1697 4113 2 PB
1697 4113 2 PB
82~93
ISSN: 2355-6579
E-ISSN: 2528-2247 82
1Universitas BSI
e-mail: sitsitrend@gmail.com
2UniversitasBSI
e-mail: yudi.yrm@bsi.ac.id
Abstrak
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Khonsa, merupakan salah satu lembaga keuangan yang
menawarkan beberapa produk pembiayaan. Dalam prosedur penyaluran pembiayaan pada BMT
Khonsa, terdapat permasalahan keterlambatan status pembiayaan serta resiko pembiayaan Non
Performance Loan dan Non Performance Finance. Hal ini yang menjadikan perlunya sebuah
sistem pendukung keputusan yang dapat membantu dalam menentukan kelayakan pembiayaan.
Kriteria yang digunakan untuk analisa kelayakan pembiayaan pada BMT Khonsa adalah
kepribadian, kapasitas, aset yang dimiliki, jaminan, dan keadaan perekonomian. Penelitian ini
memanfaatkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai model pemecahan masalah
yang bersifat multikriteria. Hasil dari penelitian ini adalah sistem pendukung keputusan kelayakan
pembiayaan yang dibangun sebagai alat bantu untuk penentuan kelayakan pembiayaan.
Abstract
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Khonsa was the financial institutions offered financing products. In
the finance distributor procedure at BMT Khonsa there were problem delay of financing status
and financing risk Non Performance Loan and Non Performance Finance. This matter made the
requiring a decision support system could help in determining the feasibility of financing. The
criteria was used for feasibility analysis on BMT Khonsa is character, capacity, capital, collateral,
and condition of economy. This study utilized Analytical Hierarchy Process (AHP) method as a
problem-solving model namely multi criteria. The result of this study was the decision support
system of financing feasibility was built as a tool for determining the feasibility of financing.
Diterima Februari 10, 2017; Revisi Februari 16 , 2017; Disetujui Maret 15, 2017
83
berhalangan hadir pada rapat pembiayaan, yang bersifat on-line (internet) ataupun
berpengaruh pada informasi hasil analisa yang bersifat off-line (buku, paper, dan
menjadi kurang akurat, sehingga akan dokumen-dokumen terkait) yang
memungkinkan terjadi NPL (Non Performing mendukung penelitian ini.
Loan) dan NPF (Non Performing Finance). Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Berdasarkan masalah yang System Development Life Cycle
terdapat di BMT Khonsa Tasikmalaya, maka (SDLC) adalah proses mengembangkan
dibutuhkan sebuah sistem pendukung atau mengubah suatu sistem perangkat
keputusan untuk membantu manager dalam lunak dengan menggunakan model-model
menganalisa informasi kelayakan dan metodologi yang digunakan untuk
pembiayaan. mengembangkan sistem perangkat lunak.
Salah satu model SDLC adalah model air
2. Metode Penelitian terjun (waterfall), sering disebut juga model
Sebuah metode penelitian sekuensial linier (sequential linear) atau alur
merupakan hal yang penting untuk hidup klasik (classic life cycle). Model air
merancang sebuah sistem. Agar rancangan terjun menyediakan pendekatan alur hidup
sistem menghasilkan sistem yang baik, perangkat lunak secara sekuensial atau
maka penelitian yang dilakukan harus baik terurut (Rosa & Shalahuddin, 2015).
pula. Penelitian yang baik adalah penelitian Tahapan model waterfall yaitu:
yang akurat dan mampu memberikan 1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
manfaat atau memiliki nilai guna. Berikut Tahap analisis kebutuhan perangkat
metode penelitian yang digunakan penulis: lunak merupakan proses pengumpulan
Metode Pengumpulan Data kebutuhan yang dilakukan secara insentif
Berikut beberapa teknik untuk mespesifikasikan kebutuhan
pengumpulan data yang dilakukan penulis, perangkat lunak agar dapat dipahami,
berdasarkan (Yakub, 2012) teknik perangkat lunak seperti apa yang
pengumpulan data diantaranya: dibutuhkan oleh user. Penulis melakukan
1. Observasi pengamatan, wawancara, dan studi
Observasi atau pengamatan pustaka untuk mengumpulkan data
(observation) merupakan salah satu berupa dokumen formulir permohonan
teknik pengumpulan fakta atau data (fact pembiayaan, dan kriteria penilaian
finding technique) yang cukup efektif kelayakan pembiayaan, yang digunakan
untuk mempelajari sistem baru. Penulis pada Standar Operasional Prosedur
melakukan observasi atau pengamatan (SOP) analisa kelayakan pembiayaan
langsung pada Kantor BMT Khonsa BMT Khonsa untuk dianalisis dan
Tasikmalaya untuk menganalisa SOP dipahami.
(Standar Operasional Prosedur) yang 2. Desain
sedang berjalan, dan menganalisa Desain perangkat lunak adalah proses
kriteria yang digunakan untuk penilaian multi langkah yang fokus pada desain
pembiayaan pada BMT Khonsa. pembuatan program perangkat lunak
2. Wawancara termasuk struktur data, arsitektur
Wawancara merupakan suatu teknik perangkat lunak, representasi
pengumpulan data secara langsung, antarmuka, dan prosedur pengodean.
saling bertukar pikiran dan informasi Penulis menggunakan model konseptual
mengenai permasalahan yang Entity Relationship Diagram (ERD) untuk
ditentukan. Melalui teknik wawancara mendesain subsistem basis data, dan
penulis mengajukan beberapa model Unified Modeling Language (UML)
pertanyaan yang berhubungan dengan untuk mendesain subsistem dialog
apa yang dibahas kepada manager, staf antara sistem dan pengguna.
administrasi bagian marketing landing, 3. Pembuatan Kode Program
dan beberapa anggota pembiayaan Desain harus ditranslasikan ke dalam
sebagai bahan analisa penulis. program perangkat lunak. Hasil tahap ini
3. Studi Pustaka adalah program komputer yang sesuai
Studi kepustakaan (literature) dilakukan dengan desain yang telah dibuat.
untuk mencari landasan teori dari Mekanisme ini dibuat dengan bantuan
berbagai literatur yang berkaitan dengan beberapa software, diantaranya XAMPP,
masalah penelitian. Penulis Macromedia Dreamweaver 8, dan
mengumpulkan referensi-referensi, baik Browser.
4. Pengujian
Tahap pengujian berfokus pada
perangkat lunak dari segi lojik dan
fungsional. Tahap ini bertujuan untuk
meminimalisir kesalahan (error). Penulis
menggunakan metode black box testing
yang berfokus pada pengujian fungsional
perangkat lunak, untuk memastikan
kondisi input dan output yang dihasilkan
telah sesuai dengan yang diinginkan.
5. Pendukung (Support)
Tahap pendukung atau pemeliharaan Gambar 1. Struktur Hirarki
dapat mengulangi proses pembangunan Sumber: (Kirom, Bilfaqih, & Effendie,
mulai dari anaisis spesifikasi untuk 2012).
perubahan perangkat lunak yang sudah 2. Prinsip Penetapan Prioritas
ada, tapi tidak untuk membuat perangkat Penentuan prioritas dilakukan dengan
lunak baru. Untuk mendukung cara membandingkan elemen yang satu
pengaksesan sistem berbasis web ini, dengan elemen yang lain kedalam
maka penulis memanfaatkan fasilitas bentuk matriks. Cara ini dapat disebut
publikasi web agar aplikasi sistem perbandingan berpasangan (pairwise
pendukung keputusan ini dapat diakses comparison). Pada perhitungan ini,
oleh pengguna. digunakan skala perbandingan 1 sampai
Metode Pengambilan Keputusan 9. Skala perbandingan ini disebut
Sistem Pendukung Keputusan sebagai skala fundamental, yang
dikembangkan secara khusus untuk diturunkan berdasarkan kemampuan
membantu dalam proses pengambilan individu dalam membuat suatu
keputusan. “Pengambilan keputusan adalah perbandingan secara berpasangan
suatu proses memilih di antara beberapa terhadap elemen-elemen yang akan
aksi alternatif yang bertujuan untuk dibandingkan. Ciri metode AHP adalah
mencapai tujuan” (Padmowati, 2009). melakukan pembandingan antara
Penulis menggunakan metode sepasang objek (Padmowati, 2009).
Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai Berikut adalah tabel skala perbandingan
metode pengambilan keputusan, untuk AHP:
sistem pendukung keputusan yang Tabel 1. Skala Perbandingan AHP
dibangun. Metode AHP merupakan salah Tingkat Definisi Keterangan
satu metode dalam proses pengambilan Sama Kedua elemen memiliki
1
pentingnya pengaruh yang sama
keputusan, yang dibangun berdasarkan tiga
Agak lebih Pengalaman dan
prinsip, yaitu prinsip penyusunan hirarki, penting yang penilaian sangat
prinsip penetapan prioritas, dan prinsip 3 satu atas memihak satu elemen
konsistensi. Berikut tahapan metode AHP: yang lainnya dibandingkan dengan
pasangannya
1. Prinsip Penyusunan Hirarki
Cukup Pengalaman dan
Tingkat teratas pada hirarki adalah fokus penting keputusan menunjukan
atau tujuan. Sedangkan tingkat 5 kesukaan atas satu
dibawahnya adalah kriteria. Apabila aktifitas lebih dari yang
masih bisa dipecah maka tingkat lain
Sangat Pengalaman dan
selanjutnya dinamakan sub kriteria, dan penting keputusan menunjukan
seterusnya sampai tingkatan akhir yang 7 kesukaan yang kuat
merupakan alternatif-alternatif yang akan atas satu aktifitas lebih
dipilih. Berikut adalah bentuk struktur dari yang lain
Mutlak lebih Satu eleman mutak
hirarki: penting lebih disukai
dibandingkan dengan
9
pasangannya, pada
tingkat keyakinan
tertinggi
Nilai tengah Bila kompromi
diantara dua dibutuhkan
2,4,6,8
nilai yang
berdekatan
2. Use case diagram halaman pengelola mengelola data pengelola, mengelola data
Use case diagram halaman pengelola anggota, mengelola kriteria penilaian,
merepresentasikan aktifitas yang dapat melihat data kriteria penilaian, mengelola
dilakukan pengelola terhadap sistem, laporan, dan mengganti password. Berikut
diantaranya melakukan login, melihat data penggambaran use case diagram halaman
permohonan pembiayaan, melakukan pengelola:
analisa pembiayaan, melihat hasil analisa,
4. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang
dihadapi BMT Khonsa dan dari uraian yang
telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan
bahwa sistem yang dibangun dapat menjadi
alat bantu manager dalam pengambilan
keputusan kelayakan pembiayaan,
Gambar 16. User Interface Halaman sehingga proses bisnis menjadi efektif dan
Accounting Officer efisien; Sistem yang dibangun dapat
3. User Interface Halaman Manager menjadi alat bantu bagi manager dalam
User interface menu hasil analisa menganalisa hasil survey, guna
halaman manager merupakan salah satu meminimalisair jumlah NPL dan NPF pada
antarmuka yang disediakan untuk periode selanjutnya; Penerapan metode
interaksi anggota dengan sistem agar AHP pada sistem yang dibuat, didesain
dapat melihat informasi hasil analisa untuk menangkap secara rasional persepsi
pembiayaan. Berikut gambar user orang yang berhubungan sangat erat
interface menu hasil analisa halaman dengan masalah kelayakan pembiayaan.
manager: Sehingga penilaian bersifat lebih objektif.
Referensi
Abdullah, L., & Sanusi, N. A. (2015). Analytic
Hierarchy Process for Determining
Relative Weights of Risk Factors in
Banking Crisis. International Journal
of Information Processing and
Management (IJIPM), 47-56.