Anda di halaman 1dari 3

Audit Operasional Audit Operasional (operasional audit) berkaitan dengan kegiatan kegiatan

memperolehdan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas
dalamhubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Kadang-kadang audit jenis ini disebut
jugasebagai audit kinerja atau audit manajemen. Dalam satu perusahaan bisnis, lingkup audit
inidapat meliputi seluruh kegiatan dari (1) suatu departemen, cabang, atau divisi atau (2)
suatufungsi yang mungkin merupakan fungsi lintas unit usaha, seperti pemasaran atau
pengolahandata. Audit operasional pada pemerintah federal dapat dilakukan pada seluruh kegiatan
dari(10 suatu lembaga, seperti Federal Emergency Management (FEMA), atau (2) suatu
programtertentu, seperti distribusi kupon makanan. Kriteria atau digunakan untuk mengukur
efisiensidan efektivitas dapat ditentukan oleh manajemen atau lembaga yang berwenang.

Ruang Lingkup Audit Operasional

Lingkup audit operasi berkenaan dengan setiap pengendalian yang mempengaruhi efisiensi atau
efektifitas, sedangkan lingkup dari evaluasi pengendalian internal atas pelaporan keuangan terbatas
pada elektivitas pengendalian internal atas Laporan keuangan dan dampaknya terhadap penyajian
yang wajar dari laporan keuangan.

Jenis-jenis Audit Operasional dibagi dalam 3 jenis yaitu:

1. Audit Fungsional (Functional Audit) adalah sarana untuk mengkategorikan aktivitas


perusahaan seperti fungsi penjualan atau fungsi penagihan. Audit fungsional ini meliputi
satu fungsi atau lebih dalam organisasi. Keunggulan dari audit fungsional adalah
memungkinkan auditor melakukan spesialis Kekurangan audit fungsional adalah tidak
dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan.
2. Audit organisasional (Organizational Audit) Audit operasional atas suatu organisasi
menyangkut keseluruhan unit organisasi seperti departemen, cabang, atau anak
perusahaan. Penekanan audit organisasional adalah seberapa efisien dan efektif fungsi-
fungsi dalam organisasi berinteraksi, rencana organisasi dalam metode metode untuk
mengkoordinasikan aktivitas aktivitas merupakan hal yang penting dalam jenis pemeriksaan
ini.
3. Penugasan Khusus (Special Assignment) Penugasan audit operasional khusus timbul atas
permintaan manajemen. Terdapat banyak variasi dalam pemeriksaan tersebut, misalnya
penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam satu divisi.

Tahap-tahap Audit Operasional

1. Memilih audite
Pemilihan auditee mulai dengan studi atau survey pendahuluan terhadap calon-calon
auditee dalam entitas untuk mengidentifikasi aktivitas yang mempunyai potensi audit
tertinggi dilihat dari segi perbaikan efektivitas, efisiensi, dan kehematan operasi.Pemahaman
tentang calon auditee diperoleh dengan:

a. mereview data arsip latar belakang setiap auditee


b. meninjau fasilitas auditee untuk memastikan bagaimana auditee mencapai tujuannya
c. mempelajari dokumentasi yang relevan tentang operasi auditee seperti buku petunjuk
kebijakan dan prosedur, bagan arus, standar kinerja dan pengendalian mutu, serta deskripsi
tugas
d. mewawancarai manajer aktivitas tersebut mengenai bidang-bidang permasalahan
tertentu (sering kali disebut entry interview)
e. melakukan pemeriksaan (atau pengujian) audit mini untuk menegaskan atau
menjemihkan pemahaman auditor tentang masalah yang potensial

f. Pemahaman auditor mengenal setiap auditee harus didokumentasikan melalui kuesioner


yang sudah diisi dengan lengkap, bagan arus, dan catatan naratif.

2. Merencanakan audit
Perencanaan audit yang cermat sangat penting baik bagi efektivitas maupun efisiensi audit
operasional. Landasan utama dari perencanaan audit adalah pengembangan program audit,
yang harus dibuat sesuai dengan keadaan auditee yang ditemui pada tahap studi
pendahuluan audit. Seperti dalam audit laporan keuangan, program audit berisi seperangkat
prosedur yang dirancang untuk memperoleh bukti yang berkaitan dengan satu atau lebih
tujuan. Perencanaan audit harus dipertimbangkan penggunaan teknik-teknik sampling
statistik. Disamping itu, auditor juga harus mengetahui apakah teknik-teknik berbantuan.
komputer (computer assisted techniques) akan efisien dari segi biaya. Perencanaan audit
juga mencakup pemilihan tim audit dan penjadwalan pekerjaan. Tim audit ini harus terdiri
dari auditor yang memiliki kemampuan teknis yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
audit.

3. Melaksanakan audit
Selama melaksanakan audit, auditor secara ekstensif mencari fakta fakta yang berhubungan
dengan masalah yang teridentifikasi dalam auditee selama studi pendahuluan. Pelaksanaan
audit adalah tahap audit yang paling memakan waktu dalam audit operasional. Tahap ini
sering kali disebut sebagai melakukan audi yang mendalam (in-depth audit). Dalam suatu
audit operasional, auditor sangat mengandalkan pada pengajuan pertanyaan dan
pengamatan. Pendekatan yang biasa dilakukan adalah mengembangkan kuesioner untuk
auditee dan menggunakannya sebagai dasar untuk mewawancarai personil auditee. Dari
pengajuan pertanyaan, auditor berharap akan memperoleh pendapat, komentar, dan usulan
tentang pemecahan masalah. Wawancara yang efektif sangat penting dalam audit
operasional. Melalui pengamatan terhadap personil auditee, auditor akan mendeteksi
inefisiensi dan kondisi lainnya yang ikut menyebabkan masalah ini.

4. Melaporkan temuan kepada manajemen Laporan itu harus memuat:

a. Suatu pernyataan tentang tujuan dan ruang lingkup audit.


b. Uraian umum mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam audit.
c. Ikhtisar temuan-temuan.
d. Rekomendasi perbaikan.
e. Komentar auditee

Konsep laporan ini biasanya dibuat oleh auditor penanggung jawab. Konsep tersebut
kemudian dibahas dengan manajer unit yang diaudit. Pembahasan ini memenuhi beberapa
tujuan yang penting: (1) memberi auditor peluang untuk menguji akurasi temuan serta
ketpatan. rekomendasi, dan (2) memungkinkan auditor mendapatkan komentar direvisi
sesuai keperluan, sehingga konsep final dapat disiapkan.
5. Melakukan tindak lanjut
Tahap terakhir atau tahap tindak lanjut (follow-up phase) dalam audit operasional adalah
tahap bagi auditor untuk menindaklanjuti tanggapan auditee terhadap laporan audit.
Idealnya, kebijakan entitas sebaiknya mengharuskan manajer unit yang diaudit untuk
melaporkan secara tertulis selama periode waktu yang ditetapkan. Akan tetapi, tindak lanjut
ini juga harus mencakup penentuan kelayakan tindakan yang diambil oleh auditee dalam
mengimplementasikan rekomendasi. Standar praktik 440 IIA menyatakan bahwa auditor
internal harus menindaklanjuti untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil
berdasarkan temuan yang dilaporkan. Kegagalan auditor untuk menerima tanggapan yang
tepat harus dikomunikasikan kepada manajemen senior.

Manfaat Audit Operasional

Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh jika laporan audit kinerja ini menjadi wajib disediakan
oleh perusahaan.

1. Penyelenggaran perusahaan akan makin transparan sehingga pihak luar perusahaan dapat
mengikuti perkembangan perusahaan dengan lebih baik.

2.Audit manajemen akan memicu perusahaan untuk berhati-hati dalam mengelola perusahaan.
Kepentingan masyarakat (terutama investor) makin terlindungi sehingga iklim investasi dan usaha
akan makin kondusif.

Keterbatasan Audit Operasional

Ada beberapa keterbatasan audit operasional:

1. Waktu

Waktu menjadi factor yang sangat membatasi, karena auditor harus memberikan informasi kepada
manajemen secara cepat atau setidaknya tepat waktu untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Sebaiknya audit operasional dilakukan secara teratur untuk menjamin bahwa permasalahan yang
penting tidak menjadi kronis dalam perusahaan.

2 Keahlian auditor

Kurangnya pengetahuan banyak dikeluhkan para auditor operasional karea tidak mungkin bagi
seorang auditor mengetahui dan menguasai berbagai disiplin bisnis. Auditor operational hanya lebih
ahli dalam bidang audit daripada dalam bidang bisnis.

3. Biaya Biaya juga merupakan salah satu factor pembatas, karena itu tentu saja biaya audit harus
lebih kecil dari jumlah yang dapat dihemat. Oleh karena itu, auditor harus mengabaikan masalah
kecil yang mungkin dapat memakan biaya jika diselidiki lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai