar biasanya akan dibayar
perusahaan dengan menggunakan wesel berbunga. Pembeli biasanya diwajibkan
membayar uang muka dan sisanya dibayar dengan wesel berbunga, dan pembayaran
bunga dibayar pada saat jatuh tempo wesel tersebut.
Harga perolehan aktiva dapat dihitung dengan jumlah uang muka ditambah nilai nominal
wesel. Biaya bunga merupakan biaya pendanaan (financing cost) yang dicatat dengan
mendebet rekening biaya bunga.
Contoh Kasus

PT Asio membeli peralatan pabrik seharga Rp 120.000.000,00 secara tunai. Uang muka
yang diberikan sebesar Rp 20.000.000,00 dan sisanya dibayar dengan wesel berbunga
jangka waktu setahun bunga 10%. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:

Peralatan Pabrik 120.000.000

       Kas 20.000.000

      Utang wesel 100.000.000

(untuk mencatat uang muka dan


penarikan utang wesel)

Dan pada saat jatuh tempo wesel, dibayarkan nilai nominal setelah ditambah dengan bunga
sebesar 10.000.000 ( 100.000.000 x 10%) dan dicatat dalam jurnalnya:
Utang Wesel/Wesel Bayar 100.000.000

Biaya Bunga 10.000.000

Kas 110.000.000

4. Pembelian Dalam Satu Paket/Gabungan/ Lump-Sum


Pembelian dalam satu paket (gabungan) sering disebut juga sebagai lump-sum. Harga
paket gabungan didasarkan pada harga perolehan masing-masing aktiva tetap yang
ditentukan dengan harga pasar.
Contoh Kasus
Pada tanggal 1 Januari, PT Lisa membeli tanah, gedung dan peralatan dengan harga total
sebesar Rp. 120.000.000. harga pasar masing-masing untuk tanah sebesar Rp. 45.000.000,
untuk gedung seharga Rp. 75.000.000 dan untuk peralatan seharga Rp. 30.000.000.:

% dari HP &
Golongan Harga Pasar Alokasi
Perhitungan

Tanah 45.000.000 30 % x 120.000.000 36.000.000

Gedung 75.000.000 50 % x 120.000.000 60.000.000

Peralatan 30.000.000 20 % x 120.000.000 24.000.000

  150.000.000 100 % 120.000.000

Jurnal untuk mencatat alokasi harga perolehan dari masing-masing aktiva adalah
Tanah 36.000.000

Gedung 60.000.000

Peralatan 24.000.000

     Kas 120.000.000

1. Perolehan Aktiva Tetap Membangun Sendiri

1. Perusahaan terkadang membangun sendiri aktiva tetap/asset tetapnya, maka


terdapat dua situasi dalam penentuan harga Asset tetap yang dibangun sendiri
dengan dana yang berasal dari dalam perusahaan.

Asset yang dibangun sendiri adalah bangunan yang timbul karena tidak harga pembelian
ataupun harga kontrak pembangunan. Maka perusahaan harus mengalikasikan seluruh
biaya yang dikeluarkan meliputi biaya (bahan, tenaga kerja dan oberhead) yang berkaitan
dengan pembangunan tersebut.
6. Perolehan Aktiva Tetap Dengan Menerbitkan Saham
7. Pertukaran Asset Tetap dengan Aset Yang Serupa
Contoh Kasus

PT. Abadi menukar mobil lama dengan nilai buku Rp 135.000.000,00 dari harga perolehan
sebesar Rp 150.000.000,00, akumulasi penyusutan Rp 15.000.000,00 dan harus membayar
uang kas sebesar Rp 10.000.000,00 yang ditukar dengan mobil baru dengan harga pasar
wajar Rp 170.000.000,00

Perhitungannya sebagai berkut:


Jurnalnya adalah
Mobil Baru 170.000.000

Ak. Peny. Mobil Lama 15.000.000

      Mobil Lama 150.000.000


      Kas 10.000.000

Laba Pertukaran Mobil 25.000.000


 

PT. Abadi menukar mobil lama dengan nilai buku Rp 135.000.000,00 dari harga perolehan
sebesar Rp 150.000.000,00, akumulasi penyusutan Rp 15.000.000,00 dan harus membayar
uang kas sebesar Rp 40.000.000,00 yang ditukar dengan mobil baru dengan harga pasar
wajar Rp 170.000.000,00

Perhitungannya sebagai berkut:


Jurnalnya adalah
Mobil Baru 170.000.000

Ak. Peny. Mobil Lama 15.000.000

Rugi Pertukaran Mobil 5.000.000

      Mobil Lama 150.000.000

      Kas 40.000.000

 
Neraca lajur /Kertas Kerja/Worksheet
Nama Akun L/R Neraca
Debit Kredit Debit Kredit
Mobil Lama - - 150.000.000 -
Akumulasi - - - 15.000.000
Depresiasi/Penyusuta
n Mobil lama

Neraca
Aset Utang & Modal
Aset Lancar Utang
Lancar:
Kas, dll xxxx Utang Jk.
Pendek:
Total aset Utang
Lancar Wesel/Wesel
Byr
Aset Tetap
Tanah xxxx Ekuitas:
Mobil 150.000.000 Modal
Saham
Akumulasi (15.000.000)
Peny Mobil
135.000.000

c. Pertukaran asset tetap yang tidak serupa


Pertukaran asset ini dihitung dari harga pasar wajar asset yang dipertukarkan mana yang
lebih jelas.
Contoh Kasus

PT. Cendikia melakukan transaksi pertukaran tanah seluas 1.000 meter persegi dengan
mobil seharga Rp 200.000.000. pertukaran ini mengakibatkan PT. Cendekia menerima kas
sebanyak Rp. 20.000.000.:

Jurnal yang dibuat adalah


Mobil 200.000.000

Kas 20.000.000

    Tanah 220.000.000

 PT. Cendikia melakukan transaksi pertukaran peralatan kantor yang diperoleh seharga
250.000.000 dengan nilai buku 210.000.000,00 dengan total akumulasi penyusutan Rp
40.000.000,00 dengan mobil seharga Rp 200.000.000. pertukaran ini mengakibatkan PT.
Cendekia membayar kas sebanyak Rp. 5.000.000.:

Jurnal yang dibuat adalah


Mobil 200.000.000

Ak. Peny. Peralatan 40.000.000

 Rugi Pertukaran AT 15.000.000

Peralatan 250.000.000

   Kas 5.000.000

PT. Cendikia melakukan transaksi pertukaran peralatan kantor yang diperoleh seharga
250.000.000 dengan nilai buku 210.000.000,00 dengan total akumulasi penyusutan Rp
40.000.000,00 dengan mobil seharga Rp 200.000.000. pertukaran ini mengakibatkan PT.
Cendekia menerima kas sebanyak Rp. 30.000.000.:

Jurnal yang dibuat adalah


Mobil 200.000.000
Ak. Peny. Peralatan 40.000.000

Kas 30.000.000

Peralatan 250.000.000

   Laba Pertukaran AT 20.000.000

8. Akuisisi Dan Disposisi Dari Donasi Atau Hadiah


Pertukaran asset yang berasal dari donasi disebut juga transfer tanpa timbal balik (karena
transfer satu arah). Perlakuan ini dihitung dari nilai buku asset yang akan dicatat dalam
buku.
Contoh Kasus

PT. Kartika menerima sebidang tanah dari donasi, harga pasar wajar dari tanah seharga Rp.
150.000.000 kemudian digunakan untuk pembangunan fasilitas umum.:

Jurnalnya adalah;
Tanah 150.000.000

   Modal Donasi 150.000.000

Contoh Kasus

PT. Wijaya menghibahkan tanah seharga Rp. 80.000.000, namun tanah tersebut
mempunyai harga pasar wajar Rp. 110.000.000.:

Jurnal transaksi tersebut adalah:


Harta Donasi 110.000.000

     Tanah 80.000.000

     Keuntungan 30.000.000

Penilaian aset tetap


Seperti yang disebutkan diatas aset tetap memiliki sumber dari pembangunan sendiri,
pembelian dan lain-lain. Sebetulnya penilaian aset tetap cukup mudah, dengan menambah
beberapa biaya perolehan aset tetap itu sendiri. Namun aset tetap memiliki karakter memiliki
nilai manfaat lebih dari satu tahun buku ini yang menyebabkan aset tetap haru di hitung
penyusutannya. Maka dari itu untuk penilaian aset tetap saya golongkan menjadi dua
golongan. (baca juga : sistem pencatatan kas kecil)
Penilaian aset tetap pada awal tahun perolehan
Pada awal tahun perolehan perusahaan harus memasukkan semua unsur biaya yang
melekat pada aset tetap tersebut pada saat perolehan. Untuk memudahkan pembaca
sumber-sumber aset tetap saya golongkan menjadi lima berikut penggolongannya dan
penjelasannya. (baca juga: hakikat akuntansi)

 Aset tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai (pembelian)


Aset tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai ini dapat dikatakan diperoleh dengan
cara pembelian. Aset yang diperoleh dengan cara dibeli ini sangat mudah menentukan nilai
yang terkandung dalam aset tersebut. Yaitu dengan menambahkan semua biaya yang
melekat pada aset tersebut. Contohnya jika kita membeli mobil untuk aset tetap perusahaan
pada saat pembelian pasti kita dikenakan harga pembelian ditambahn ppn dan biaya
baliknama. Nah dalam nilai buku aset kita diwajibkan untuk memasukkan ketiga unsur biaya
tersebut. Bukan hanya memasukkan harga aset tetap itu sendiri. Hal ini dilakukan agar nilai
dari aset tetap tersebut bersifat real, bukan hanya harga pasar saja yang dapat
membingungkan dalam pelaporan keuangan. (baca juga: dasar-dasar akuntansi)

 Aset tetap yang dibangun sendiri

Seperti halnya aset tetap yang dibeli, aset yang di peroleh dengan cara membangun sendiri
ini juga harus memasukkan semua biaya dalam aktivitas pembangunan tersebut. Mulai dari
pembelian bahan material, upah pekerja sampai biaya-biaya lain yang diwajibkan untuk di
bayar. Seperti biaya pengurusan Ijin Mendirikan Bangunan, biaya transportasi material
maupun pekerja, dan lain-lain. Pokoknya semua biaya yang ditujukan untuk aktivitas
pembangunan harus dimasukkan sebagai biaya material. (baca juga : harga pokok
produksi)

 Aset tetap yang berasal dari sumbangan

Jika aset tetap berasal dari sumbangan maka pencatatan nilainya tidak langsung di tulis
nihil. Untuk memenuhi kriteria aset tetap yang memiliki nilai yang materiil maka aset yang
diperoleh dari sumbangan harus tetap di catat nilai dari aset tetap tersebut. Meskipun pihak
manajemen tidak mengeluarkan biaya apapun. Untuk aset tetap yang diperoleh dari
sumbangan dapat mencatat harga pasar aset tersebut. Nantinya harga pasar tersebut
sebagai dasar pencatatan pendapatan lain-lain perusahaan yang berwujud aset tetap. (baca
juga: unsur-unsur laporan keuangan)

 Aset tetap yang diperoleh dari pertukaran aktiva non tunai

Aktiva non tunai ini dapat dicontohkan sebagai piutang. Dalam beberapa kasus perusahaan
yang tidak dapat membayarkan hutangnya biasanya menjaminkan aset tetap yang ia miliki.
Jika aset tetap tersebut sudah milik perusahaan debitur maka perusahaan debitur secara
otomatis memasukkan beberapa biaya yang melekat pada aset tetap tersebut menjadi nilai
perolehan ditambah piutang yang dihapus dari adanya transaksi pertukaran aktiva non tunai
tersebut.
Contohnya PT. A memiliki hutang pada PT. B dan menjaminkan tanah dan bangunan
gudangnya. Pada waktu berjalan PT. A tidak dapat membayar dan PT. B berhak atas tanah
dan bangunan gudang tersebut. Terjadilah transaksi penyerahan yang harus membayar
notaris dan membayar BPHTB yang di tanggung PT. B. Maka nilai dari tanah dan bangunan
gedung tersebut ialah nilai hutang PT. A ditambah biaya notaris dan BPHTB. (baca
juga: pengelolaan kas kecil)

 Aset tetap yang diperoleh dari patungan

Untuk kasus yang satu ini sangat langka terjadi. Yaitu aset tersebut diperoleh dengan cara
patungan dan digunakannya juga bersama-sama. Biasanya kedua pihak yang bekerjasama
tersebut memiliki kepastian rasio pemakaian yang nantinya digunakan sebagai dasar
penghitungan biaya yang harus dibayarkan. Dan nilai tersebut dituangkan dalam butir-butir
perjanjian yang dapat digunakan sebagai dasar penghitungan nilai aset tetap. (baca
juga: manfaat akuntansi manajemen)
Penghitungan aset tetap pada tahun berjalan
Aset tetap yang memproduksi barang atau jasa pasti semakin tahun semakin menurun
nilainya. Namun tidak semua aset tetap mengalami hal tersebut. Contohnya tanah, tanah
tidak akan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai yang biasa disebut penyusutan ini di
hitung berdasarkan manfaat ekonomi yang di tentukan perusahaan tersebut. Untuk
memudahkan penghitungan biasanya perusahaan melakukan penyusutan sesuai dengan
peraturan perpajakan yang berlaku. Nantinya penyusutan ini dimasukkan sebagai biaya
yang dibebankan pada perusahaan. Penyusutan sendiri dibagi menjadi 2 metode
penghitungan. (baca juga: pengertian akuntansi piutang)
Depresiasi atau Penyusutan

Depresiasi adalah alokasi yang dibuat secara sistematis untuk mengecilkan atau
mengurangi jumlah aset selama masa manfaat.

Aset tetap ini adalah aset perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional. Setiap tahun,
biaya penyusutan timbul untuk aset tetap yang digunakan dalam operasi perusahaan.
Secara umum penerapan depresiasi atau depresiasi aset tetap terhadap keuangan
perusahaan dapat mempengaruhi laporan keuangannya dan juga perubahan dalam pajak
penghasilan perusahaan.
Depresiasi sering dipandang sebagai kerugian dalam nilai penghitungan, tetapi bagi seorang
akuntan yang memahami laporan keuangan dapat melihat depresiasi sebagai alat untuk
alokasi biaya.
Agar lebih memahami maka kami sajikan beberapa definisi depresiasi menurut para ahli
sebagai berikut:
Menurut Kieso, Weygant dan Warfield
Depresiasi adalah proses akuntansi untuk mengalokasikan biaya aset berwujud ke dalam
biaya sistematis dan nasional terhadap periode yang diharapkan mendapat manfaat dari
penggunaan aset ini.

Menurut Zaki Baridwan


Depresiasi adalah bagian dari harga perolehan aset tetap yang dialokasikan secara
sistematis untuk biaya periode akuntansi.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)


Depresiasi adalah alokasi jumlah aset yang dapat disusutkan selama estimasi masa
manfaat. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan pada pendapatan baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Metode Depresisi Aset TetapMetode Depresiasi dalam Akuntansi Bisnis

Di perusahaan ada beberapa metode penyusutan yang umum digunakan. Sesuai dengan
definisi penyusutan di atas, yang mengharuskan akuntan untuk menggunakan metode
penyusutan yang rasional dan sistematis.
Misalnya dalam studi kasus, perusahaan Anda ingin membeli mesin produksi baru untuk
tujuan tertentu, dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Biaya Mesin Produksi Baru = Rp 500 juta


 Perkiraan Manfaat Waktu = 5 tahun
 Nilai Residu atau Nilai Sisa = Rp50 juta
 Usia Produktif = 30 ribu jam

Dari uraian ini, ada beberapa metode penyusutan yang dapat Anda gunakan untuk
menghitung biaya penyusutan keuangan perusahaan Anda, termasuk:
1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
Metode ini juga disebut Metode Garis Lurus dan merupakan metode yang paling sering
digunakan untuk menghitung biaya penyusutan.
Metode ini berfokus pada penyusutan sebagai fungsi waktu dan bukan fungsi penggunaan.
Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:

 Biaya Penyusutan = (Biaya Perolehan – Nilai Residu): (Periode Masa Manfaat Aset)
 Beban penyusutan Per Tahun = (Rp 500 juta – Rp 50 juta): 5 = Rp 90 juta
 Tarif peny per tahun = 100% : 5 th = 20%

Th Harga Nilai Buku Tarif Penyusutan Akumulasi Nilai Buku


Perolehan Awal Tahun (HargaPerolehan - Nilai penyusutan Akhir Tahun
Residu) xTarif
1 500.000.000 500.000.000 20% (500.000.000 - 0+90.000.000 (HP – Ak
50.000.000)x20%=90.000.00 = 90.000.000 Peny)=
0 500.000.000 –
90.000.000 =
410.000.000
2 500.000.000 410.000.000 20% 90.000.000 180.000.000 320.000.000
3 500.000.000 320.000.000 20% 90.000.000 270.000.000 230.000.000
4 500.000.000 230.000.000 20% 90.000.000 360.000.000 140.000.000
5 500.000.000 140.000.000 20% 90.000.000 450.000.000 50.000.000

Namun, penggunaan metode ini dianggap kurang realistis karena penggunaan aset yang
sama setiap tahun.
2. Metode Beban Menurun (Decreasing Charge Methode)Metode Saldo Menurun
Metode ini adalah metode penyusutan yang dipercepat yang memberikan biaya penyusutan
yang lebih tinggi pada tahun awal dan biaya yang lebih rendah pada periode berikutnya.
Fokus utama pada metode ini adalah lebih banyak biaya penyusutan di awal tahun karena
aset menurun selama tahun berjalan.
Metode ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu
A. Metode Jumlah Angka Tahun
 Perhitungan depresiasi menggunakan fraksi dengan pembilang satu tahun (5 + 4 + 3
+ 2 + 1 = 15) dan jumlah tahun menjadi penyebut.
8 th = 8 + 7 + 6 + 5 +4 +3 + 2 +1 = 36 dari th 1 s.d ke 8 (8/36, 7/36, 6/36, 5/36, 4/36,
3/36, 2/36, dan 1/36)
 Dalam metode ini, pembilang berkurang dari tahun ke tahun dan penyebutnya tetap
(5/15, 4/15, 3/15, 2/15, dan 1/15). Berikut ilustrasinya:

Tahu Harga Pecahan Penyusutan (Pecahan Akumulasi Nilai Buku


n Perolehan- Penyusuta Penyusutanx(Harga penyusutan Akhir Tahun
NR n Perolehan-Nilai Residu)
1 450.000.00 5/15 (500.000.000 - 0+150.000.00 (HP – Ak
0 50.000.000)x5/15=150.000.00 0= Peny)=
0 150.000.000 500.000.000

150.000.000
=
350.000.000
2 450.000.00 4/15 120.000.000 270.000.000 320.000.000
0
3 450.000.00 3/15 90.000.000 360.000.000 140.000.000
0
4 450.000.00 2/15 60.000.000 420.000.000 80.000.000
0
5 450.000.00 1/15 30.000.000 450.000.000 50.000.000
0

 B. Metode Saldo Menurun Ganda


 Metode saldo menurun menggunakan biaya penyusutan (dalam persentase) dalam
bentuk kelipatan ganda dari metode garis lurus.
 Misalnya, tingkat saldo menurun berganda untuk aset 10-tahun akan menjadi 20%
(dua kali biaya garis lurus, yaitu 1/10 atau 10%). Berikut ilustrasinya:
T Harga Nilai Buku Tari Penyusutan(H.P Akumulasi Nilai Buku Akhir Tahun
h Perolehan Awal Tahun f erolehanxTarif) penyusutan
1 500.000.000 500.000.000 40 (500.000.000x4 0+200.000.000 (HP – Ak Peny)= 500.000.000
% 0%=200.000.00 = 200.000.000 – 200.000.000 = 300.000.000
0
2 500.000.000 300.000.000 40 120.000.000 320.000.000 180.000.000
%
3 500.000.000 180.000.000 40 72.000.000 428.000.000 108.000.000
%
4 500.000.000 108.000.000 40 43.000.000 456.800.000 64.800.000
%
5 500.000.000 64.800.000 40 14.800.000 485.200.000 50.000.000
%

 3. Metode Aktivitas (Unit Penggunaan atau Produksi)


 Metode ini mengasumsikan penyusutan sebagai fungsi produktivitas atau
penggunaan dan bukan dalam hal berlalunya waktu.
 Dengan uraian di atas, menentukan usia penyusutan mesin produksi tidak memiliki
masalah tertentu karena penggunaannya relatif mudah diukur.
 Misalkan mesin produksi digunakan 4.000 jam di tahun pertama, maka biaya
penyusutan dapat dihitung sebagai berikut:
 Biaya penyusutan = [(Rp. 500 juta – Rp. 50 juta) x 4.000]: 30 ribu = Rp. 60 juta.
 Tetapi metode ini memiliki keterbatasan karena tidak tepat untuk digunakan dalam
situasi depresiasi berdasarkan waktu dan bukan aktivitas.
 4. Metode Depresiasi Khusus
 Dalam hal depresiasi telah dijelaskan bahwa tujuannya adalah untuk mengetahui
penyusutan manfaat dari aset perusahaan.
Untuk beberapa perusahaan yang tidak dapat memilih salah satu metode penyusutan di
atas karena aset yang terlibat memiliki karakteristik unik atau memerlukan aplikasi khusus.
Ada dua metode khusus yang dapat Anda terapkan pada kasus-kasus ini, yaitu:
 Metode kelompok dan gabungan – sering digunakan pada aset yang cukup
homogen dan memiliki fungsi yang hampir sama.
 Metode campuran dan kombinasi – sering diterapkan sesuai dengan keinginan
akuntan.

Sangat berbeda kan untuk penghitungan penyusutan pada saldo menurun dan garis lurus.
Nantinya penghitungan pada tahun ke 3 dan ke 4 tetap menggunakan cara yang sama
dengan tahun-tahun sebelumnya. (baca juga: jenis-jenis laporan keuangan)

Penentuan harga pokok berbagai jenis aset tetap dengan cara membeli
Harga pokok berbagai jenis aset dapat dihitung dengan cara memasukkan semua pos biaya
yang dikorbankan untuk aset tersebut dimasukkan dalam akumulasi biaya perolehan aset.
Khususnya jika aset itu di beli perusahaan, jika perusahaan tersebut membeli aset dengan
cara kredit maka otomatis ada bunga yang harus dimasukkan dalam biaya. Dan nantinya
biaya tersebut masuk menjadi harga pokok aset.
Hal ini berlaku bagi aset tetap berwujud ataupun aset tetap tidak berwujud. Aset tetap tidak
berwujud biasanya ada yang menjual dengan hasil risetnya juga. Maka pembelian tesebut
yang dapat diakui sebagai harga pokok aset tetap tidak berwujud.
Penentuan harga pokok aset tetap dengan cara membangun sendiri
Sebetulnya tidak ada bedanya antara aset tetap yang dibeli atau di bangun sendiri. Namun
jika aset tetap dibangun sendiri seringkali para pemilik perusahaan lupa untuk memasukkan
biaya tenaga kerja pada biaya perolehan. Dan akhirnya biaya tenaga kerja tersebut tidak
masuk menjadi biaya perolehan dan tidak tercatat dalam laporan keuangan. Untuk aset
tetap yang dibangun sendiri lebih banyak pos biaya yang akan muncul. Karna menurut
dosen akuntansi membeli merupakan pengganti pos yang sudah tertata rapi dalam suatu
harga. Sehingga perusahaan pemilik aset tidak harus memperinci beberpa pos biaya untuk
membangun aset tersebut.
Hal ini sama halnya dengan aset tetap tidak berwujud dalam IFRS disebutkan bahwa aset
tetap tidak berwujud cara penghitungan harga perolehannya berdasarkan Research and
Development (R&D). Biasanya perusahaan berbasis teknologi sangat erat ikatannya dengan
riset dan pembangunan nama. Dan biaya yang dikeluarkan juga sangat banyak, maka dari
itu semua biaya yang dikeluarkan untuk riset di catat dalam sebuah pos untuk menghindari
kerugian perusahaan. Riset disini bukan hanya riset yang dilakukan pada saat sebelum aset
tersebut terbangun, tapi juga riset yang dilakukan pada saat aset tersebut sudah ada.
Penyajian aset tetap di laporan keuangan
Dalam laporan keuangan aset tetap di tulis dalam neraca keuangan. Untuk melihat balance
atau tidaknya laporan neraca wajib mencatatkan beberapa aset dan juga penyusutannya
pada periode tersebut. hal ini dimaksutkan agar beberapa aset dapat di lihat oleh para
pemilik modal dan pihak manajemen. Karna aset tetap ini sesungguhnya adalah modal
paling pokok dari sebuah perusahaan. Dengan karakteristik yang dapat digolongkan sebuah
barang yang mahal sangat lumrah untuk di cermati para pemilik kepentingan di perusahaan.
Latihan 1 :
PT XYZ melakukan pertukaran AT berikut selama tahun 2005:
a. Membeli mesin seharga Rp 25.000.000,00 degan membayar tunai Rp 10.000.000,00
dan menukar mesin sejenis yang harga perolehannya Rp 40.000.000,00 dan nilai
bukunya Rp 20.000.000,00.
b. Membeli sebuah gedung senilai Rp 100.000.000,00 dengan membayar tunai Rp
20.000.000,00 dan menyerahkan tanah yang harga perolehannya Rp 50.000.000,00
c. Membeli sebuah Kendaraan seharga Rp 300.000.000,00 ditukar dengan kendaraan
lama yang harga perolehannya Rp 250.000.000,00 dan nilai bukunya Rp
200.000.000,00. Harga pasar Kendaraan lama Rp 280.000.000,00 dan PT XYZ
membayar Rp 20.000.000,00 tunai
d. Membeli mesin seharga Rp 150.000.000,00 dengan membayar tunai Rp
50.000.000,00 dan menyerahkan mesin yang sama dengan harga perolehan Rp
100.000.000,00 dan nilai bukunya Rp 60.000.000,00
e. Membeli peralatan kantor seharga Rp 20.000.000,00 dan menyerahkan perabotan
lama dengan harga perolehan Rp 50.000.000,00 dan nilai bukunya Rp 25.000.000,00.
PT XYZ menerima uang sebesar Rp 2.500.000,00
Jurnal :
No Keterangan Debit Kredit
a Mesin (Baru) 25.000.000
Akumulasi Dep Mesin 20.000.000
Rugi pertukaran mesin 5.000.000
Mesin (Lama) 40.000.000
Kas 10.000.000

b Gedung 100.000.000
Tanah 50.000.000
Kas 20.000.000
Laba pertukaran AT 30.000.000

c Kendaraan (Baru) 300.000.000


Akumulasi Depresiasi Kendaraan 50.000.000
Kendaraan (Lama) 250.000.000
Kas 20.000.000
Laba pertukaran kendaraan 80.000.000

d Mesin (Baru) 150.000.000


Akumulasi Depresiasi Mesin 40.000.000
Mesin (Lama) 100.000.000
Kas 50.000.000
Laba pertukaran mesin 40.000.000

e Peralatan (Baru) 20.000.000


Akumulasi Depresiasi Peralatan 25.000.000
Kas 2.500.000
Rugi Pertukaran Peralatan 2.500.000
Peralatan (Lama) 50.000.000

Latihan 2:
Sebuah Mesin diperolehdenganhargaPerolehanRp 3.400.000,00, nilaiResiduRp
400.000,00 dan taksiran masa manfaat 10 tahun.
Diminta :
Buatlah table penyusutandenganmetodeGarislurus, JumlahAngkaTahun dan
SaldoMenurun Ganda beserta jurnal!
MetodeGarisLurus
Tahun HP NB Awal Th Tarif Penyusutan Ak Peny NB Akhir Th
3.400.000,0
1 0 3.400.000,00 10% 300.000,00 300.000,00 3.100.000,00
3.400.000,0
2 0 3.100.000,00 10% 300.000,00 600.000,00 2.800.000,00
3.400.000,0
3 0 2.800.000,00 10% 300.000,00 900.000,00 2.500.000,00
3.400.000,0
4 0 2.500.000,00 10% 300.000,00 1.200.000,00 2.200.000,00
3.400.000,0
5 0 2.200.000,00 10% 300.000,00 1.500.000,00 1.900.000,00
3.400.000,0
6 0 1.900.000,00 10% 300.000,00 1.800.000,00 1.600.000,00
3.400.000,0
7 0 1.600.000,00 10% 300.000,00 2.100.000,00 1.300.000,00
3.400.000,0
8 0 1.300.000,00 10% 300.000,00 2.400.000,00 1.000.000,00
3.400.000,0
9 0 1.000.000,00 10% 300.000,00 2.700.000,00 700.000,00
3.400.000,0
10 0 700.000,00 10% 300.000,00 3.000.000,00 400.000,00

Jurnal:
31/12 ’06 Beban Penyusutan (Depresiasi) Mesin 300.000
Akumulasi Peny. Mesin 300.000

31/12’07 Beban Penyusutan (Depresiasi) Mesin 300.000


Akumulasi Peny. Mesin 300.000

MetodeJumlahAngkaTahun
PecahanPeny
Tahun HP-NR   Penyusutan Ak Peny Nilai Buku
1 3.000.000,00 10 : 55 545.454,55 545.454,55 2.854.545,45
2 3.000.000,00 9 : 55 490.909,09 1.036.363,64 2.363.636,36
3 3.000.000,00 8 : 55 436.363,64 1.472.727,27 1.927.272,73
4 3.000.000,00 7 : 55 381.818,18 1.854.545,45 1.545.454,55
5 3.000.000,00 6 : 55 327.272,73 2.181.818,18 1.218.181,82
6 3.000.000,00 5 : 55 272.727,27 2.454.545,45 945.454,55
7 3.000.000,00 4 : 55 218.181,82 2.672.727,27 727.272,73
8 3.000.000,00 3 : 55 163.636,36 2.836.363,64 563.636,36
9 3.000.000,00 2 : 55 109.090,91 2.945.454,55 454.545,45
10 3.000.000,00 1 : 55 54.545,45 3.000.000,00 400.000,00

Jurnal:
31/12 ’06 Beban Penyusutan (Depresiasi) Mesin 545.454,55
Akumulasi Peny. Mesin 545.454.55

31/12’07 Beban Penyusutan (Depresiasi) Mesin 490.909,09


Akumulasi Peny. Mesin 490.909,09

MetodeSaldoMenurun Ganda (Double Declining Method)


Tahu
n HP NB Awal Th Tarif Penyusutan Ak Peny NB Akhir Th
3.400.000,0
1 3.400.000,00 0 20% 680.000,00 680.000,00 2.720.000,00
2.720.000,0 1.224.000,0
2 3.400.000,00 0 20% 544.000,00 0 2.176.000,00
2.176.000,0 1.659.200,0
3 3.400.000,00 0 20% 435.200,00 0 1.740.800,00
1.740.800,0 2.007.360,0
4 3.400.000,00 0 20% 348.160,00 0 1.392.640,00
1.392.640,0 2.285.888,0
5 3.400.000,00 0 20% 278.528,00 0 1.114.112,00
1.114.112,0 2.508.710,4
6 3.400.000,00 0 20% 222.822,40 0 891.289,60
2.686.968,3
7 3.400.000,00 891.289,60 20% 178.257,92 2 713.031,68
2.829.574,6
8 3.400.000,00 713.031,68 20% 142.606,34 6 570.425,34
2.943.659,7
9 3.400.000,00 570.425,34 20% 114.085,07 2 456.340,28
3.034.927,7
10 3.400.000,00 456.340,28 20% 91.268,06 8 365.072,22
Jurnal:
31/12 ’06 Beban Penyusutan (Depresiasi) Mesin 650.000
Akumulasi Peny. Mesin 650.000

31/12’07 Beban Penyusutan (Depresiasi) Mesin 544.000


Akumulasi Peny. Mesin 544.000

Latihan 3 :
SebuahMesindiperoleh pada tanggal 1 April 2006 denganhargaPerolehanRp
3.400.000,00, nilaiResiduRp 400.000,00 dan taksiran masa manfaat 10 tahun.
Diminta :
Buatlah table penyusutandenganmetodeGarislurus, JumlahAngkaTahun dan
SaldoMenurun Ganda jikaAkhirPeriodesetiaptanggal 31 Desember!
‘1/4 – 31/12 = 8 + 1 = 9 bln
‘1/1 – ¼ = 3 bln
12 bln
9/12 x 10% x (3.400.000 – 400.000) = 225.000
3/12 x 10% x (3.400.000-400.000) = 75.000
300.000
Metode GL
Tahu
n HP Tarif Penyusutan Ak Peny NB Mesin
           
1 3.400.000,00 10% 225.000,00 225.000,00 3.175.000,00
    10% 75.000,00 300.000,00 3.100.000,00
2 3.400.000,00 10% 225.000,00 525.000,00 2.875.000,00
    10% 75.000,00 600.000,00 2.800.000,00
3 3.400.000,00 10% 225.000,00 825.000,00 2.575.000,00
    10% 75.000,00 900.000,00 2.500.000,00
4 3.400.000,00 10% 225.000,00 1.125.000,00 2.275.000,00
    10% 75.000,00 1.200.000,00 2.200.000,00
5 3.400.000,00 10% 225.000,00 1.425.000,00 1.975.000,00
    10% 75.000,00 1.500.000,00 1.900.000,00
6 3.400.000,00 10% 225.000,00 1.725.000,00 1.675.000,00
    10% 75.000,00 1.800.000,00 1.600.000,00
7 3.400.000,00 10% 225.000,00 2.025.000,00 1.375.000,00
    10% 75.000,00 2.100.000,00 1.300.000,00
8 3.400.000,00 10% 225.000,00 2.325.000,00 1.075.000,00
    10% 75.000,00 2.400.000,00 1.000.000,00
9 3.400.000,00 10% 225.000,00 2.625.000,00 775.000,00
    10% 75.000,00 2.700.000,00 700.000,00
10 3.400.000,00 10% 225.000,00 2.925.000,00 475.000,00
    10% 75.000,00 3.000.000,00 400.000,00
Jurnal:
31/12 ’06 Beban Penyusutan (Depresiasi) Mesin 225.000
Akumulasi Peny. Mesin 225.000

31/12’07 Beban Penyusutan (Depresiasi) Mesin 300.000


Akumulasi Peny. Mesin 300.000

31/12’08 Beban Penyusutan (Depresiasi) Mesin 300.000


Akumulasi Peny. Mesin 300.000

9/12 x 10/55 x 3.000.000 = 409.090,91

3/12 x 10/55 x3.000.000 = 136.363,64

MetodeJumlahAngkaTahun

Tahun HP-NR PecahanPeny Penyusutan Ak Peny Nilai Buku


1 3.000.000,00 10 : 55 409.090,91 409.090,91 2.990.909,09
          136.363,64 545.454,55 2.854.545,45
2 3.000.000,00 9 : 55 368.181,82 913.636,36 2.486.363,64
          122.727,27 1.036.363,64 2.363.636,36
3 3.000.000,00 8 : 55 327.272,73 1.363.636,36 2.036.363,64
          109.090,91 1.472.727,27 1.927.272,73
4 3.000.000,00 7 : 55 286.363,64 1.759.090,91 1.640.909,09
          95.454,55 1.854.545,45 1.545.454,55
5 3.000.000,00 6 : 55 245.454,55 2.100.000,00 1.300.000,00
          81.818,18 2.181.818,18 1.218.181,82
6 3.000.000,00 5 : 55 204.545,45 2.386.363,64 1.013.636,36
      68.181,82 2.454.545,45 945.454,55
7 3.000.000,00 4 : 55 163.636,36 2.618.181,82 781.818,18
          54.545,45 2.672.727,27 727.272,73
8 3.000.000,00 3 : 55 122.727,27 2.795.454,55 604.545,45
      40.909,09 2.836.363,64 563.636,36
9 3.000.000,00 2 : 55 81.818,18 2.918.181,82 481.818,18
          27.272,73 2.945.454,55 454.545,45
10 3.000.000,00 1 : 55 40.909,09 2.986.363,64 413.636,36
          13.636,36 3.000.000,00 400.000,00

Jurnal:
31/12 ’06 Beban Penyusutan (Depresiasi) Mesin 409.090,91
Akumulasi Peny. Mesin 490.909,91

31/12’07 Beban Penyusutan (Depresiasi) Mesin 505.545,46


Akumulasi Peny. Mesin 505.545,46

31/12’08 Beban Penyusutan (Depresiasi) Mesin 450.000


Akumulasi Peny. Mesin 450.000

9/12 x 20% x 3.400.000 = 510.000

3/12 x 20% x 3.400.000 = 170.000

Metode Saldo Menurun Ganda

Tahu
n HP NB Awal Th Tarif Penyusutan Ak Peny NB Akhir Th
             
3.400.000,0
1 3.400.000,00 0 20% 510.000,00 510.000,00 2.890.000,00
      20% 170.000,00 680.000,00 2.720.000,00
2.890.000,0
2 3.400.000,00 0 20% 433.500,00 943.500,00 2.456.500,00
1.088.000,0
      20% 144.500,00 0 2.312.000,00
2.456.500,0 1.311.975,0
3 3.400.000,00 0 20% 368.475,00 0 2.088.025,00
1.434.800,0
      20% 122.825,00 0 1.965.200,00
2.088.025,0 1.748.003,7
4 3.400.000,00 0 20% 313.203,75 5 1.651.996,25
1.852.405,0
      20% 104.401,25 0 1.547.595,00
1.651.996,2 2.100.204,4
5 3.400.000,00 5 20% 247.799,44 4 1.299.795,56
2.182.804,2
      20% 82.599,81 5 1.217.195,75
1.299.795,5 2.377.773,5
6 3.400.000,00 6 20% 194.969,33 8 1.022.226,42
2.442.763,3
      20% 64.989,78 6 957.236,64
1.022.226,4 2.596.097,3
7 3.400.000,00 2 20% 153.333,96 2 803.902,68
2.647.208,6
      20% 51.111,32 5 752.791,35
8 3.400.000,00 803.902,68 20% 120.585,40 2.767.794,0 632.205,95
5
2.807.989,1
      20% 40.195,13 8 592.010,82
2.902.820,0
9 3.400.000,00 632.205,95 20% 94.830,89 7 497.179,93
2.934.430,3
      20% 31.610,30 7 465.569,63
3.009.007,3
10 3.400.000,00 497.179,93 20% 74.576,99 6 390.992,64
3.033.866,3
      20% 24.859,00 6 366.133,64
Jurnal:
31/12 ’06 Beban Penyusutan (Depresiasi) Mesin 510.000
Akumulasi Peny. Mesin 510.000

31/12’07 Beban Penyusutan (Depresiasi) Mesin 603.500


Akumulasi Peny. Mesin 603.500

31/12’08 Beban Penyusutan (Depresiasi) Mesin 512.975


Akumulasi Peny. Mesin 512.975

Latihan 4 :
Mesin yang diperoleh tanggal 1 April 2006 dengan taksiran masa
manfaat 10 tahun dengan harga perolehan Rp 3.400.000,00, nilai
residu Rp 400.000,00, dengan metode Saldo menurun ganda telah
dijual tunai pada 19 Oktober 2011 sebesar 1.200.000,00. Hitunglah
laba/rugi penj mesin tsb beserta jurnalnya!

Ak Peny s.d 31 Des 2010 = 2.100.204,44

Ak Peny th 2011=

1/1 – 1/11 = 10 bln = 3/12 x 20% x 1.651.996,25 = 82.599,81

= 7/12 x 20% x1.299.759,56 = 151.638,62

234.238,43
Ak Peny s.d 19/10’11 = 2.338.442,87

Jurnal :

19/10 Depresiasi Mesin 234.238,43

Ak Dep mesin 234.238,43

19/10 Kas 1.200.000

Akumulasi Dep Mesin 2.338.442,87

Mesin 3.400.000

Laba penj Mesin 138.442,87

Anda mungkin juga menyukai