Anda di halaman 1dari 12

JURNAL INFORMATIKA, Vol.4 No.1 April 2017, pp.

82~93
ISSN: 2355-6579
E-ISSN: 2528-2247 82

Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Pembiayaan


Menggunakan Metode Analytical
Hierarchy Process
1
Siti Rendani Anjaryanti, 2Yudi Ramdhani

1Universitas BSI
e-mail: sitsitrend@gmail.com
2UniversitasBSI
e-mail: yudi.yrm@bsi.ac.id

Abstrak
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Khonsa, merupakan salah satu lembaga keuangan yang
menawarkan beberapa produk pembiayaan. Dalam prosedur penyaluran pembiayaan pada BMT
Khonsa, terdapat permasalahan keterlambatan status pembiayaan serta resiko pembiayaan Non
Performance Loan dan Non Performance Finance. Hal ini yang menjadikan perlunya sebuah
sistem pendukung keputusan yang dapat membantu dalam menentukan kelayakan pembiayaan.
Kriteria yang digunakan untuk analisa kelayakan pembiayaan pada BMT Khonsa adalah
kepribadian, kapasitas, aset yang dimiliki, jaminan, dan keadaan perekonomian. Penelitian ini
memanfaatkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai model pemecahan masalah
yang bersifat multikriteria. Hasil dari penelitian ini adalah sistem pendukung keputusan kelayakan
pembiayaan yang dibangun sebagai alat bantu untuk penentuan kelayakan pembiayaan.

Kata Kunci: AHP, Pembiayaan, Sistem Pendukung Keputusan.

Abstract
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Khonsa was the financial institutions offered financing products. In
the finance distributor procedure at BMT Khonsa there were problem delay of financing status
and financing risk Non Performance Loan and Non Performance Finance. This matter made the
requiring a decision support system could help in determining the feasibility of financing. The
criteria was used for feasibility analysis on BMT Khonsa is character, capacity, capital, collateral,
and condition of economy. This study utilized Analytical Hierarchy Process (AHP) method as a
problem-solving model namely multi criteria. The result of this study was the decision support
system of financing feasibility was built as a tool for determining the feasibility of financing.

Keywords: AHP, Financing , Decision Support System.

1. Pendahuluan 2015). Maka dari itu, dibutuhkan sebuah


Krisis keuangan menjadi sebuah metode pendukung keputusan penilaian
bagian integrasi ekonomi yang kelayakan penerima pembiayaan. Penilaian
mengakibatkan stabilitas ekonomi menjadi tersebut bertujuan untuk meminimalisir
kritis. Terdapat beberapa faktor resiko yang jumlah NPL (Non Performing Loan) dan NPF
menjadi kontribusi krisis banking, resiko (Non Performing Finance).
pertama adalah resiko kredit, hal ini terjadi Berdasarkan hasil observasi yang
jika seorang customer, peminjam, atau dilakukan di Kantor BMT Khonsa
pesaing menjadi tidak mampu atau gagal Tasikmalaya, banyaknya anggota
mencapai kontrak pembayaran pada bank, pembiayaan BMT Khonsa sampai bulan
yang akan menyebabkan kerugian pada Maret 2016 mencapai 2206 orang. Semakin
pendapatan dan jumlah pokok pembiayaan banyak anggota yang mengajukan
(Abdullah & Sanusi, 2015). permohonan pembiayaan, dapat
Resiko kredit seperti kredit macet menimbulkan masalah keterlambatan
kerap saja terjadi. Hal ini salah satunya informasi status permohonan pembiayaan
disebabkan karena dalam penetapan kepada anggota. Selain itu, akibat marketing
penerima kredit yang tidak tepat (Hanifah, landing atau accounting officer yang

Diterima Februari 10, 2017; Revisi Februari 16 , 2017; Disetujui Maret 15, 2017
83

berhalangan hadir pada rapat pembiayaan, yang bersifat on-line (internet) ataupun
berpengaruh pada informasi hasil analisa yang bersifat off-line (buku, paper, dan
menjadi kurang akurat, sehingga akan dokumen-dokumen terkait) yang
memungkinkan terjadi NPL (Non Performing mendukung penelitian ini.
Loan) dan NPF (Non Performing Finance). Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Berdasarkan masalah yang System Development Life Cycle
terdapat di BMT Khonsa Tasikmalaya, maka (SDLC) adalah proses mengembangkan
dibutuhkan sebuah sistem pendukung atau mengubah suatu sistem perangkat
keputusan untuk membantu manager dalam lunak dengan menggunakan model-model
menganalisa informasi kelayakan dan metodologi yang digunakan untuk
pembiayaan. mengembangkan sistem perangkat lunak.
Salah satu model SDLC adalah model air
2. Metode Penelitian terjun (waterfall), sering disebut juga model
Sebuah metode penelitian sekuensial linier (sequential linear) atau alur
merupakan hal yang penting untuk hidup klasik (classic life cycle). Model air
merancang sebuah sistem. Agar rancangan terjun menyediakan pendekatan alur hidup
sistem menghasilkan sistem yang baik, perangkat lunak secara sekuensial atau
maka penelitian yang dilakukan harus baik terurut (Rosa & Shalahuddin, 2015).
pula. Penelitian yang baik adalah penelitian Tahapan model waterfall yaitu:
yang akurat dan mampu memberikan 1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
manfaat atau memiliki nilai guna. Berikut Tahap analisis kebutuhan perangkat
metode penelitian yang digunakan penulis: lunak merupakan proses pengumpulan
Metode Pengumpulan Data kebutuhan yang dilakukan secara insentif
Berikut beberapa teknik untuk mespesifikasikan kebutuhan
pengumpulan data yang dilakukan penulis, perangkat lunak agar dapat dipahami,
berdasarkan (Yakub, 2012) teknik perangkat lunak seperti apa yang
pengumpulan data diantaranya: dibutuhkan oleh user. Penulis melakukan
1. Observasi pengamatan, wawancara, dan studi
Observasi atau pengamatan pustaka untuk mengumpulkan data
(observation) merupakan salah satu berupa dokumen formulir permohonan
teknik pengumpulan fakta atau data (fact pembiayaan, dan kriteria penilaian
finding technique) yang cukup efektif kelayakan pembiayaan, yang digunakan
untuk mempelajari sistem baru. Penulis pada Standar Operasional Prosedur
melakukan observasi atau pengamatan (SOP) analisa kelayakan pembiayaan
langsung pada Kantor BMT Khonsa BMT Khonsa untuk dianalisis dan
Tasikmalaya untuk menganalisa SOP dipahami.
(Standar Operasional Prosedur) yang 2. Desain
sedang berjalan, dan menganalisa Desain perangkat lunak adalah proses
kriteria yang digunakan untuk penilaian multi langkah yang fokus pada desain
pembiayaan pada BMT Khonsa. pembuatan program perangkat lunak
2. Wawancara termasuk struktur data, arsitektur
Wawancara merupakan suatu teknik perangkat lunak, representasi
pengumpulan data secara langsung, antarmuka, dan prosedur pengodean.
saling bertukar pikiran dan informasi Penulis menggunakan model konseptual
mengenai permasalahan yang Entity Relationship Diagram (ERD) untuk
ditentukan. Melalui teknik wawancara mendesain subsistem basis data, dan
penulis mengajukan beberapa model Unified Modeling Language (UML)
pertanyaan yang berhubungan dengan untuk mendesain subsistem dialog
apa yang dibahas kepada manager, staf antara sistem dan pengguna.
administrasi bagian marketing landing, 3. Pembuatan Kode Program
dan beberapa anggota pembiayaan Desain harus ditranslasikan ke dalam
sebagai bahan analisa penulis. program perangkat lunak. Hasil tahap ini
3. Studi Pustaka adalah program komputer yang sesuai
Studi kepustakaan (literature) dilakukan dengan desain yang telah dibuat.
untuk mencari landasan teori dari Mekanisme ini dibuat dengan bantuan
berbagai literatur yang berkaitan dengan beberapa software, diantaranya XAMPP,
masalah penelitian. Penulis Macromedia Dreamweaver 8, dan
mengumpulkan referensi-referensi, baik Browser.

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.1, April 2017: 82-93


84

4. Pengujian
Tahap pengujian berfokus pada
perangkat lunak dari segi lojik dan
fungsional. Tahap ini bertujuan untuk
meminimalisir kesalahan (error). Penulis
menggunakan metode black box testing
yang berfokus pada pengujian fungsional
perangkat lunak, untuk memastikan
kondisi input dan output yang dihasilkan
telah sesuai dengan yang diinginkan.
5. Pendukung (Support)
Tahap pendukung atau pemeliharaan Gambar 1. Struktur Hirarki
dapat mengulangi proses pembangunan Sumber: (Kirom, Bilfaqih, & Effendie,
mulai dari anaisis spesifikasi untuk 2012).
perubahan perangkat lunak yang sudah 2. Prinsip Penetapan Prioritas
ada, tapi tidak untuk membuat perangkat Penentuan prioritas dilakukan dengan
lunak baru. Untuk mendukung cara membandingkan elemen yang satu
pengaksesan sistem berbasis web ini, dengan elemen yang lain kedalam
maka penulis memanfaatkan fasilitas bentuk matriks. Cara ini dapat disebut
publikasi web agar aplikasi sistem perbandingan berpasangan (pairwise
pendukung keputusan ini dapat diakses comparison). Pada perhitungan ini,
oleh pengguna. digunakan skala perbandingan 1 sampai
Metode Pengambilan Keputusan 9. Skala perbandingan ini disebut
Sistem Pendukung Keputusan sebagai skala fundamental, yang
dikembangkan secara khusus untuk diturunkan berdasarkan kemampuan
membantu dalam proses pengambilan individu dalam membuat suatu
keputusan. “Pengambilan keputusan adalah perbandingan secara berpasangan
suatu proses memilih di antara beberapa terhadap elemen-elemen yang akan
aksi alternatif yang bertujuan untuk dibandingkan. Ciri metode AHP adalah
mencapai tujuan” (Padmowati, 2009). melakukan pembandingan antara
Penulis menggunakan metode sepasang objek (Padmowati, 2009).
Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai Berikut adalah tabel skala perbandingan
metode pengambilan keputusan, untuk AHP:
sistem pendukung keputusan yang Tabel 1. Skala Perbandingan AHP
dibangun. Metode AHP merupakan salah Tingkat Definisi Keterangan
satu metode dalam proses pengambilan Sama Kedua elemen memiliki
1
pentingnya pengaruh yang sama
keputusan, yang dibangun berdasarkan tiga
Agak lebih Pengalaman dan
prinsip, yaitu prinsip penyusunan hirarki, penting yang penilaian sangat
prinsip penetapan prioritas, dan prinsip 3 satu atas memihak satu elemen
konsistensi. Berikut tahapan metode AHP: yang lainnya dibandingkan dengan
pasangannya
1. Prinsip Penyusunan Hirarki
Cukup Pengalaman dan
Tingkat teratas pada hirarki adalah fokus penting keputusan menunjukan
atau tujuan. Sedangkan tingkat 5 kesukaan atas satu
dibawahnya adalah kriteria. Apabila aktifitas lebih dari yang
masih bisa dipecah maka tingkat lain
Sangat Pengalaman dan
selanjutnya dinamakan sub kriteria, dan penting keputusan menunjukan
seterusnya sampai tingkatan akhir yang 7 kesukaan yang kuat
merupakan alternatif-alternatif yang akan atas satu aktifitas lebih
dipilih. Berikut adalah bentuk struktur dari yang lain
Mutlak lebih Satu eleman mutak
hirarki: penting lebih disukai
dibandingkan dengan
9
pasangannya, pada
tingkat keyakinan
tertinggi
Nilai tengah Bila kompromi
diantara dua dibutuhkan
2,4,6,8
nilai yang
berdekatan

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.1, April 2017: 82-93


85

3. Prinsip Konsistensi 3.1. Perhitungan AHP Kriteria Penilaian


Konsistensi metode AHP harus tetap Kelayakan Pembiayaan
terjaga, agar solusi yang dihasilkan Berikut perhitungan AHP
optimal. Untuk mengetahui tingkat berdasarkan kriteria penilaian yang
konsistensi tersebut, penggunaan digunakan di BMT Khonsa:
metode AHP akan diukur dengan 1. Prinsip Pembuatan Hirarki
besarnya CR (Consistency Ratio). CR
(Consistency Ratio) adalah hasil
perbandingan antara Indeks Konsistensi
(CI) dengan Indeks Random (RI). Apabila
hasil CR adalah <= 0.10 maka derajat
konsistensinya optimal. Sebaiknya, jika
CR adalah > 0.10 maka terdapat Gambar 3. Hirarki Kriteria Penilaian
ketidakkonsistenan dalam menentukan Kelayakan Pembiayaan
perbandingan, yang memungkinkan
solusi yang dihasilkan dari metode AHP 2. Prinsip Penetapan Prioritas
tidak berarti (Padmowati, 2009). Rasio a. Membuat Matriks Perbandingan
Konsistensi diperoleh dengan langkah- Berpasangan
langkah berikut: Berdasarkan hasil observasi dan
a. Hitung max wawancara, diperoleh perbandingan
𝑛
𝑛 berpasangan antar kriteria, sebagai
max = ∑ {[∑ 𝑎𝑖𝑗 ] x w𝑖 } berikut:
𝑗=1
𝑖=1 Tabel 2. Perbandingan Antar Kriteria
Kriteria Nilai Kriteria
Keterangan: Pertama Perbandingan Kedua
a = matriks Character 9 (mutlak lebih Capacity
w = matriks nilai eigen dalam format (C1) penting) (C2)
baris Character 9 (mutlak lebih Capital (C3)
(C1) penting)
Character 9 (mutlak lebih Collateral
b. Hitung Indeks Konsistensi (CI) (C1) penting) (C4)
Character 9 (mutlak lebih Condition
max − n (C1) penting) (C5)
𝐂𝐈 = Capacity 7 (sangat penting) Capital (C3)
n−1
(C2)
Keterangan: Capacity 7 (sangat penting) Collateral
n = jumlah kriteria (C2) (C4)
Capacity 7 (sangat penting) Condition
(C2) (C5)
c. Hitung Rasio Konsistensi (CR) Capital (C3) 5 (cukup penting) Collateral
(C4)
𝐂𝐈 Capital (C3) 5 (cukup penting) Condition
𝐂𝐑 = (C5)
𝐈𝐑
Collateral 3 (agak lebih Condition
(C4) penting) (C5)

Gambar 2. Indeks Random Konsistensi Berdasarkan perbandingan antar


Sumber: (Padmowati, 2009). kriteria di atas, maka akan menghasilkan
matriks sebagai berikut:
Keterangan: Tabel 3. Matriks Pairwise
CI = Indeks Konsistensi/Consistency
Index Kriteria C1 C2 C3 C4 C5
IR = Indeks Random Konsistensi C1 1/1 9/1 9/1 9/1 9/1
C2 1/9 1/1 7/1 7/1 7/1
3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan beberapa metode C3 1/9 1/7 1/1 5/1 5/1
penelitian yang telah dilakukan, maka C4 1/9 1/7 1/5 1/1 3/1
didapat hasil berupa sistem pendukung
C5 1/9 1/7 1/5 1/3 1/1
keputusan kelayakan pembiayaan
menggunakan metode AHP, sebagai
berikut:

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.1, April 2017: 82-93


86

b. Lakukan penjumlahan tiap baris


Tabel 4. Penjumlahan Matriks Tiap max = 0,945 / 5
max = 0,189
Baris
Kriteria C1 C2 C3 C4 C5
b. Hitung Indeks Konsistensi (CI)
C1 1,000 9,000 9,000 9,000 9,000
𝟎, 𝟏𝟖𝟗 − 𝟓
C2 0,111 1,000 7,000 7,000 7,000 𝐂𝐈 =
𝟓−𝟏
C3 0,111 0,143 1,000 5,000 5,000

C4 0,111 0,143 0,200 1,000 3,000


𝐂𝐈 = −𝟏, 𝟐𝟎𝟑

C5 0,111 0,143 0,200 0,333 1,000 c. Hitung Rasio Konsistensi (CR)


Jumlah 1,444 10,429 17,400 22,333 25,000
−𝟏, 𝟐𝟎𝟑
𝐂𝐑 =
𝟏, 𝟏𝟐
c. Lakukan normalisasi matriks
Tabel 5. Normalisasi Matriks CR = -1,074
Krite Bob
C1 C2 C3 C4 C5 
ria ot
C1
0,6 0,8 0,5 0,4 0,3 2,8 0,56 3.2. Analisa Sistem Berjalan
92 63 17 03 60 36 7
0,0 0,0 0,4 0,3 0,2 1,1 0,23
Proses bisnis sistem pengajuan
C2
77 96 02 13 80 69 4 permohonan pembiayaan di BMT Khonsa
C3
0,0 0,0 0,0 0,2 0,2 0,5 0,11 diawali dari pengisian formulir permohonan
77 14 57 24 00 72 4
0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,2 0,05 pembiayaan oleh anggota beserta
C4
77 14 11 45 20 67 3 kelengkapan persyaratan foto copy KTP
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,03 suami, istri, atau wali, dan foto copy agunan.
C5
77 14 11 15 40 57 1
Juml 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 5,0 1,00 Selanjutnya, berkas permohonan
ah 00 00 00 00 00 00 0 pembiayaan diserahkan kepada admin
untuk diregistrasi. Kemudian, bagian
3. Prinsip Konsistensi accounting officer melakukan survey setiap
a. Hitung maks pengajuan permohonan pembiayaan yang
Tabel 6. Perhitungan Lamda telah diregistrasi, dan mengisi form hasil
Bobot Perkalian  analisa pembiayaan, dengan informasi yang
didapat dari kegiatan survey. Kemudian
0,567 20,983 0,027
Manager melakukan rapat pembiayaan
0,234 5,168 0,045 yang sudah dianalisa untuk menilai
0,114 1,287 0,089 pengajuan permohon pembiayaan dan
menentukan status pembiayaan. Berikut
0,053 0,238 0,225 diagram aktivitas proses pengajuan
0,031 0,056 0,560 permohonan pembiayaan di BMT Khonsa:
1,000 27,732 0,945

Gambar 4. Proses Pengajuan Pembiayaan

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.1, April 2017: 82-93


87

3.3. Sistem Usulan dilakukan anggota terhadap sistem,


A. Use Case Diagram diantaranya melakukan login, mengubah
Berikut use case diagram sistem data anggota, membuat rencana
usulan: pembiayaan, melihat status pembiayaan,
1. Use case diagram halaman anggota dan mengganti password. Berikut
Use case diagram halaman anggota penggambaran use case diagram
merepresentasikan aktifitas yang dapat halaman anggota:

Gambar 5. Use Case Diagram Halaman Anggota

2. Use case diagram halaman pengelola mengelola data pengelola, mengelola data
Use case diagram halaman pengelola anggota, mengelola kriteria penilaian,
merepresentasikan aktifitas yang dapat melihat data kriteria penilaian, mengelola
dilakukan pengelola terhadap sistem, laporan, dan mengganti password. Berikut
diantaranya melakukan login, melihat data penggambaran use case diagram halaman
permohonan pembiayaan, melakukan pengelola:
analisa pembiayaan, melihat hasil analisa,

Gambar 6. Use Case Diagram Halaman Pengelola

B. Activity Diagram Activity diagram membuat rencana


Berikut activity diagram sistem pembiayaan merupakan urutan aktifitas
usulan: yang dapat dilakukan anggota, untuk
1. Activity diagram membuat rencana dapat mengajukan permohonan
pembiayaan pembiayaan, melalui menu rencana

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.1, April 2017: 82-93


88

pembiayan pada halaman anggota. membuat rencana pembiayaan halaman


Berikut penggambaran activity diagram anggota:

Gambar 7. Activity Diagram Membuat Rencana Pembiayaan

2. Activity diagram melihat hasil analisa pembiayaan dan menentukan status


Activity diagram melihat hasil analisa pembiayaan, melalui menu hasil analisa
merupakan urutan aktifitas yang dapat pada halaman manager. Berikut
dilakukan manager, untuk dapat penggambaran activity diagram melihat
memperoleh informasi hasil analisa hasil analisa:

Gambar 8. Activity Diagram Melihat Hasil Analisa

C. Design Database Logical data model merupakan metode


Berikut desain database sistem yang digunakan untuk menggambarkan
usulan: relasi antar himpunan entitas. Berikut
1. Logical data model penggambaran relasi antar entitas
dengan logical data model sistem usulan:

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.1, April 2017: 82-93


89

Gambar 9. Logical Data Model


2. Physical data model yang terbentuk dari hasil relasi antar
Physical data model merupakan metode himpunan entitas dari bentuk logical data
yang digunakan untuk menggambarkan model. Berikut physical data model dari
struktur record-record pada tabel-tabel hasil enginner logical data model:

Gambar 10. Physical Data Model

D. Class Diagram manipulasi keadaan. Berikut class diagram


Class diagram digunakan untuk dalam sistem pendukung keputusan
menggambarkan keadaan (atribut/properti) kelayakan pembiayaan:
suatu sistem, disertai metode/fungsi untuk 1. Class diagram SPK

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.1, April 2017: 82-93


90

Gambar 11. Class Diagram SPK


2. Class diagram AHP

Gambar 12. Class Diagram AHP

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.1, April 2017: 82-93


91

tahap prilaku objek dan pesan yang


E. Sequance Diagram dikirim dalam sebuah use case membuat
Berikut sequance diagram sistem rencana pembiayaan pada halaman
usulan: anggota. Berikut penggambaran
1. Sequance diagram membuat rencana sequance diagram membuat rencana
pembiayaan pembiayaan:
Sequance diagram membuat rencana
pembiayaan memperlihatkan tahap demi

Gambar 13. Sequance Diagram Membuat Rencana Pembiayaan

2. Sequance diagram analisa kriteria dikirim dalam sebuah use case


penilaian mengelola kriteria penilaian, dalam
Sequance diagram analisa kriteria submenu data kriteria pada halaman
penilaian memperlihatkan tahap demi admin. Berikut penggambaran sequance
tahap prilaku objek dan pesan yang diagram analisa kriteria penilaian:

Gambar 14. Sequance Diagram Analisa Kriteria Penilaian

F. User Interface sistem pendukung keputusan kelayakan


Berikut beberapa gambaran pembiayaan:
antarmuka pengguna dan pengelola dalam 1. User Interface Halaman Anggota

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.1, April 2017: 82-93


92

User interface menu status pembiayaan


halaman anggota merupakan salah satu
antarmuka yang disediakan untuk
interaksi anggota dengan sistem agar
dapat melihat informasi status
pembiayaan. Berikut gambar user
interface menu status pembiayaan
halaman anggota:

Gambar 17. User Interface Halaman


Manager
4. User Interface Halaman Admin
User interface menu kriteria penilaian
halaman admin merupakan salah satu
antarmuka yang disediakan untuk
interaksi admin dengan sistem agar
dapat mengelola kriteria penilaian.
Gambar 15. User Interface Halaman Berikut gambar user interface menu
Anggota kriteria penilaian halaman admin:
2. User Interface Halaman Accounting
Officer
User interface menu permohonan
pembiayaan halaman accounting officer
merupakan salah satu antarmuka yang
disediakan untuk interaksi accounting
officer dengan sistem agar dapat melihat
informasi data permohonan pembiayaan.
Berikut gambar user interface menu
permohonan pembiayaan halaman
accounting officer:

Gambar 18. User Interface Halaman


Admin

4. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang
dihadapi BMT Khonsa dan dari uraian yang
telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan
bahwa sistem yang dibangun dapat menjadi
alat bantu manager dalam pengambilan
keputusan kelayakan pembiayaan,
Gambar 16. User Interface Halaman sehingga proses bisnis menjadi efektif dan
Accounting Officer efisien; Sistem yang dibangun dapat
3. User Interface Halaman Manager menjadi alat bantu bagi manager dalam
User interface menu hasil analisa menganalisa hasil survey, guna
halaman manager merupakan salah satu meminimalisair jumlah NPL dan NPF pada
antarmuka yang disediakan untuk periode selanjutnya; Penerapan metode
interaksi anggota dengan sistem agar AHP pada sistem yang dibuat, didesain
dapat melihat informasi hasil analisa untuk menangkap secara rasional persepsi
pembiayaan. Berikut gambar user orang yang berhubungan sangat erat
interface menu hasil analisa halaman dengan masalah kelayakan pembiayaan.
manager: Sehingga penilaian bersifat lebih objektif.

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.1, April 2017: 82-93


93

Berdasarkan kesimpulan yang telah


dipaparkan diatas, maka terdapat beberapa
saran guna pengembangan sistem lebih
lanjut: Mengembangkan sistem analisa
berbasis android, untuk memudahkan
pengaksesan; Pengembangan selanjutnya
dapat menggabungkan beberapa metode
pengambil keputusan, untuk meningkatkan
tingkat validasi sistem dan Pengembangan
selanjutnya dapat menambahkan fasilitas
jadwal akad pembiayaan.

Referensi
Abdullah, L., & Sanusi, N. A. (2015). Analytic
Hierarchy Process for Determining
Relative Weights of Risk Factors in
Banking Crisis. International Journal
of Information Processing and
Management (IJIPM), 47-56.

Hanifah, R. (2015). Implementasi Metode


Promethee dalam Penentuan
Penerima Kredit Usaha Rakyat.
Teknologi, 169-177.

Kirom, D. N., Bilfaqih, Y., & Effendie, R.


(2012). Sistem Informasi
Manajemen Beasiswa ITS Berbasis
Sistem Pendukung Keputusan
Menggunakan Analytical Hierarchy
Process. Jurnal Teknik ITS Vol. 1,
No. 1.

Padmowati, R. d. (2009). Pengukuran Index


Konsistensi Dalam Proses
Pengambilan Keputusan
Menggunakan Metode AHP.
Seminar Nasional Informatika 2009
ISSN: 1979-2328, 80-84.

Rosa, & Shalahuddin, M. (2015). Rekayasa


Perangkat Lunak Terstruktur dan
Berorientasi Objek. Bandung:
Informatika.

Yakub. (2012). Pengantar Sistem Informasi.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

JURNAL INFORMATIKA Vol.4 No.1, April 2017: 82-93

Anda mungkin juga menyukai