Anda di halaman 1dari 2

1. 1). A.

Tambahan kemampuan ekonomis = yang termasuk penghasilan adalah setiap


tambahan kemampuan untuk menguasai barang dan jasa yang didapat wp dalam tahun
pajak yangberkenaan. Maksud “ tambahan” adalah jumlah neto. Jumlah penerimaan 1
peroleh bruto dikurangi dengan biaya mendapatka,menagih,dan memelihara penghasilan
itu.
B. Yang diterima 1 diperoleh wp : hanya kepada tambahan kemampuan ekonomi yang
telah menjadi realisasi. Arti realisasi diambial dari arti akuntasi yang berarti penghasilan
yang telah dapat dibutuhkan, baik dari accrual basis/ cash basis
C. Baik yang berasal dari Indonesia maupun yang berasal dan war Indonesia : Penghasilan
yang dikenal pajak yaitu penghasilan yang didapat dimanapun juga baik yang bersumber
dari Indonesia maupun sumber luar Indonesia
D. Dengan nama dalam bentuk apapun : dalam penentuan ada tidaknya pengenaan pajak
pada penghasilan, yang menentukan besarnya pergenaan pajak adalah hakekat
ekonomis sebenarnya
(The substance-over-form principle)

contoh :
1) Imbalan yang berkenaan dengan pekerjaan/jasa
2) Hadiah
3) Laba usaha
4) keuntungan karena penjualan / pengalihan harta.
5) dan sejenisnya.

2) Konsep pajak final adalah konsep perpajakan yang mana proses penagihannya
dilakukan secara penuh pada periode / masa transaksi itu terjadi yang diatur dalam uu
pph Pasal 4 (2) untuk berbagai transaksi dan pasal 26 untuk pendapatan yang diterima
wp luar negeri. konsep pajak final berbeda dengan konsep potongan / pungutan yang
menangguhkan Semua beban pajak (selain yang telah dipotong/dipungut dan telah
diserahkan pada fiskus). Pada akhir tahun, sehingga pada akhir tahun barulah diketahui
besar pajak terutang/yang masih harus di bayar.
Dari segi pelaporan, untuk komponen pendapatan yang termasuk objek pajak final tidak
perlu diperhitungkan lagi dalam perhitungan PPh Saat pelaporan. CPT, sehingga, istilah
kredit pajak terkait pajak final itu tidak ada. Pelaporan terkait pajak final dapat dilakukan
dengan pengisian dan penyerahan SPT masa PPh Pasal 4 ayat 2. Peraturan ini diterapkan
karena alasan kesederhanaan dan kemudahan dalam administrasi. Dilihat dari objek
pajak yg dikenakan PPh, umumnya terkait dengan transaksi yg cukup likuid/0P yang
butuh kemudahan dalam sisi perpajakan.
3) OP : Premi asuransi yang dibayar sendiri tidak relevan untuk dikaitkan dalam konsep
PPh karena bukan pendapatan atau biaya yang dapat dikategorikan sebagai pengurang
dari gaji /pendapatan lain. Sedangkan untuk iuran pensiun yang dibayar sendiri dapat
dikategorikan sebagai pengurangan dalam perhitungan penghasilan neto pegawai (PER
-15/P)/2006).

 Perusahaan tempat Op kerja: Premi asuransi yang dibayarkan perusahaan demi


kepentingan pegawainya dapat dikategorikan sebagai pendapatan bagi karyawannya
karena sudah dikenai pajak dari sisi pegawai, perusahaan dapat mengakui pembayaran
premi asuransi Sebagai deductible expense / perusahaan tidak perlu dikenakan pajak
lagi terkait transaksi. Untuk iuran pensiun yang dibayar perusahaan dikategorikan
sebagai deductible expense karena termasuk biaya yg berkenaanpekerjaan (tunjangan).
 Perusahaan asuransi atas labanya dikenakan PPh badan 25%. laba yang dimaksud adalah
hasil selisih antara pendapatan dan beban pada periode tertentu. Sedangkan klaim
asuransi yang dibayarkan perusahaan asuransi bukan objek pajak sesuai dengan uu pph
pasal 4 ayat 3 (e).
 lembaga dana pensiun: Iuran yang diterima oleh lembaga tersebut dari pemberi kerja
/pegawai bukan objek pajak (uu pph Pasal 4 ayat 3). Namun untuk tunjangan pensiun
yang dibayarkan lembaga dana pensiun ke pegawai bersangkutan akan dikenakan PPh
21

4). Asas equity (keadilan): Pemungutan pajak dalam suatu negara harus didasarkan pada
kemampuan dan penghasilan wp. Diaplikasikan pada penerapan tarif progresif PPh
orang pribadi.

- Asas certanty (kepastian) : Pemungutan pajak dalam suatu negara diatur dalam sebuah
uu yang sifatnya memaksa tiap warga negara tanpa terkecuali. Diaplikasikan pada uu
khusus yang telah disahkan pemerintah mengenai perpajakan.

- Asas convenience (kenyamanan): pemungutan pajak diusahakan dapat memudahkan


para wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya. Diaplikasikan oleh DJP dan
membuka stand ditempat umum untuk melakukan SPT / dropbox

- Asas Economics (ekonomi): Diusahakan biaya pemungutan pajak dapat ditekan sekecil
mungkin. DJP telah banyak melakukan reformasi perpajakan dengan membangun sl yang
mengurangi biaya administrasi / membangun sistem online pelaporan SPT /pembuatan
NPWP.

5). Peran pajak dapat menyokong ekonomi dalam negeri. Instrumen pajak sebagai fungsi
regulerend lazim digunakan dalam rangka memberi stimulus untuk kegiatan
perekonomian dan investasi suatu negara. Di era pandemi, pemerintah memberikan
pembebasan pajak, penurunan tarif pajak, pengurangan beban pajak, dan relaksasi
pelayanan pajak. contohnya diterbitkan PMK NO.28/2020 tentang pemberian fasilitas
pajak terhadap barang dan jasa yang diperlukan dalam rangka penanganan pandemi
covid - 19. PMK 34/2020 relaksasi atas barang yang diimpor untuk penanganan covid-19.
PMK 23 /2020 tentang insetif pajak untuk WP yang terdampak pandemi

Anda mungkin juga menyukai