Anda di halaman 1dari 86

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI DAMPAK

PERILAKU SEKS BEBAS DI MAN 1 KONAWE


SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2018

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada


Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari

OLEH
DEWI NURAHMAYANTI
P00324015004

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII
TAHUN 2018
HALAMAN PENGESAHAN

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI I¥IENGENAI DAMPAK


I’ERILAKU SEKS BEBAS DI MAN 1 KONAWE SELATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAIUN 2018

KARYA TULIS ILM\AH

Disusun Oleh.

DEWI NURAH IAYANTI


P80324015004

Telah Diujikan
Pada Tanggal 20 Juli 2018

7ItfI PENGUJI

Penguji J . Hdlijah, SKM, M.Kes

Penguji II Hj. Numasan P., SKM, M,

Yes Pengujt III Nasra'wztb, g.j2i.T, NtPH

Penge› IV . Askrening. SKM, M.Kes

Penguji V . Elyasari. SST, M.Keb

Mengetahui,
utusan Kebidanan
emenkes Kendari

ultin ” ”la, SKM, IyI.Kes


199203 2 003
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis
1. Nama : Dewi Nurahmayanti
2. Tempat Tanggal lahir : Kendari, 05 Maret 1998
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
6. Alamat : Desa Pombulaa Jaya Kec. Konda
Kab. Konawe Selatan

B. Riwayat Pendidikan
1. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Lambusa, Tamat Tahun 2009
2. Madrasah Tsanawiah Negeri Konda, Tamat Tahun 2012
3. Madrasah Aliyah Negeri 1 Konawe Selatan, Tamat Tahun 2015
4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan Kebidanan Tahun 2015 sampai sekarang
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Dewi

Nurahmayanti

NIM : P00324015004

Program Studi : DIII Kebidanan

Judul KTI : Pengetahuan Remaja Putri Mengenai Dampak

Perilaku Seks Bebas di MAN 1 Konawe Selatan

Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan

tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran

saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir

ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Kendari, Juli 2018

Yang Membuat

Pernyataan

Dewi Nurahmayanti

NIM. P00324015004
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas


limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengetahuan
Remaja Putri Mengenai Dampak Perilaku Seks bebas di MAN 1 Konawe
Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018”.
Dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini ada banyak pihak
yang membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan
segala kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima kasih
sebesar-besarnya terutama kepada Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku
Pembimbing I dan Ibu Elyasari, SST, M.Keb selaku Pembimbing II yang
telah banyak membimbing sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
3. Ibu Halijah, SKM, M.Kes, selaku Penguji I, Ibu Hj. Nurnasari P., SKM,
M.Kes, selaku Penguji II, Ibu Nasrawati, S.Si.T, MPH selaku penguji III.
4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari yang
telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama mengikuti
pendidikan di Poltekkes Kemenkes Kendari.
5. Kepala MAN 1 Konawe Selatan dan staf yang telah membantu dalam
memberikan informasi selama penelitian ini berlangsung.
6. Teristimewa kepada Ayahanda Suyanto S.P dan Ibunda tercinta
Uswatun Aliyah, S.Ag, MA yang telah mengasuh, membesarkan
dengan cinta dan penuh kasih sayang, serta memberikan dorongan
moril, material dan spiritual, serta saudariku Puji Astuti Saraniga, Amd.
Keb, terima kasih atas pengertiannya selama ini.
7. Sahabatku Hastuti, Tri Mei Lani, Khusnul Fitriani, Mirani Eka Sari,
Olsyana Febrianti, Ririn Adelia, Riska Yunita, Yutry Aditiani dan
Zulfauziah Rizal terimakasih atas motivasi dan kebersamaannya
selama ini.
8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan
Kebidanan angkatan 2015.
Tiada yang dapat penulis berikan kecuali memohon kepada Allah
SWT, semoga segala bantuan dan andil yang telah diberikan oleh semua
pihak selama ini mendapat berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis
mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah khasanah
ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Kendari, Juli 2018

Penulis
ABSTRAK

Pengetahuan Remaja Putri Mengenai Dampak Perilaku Seks Bebas

Di MAN 1 Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2018

Dewi Nurahmayanti 1 Askrening2 Elyasari2

Latar Belakang: Usia remaja merupakan waktu yang sangat rentan, dimana
remaja mulai beradaptasi dengan lingkungan yang cenderung akan mendominasi
pikiran dan perbuatannya untuk meniru hal baik ataupun buruk. Dalam usia
pubertas ini remaja mulai mencoba-coba dengan mencari jati dirinya, mereka
mengubah perilaku dan pikirannya dari anak-anak menjadi seorang remaja.

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri mengenai


dampak perilaku seks bebas di MAN 1 Konawe Selatan Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018.

Metode penelitian: Jenis penelitian yang digunakan ialah deskriptif. Populasi


dalam penelitian ini adalah siswi MAN 1 Konawe Selatan sebanyak 224 remaja
putri, dengan jumlah sampel sebanyak 69 orang responden. Teknik pengambilan
sampel dengan simple random sampling. Instrumen pengumpulan data berupa
kuesioner untuk menilai pengetahuan mengenai dampak perilaku seks bebas.
Data dianalisis dengan uji analisis univariat.

Hasil penelitian: Menunjukkan sebagian besar pengetahuan wanita remaja putri


dalam kategori baik, wanita yang memiliki pengetahuan mengenai dampak
perilaku seks bebas dalam kategori baik sebagian besar berada pada umur 16-
19 tahun, remaja putri yang dipengaruhi oleh lingkungan sekolah sebagian besar
memiliki pengetahuan yang baik dibandingkan yang dipengaruhi oleh lingkungan
keluarga dan masyarakat. Para remaja putri telah mendapat informasi mengenai
dampak perilaku seks bebas dan sumber informasi terbanyak adalah dari media.

Kata kunci : pengetahuan, seks bebas


1
Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Poltekkes Kendari
2
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari
ABSTRAC

Young Women Knowledge About The Impact of Sexual Behavior In MAN 1


Konawe South of Southeast Sulawesi Province in 2018

Dewi Nurahmayanti1 Askrening2 Elyasari2

Background: adolescent age is a very vulnerable time, where adolescents begin


to adapt to an environment that tends to dominate their thoughts and actions to
imitate good or bad. In this age of puberty, teenagers begin to experiment with
their identity, they change their behavior and thoughts from children to become a
teenager.

Research objective: to determine the knowledge of young women about the


impact of free sex in MAN 1 South Konawe, Southeast Sulawesi Province in
2018.

Research method: the type of research used is descriptive. the population in this
study were students of MAN 1 South Konawe as many as 224 young women,
with a total sample of 69 respondents. sampling technique with simple random
sampling. Data collection instruments in the form of questionnaires to assess
knowledge about the impact of free sex. Data were analyzed by univariate
analysis test.

The results of the study: Shows most of the knowledge of female adolescents
in good categories, women who have knowledge of the impact of free sex in good
categories are mostly at the age of 16-19 years, girls who are influenced by the
school environment mostly have good knowledge compared which is influenced
by the family and community environment. Young women have been informed
about the effects of free sex and the most information source is from the media.

Keywords: Knowledge, free sex


1
student of D-III midwifery study program poltekkes kendari
2
Lecturer majoring in midwifery poltekkes kendari
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ........................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................vii
ABSTRAK................................................................................................viii
ABSTRAC.................................................................................................ix
DAFTAR ISI ..................................................................................... x
DAFTAR TABEL.......................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ........................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka.............................................……………. 8
B. Landasan Teori....................................................................25
C. Kerangka Teori....................................................................27
D. Kerangka Konsep................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...................................................................29
B. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................29
C. Populasi dan Sampel Penelitian.........................................29
D. Variabel Penelitian..............................................................31
E. Definisi Operasional............................................................31
F. Jenis dan Sumber Data Penelitian......................................32
G. Instrumen Penelitian...........................................................32
H. Pengolahan dan Analisis Data............................................32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian....................................35
B. Hasil Penelitian....................................................................37
C. Pembahasan........................................................................41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..........................................................................51
B. Saran....................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA................................................................................53
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Distribusi Guru MAN 1 Konawe Selatan Berdasarkan Tingkat


Pendidikan Tahun 2018 .............................................................. 35
2. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Remaja Putri Mengenai
Dampak Perilaku Seks Bebas .................................................... 37
3. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Remaja Putri Mengenai
Dampak Perilaku Seks Bebas Berdasarkan Umur di MAN 1 Konawe
Selatan ....................................................................................... 38
4. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Remaja Putri Mengenai
Dampak Perilaku Seks Bebas Berdasarkan Lingkungan di MAN 1
Konawe Selatan ........................................................................ 39
5. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Remaja Putri Mengenai
Dampak Perilaku Seks Bebas Berdasarkan Sumber Informasi di MAN
1 Konawe Selatan ...................................................................... 40
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

6. Kerangka Teori ......................................................................... 27


7. Kerangka Konsep ...................................................................... 28
DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian
2. Jadwal Penelitian
3. Master Tabel Penelitian
4. Surat Pengambilan Data Awal
5. Surat Permohonan Izin Penelitan
6. Surat Ijin Penelitian
7. Surat Telah Melakukan Penelitian
8. Surat Keterangan Bebas Pustaka
9. Dokumentasi penelitian
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik

dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang

berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses dan bukan hanya

kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk

berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan

spiritual dan material yang layak, bertakwa pada Tuhan yang Maha

Esa, spiritual memiliki hubungan yang serasi, selaras, seimbang

antara anggota keluarga dan antara keluarga dan masyarakat dan

lingkungan (Marmi, 2013).

Di zaman yang semakin berkembang semakin beragam pula

tingkah laku serta masalah sosial yang terjadi di masyarakat terutama

masalah remaja. Perkembangan teknologi sekarang ini telah banyak

memberi pengaruh buruk bagi remaja sehingga menyebabkan

terjadinya kenakalan remaja. Masa remaja merupakan masa dimana

seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap

berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola

perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 2011).

Arus globalisasi telah mempengaruhi Indonesia sebagai negara

berkembang menjadi lebih terbuka menerima berbagai informasi,


termasuk gaya hidup bebas, sehingga mengubah sikap masyarakat

yang dikenal ketat mengontrol perilaku seks berisiko kini menjadi lebih

longgar. Salah satu kelompok masyarakat yang rawan terkena

dampak negatif dari arus globalisasi tersebut adalah remaja, dengan

batasan usia antara 10 sampai 19 tahun. Salah satu tanda pada

periode ini, periode yang disebut juga dengan istilah strum and dragg

atau periode penuh gejolak, adalah rasa ingin tahu yang besar tentang

banyak hal. Untuk mememuhi rasa keingintahuannya, remaja

mengakses situs-situs, majalah dan film porno, dimana perilaku ini

berdampak pada pemahaman mengenai seksual yang salah sehingga

memicu timbulnya sikap dan perilaku seksual yang negatif (Raya &

Maya, 2017).

Usia remaja merupakan waktu yang sangat rentan, dimana

remaja mulai beradaptasi dengan lingkungan yang cenderung akan

mendominasi pikiran dan perbuatannya untuk meniru hal baik ataupun

buruk. Dalam usia pubertas ini remaja mulai mencoba-coba dengan

mencari jati dirinya, mereka mengubah perilaku dan pikirannya dari

anak-anak menjadi seorang remaja. Misalnya dengan mencari

seorang teman dekat, dimana mereka ingin mencoba saling

berinteraksi dengan lawan jenis dengan memberikan perhatian yang

lebih. Semakin banyaknya pengetahuan mereka dalam berperilaku

seksual, mereka akan lebih berani untuk melakukan aktifitas-aktifitas


seksual yang lebih jauh terhadap teman dekatnya tersebut bahkan

dengan sesama teman-temannya (Elvira & Sandu, 2016).

Beberapa penelitian sebelumnya di beberapa negara, anak

perempuan dan laki-laki yang belum menikah sudah aktif secara

seksual sebelum mencapai umur 15 tahun. Survei terakhir terhadap

anak laki-laki yang berusia 15–19 tahun di Brazil, Hungaria, Kenya,

menemukan bahwa lebih dari seperempat dilaporkan telah melakukan

hubungan seksual sebelum usia mereka mencapai 15 tahun

(Nasution, 2012).

Berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia,

sekitar 20 hingga 30% remaja mengaku pernah melakukan hubungan

seks. Celakanya, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga

menginjak jenjang perkawinan (Gunawan, 2011).

Di Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan data Survei

Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun 2013 tercatat

60% responden remaja yang belum menikah mengaku pernah

melakukan aborsi baik disengaja atau spontan (keguguran) saat

mengalami KTD (Kehamilan Yang Tidak Diinginkan). Sementara itu

40% responden tetap melanjutkan kehamilan hingga lahir, termasuk

yang pernah mencoba aborsi tapi gagal. Tahun 2013 BKKBN

Sulawesi Tenggara mencatat ada sekitar 2% remaja putri dan putra di

Kota Kendari berusia 14-19 tahun pernah melakukan hubungan seks


dan hal ini belum termasuk 11 kabupaten dan kota di seluruh Sulawesi

Tenggara. Hal ini diakibatkan oleh rendahnya pengetahuan mereka

tentang Kesehatan Repoduksi Remaja (KRR) dan hubungan

pergaulan bebas. Akibat pemahaman yang rendah remaja putri dan

remaja putra usia 15-24 tahun yang mengetahui masa subur hanya

29% saja, dan yang mengetahui resiko kehamilan jika melakukan

hubungan seksual diusia tersebut adalah 49,50% (Hamka dkk, 2015).

Hasil studi awal yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 1

Konawe Selatan diperoleh data jumlah remaja putri sebanyak 224

orang pada tahun ajaran 2017/2018. Jumlah siswi yang keluar dari

sekolah akibat seks bebas pada tahun 2017 berjumlah 7 orang dan

tahun 2018 berjumlah 3 orang. Dari hasil wawancara pada beberapa

remaja putri di Madrasah Aliyah Negeri 1 Konawe Selatan diperoleh

hasil bahwa dari 10 siswi terdapat 7 siswi yang belum memahami

sepenuhnya mengenai dampak perilaku seks bebas. Berdasarkan

fenomena tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian

pengetahuan remaja putri mengenai dampak perilaku seks bebas di

Madrasah Aliyah Negeri 1 Konawe Selatan Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengetahuan remaja putri


mengenai dampak perilaku seks bebas di MAN 1 Konawe Selatan

Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri mengenai

dampak perilaku seks bebas di MAN 1 Konawe Selatan Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri mengenai

dampak perilaku seks bebas berdasarkan umur di MAN 1

Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018.

b. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri mengenai

dampak perilaku seks bebas berdasarkan lingkungan di

MAN 1 Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun

2018.

c. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri mengenai

dampak perilaku seks bebas berdasarkan sumber informasi

di MAN 1 Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2018.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan


Dapat memberikan sumbangan pikiran dan acuan bagi ilmu

pengetahuan serta peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Bagi Institusi

Sebagai tambahan referensi informasi bagi institusi pendidikan

tentang pengetahuan remaja dalam hal kesehatan reproduksi.

3. Manfaat Bagi Penulis

Dapat memperoleh pengalaman nyata dan menambah

pengetahuan dalam melaksakan penelitian.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang sudah dilakukan

oleh penulis, hasil penelitian yang mirip dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah:

1. Puspitasari (2012) dengan judul “ Tingkat Pengetahuan Remaja

Perempuan dan Laki-Laki Tentang Seks Bebas di Kelas X MAN 1

Surakarta Tahun 2012”. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif

kuantitatif. Pengambilan sampel dengan random sampling. Hasil

penelitian : Hasil penelitian menunjukkan Tingkat Pengetahuan

Remaja Perempuan dan Laki-laki Tentang Seks Bebas di Kelas X

MAN 1 Surakarta pada kategori baik sebanyak 3 siswa (7,5%),

kategori cukup sebanyak 30 siswa (75,0%), dan kategori kurang

sebanyak 7 siswa (17,5%). Tingkat Pengetahuan Remaja


Perempuan dan Laki-Laki Tentang Seks Bebas di Kelas X MAN 1

Surakarta yaitu pada kategori cukup sebanyak 30 siswa (75,0%).

2. Naedi (2012), dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Seks

Bebas Pada Remaja Kelas XI Di SMA Negeri Cileungsi Kabupaten

Bogor”. Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif.

Teknik Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara total

sampling. Sampel dalam penelitian kelas XI SMA Negeri 1

Cileungsi yang berjumlah 237 siswa. Hasil penelitian menunjukkan

tingkat pengetahuan responden tentang pengertian seks bebas

persentase terbanyak adalah memiliki pengetahuan baik yaitu 229

orang (96,6%), cukup sebanyak 6 orang (2,5%), dan memiliki

pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (0,8%). Perbedaan dengan

penelitian yang dilakukan yaitu terletak pada tempat, jumlah

responden, waktu, dan hasil. Sedangkan persamaannya dengan

penelitian ini terletak pada metode penelitian yaitu deskriptif.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

F. Telaah Pustaka

1. Tinjauan tentang Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior)

(Notoatmojdo, 2012).

Ilmu pengetahuan manusia mengalami perkembangan dari

waktu ke waktu sepanjang kehidupan manusia di permukaan bumi

ini. Proses yang terjadi mengikuti kemajuan peradaban manusia

dari zaman batu sampai zaman modern dan sering disebut

sebagai “The Ways Of Thinking”. Proses tahapan yaitu:

a. Periode trial and error. Manusia melihat dan mendengar

sesuatu, lalu mulai berfikir dan timbul keinginan untuk

mencoba, tetapi gagal, kemudian mencoba lagi berkali-kali

dan akhirnya berhasil.


b. Periode authority and tradition. Semua pemikiran dan

pendapat dijadikan norma-norma dan tradisi yang harus

dilaksanakan oleh setiap orang. Bila seseorang

melanggarnya, akan dikenakan sanksi hukuman, baik moral

maupun fisik.

c. Periode speculation and argumentation. Setiap pemikiran dan

pendapat mulai dibahas kebenarannya melalui spekulasi dan

adu argumentasi.

d. Periode hyphothesis and experimentation. Semua pemikiran

dan pendapat harus dianalisis, diteliti, serta diuji

kebenarannya secara ilmiah (Chandra, 2014).

Secara teoritis, menurut taksonomi Bloom dalam

Notoatmodo (2012), pengetahuan dibagi ke dalam tiga domain

(ranah), yaitu:

a. Ranah Kognitif

Pengetahuan yang mencakup dalam domain (ranah)

kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu (know) adalah mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Untuk mengukur orang tahu tentang

apa yang dipelajari antara lain dengan menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan.


2) Memahami (comprehension) adalah kemampuan untuk

memehami secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application) adalah kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan

kondisi yang sebenarnya.

4) Analisis (analysis) adalah kemampuan untuk menjabarkan

materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi

masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan

masih ada kaitannya satu sama lainnya.

5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation) adalah kemempuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi objek.

b. Ranah Afektif

Pengetahuan yang mencakup dalam domain (ranah)

afektif mempunyai 5 tingkatan yaitu:

1) Penerimaan (receiving) adalah kepekaan seseorang dalam

menerima rangsangan dari luar yang datang kepada

dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.

2) Tanggapan (responding) diartikan kemampuan yang

dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya


secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi

terhadapnya.

3) Penghargaan (valuing) artinya memberikan nilai atau

memberikan penghargaan terhadap suatu kejadian atau

objek.

4) Pengorganisasian (organization) artinya mempertemukan

perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang

universal, yang membawa pada perbaikan umum.

5) Karakterisasi berdasarkan nilai mengacu kepada karakter

dan daya hidup seseorang.

c. Ranah Psikomotor

Pengetahuan yang mencakup dalam domain (ranah)

psikomotor mempunyai 7 tingkatan yaitu:

1) Persepsi (perception)

Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan

dalam membantu gerakan.

2) Kesiapan (set)

Kesiapan fisik, mental dan emosional untuk

melakukan gerakan.

3) Respon terpimpin (guided response)

Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang

kompleks.

4) Mekanisme (mechanism)
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari

sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap.

5) Respon tampak yang kompleks

Gerakan motoris yang terampil yang didalamnya

terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks.

6) Penyesuaian (adaptation)

Keterampilan yang sudah berkembang sehingga

dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.

7) Penciptaan (origination)

Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan

dengan situasi atau permasalahan tertentu.

Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmojdo (2012)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru,

di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu :

a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahiu terlebih dahulu terhadap stimulus

(objek).

b. Internst (merasa tertarik) terhadap stimulus/objek tertentu di

sini sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Evalution (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya

terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap

responden sudah tidak baik lagi.


d. Trial, dimana subjek sudah mulai melakukan sesuatu dengan

apa yang dikehendaki.

e. Adopsi, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Menurut Wawan & Dewi (2010), beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan, yaitu :

1. Faktor internal

a. Umur

Menurut Elizabeth yang dikutip Nursalam (2009),

usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Menurut Hucklock

(2012) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan

bekerja jadi semakin matangnya umur semakin matang

pula pemikirannya.

b. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju

kearah cita-cita tertentu yang menetukan manusia untuk

berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai

keselamatan dan kebahagian. Pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku

seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi


untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada

umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin

mudah menerima informasi. Pendidikan diperlukan untuk

mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang menunjang

kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Oleh

sebab itu, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka

makin mudah menerima informasi dalam memperoleh

informasi mengenai dampak seks bebas pada kesehatan

reproduksi sehingga makin banyak pengetahuan yang

dimiliki dan semakin mudah remaja menerima informasi.

c. Pekerjaan

Pekerjaan dalam arti luas aktifitas utama yang

dilakukan manusia dalam arti sempit istilah pekerjaan

digunakan untuk suatu kerja menghasilkan uang bagi

seseorang dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering

dianggap sinonim dengan profesi, jadi dapat diartikan

sebagai sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagai

profesi sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan.

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita

waktu.

2. Faktor eksternal

a. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada

disekitar, manusia dan pengaruhnya yang dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

kelompok.

b. Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat

dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima

kelompok. Sistem sosial budaya yang ada dalam

masyarakat juga mempengaruhi pengetahuan dalam

penerimaan informasi.

c. Sumber Informasi

Sumber informasi dapat diartikan sebagai tempat

atau asal informasi yang diterima oleh seseorang. Semakin

banyak sumber informasi yang dimiliki oleh seorang remaja

putri tentang dampak seks bebas pada kesehatan

reproduksi wanita, maka akan semakin baik pengetahuan

remaja putri tersebut.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

akan diukur dari subyek penelitian atau responden. Pengukuran

pengetahuan diukur dengan kuisioner yang berisi 15 pertanyaan

jika jawaban benar diberi angka 1 sedangan jika jawaban salah

angka 0.
Tingkat pengetahuan yaitu :

a. Baik : Apabila responden menjawab >75%-100%

b. Cukup : Apabila responden menjawab 56%-75%

c. Kurang : Apabila responden menjawab <56%

(Nursalam, 2013).

2. Tinjauan Tentang Remaja

a. Pengertian Remaja
Remaja atau adolescene berasal dari bahasa latin

“adolescere” yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi

dewasa” istilah adolescore yang berasal dari bahasa Inggris,

saat ini mempunyai arti yang cukup luas mencakup

kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Proverawati &

Misaroh, 2009).

Remaja adalah suatu tahap antara masa kanal-kanak

dan masa dewasa. Istilah ini menunjukkan masa berawalnya

pubertas sampai tercapainya kematangan (Aryani, 2010).

Dalam kamus Pintar Bahasa Indonesia Ahmad &

Santoso (2007) remaja merupakan usia muda tau mulai

dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan

sosial budaya setempat. Menurut WHO (Badan PBB untuk

kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24

tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan definisi remaja

yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka


yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Selain itu,

menurut BKKBN batasan usia remaja adalah 10 sampai 21

tahun.

Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa

remaja pada umumnya di mulai pada usia 10-12 tahun (remaja

awal), usia 13-15 tahun (remaja tengah) dan berakhir pada

usia 16-19 tahun (remaja akhir) (Widiastuti, dkk, 2009).

b. Tumbuh Kembang Remaja Putri

Pertumbuhan adalah perubahan yang menyangkut segi

kuantitatif yang ditandai dengan peningkatan dalam ukuran

fisik dan dapat diukur. Fungsi fisiologis dipengaruhi oleh

kondisi lingkungan dan gizi. Pertumbuhan dipengaruhi oleh

dua organ penting, yaitu; hipotalamus dan hipofisis, ketika

organ ini bekerja ada tiga kelenjar yang dirangsang yaitu;

kelenjar gondok, kelenjar anak ginjal, kelenjar organ

reproduksi (Kusmiran, 2011).

Perkembangan adalah perubahan yang menyangkut

aspek kualitatif dan kuantitatif. Terdapat dua konsep

perkembangan remaja yaitu nature dan mature mengatakan

bahwa masa remaja adalah masa badai dan tekanan. Periode

perkembangan ini individu banyak mengalami gejolak dan

tekanan karena perubahan yang terjadi dalam dirinya.

Sedangkan konsep nature mengatakan tidak semua remaja


mengalami masa badai dan tekanan, hal tersebut tergantung

pada pola asuhan dan lingkungan dimana remaja itu tinggal

(Kusmiran, 2011).

Perkembangan pada hakikatnya adalah usaha

penyesuaian diri, yaitu secara aktif mengatasi stress dan

mencari jalan keluar baru dari berbagai masalah. Dalam

penyesuaian remaja terdiri dari tiga tahap perkembangan

remaja:

a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun), ciri khasnya:

1) Lebih dekat dengan teman sebaya

2) Ingin bebas

3) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuh dan mulai

berfikir abstrak

b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun), ciri khasnya:

1) Mencari identitas diri

2) Timbulnya keinginan untuk kencan

3) Punya rasa cinta yang mendalam

4) Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak

5) Berkhayal tentang aktifitas seks

c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun), ciri khasnya:

1) Pengungkapan kebebasan diri

2) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya

3) Punya citra jasmani diri


4) Dapat mewujudkan rasa cinta

5) Mampu berfikir abstrak (Kusmiran, 2011).

c. Perubahan Fisik Remaja Putri

Menurut Depkes (2010) Terjadi pertumbuhan fisik yang

cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan organ-organ

reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan,

sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi.

Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda

sebagai berikut :

1) Tanda-tanda seks primer, yaitu terjadinya haid pada

remaja wanita (Menarche)

2) Tanda-tanda seks sekunder pada remaja perempuan yaitu

pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina, payudara

membesar, tumbuhnya rambut di ketiak dan sekitar

kemaluan.

d. Perubahan Psikologis Remaja Putri

Menurut Depkes (2010) Proses perubahan psikologis

remaja berlangsung lambat, yang meliputi :

1) Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi :

a) Sensitif (mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa)

b) Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar

yang berpengaruh, sehingga misalnya mudah

berkelahi.
2) Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi :

a) Mampu berfikir abstrak, senang memberikan kritik.

b) Ingin mengetahui hal-hal barusehingga muncul perilaku

ingin mencoba-coba. Perilaku ini jika didorong oleh

rangsangan seksual dapat membawa remaja masuk

pada hubungan seks pranikah dengan segala

akibatnya, antara lain akibat kematangan organ seks

maka dapat terjadi kehamilan remaja putri di luar nikah,

upaya abortus, dan penularan penyakit kelamin

termasuk HIV/AIDS. Perilaku ingin mencoba-coba juga

dapat mengakibatkan remaja mengalami

ketergantungan nafza (Narkotik, Psikotropik dan zat

adiktif lainnya, termasuk rokok dan alkohol).

e. Masalah-masalah yang Terjadi pada Remaja yang

Berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi

1) Perilaku seksual pada remaja

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

perilaku seksual pada remaja

1) Perkembangan psikis

2) Fisik

3) Proses belajar

4) IPTEK

5) Sosiokultural
b. Beberapa akfitas seksual pada remaja

1) Masturbasi

Salah satu aktifitas yang sering dilakukan oleh para

remaja. Mastur basi ini dilakukan sendiri-sendiri dan

juga dilakukan secara mutual dengan teman sebaya

sejenis kelamin, tetapi sebagian dari mereka juga

melakukan masturbasi secara mutual dengan

pacarnya.

2) Percumbuan, seks oral dan seks anal

Pola perilaku ini tidak saja dilakukan oleh pasangan

suami istri, tetapi juga telah dilakukan oleh sebagian

dari remaja.

3) Hubungan seksual

Faktor yang mempengaruhi:


1. Waktu atau saat mengalami pubertas

2. Frekuensi pertemuan dengan pacarnya

3. Kontrol sosial kurang tepat yaitu terlalu ketat

atau terlalu longgar

4. Kondisi keluarga yang tidak memungkinkan

untuk mendidik anak-anak untuk memasuki

masa remaja dengan baik

5. Kurangnya control dari orang tua

c. Beberapa cara agar perilaku seksual pada remaja tidak

mengalami permasalahan
1) Pendidikan seks secara holistik dan terpadu perlu

diberikan kepada orang tua dan konselor

2) Perlu adanya perubahan pemahaman masyarakat

terhadap seksualitas yaitu dari pemahaman yang

kaku menjadi fleksibel

3) Kepedulian masyarakat terhadap seks yang aman

dan sehat perlu ditingkatkan

3. Tinjauan Tentang Dampak Perilaku Seks Bebas

a. Pengertian Seks Bebas

Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh

laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan.

(Desmita, 2005).

Seks bebas adalah kegiatan yang dilakukan secara

berdua pada waktu dan tempat yang telah disepakati bersama

dari dua orang lain jenis yang belum terikat pernikahan.

Perilaku seks bebas adalah aktifitas seksual yang dilakukan di

luar perkawinan yang sama dengan zina, perilaku ini dinilai

sebagai perilaku seks yang menjadi masalah sosial bagi

masyarakat dan negara karena dilakukan di luar pernikahan

(Wahyuningsih, 2008)

Sarwono (2011) menyatakan bahwa perilaku seks bebas

adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual

baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis mulai dari


tingkah laku yang dilakukannya dengan sentuhan, berciuman

(kissing) berciuman belum menempelkan alat kelamin yang

biasanya dilakukan dengan memegang payudara atau melalui

oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama

(necking) dan bercumbuan sampai menempelkan alat kelamin

yaitu dengan saling menggesekkan alat kelamin dengan

pasangan namun belum bersenggama (petting) dan yang

sudah bersenggama (intercourse), yang dilakukan di luar

hubungan pernikahan.

b. Dampak Seks Bebas

Kematangan organ seks dapat berpengaruh buruk bila

remaja tak mampu mengendalikan rangsangan seksualnya,

sehingga tergoda untuk melakukan hubungan seks pranikah.

Hal ini akan menimbulkan akibat yang dapat dirasakan bukan

saja oleh pasangan, khususnya remaja putri, tetapi juga orang

tua, keluarga, bahkan masyarakat. (Marmi, 2013)

Akibat hubungan seks bebas :

a. Bagi remaja

1) Remaja wanita menjadi tidak perawan

2) Menambah risiko tertular penyakit menular seksual

(PMS), seperti : gonore (GO), sifilis, herpes simpleks

(genitalis), clamidia, kondiloma akumita, HIV/AIDS


3) Remaja puteri terancam kehamilan yang tidak

diinginkan, pengguguran kandungan yang tidak aman,

infeksi organ-organ reproduksi, anemia, kemandulan

dan kematian karena perdarahan atau keracunan

kehamilan.

4) Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa,

hilang harapan masa depan)

b. Bagi keluarga

1) Menimbulkan aib keluarga

2) Menambah beban ekonomi keluarga

3) Pengaruh kejiwaan bagi anak yang dilahirkan akibat

tekanan masyarakat di lingkungan (ejekan)

c. Bagi masyarakat

1) Meningkatnya remaja putus sekolah, sehingga kualitas

masyarakat menurun

2) Meningkatnya angka kematian ibu dan bay

3) Menambah beban ekonomi masyarakat, sehingga

derajat kesejahteraan masyarakat menurun (Marmi,

2013)
G. Landasan Teori

Remaja atau adolescene berasal dari bahasa latin “adolescere”

yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” istilah

adolescore yang berasal dari bahasa Inggris, saat ini mempunyai arti

yang cukup luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial

dan fisik (Proverawati & Misaroh, 2009).

Remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dan masa

dewasa. Istilah ini menunjukkan masa berawalnya pubertas sampai

tercapainya kematangan (Aryani, 2010).

Saat ini masalah-masalah pada remaja yang sering kita dengar

adalah narkoba, kehidupan malam, seks bebas dan lain-lain. Adapun

masalah yang sangat menyorot pada kalangan remaja ini adalah seks

bebas pada kalangan remaja.

Seks bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki- laki dan

perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. (Desmita, 2005). Ada

dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks dikalangan remaja

yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual. Seperti kita ketahui

bahwa banyak dampak buruk dari seks bebas dan cenderung bersifat

negatif seperti halnya, kumpul kebo, seks bebas dapat berakibat fatal

bagi kesehatan kita. Kurangnya pengetahuan para remaja mengenai

dampak seks bebas terhadap kesehatan merupakan salah satu

penyebab terbesar maraknya seks bebas dikalangan remaja pada

saat ini.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmojdo, 2012).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang (Wawan & Dewi, 2010) yakni faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal mencakup umur, pendidikan dan pekerjaan.

Sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan, sosial

budaya dan sumber informasi.


H. Kerangka Teori

Faktor Internal

1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
Pengetahuan Remaja
Putri Mengenai
Dampak Perilaku Seks
Bebas
Faktor Eksternal

1. Lingkungan
2. Sosial budaya
3. Sumber Informasi

Gambar 1. Kerangka Teori dari Wawan dan Dewi (2010)


I. Kerangka konsep

Umur
Pengetahuan Remaja Putri Mengenai Dampak Perilaku Seks Bebas
Lingkungan
Sumber Informasi

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan

Variabel bebas: umur, lingkungan, sumber informasi

Variable terikat: pengetahuan remaja putri mengenai dampak perilaku

seks bebas
BAB III

METODE PENELITIAN

J. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian

yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran

pengetahuan remaja putri mengenai dampak perilku seks bebas

(Nursalam, 2013).

K. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di MAN 1 Konawe Selatan

Provinsi Sulawesi Tenggara pada bulan Februari-Mei tahun 2018.

L. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi MAN 1

Konawe Selatan yang berjumlah 224 orang tahun 2018.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Riyanto, 2010). Untuk

menentukan sampel dalam penelitian ini digunakan tehnik simple

random sampling.

Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah adalah semua

remaja putri yang tercatat sebagai siswi kelas X dan XI di MAN 1


Konawe Selatan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik simple random sampling yaitu teknik

pengambilan sampel dengan memberikan kesempatan atau

peluang yang sama kepada semua anggota populasi untuk

ditetapkan sebagai anggota sampel.

Besar sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

=
1 +( )²

Keterangan :

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

d : tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki (0,1) maka

besar sampel :

=
1 +( )²

224
= 1 + 224 (0,1)²

224
= 1 + 224 (0,01)

= 69,1
Dari hasil di atas maka jumlah sampel yang akan diambil sebanyak

69 orang.

M. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat (dependent) yaitu pengetahuan remaja putri

mengenai dampak perilaku seks bebas.

2. Variabel bebas (independent) yaitu usia, lingkungan, sumber

informasi.

N. Definisi Operasional

1. Pengetahuan remaja putri mengenai dampak perilaku seks bebas

adalah kemampuan responden untuk mengetahui dan memahami

sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan dampak perilaku seks

bebas.

Kriteria objektif

a. Tingkat pengetahuan baik bila skor >75%-100%

b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 56%-75%

c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor <56%

(Nursalam, 2013)

2. Umur adalah usia responden saat penelitian dilakukan.

Kriteria objektif

a. 13-15 tahun (Masa remaja pertengahan)

b. 16-19 tahun (Masa remaja

akhir) (Kusmiran, 2011)


3. Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar, manusia

dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok.

Kriteria objektif

a. Lingkungan Keluarga

b. Lingkungan Sekolah

c. Lingkungan masyarakat

(Wawan & Dewi, 2010)

4. Sumber informasi adalah sumber informasi yang diperoleh

responden mengenai dampak perilaku seks bebas.

Kriteria objektif

a. Keluarga

b. Teman

c. Media

(Wawan & Dewi, 2010)

O. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data adalah data primer. Data diperoleh dari kuesioner

pada Remaja Putri di MAN 1 Konawe Selatan Tahun 2018.

P. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner tentang pengetahuan remaja putri mengenai dampak

perilaku seks bebas. Kuesioner pengetahuan terdiri dari 15


pertanyaan terbuka dengan memilih 1 jawaban benar. Skor tertinggi

15 dan skor terendah adalah 0.

Q. Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpul, diolah dengan cara manual dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing

Dilakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan data yang

telah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam

pengumpulan data tersebut diperiksa kembali.

2. Coding

Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai

dengan petunjuk.

3. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta

pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk

tabel distribusi.

b. Analisis data

Data diolah dan disajikan kemudian dipresentasikan dan uraikan

dalam bentuk table dengan menggunakan rumus:

f
X  xK
n
Keterangan :

f : variabel yang diteliti

n : jumlah sampel penelitian

K: konstanta (100%)

X : Persentase hasil yang dicapai


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Madrasah Aliyah Negeri 1 Konawe Selatan didirikan pada tahun

1999 yang terletak di Jalan Mayjen Katamso Desa Tanea Kecamatan

Konda Kabupaten Konawe Selatan.

Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui wawancara

dengan kepala MAN 1 Konawe Selatan, bahwa distribusi guru pada

MAN 1 Konawe Selatan berdasarkan tingkat pendidikan disajikan

pada table berikut.

Tabel 1. Distribusi Guru pada MAN 1 Konawe Selatan Berdasarkan

Tingkat Pendidikan Tahun 2018

Tingkat Guru (Orang) Jumlah

No. Pendidikan PNS Honorer Guru

1. S2 7 1 8

2. S1/DIV 14 14 28

3. Diploma - - -

Jumlah 21 15 36

Sumber : Kantor MAN 1 Konawe Selatan

Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah guru di MAN 1 Konawe

Selatan sebanyak 36 orang. Guru yang memiliki latar belakang

pendidikan S2 sebanyak 8 orang dan S1/DIV sebanyak 28 orang


Berdasarkan jumlah tersebut, diketahui bahwa guru Tetap atau

Pegawai Negeri Sipil sebanyak 21 orang dan Guru Tidak Tetap

(Honorer) sebanyak 15 orang.

Jumlah siswa di MAN 1 Konawe Selatan Tahun Pelajaran

2017/2018 sebanyak 371 orang, dimana laki-laki sebanyak 147 orang

dan perempuan sebanyak 224 orang.

Sarana dan prasarana pendidikan dan pengajaran merupakan

bagian yang sangat penting dalam membantu proses belajar

mengajar, sehingga tujuan pengajaran dapat berhasil dengan baik.

Sarana dan prasarana yang cukup tersedia di MAN 1 Konawe Selatan

seperti ruang kelas, meja dan kursi belajar serta peralatan penunjang

pendidikan lainnya cukup terpenuhi di sekolah ini. Keadaan sarana

dan prasarana pendukung kegiatan belajar mengajar di MAN 1

Konawe Selatan terdiri dari:

1. Ruang kegiatan belajar mengajar

2. Laboratorium

3. Perpustakaan

4. Ruang OSIS

5. Ruang BP/BK

6. Ruang Tata Usaha

7. Ruang Bendahara

8. WC dan Gudang

9. Ruang Kantor dan Ruang Guru


10. Mushalah

B. Hasil Penelitian

Penelitian mengenai Pengetahuan Remaja Putri Mengenai

Dampak Perilaku Seks Bebas di MAN 1 Konawe Selatan Provinsi

Sulawesi Tenggara telah dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2018.

Sampel penelitian adalah remaja putri yang tercatat sebagai siswi

kelas X dan XI di MAN 1 Konawe Selatan yang berjumlah 69 orang.

Setelah dilakukan pengolahan data maka hasil penelitian disajikan

dalam bentuk tabel disertai penjelasan.

1. Pengetahuan Remaja Putri

Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Remaja

Putri Mengenai Dampak Perilaku Seks Bebas di

MAN 1 Konawe Selatan

No. Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

1 Baik 38 55,1

2 Cukup 24 34,8

3 Kurang 7 10,1

Total 69 100,0

Sumber : Data Primer, 2018

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 69 responden

sebagian besar responden memiliki pengetahuan dalam

kategori baik yakni sebanyak 38 orang (55,1%), pengetahuan


dalam kategori cukup sebanyak 24 orang (34,8%) dan

pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 7 orang

(10,1%).

2. Pengetahuan Remaja Putri Berdasarkan Umur

Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Remaja

Putri Mengenai Dampak Perilaku Seks Bebas

Berdasarkan Umur di MAN 1 Konawe Selatan

Pengetahuan
Umur Jumlah
No
(Tahun) Baik Cukup Kurang

N % n % n % n %

1 13-15 15 21,7 11 15,9 5 7,2 31 44,9

2 16-19 23 33,3 13 18,8 2 2,9 38 55,1

Total 38 55,1 24 34,8 7 10,1 69 100,0

Sumber : Data Primer, 2018

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 69 responden,

responden yang berpengetahuan baik paling banyak berada

pada usia 16-19 tahun dengan jumlah 23 responden (33,3%)

dan paling sedikit berada pada usia 13-15 tahun dengan

jumlah 15 responden (21,7%). Responden yang

berpengetahuan cukup paling banyak berada pada usia 16-19


tahun dengan jumlah 13 responden (18,8%) dan paling sedikit

berada pada usia 13-15 tahun dengan jumlah 11 responden

(15,9%) dan Responden yang berpengetahuan kurang paling

banyak berada pada usia 13-15 tahun dengan jumlah 5

responden (7,2%) dan paling sedikit berada pada usia 16-19

tahun dengan jumlah 2 responden (2,9%).


3.Pengetahuan Remaja Putri Berdasarkan Lingkungan Tabel

3. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Remaja

Putri Mengenai Dampak Perilaku Seks Bebas

Berdasarkan Lingkungan di MAN 1 Konawe Selatan.

Pengetahuan
No Lingkungan Baik Cukup Kurang Jumlah
n % n % n % n %
Lingkungan 4 5.8 4 5,8 2 2,9 10 14,5
1
Keluarga Sekolah Masyarakat
Lingkungan
2 30 43,5 9 13,0 0 0 39 56,5
Sumber : Data Primer, 2018
Lingkungan
3 Tabel di4 atas5,8 11 15,9bahwa
menunjukkan 5 dari
7,269 20 29,0
responden,
Total 38 55,1 24 34,8 7 10,1 69 100,0
responden yang berpengetahuan baik paling banyak

dipengaruhi oleh lingkungan sekolah dengan jumlah 30

responden (43,5%), dan paling sedikit dipengaruhi oleh

lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga dengan

jumlah yang sama yaitu 4 responden (5,8%). Responden yang

berpengetahuan cukup paling banyak dipengaruhi oleh

lingkungan masyarakat dengan jumlah 11 responden (15,9%),

dan paling sedikit dipengaruhi oleh lingkungan keluarga

dengan jumlah 4 responden (5,8%) dan responden yang

berpengetahuan kurang paling banyak dipengaruhi oleh

lingkungan masyarakat dengan jumlah 5 responden (7,3%)


dan paling sedikit dipengaruhi oleh lingkungan keluarga

dengan jumlah 2 responden (2,9%).

4.Pengetahuan Remaja Putri Berdasarkan Sumber Informasi


Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Remaja
Putri Mengenai Dampak Perilaku Seks Bebas
Berdasarkan Sumber Informasi di MAN 1 Konawe
Selatan.

Pengetahuan
Sumber Jumlah
No.
Informasi Baik Cukup Kurang
n % n % n % n %
1 Keluarga 4 5,8 1 1,4 0 0 5 7,2
2 Teman 7 10,1 5 7,2 4 5,8 16 23,2
3 Media 27 39,1 18 26,1 3 4,3 48 69,6
Total 38 55,1 24 34,8 7 10,1 69 100,0

Sumber : Data Primer, 2018

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 69 responden,

responden yang berpengetahuan baik paling banyak

mendapat sumber informasi dari media dengan jumlah 27

responden (39,1%) dan paling sedikit mendapat sumber

informasi dari keluarga dengan jumlah 4 responden (5,8%),

responden yang berpengetahuan cukup paling banyak

mendapat sumber informasi dari media dengan jumlah 18

responden (26,1%) dan paling sedikit mendapat sumber

informasi dari keluarga dengan jumlah 1 responden (1,4%)

dan responden yang berpengetahuan kurang paling banyak

mendapat sumber informasi dari teman dengan jumlah 4


responden (5,8%) dan paling sedikit mendapat sumber

informasi dari media dengan jumlah 3 responden (4,4%).

C. Pembahasan

1. Pengetahuan Remaja Putri Mengenai Dampak Perilaku Seks


Bebas

Menurut Notoatmodjo (2012), Pengetahuan merupakan

sejumlah informasi yang dikumpulkan untuk dipahami dan

pengenalan terhadap sesuatu hal atau benda-benda secara

obyektif. Pengetahuan juga berasal dari pengalaman tertentu yang

pernah dialami dan diperoleh dari hasil belajar secara formal,

informal dan nonformal. Pengetahuan harus dibuktikan dengan

kebenaran karena pengetahuan merupakan kemampuan

seseorang untuk mengingat fakta, symbol, prosedur, teknik dan

teori.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 69 responden

sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik mengenai

dampak perilaku seks bebas, yakni sebanyak 38 responden

(55,1%) memiliki pengetahuan dalam kategori baik, pengetahuan

dalam kategori cukup sebanyak 24 responden (34,8%) dan

pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 7 responden

(10,1%). Hal ini berarti bahwa para remaja putri di MAN 1 Konawe

Selatan telah memiliki pengetahuan yang baik mengenai dampak

perilaku seks bebas.


Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo

(2012), bahwa tingkat tahu seseorang diartikan sebagai mengingat

kembali terhadap suatu spesifikasi dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. lebih lanjut

dikatakannya bahwa pada umumnya setiap orang, sebelum

bersikap dan bertindak terhadap suatu objek, terlebih dahulu ia

mengetahui apa objek yang hendak disikapi dan ditindaki. meski

demikian, sering seseorang menyikapi bahkan langsung bertindak

terhadap suatu objek tanpa lebih dahulu mengetahui tentang objek

yang hendak disikapi dan ditindakinya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Puspitasari

(2012) yang menyatakan bahwa sebagian besar pengetahuan

remaja tentang seks bebas di MAN 1 Surakarta dalam kategori

pengetahuan pengetahuan cukup. Penelitian ini juga sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Naedi (2012)

tentang gambaran tingkat pengetahuan seks bebas pada remaja

kelas IX di SMA Negeri 1 Cileungsi didapatkan hasil bahwa 229

responden (96,9%) berpengetahuan baik, 6 reponden (2,5%)

berpengetahuan cukup dan sebanyak 2 responden (0,8%)

memiliki pengetahuan kurang. .

Pengetahuan merupakan “hasil tahu” dari manusia dan ini

terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni


indera pengihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Pengetahuan yang ada pada diri manusia bertujuan untuk dapat

menjawab masalah kehidupan yang dihadapinya sehari-hari dan

digunakan untuk menawarkan berbagai kemudahan bagi manusia.

Dalam hal ini pengetahuan dapat diibaratkan sebagai suatu alat

yang dipakai manusia dalam menyelesaikan persoalan yang

dihadapi (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Soejoeti dalam Kristina & Yuni (2012), salah satu

faktor yang menyebabkan timbulnya perubahan, pemahaman,

sikap dan perilaku seseorang, sehingga seseorang mau

mengadopsi perilaku baru, yaitu kesiapan psikologis yang

ditentukan oleh tingkat pengetahuan.

Pengetahuan remaja dalam kategori baik dapat dijelaskan

karena baiknya pengetahuan remaja mengenai dampak perilaku

seks bebas, dimana remaja cukup mendapatkan informasi tentang

hal-hal yang diakibatkan karena perilaku seks bebas. Oleh karena

itu, sangat penting diadakan sosialisasi mengenai dampak perilaku

seks bebas agar para remaja dapat terhindar dari perilaku seks

bebas tersebut. Selain itu, informasi mengenai dampak perilaku

seks bebas juga dapat diperoleh dari keluarga, teman dan media.

Pengetahuan remaja dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yakni derajat penyuluhan dan tingkat pendidikan. Namun,

hal ini tidak mutlak menjadi tolak ukur pengetahuan seseorang


karena pengetahuan juga dapat diperoleh dari berbagai macam

sumber informasi, contohnya media massa, media elektronik,

buku, tugas kesehatan, kerabat dekat dan sebagainya (Istiarti,

2011).

2. Pengetahuan Remaja Putri Mengenai Dampak Perilaku Seks


Bebas Berdasarkan Umur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja

putri yang berumur 16-19 tahun memiliki tingkat pengetahuan

dalam kategori baik mengenai dampak perilaku seks bebas. Hal ini

sejalan dengan pendapat Hucklock (2012) bahwa semakin cukup

umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang maka akan

lebih matang dalam berfikir dan bekerja jadi semakin matangnya

umur semakin matang pula pemikirannya sehingga

pengetahuannya semakin baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 69 responden,

responden yang berpengetahuan baik paling banyak berada pada

usia 16-19 tahun dengan jumlah 23 responden (33,3%) dan paling

sedikit berada pada usia 13-15 tahun dengan jumlah 15 responden

(21,7%). Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

Hucklock (2012) yang menyatakan bahwa semakin matang umur

seseorang maka pengetahuannya pun akan semakin baik.

Responden yang berpengetahuan cukup paling banyak

berada pada usia 16-19 tahun dengan jumlah 13 responden

(18,8%) dan paling sedikit berada pada usia 13-15 tahun dengan
jumlah 11 responden (15,9%). Berdasarkan hasil penelitian

tersebut dapat di lihat bahwa umur yang semakin bertambah

sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang,

Sedangkan responden yang berpengetahuan kurang paling

banyak berada pada usia 13-15 tahun dengan jumlah 5 responden

(7,2%) dan paling sedikit berada pada usia 16-19 tahun dengan

jumlah 2 responden (2,9%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut,

dapat di buktikan umur mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang. Umur yang semakin bertambah maka pengalaman

yang dimiliki juga akan semakin banyak dan beragam. Sebaliknya,

semakin muda umur seseorang akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan mengenai dampak perilaku seks bebas. Ini erat

hubungannya dengan umur responden yang mayoritas 16-19

tahun yang merupakan remaja tahap akhir.

Remaja pada usia akhir telah melewati tahap perkembangan

ditahap sebelumnya. Tugas perkembangan berbeda disetiap tahap

perkembangan. Tugas perkembangan remaja diusia akhir yaitu

mencapai kemandirian seperti yang dicapai pada usia remaja

pertengahan, namun berfokus pada persiapan diri untuk benar-

benar terlepas dari orang tua, membentuk pribadi yang

bertanggung jawab dan membentuk ideology pribadi yang di

dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai (Riasyahirin,

2010).
3. Pengetahuan Remaja Putri Mengenai Dampak Perilaku Seks
Bebas Berdasarkan Lingkungan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar

remaja putri yang mendapat pengaruh dari lingkungan sekolah

memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai dampak perilaku

seks bebas. Hal ini berarti bahwa pengaruh dari lingkungan

sekolah sangat berperan penting dalam sukses tidaknya

penerapan dalam keseharian remaja putri mengenai

pengetahuannya tentang dampak perilaku seks bebas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 69 responden,

responden yang berpengetahuan baik paling banyak dipengaruhi

oleh lingkungan sekolah dengan jumlah 30 responden (43,5%) dan

paling sedikit dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dan

lingkungan keluarga dengan jumlah yang sama yaitu 4 responden

(5,8%). Hal ini dikarenakan lingkungan sekolah banyak

memberikan dampak positif bagi pengetahuan para remaja putri

mengenai dampak perilaku seks bebas. Lingkungan sekolah

memiliki pengaruh yang sangat dominan dalam perkembangan

pengetahuan para remaja khususnya pengetahuan mengenai

dampak perilaku seks bebas. Banyak kegiatan yang dilakukan

disekolah yang dapat meninngkatkan keterampilan dan

pengetahuan para remaja.


Responden yang berpengetahuan cukup paling banyak

dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dengan jumlah 11

responden (15,9%) dan paling sedikit dipengaruhi oleh lingkungan

keluarga dengan jumlah 4 responden (5,8%). Hal ini terjadi karena

dilingkungan masyarakat tempat mereka hidup dan bergaul

memiliki peran tertentu dalam membentuk pengetahuan,

kepribadian dan perilaku seseorang. Lingkungan masyarakat

cukup mempengaruhi pengetahuan seseorang sehingga dapat

menambah ilmu dan wawasan seseorang mengenai dampak

perilaku seks bebas.

Sedangkan responden yang berpengetahuan kurang paling

banyak dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dengan jumlah 5

responden (7,3%) dan paling sedikit dipengaruhi oleh lingkungan

keluarga dengan jumlah 2 responden (2,9%). Hal ini dikarenakan

lingkungan masyarakat merupakan lingkungan yang

mempengaruhi perkembangan perilaku individu termasuk

didalamnya adalah pengetahuan. Seseorang tidak bisa

melepaskan diri dari lingkungan masyarakat, karena lingkungan itu

senantiasa tersedia disekitar kita. Lingkungan yang tidak

mendukung bisa menjadi suatu penyebab buruknya pengetahuan

para remaja sehingga membuat para remaja salah dalam

memahami dampak dari perilaku seks bebas.


Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa pada

umumnya remaja putri lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan

sekolah dengan pengetahuan remaja putri mengenai dampak

perilaku seks bebas dalam kategori baik.

4. Pengetahuan Remaja Putri Mengenai Dampak Perilaku Seks


Bebas Berdasarkan Sumber Informasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 69 responden

sebagian besar responden mendapatkan informasi dari media,

yakni sebanyak 27 orang (39.1%), yang mendapatkan informasi

dari teman yakni sebanyak 7 orang (10,1%), dan mendapat

informasi dari keluarga yakni sebanyak 4 orang (5,8%). Hal ini

dapat disimpulkan bahwa remaja putri lebih banyak mendapatkan

informasi sehubungan dengan dampak perilaku seks bebas

melalui media.

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediateimpact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedianya

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana

komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio

surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam


penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai

sesuatu hal yang memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Notoadmodjo,

2012).

Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa dari 69 responden,

responden yang berpengetahuan baik paling banyak mendapat

sumber informasi dari media dengan jumlah 27 responden

(39,1%), sumber informasi dari teman dengan jumlah 7 responden

(10,1%) dan paling sedikit mendapat sumber informasi dari

keluarga dengan jumlah 4 responden (5,8%). Hal ini dapat

disimpulkan bahwa remaja putri lebih banyak mendapatkan

informasi mengenai dampak perilaku seks bebas melalui media,

dimana media saat ini sangat berpengaruh dalam kehidupan

seseorang dan informasinya pun sangat mudah diakses sehingga

para remaja putri semakin mudah mendapatkan informasi

mengenai dampak perilaku seks bebas dari media.

Responden yang berpengetahuan cukup paling banyak

mendapat sumber informasi dari media dengan jumlah 18

responden (26,1%) dan paling sedikit mendapat sumber informasi

dari teman dengan jumlah 1 responden (1,4%). Hal ini

dikarenakan media sangat mudah ditemukan dan dijumpai oleh


remaja putri, media menyediakan informasi-informasi penting

tentang kehidupan keseharian, oleh karena itu remaja putri saat ini

sangat mudah mendapatkan informasi mengenai dampak perilaku

seks bebas dari media.

Sedangkan responden yang berpengetahuan kurang paling

banyak mendapat sumber informasi dari teman dengan jumlah 4

responden (5,8%) dan paling sedikit mendapat sumber informasi

dari media dengan jumlah 3 responden (4,4%). Hal ini

dikarenakan informasi dari teman tidak banyak memberikan

pengetahuan yang benar dan akurat sehingga tidak banyak

memberikan pengaruh terhadap tingkat pengetahuan remaja putri

mengenai dampak perilaku seks bebas.

Menurut Notoadmodjo (2012), majunya teknologi akan

tersedianya bermacam-macam media massa seperti televisi, radio

surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai

sesuatu hal yang memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengetahuan remaja putri mengenai dampak perilaku seks bebas

di MAN 1 Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2018

sebagian besar dalam kategori baik.

2. Remaja putri di MAN 1 Konawe Selatan yang memiliki

pengetahuan mengenai dampak perilaku seks bebas dalam

kategori baik sebagian besar berada pada umur 16-19 tahun

sebanyak 23 orang (33,3%) dan pengetahuan dalam kategori

kurang berada pada umur 13-15 tahun sebanyak 5 orang (7,2%).

3. Remaja putri di MAN 1 Konawe Selatan yang dipengaruhi

lingkungan sekolah memiliki pengetahuan mengenai dampak

perilaku seks bebas dalam kategori baik sebanyak 30 orang

(43,5%) dan pengetahuan dalam kategori kurang sebagian besar

dipengaruhi oleh masyarakat sebanyak 5 orang (7,3%).

4. Remaja putri di MAN 1 Konawe Selatan yang memperoleh sumber

informasi dari media memiliki pengetahuan mengenai dampak

perilaku seks bebas dalam kategori baik sebanyak 27 orang

(39,1%) dan pengetahuan dalam kategori kurang sebagian besar

mendapatkan informasi dari teman sebanyak 4 orang (5,8%).


B. Saran

1. Pihak sekolah diharapkan dapat lebih mensosialisasikan kepada

para remaja mengenai dampak perilaku seks bebas agar para

remaja mendapatkan informasi yang benar mengenai dampak

perilaku seks bebas.

2. Perlu penelitian lanjutan mengenai dampak perilaku seks bebas

dengan menambahkan variabel lain yang belum termasuk dalam

variabel penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Baziad, A. (2013) Menopause dan Andropause. Edisi 1., Jakarta: EGC.

Chandra, B. (2014) Biostatistik Untuk Kedoktran & Kesehatan. Jakarta:


EGC.

Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Hauth, J.C., 2010.


Obstetrical hemmorrhage. In: Williams Obstetric. 23rd Ed. New
York: McGrawHill Medical.

Dewi, Wawan, A. ( 2010) Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap


dan Perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Fritz, M.A., Speroff, L. ( 2010) Clinical Gynecologic Endrocinology and


Infertility. Lippincott Williams & Wilkins.

Guyton AC, Hall JE. (2011) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.


Edisi 11. Penterjemah: Irawati, Ramadani D, Indriyani F.
Jakarta: EGC.

Hurlock B.E. ( 2012). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan


Sepanjang Rentang Kehidupan. Ed. Lima. Jakarta: Erlangga.

Indriani, N. (2007) Perbedaan Sikap Wanita dalam Menghadapi Masa


Klimakterium Dilihat dari Pengetahuan Tentang Menopause di Desa
Kampung Islam Kusamba Kecamatan Dawan Kabupaten
Klungkung Bali, Malang. Naskah Publikasi. Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Available from: lib.uin-
malang.ac.id/abstrak/a03410068.pdf. [Accesed 1
Desember 2016].

Istiarti, 2011. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Media


Pressindo.
Kasdu, D. ( 2002) Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause.
Jakarta: Puspa Swara.

Kuncara, Z.S. (2014) Menopause.


http://www.e- psikologi.com/usia/270902.htm. Diakses
tanggal 15 Desember 2016.

Kuswita, ( 2012) Gambaran Pengetahuan Wanita Menopause


Tentang Masa Klimakterium. KTI. Pidie
Manuaba, IBG, (2012) Ilmu Kebinanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Mansjoer, A., (2001) Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media


Aesculapsius.

Northrup, C. (2006) Bijak di Saat Menopause. Bandung: Q-press.

Nursalam, ( 2009) Pendekatan Praktis Metode Riset Keperawatan.


Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Notoatmodjo, S., (2010) Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta.

Proverawati (2013) Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Jogjakarta: Nuha


Medika.

Saifuddin, A.B. (2012) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjdo.

Sastrawinata, S., ( 2014) Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan


Reproduksi, ed.2. Jakarta: EGC.

Wijayanti, D. ( 2013) Fakta Penting Seputar Kesehatan Reproduksi


Wanita. Jogjakarta: Bookmarks.
LAMPIRAN
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Adik/Saudara responden

Di MAN 1 Konawe

Selatan

Nama saya DEWI NURAHMAYANTI, mahasiswa Program D-III


Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan. Saat ini
saya sedang melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui
pengetahuan remaja putri mengenai dampak perilaku seks bebas di MAN
1 Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018, yang mana
penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas
akhir di Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan saudara untuk


berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini, partisipasi
saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak akan memberi
dampak yang membahayakan. Jika saudara bersedia, saya akan
memberikan lembar kuesioner (lembar pertanyaan) yang telah
disediakan untuk diisi dengan kejujuran dan apa adanya. Peneliti
menjamin kerahasiaan Jawaban dan identitas sa u da ra . Jawaban yang
saudara berikan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini.

Demikian lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan


partisipasinya disampaikan terima kasih.

Kendari, 2018

Responden Peneliti

…………………. ( Dewi Nurahmayanti)


KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI DAMPAK PERILAKU


SEKS BEBAS DI MAN 1 KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI
TENGGARA

TAHUN 2018

No. Responden......................Diisi oleh peneliti

Petunjuk:

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat

ini, serta pilihlah jawaban yang benar.

Karakteristik Responden

1. Identitas Responden :
Inisial Siswi :
Kelas :
Umur : Tahun
Agama :
Alamat :

2. Lingkungan :
1. Lingkungan Keluarga
2. Lingkungan Sekolah
3. Lingkungan Masyarakat

3. Sumber Informasi/Media :
1. Keluarga
2. Teman
3. Media

ii
SOAL
1. Apa yang dimaksud dengan remaja?
a. Masa perubahan dari kanak-kanak menjadi dewasa
b. Berumur 10-19 tahun dengan perubahan fisik dan psikis.
c. Tidak tahu
2. Bentuk-bentuk dari perilaku seks bebas, kecuali?
a. Bersalaman
b. Berhubungan seks
c. Tidak tahu
3. Tanda utama mulai dewasa pada remaja perempuan adalah?
a. Tumbuh rambut pada kemaluan dan bagian tubuh tertentu dan
membesarnya panggul dan payudara
b. Haid dan Menstruasi
c. Tidak tahu
4. Apa yang anda lakukan jika mengetahui ada teman anda yang
melakukan perilaku seks bebas?
a. Memberikan pemahaman tentang dampak fisik dan psikologis
dari seks bebas.
b. Menceritakan kepada teman yang lainnya.
c. Tidak tahu
5. Apakah yang dimaksud dengan seksual pranikah?
a. Melakukan hubungan seksual sebelum menikah
b. Hubungan yang dilakukan sebelum ada ikatan
c. Tidak tahu
6. Tujuan seseorang berhubungan seksual adalah
a. Untuk mengembangkan keturunan, memperoleh kenikmatan,
b. Bersenang-senang memperoleh kenikmatan
c. Tidak tahu
7. Apa yang dimaksud dengan ”prilaku seksual” adalah?
a. Pengetahuan bagaimana cara berhubungan kelamin antara laki-
laki
dan perempuan
b. Tindakan yang dilakukan oleh remaja berhubungan dengan
dorongan seksual baik itu berpegangan tangan, berpelukan,
berciuman dan sampai berhubungan seksual.
c. Tidak tahu
8. Resiko apakah yang dihadapi remaja akibat prilaku seksual
pranikah?
a. Kehilangan keperawanan bagi remaja putri dan keperjakaan
bagi remaja putra
b. Kehamilan yang tidak diinginkan, dikucilkan dan dikeluarkan
dari sekolah
c. Tidak tahu
9. Hal yang menyebabkan remaja terjerumus kedalam berbagai
persoalan seksual pranikah?
a. Pengaruh teman sebaya, kurang informasi tentang seks, kurang
pengawasan dari orang tua dan pendidikan agama
b. Rasa gengsi dengan teman dan adanya kesempatan untuk
melakukan seksual pranikah
c. Tidak tahu
10. Menurut anda, alasan remaja melakukan seksual pranikah?
a. Karena suka dan cinta pada pacar, coba-coba, menganggap
seks merupakan bagian dari cinta
b. Karena mereka pelaku yang aktif seksual, dorongan seksual
yang tinggi
c. Tidak tahu
11. Kehamilan dapat terjadi karena?
a. Bercumbu/ bermesraan antara laki-laki dan perempuan
b. Bertemunya sel telur perempuan dan sperma laki-laki
c. Tidak tahu
12. Dampak fisik apakah yang ditimbulkan jika remaja melakukan
seksual pranikah?
a. Rasa sakit yang kronis, kemandulan, keputihan dan trauma
psikologis
b. Kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit menular seksual
(PMS)
c. Tidak tahu
13. Dampak di masyarakat yang timbul akibat remaja melakukan
seksual pranikah saat ini?
a. Dikucilkan, putus sekolah karena hamil, mendapatkan tekanan
dan celaan dari masyarakat.
b. Tidak ada dampak yang berarti.
c. Tidak tahu
14. Penyakit-penyakit yang diakibatkan karena sering berganti-ganti
pasangan?
a. HIV/AIDS, Herpes simplek dan mandul
b. HIV/AIDS, Gonore, sifilis dan herpes simplek
c. Tidak tahu
15. Berikut ini merupakan cara remaja menghindari seksual pranikah?
a. Hindari pergaulan bebas, mencari pengetahuan kesehatan
reproduksi yang benar, berhati-hati dalam memilih teman,
tingkatkan ibadah
b. Perhatian dari orang tua, tidak berpacaran dan rajin belajar
c. Tidak tahu
JAWABAN

1. A 11. B
2. A 12. B
3. B 13. A
4. A 14. B
5. A 15. A
6. A
7. B
8. B
9. A
10. B
Lampiran 2

JADWAL PENELITIAN

NO. URAIAN BULAN (2017-2018)


KEGIATAN DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI
1. Pengambilan X
Data Awal
2. Penyusunan X X
Proposal
Penelitian
3. Seminar X
Proposal
4. Perbaikan X X
Proposal
5. Penelitian X X
6. Penyusunan X X X
Hasil Karya
Tulis Ilmiah
7. Ujian Karya X
Tulis Ilmiah
MASTER TABEL PENELITIAN
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI DAMPAK PERILAKU SEKS
BEBAS DI MAN 1 KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2018

NO NAMA UMUR FAKTOR SUMBER PENGETAHUAN


LINGKUNGAN INFORMASI
1. V 17 Sekolah Teman 93,3%
tahun
2. I 16 Masyarakat Teman 66,6%
tahun
3. E 16 Keluarga Keluarga 73,3%
tahun
4. R 15 Masyarakat Media 86,6%
tahun
5. S 16 Keluarga Media 40%
tahun
6. R 15 Sekolah Media 80%
tahun
7. F 15 Masyarakat Media 46,6%
tahun
8. L 15 Sekolah Media 80%
tahun
9. V 15 Sekolah Media 73,3%
tahun
10. F 17 Sekolah Teman 86,6%
tahun
11. I 17 Sekolah Teman 93,3%
tahun
12. H 17 Keluarga Keluarga 86,6%
tahun
13. Y 17 Keluarga Keluarga 93,3%
tahun
14. S 15 Keluarga Media 66,6%
tahun
15. N 15 Keluarga Media 73,3%
tahun
16. E 16 Masyarakat Media 73,3%
tahun
17. A 15 Keluarga Keluarga 86,6%
tahun
18. W 17 Sekolah Teman 93,3%
tahun
19. N 17 Masyarakat Media 86,6%
tahun
20. A 16 Sekolah Media 93,3%
tahun
21. U 16 Sekolah Teman 93,3%
tahun
22. S 16 Sekolah Teman 100%
tahun
23. Y 15 Keluarga Media 73,3%
tahun
24. P 15 Keluarga Keluarga 86,6%
tahun
25. S 17 Sekolah Media 66,6%
tahun
26. W 15 Sekolah Media 73,3%
tahun
27. O 16 Keluarga Teman 46,6%
tahun
28. O 15 Masyarakat Media 66,6%
tahun
29. N 17 Sekolah Media 66,6%
tahun
30. U 16 Sekolah Media 86,6%
tahun
31. N 15 Sekolah Media 80%
tahun
32. S 15 Sekolah Media 80%
tahun
33. K 16 Sekolah Media 93,3%
tahun
34. P 16 Sekolah Media 93,3%
tahun
35. N 16 Sekolah Media 93,3%
tahun
36. A 16 Sekolah Media 93,3%
tahun
37. M 15 Sekolah Media 86,6%
tahun
38. D 17 Sekolah Media 80%
tahun
39. N 16 Masyarakat Teman 80%
tahun
40. E 15 Sekolah Media 86,6%
tahun
41. N 16 Sekolah Media 73,3%
tahun
42. N 15 Sekolah Media 86,6%
tahun
43. S 16 Sekolah Media 73,3%
tahun
44. V 15 Masyarakat Media 86,6%
tahun
45. I 15 Sekolah Teman 73,3%
tahun
46. R 16 Sekolah Media 80%
tahun
47. A 15 Sekolah Media 86,6%
tahun
48. T 15 Masyarakat Teman 46,6%
tahun
49. N 17 Sekolah Media 93,3%
tahun
50. W 17 Sekolah Media 93,3%
tahun
51. A 16 Masyarakat Media 66,6%
tahun
52. N 16 Masyarakat Teman 73,3%
tahun
53. M 16 Masyarakat Teman 60%
tahun
54. K 15 Masyarakat Teman 46,6%
tahun
55. E 17 Sekolah Media 66,6%
tahun
56. P 17 Sekolah Media 86,6%
tahun
57. N 15 Sekolah Media 86,6%
tahun
58. A 17 Sekolah Media 80%
tahun
59. H 17 Sekolah Media 86,6%
tahun
60. E 15 Sekolah Media 73,3%
tahun
61. I 15 Masyarakat Media 73,3%
tahun
62. S 15 Masyarakat Media 73,3%
tahun
63. D 15 Masyarakat Media 40%
tahun
64. D 15 Sekolah Media 80%
tahun
65. L 15 Sekolah Media 80%
tahun
66. F 15 Masyarakat Media 73,3%
tahun
67. E 16 Masyarakat Media 73,3%
tahun
68. F 15 Masyarakat Teman 46,6%
tahun
69. P 16 Masyarakat Teman 73,3%
tahun
PEMERINTAH PROVIN6I
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

uomor Ylh. Bupali Konowe Sela\an


mpimn

Berdeaerkan Surat Dlrektur Roltgld<ee Kanderi Nomor : DU 1. B0^t2088 8!


19 Apr\T 20J8 w‹haI tersebut di . Hehagigwa di bawah ml
Neme : DEwi NURAHMAYAI•ITI

Wmaxsud urduK malâkukari Panaliljen/P'engarñ&Jan Data di Daerah/ltantor


tecara dalam rangka pen non KTLtEzkrip9TesTs/O , d•r+gan .

nng akan uiiaRsanakan u«pg+i . ts w‹ zois on «am .

1.Berreotr0so msn}ogx cearnanan dan kemmBnan serua msn4ssd perumd


umoanga*

4: vvajia meronormad eat lsuadat xa berlaku ai aaeieh eatempaL


badan PaW@an den OgdenPrzndwl Ta era.
a. Surat Izin akan nWI•r kemball dan dlrtyalatan tidak barlaxu apabila temyata
pemegang
MADRASAI i ALiY \H NEGERI I KONSSL
l. Mayy”en Kolamso Dcsa”lanca Kma^aiaa Kinda Xod• Pos s3314

& y FTERANCAMPENDLM9AN
Nomor :J94 .’ Mo.21.07.3. i1p.0l .I/05/20l8

Yang bertnnéa tangan diixiwali ini :


Nana : Muspiéai. S.Ag,DA
flip 197210011999032005
Jabatan : Kepsla MA I I Konsel
Faztgkat*Go\ ! Peribina IN a
Unit kerja . NON I Kon«•.'c Scl»w

Nb

Yet gk«u› sonar.\›«›ar wish m‹tatsa»etca pm•1i5•a •crta pcnp••p«l•a éua «rc«k
penelitian yaog 4ijaLsmd‹w uoggai 23 April Suapñ Is Mci 20t6 dcngm j«d«t
pe«elit«ui *PEHGETAJ4UAN kEktAjA PUTItj MEftGEN& DMtPAK PENLAKU SEXS
BEB.\S DI MAI4 I KONSEL PROY. SULTRA YAHUN 2018”
KEIdIENTERIANKESEHATAN RI
.BADAN PENGEMBANGAN DANKESEHATA N
SUU.BERDAYA MANUSIA
KENDARI
POLITEKNIK KESEHAT AN

SURAY KETEpANGAN BGBAS PUSTAKA


NO: 357/PP/1088

Potitekn\k Kesehatan
Y‹nE bert•nda tangan di bawah ini Kepda Unit PerpustaLaan
xe«d+ri, menerangkan bahwz :

ffama : Dew: Nurahmayanti


SIM : P00324015004
Tempat Tgl. Lahlr Kendari, 05 Maret J998
Jvnsar : D.DII Eebidanan
Alamat : Ds Pombulaa Jala, Dec Kenda

Benar-berar rcahasiswa yang tersebut naman\'a di atas sampai saat ini tidak
mempunyai sangku' pout di Perpust kaan Poltekkes £endarf ball: urusan peminjaman
outu maupun urusen adminbtrasi lainnya.
Demikian sura\ keterangan Ini diberikan untok digunakan sebagai ›yarat untuk
rrengikuti u}ian akhlr pada Jurosan D.III rebidanan Tahun 2018

Carl, 13 Agustus 2018


n|t Pe^pustaLaan
késehatan xendari

’$ddi as
DOKUMENTASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai