Anda di halaman 1dari 26

Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas

Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

BAB 2
METODOLOGI

2.1. Pengertian Andalalin


Analisis dampak lalu lintas (andalalin) adalah serangkaian kegiatan mengenai dampak
lalu lintas dari pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang hasilnya
dituangkan dalam bentuk dokumen hasil analisis dampak lalu lintas (PP No. 32 Tahun
2011 tentang Manajemen Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu
Lintas).

Analisis dampak lalu lintas ini dilaksanakan melalui pengontrolan sistem kegiatan dengan
cara memperkirakan akibat lalu lintas karena adanya kegiatan yang terjadi di suatu lokasi,
atau bagaimana sistem kegiatan dikelola dan dikontrol sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan akibat yang berupa tumbuhnya tingkat lalu lintas yang tinggi pada ruas jalan
raya di tempat kegiatan itu berlangsung (Miro, 2012).

Pengembangan pusat kegiatan akan mempengaruhi sistem aktivitas suatu kawasan.


Sistem aktivitas di dalam kota terdiri dari berbagai aktivitas seperti: industri, perumahan,
perhotelan, perdagangan, jasa, dan sebagainya. Aktivitas tersebut berlokasi pada
sebidang lahan dan saling berinteraksi satu sama lain membentuk tata guna lahan.
Interaksi tersebut mengakibatkan timbulnya pergerakan manusia antar tata guna lahan
(Tamin, 2000).

Tujuan studi kajian lalu lintas adalah untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh
suatu kawasan pengembangan terhadap lalu lintas di sekitarnya dan memprediksi
dampak yang ditimbulkan suatu pembangunan kawasan.Kewajiban melakukan studi
andalalin tergantung pada bangkitan dan tarikan lalu lintas yang ditimbulkan oleh
pengembangan kawasan.Besarnya tingkat bangkitan dan tarikan lalu lintas tersebut
ditentukan oleh jenis dan besaran peruntukan lahan.Bangkitan dan tarikan lalu lintas
didapat dengan mempertimbangkan pola pergerakan.Bangkitan dan tarikan lalu lintas
yang didapat mempengaruhi distribusi perjalanan di ruas sekitar kawasan.

II - 1
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

2.2. Kriteria Studi Andalalin


Persyaratan ukuran minimal peruntukan lahan yang wajib melakukan andalalin yang
ditetapkan pemerintah Indonesia dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor PM 11 Tahun 2017 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 75 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Dampak Analisis
Lalu Lintas dan Peraturan Bupati Kotawaringin Timur Nomor 8 tahun 2015 tentang
Analisis Dampak Lalu Lintas dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kriteria Ukuran Minimal Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin)

No. Jenis Rencana Pembangunan Ukuran Minimal


1. Pusat Kegiatan
a. Kegiatan Perdagangan;
Pusat perbelanjaan/ritail 500 m2 luas lantai bangunan
b. Kegiatan Perkantoran / Workshop 1.000 m2 luas lantai bangunan
c. Kegiatan Industri;
Industri dan perPabrik Pengolahanan 2.500 m2 luas lantai bangunan
d. Fasilitas Pendidikan;
1). Sekolah/universitas 500 siswa
2). Lembaga kursus Bangunan dengan 50 siswa/waktu
e. Fasilitas Pelayanan Umum;
1). Rumah sakit 50 tempat tidur
2). Klinik bersama 10 ruang praktek dokter
3). Bank 500 m2 luas lantai bangunan
f. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 1 dispenser
g. Hotel 50 kamar
h. Gedung pertemuan 500 m2 luas lantai bangunan
100 m2 luas lantai bangunan
Restauran
i. 100 tempat duduk
Kapasitas penonton 100 orang dan/atau
j. Fasilitas olah raga (indoor atau outdoor)
luas 10.000 m2
2
k. Bengkel kendaraan bermotor 2.000 m luas lantai bangunan
l. Pencucian mobil 2.000 m2 luas lantai bangunan

2. Permukiman
a. Perumahan dan Permukiman;
1). Perumahan sederhana 150 unit
2). Perumahan menengah-atas 50 unit
b. Rumah susun dan Apartemen;
1). Rumah susun sederhana 100 unit
2). Apartemen 50 unit
c. Asrama 50 kamar
d. Ruko Luas Lantai keseluruhan 2000 m2

3. Infrastruktur
a. Akses ke dan dari jalan tol Wajib
b. Pelabuhan Wajib
c. Bandar Udara Wajib
d. Terminal Penumpang Umum Wajib
e. Stasiun kereta api Wajib
f. Pool kendaraan Wajib
g. Fasilitas parkir untuk umum Wajib
h. Jalan layang (flyover) Wajib

II - 2
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

No. Jenis Rencana Pembangunan Ukuran Minimal


i. Lintas bawah (underpass) Wajib
j. Terowongan (tunnel) Wajib

4. Bangunan/Pemukiman/Infrastruktur lainnya :
Wajib dilakukan Andalalin apabila ternyata diperhitungkan telah menimbulkan 75 perjalanan
(kendaraan) baru pada jam padat dan/atau menimbulkan rata-rata 500 perjalanan
(kendaraan) baru setiap harinya pada jalan yang dipengaruhi oleh adanya bangunan atau
permukiman atau infrastruktur yang dibangun atau dikembangkan.
Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Analisis
Dampak Lalu Lintas.

Kegiatan Pembangunan Gedung Expo ini termasuk jenis rencana kegiatan pool
kendaraan (nomor 3.f) dan fasilitas parkir untuk umum (nomor 3.g) khusus
kendaraan barang.

Analisis dampak lalu lintas mempunyai berbagai jenis ragam, tergantung pada
kondisi setempat dan kebijakan yang diikuti.Andalalin dapat bersifat makroskopik
apabila yang menjadi perhatian utamanya adalah unsur makronya (land use-
transport system).Tetapi dapat pula bersifat rinci (mikroskopik) apabila yang menjadi
perhatian utamanya adalah kinerja manajemen sistem lalu lintasnya.Kebijakan
pemerintah dampak lalu lintas dapat berupa minimalisasi dampak yang terjadi,
sampai penyesuaian prasarana jalan agar dampak lalu lintas yang diperkirakan
terjadi dapat terimbangi.

Fenomena dampak lalu lintas diakibatkan oleh adanya pembangunan dan


pengoperasian pusat kegiatan yang menimbulkan bangkitan lalu lintas yang cukup
besar, seperti pusat perkantoran, pusat perbelanjaan, terminal dan lain-lain. Lebih
lanjut dikatakan bahwa dampak lalu lintas terjadi pada dua tahap, yaitu:

1. Tahap konstruksi/pembangunan. Pada tahap ini akan terjadi bangkitan lalu


lintas akibat angkutan material dan mobilisasi alat berat yang membebani ruas
jalan pada rute material.
2. Tahap pasca konstruksi/saat beroperasi. Pada tahap ini akan terjadi bangkitan
lalu lintas dari pengunjung, pegawai dan penjual jasa transportasi yang akan
membebani ruas-ruas jalan tertentu, serta timbulnya bangkitan parkir
kendaraan.

Setiap ruang kegiatan akan membangkitkan pergerakan dan menarik pergerakan


yang intensitasnya tergantung pada jenis tata guna lahannya. Bila terdapat
pembangunan dan pengembangan kawasan baru seperti pusat perbelanjaan,
superblock dan lain-lain tentu akan menimbulkan tambahan bangkitan dan tarikan

II - 3
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

lalu lintas baru akibat kegiatan tambahan di dalam dan sekitar kawasan tersebut.
Karena itu pembangunan kawasan baru dan pengembangannya akan memberikan
pengaruh langsung terhadap sistem jaringan jalan di sekitarnya (Tamin, 2000).

Perkiraan banyaknya lalu lintas yang dibangkitkan oleh fasilitas pembangunan dan
pengembangan kawasan merupakan hal yang mutlak penting untuk dilakukan,
termasuk dalam proses analisis dampak lalu lintas adalah dilakukannya pendekatan
manajemen lalu lintas yang dirancang untuk menghadapi dampak dari perjalanan
terbangkitkan terhadap jaringan yang ada.

Lima elemen penting yang akan menimbulkan dampak apabila sistem guna lahan
berinteraksi dengan lalu lintas, antara lain:

1. Elemen bangkitan/tarikan perjalanan, yang dipengaruhi oleh faktor tipe dan


kelas peruntukan, intensitas serta lokasi bangkitan.
2. Elemen kinerja jaringan ruas jalan, yang mencakup kinerja ruas jalan dan
persimpangan.
3. Elemen akses, berkenaan dengan jumlah dan lokasi akses.
4. Elemen ruang parkir.
5. Elemen lingkungan, khususnya berkenaan dengan dampak polusi dan
kebisingan.

Besar kecilnya dampak kegiatan terhadap lalu lintas dipengaruhi oleh hal-hal
sebagai berikut:

1. Bangkitan/tarikan perjalanan.
2. Menarik tidaknya suatu pusat kegiatan.
3. Tingkat kelancaran lalu lintas pada jaringan yang ada.
4. Prasarana jalan di sekitar pusat kegiatan.
5. Jenis tarikan perjalanan oleh pusat kegiatan.
6. Kompetisi beberapa pusat kegiatan yang berdekatan.
(The Institution of Highways and Transportation ,1994)

Sasaran analisis dampak lalu lintas ditekankan pada:

1. Penilaian dan formulasi dampak lalu lintas yang ditimbulkan oleh daerah
pembangunan baru terhadap jaringan jalan di sekitarnya (jaringan jalan
eksternal). Khususnya ruas-ruas jalan yang membentuk sistem jaringan
utama.

II - 4
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

2. Upaya sinkronisasi terhadap kebijakan pemerintah dalam kaitannya dengan


penyediaan sarana dan prasarana jalan, khususnya rencana peningkatan
prasarana jalan dan persimpangan di sekitar pembangunan utama yang
diharapkan dapat mengurangi konflik, kemacetan dan hambatan lalu lintas.
3. Penyediaan solusi yang dapat meminimumkan kemacetan lalu lintas yang
disebabkan oleh dampak pembangunan baru, serta penyusunan usulan
indikatif terhadap fasilitas tambahan yang diperlukan guna mengurangi
dampak yang diakibatkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan oleh
pembangunan baru tersebut, termasuk upaya untuk mempertahankan tingkat
pelayanan prasarana sistem jaringan jalan yang telah ada.
4. Penyusunan rekomendasi pengaturan sistem jaringan jalan internal, titik-titik
akses ke dan dari lahan yang dibangun, kebutuhan fasilitas ruang parkir dan
penyediaan sebesar mungkin kemudahan akses ke lahan yang akan
dibangun.

2.3. PELAKSANAAN STUDI ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS

Pelaksanaan studi analisis dampak lalu lintas ini didasarkan atas dua aspek yang
terkait yaitu aspek legal dan aspek teknis. Aspek legal diperlukan dalam studi ini,
mengingat bahwa merupakan suatu pusat kegiatan yang dapat menimbulkan
dampak lingkungan dan lalu lintas, sehingga dalam pelaksanaan pembangunan dan
operasionalnya harus berpedoman kepada peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan untuk aspek
teknis meliputi kajian-kajian lalu lintas yang berkaitan dengan teknik pengumpulan
data, analisis data, teknik perhitungan/pemodelan dan penyampaian hasil
perhitungan.
1. Aspek Legal
Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan studi
analisis dampak lalu lintas Pembangunan Lokasi Gedung Expo adalah
sebagai berikut:
1. Undang-undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan
(Pasal 99, Ayat 1)telah diatur dengan jelas mengenai analisis dampak lalu
lintas berkenaan dengan setiap rencana pembangunan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur yang menimbulkan gangguan keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan
wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas. Dari penjelasanbeberapa pasal

II - 5
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, dapat


disimpulkan bahwa penyediaan transportasi jalan perlu disertai dengan
kinerja layanan yang baik agar dapat menunjang mobilitas orang dan
barang. Oleh karena itu perlu dilakukannya upaya manajemen dan
rekayasa lalu lintas untuk mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan dan
gerakan lalu lintas dalam rangka menjamin keamanan, keselamatan,
ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan
Rekayasa, Analisis Dampak,serta Manajemen Kebutuhan Lalu lintas.
Pasal 17
Inventarisasi dan analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf g bertujuan untuk mengetahui dampak lalu lintas terhadap
rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang
akan menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan.
Pasal 18
Inventarisasi dan analisis dampak lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 yang dilakukan oleh:
a. Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu
lintas dan angkutan jalan, meliputi:
1. Inventarisasi pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang
menimbulkan gangguan keselamatan dan kelancaran lalu lintas dan
angkutan jalan; dan
2. Analisis peningkatan lalu lintas akibat pembangunan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur.
b. Menteri yang bertanggung jawab di bidang jalan meliputi : Inventarisasi
dan analisis jalan yang terganggu fungsinya akibat pembangunan pusat
kegiatan, permukiman, dan infrastruktur;
c. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, meliputi:
1. Inventarisasi pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang
menimbulkan atau berpotensi terjadinya gangguan keamanan,
keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan
jalan;
2. Analisis peningkatan bangkitan dan tarikan lalu lintas akibat
pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur.

II - 6
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

d. Gubernur, Bupati, atau Walikota sesuai dengan kewenangannya,


meliputi:
1. Inventarisasi dan analisis jalan yang terganggu fungsinya akibat
pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur;
2. Inventarisasi pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang
menimbulkan gangguan keselamatan dan kelancaran lalu lintas dan
angkutan jalan; dan
3. Analisis peningkatan lalu lintas akibat pembangunan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur.
3. Peraturan Bupati Kotawaringin Timur Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Analisis Dampak Lalu Lintas, Pasal 5: setiap rencana pembangunan pusat
kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang menimbulkan gangguan
keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan
angkutan jalan wajib dilakukan analisis dampak lalu lintas. Kriteria Analisis
Dampak Lalu Lintas dijelaskan pada Pasal 7. Dan ketentuan dalam
penyusunan kajian lalu lintas dijelaskan pada pasal 8.
4. Ketentuan-ketentuan lainnya sebagai dasar hukum studi Kajian lalu Lintas
ini adalah sebagai berikut:
a. Undang Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
b. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2010 Tentang
Pedoman Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bagian Jalan;
d. Peraturan Menteri Perhubungan No. 76 Tahun 2016 tentang
Perubahan Aras Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 75 Tahun
2015 Tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas
e. Keputusan Menteri Perhubungan No. 14 Tahun 2006 tentang
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan.

2. Aspek Teknis
Pelaksanaan teknis analisis dampak lalu lintas Pembangunan Lokasi Gedung
Expo secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.1. Tahapan kerja meliputi
penentuan jenis dan lokasi survai, pengumpulan data primer dan sekunder,
bangkitan dan tarikan perjalanan, pengembangan model lalu lintas, analisis
kinerja ruas jalan dan simpang, analisis penanganan dampak lalu lintas, dan
rekomendasi.

II - 7
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

Data Jaringan Jalan, Tata Guna Lahan, dan Sistem


Data Lay Out Rancang Bangun
Transportasi

Survai Pendahuluan

Penentuan Jenis dan Lokasi Survai


NGUMP
U

D
P
E

A
T
L

Survai Inventarisasi Jalan dan Survai Bangkitan Perjalanan


Simpang Survai Lalu Lintas (traffic counting ruas jalan
dan simpang, komposisi kendaraan,
okupansi, parkir dan kecepatan)

Rata-Rata Bangkitan Perjalanan

Unjuk Kerja Lalu Lintas Tanpa Pengembangan Unjuk Kerja Lalu Lintas Dengan Pengembangan

Perbandingan Unjuk Kerja

Antisipasi Dampak Lalu Lintas


(Sirkulasi Kendaraan, Parkir, Manajemen Rekayasa Lalu Lintas,
Perlengkapan Jalan)
ANALISA

Buruk
Unjuk Kerja Pasca Penanganan Dampak

Perbandingan Unjuk Kerja

Baik

Tanggung Jawab Pemerintah Tanggung Jawab Pengembang


REKOMENDASI

Rekomendasi Penanganan Dampak

Rencana Pemantauan dan Evaluasi

II - 8
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

Gambar 2.1. Diagram Alir Analisis Dampak lalu lintas Pembangunan Lokasi
Gedung Expo

a. Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam studi Kajian Lalu Lintas ini meliputi data
sekunder dan data primer.
1) Pengumpulan Data Sekunder
Data yang dikumpulkan dalam tahap ini berupa data prasarana jalan,
tata guna lahan, sistem transportasi dan data mengenai rancang
bangun Pembangunan Lokasi Gedung Expo Global:
 Data prasarana jalan, tata guna lahan, dan sistem transportasi
yang perlu diketahui mencakup peta jaringan jalan; tata ruang dan
fungsi lahan sekitar kawasan; klasifikasi dan fungsi jalan; pejalan
kaki, parkir; lokasi rambu lalu lintas; dan karakteristik sistem jalan
yang ada meliputi arah lalu lintas, jalur, lajur, prioritas, pengaturan
akses dan pengaturan lalu lintas.
 Data rancang bangun yang diperlukan sebagai bahan kajian
mencakup data lokasi pembangunan, jenis usaha, luasan lahan,
luasan bangunan dan peruntukannya serta pengaturan akses
keluar masuk kawasan.
2) Pengumpulan Data Primer
Untuk mendapatkan gambaran kinerja layanan ruas jalan dan
persimpangan eksisting di sekitar lokasi pembangunan, maka perlu
dilakukan pengumpulan data primer. Data primer diperoleh melalui
pengamatan langsung atau survai di lokasi kajian. Sebelum
melakukan survai data primer, terlebih dahulu dilakukan tahap
persiapan survai yang pada intinya mendayagunakan sumber daya
perolehan informasi sekunder bagi kematangan pelaksanaan survai
data primer. Dalam proses pengumpulan data primer, prinsip
Garbage In Garbage Out (GIGO) diterapkan dalam studi ini. Hal ini
bertujuan agar data yang diperoleh memiliki ketepatan dan
keakuratan yang tinggi sehingga model transportasi yang dibuat
memiliki validitas yang tinggi pula. Dengan demikian diharapkan hasil
keluaran dari studi ini dapat dipertanggungjawabkan ketepatan dan
keakuratannya. Pelaksanaan waktu survai dilaksanakan pada kondisi
lalu lintas jam sibuk pagi, siang dan sore serta jam tidak sibuk.

II - 9
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

Adapun penjelasan mengenai teknik dan waktu pelaksanaan


pengumpulan data primer akan dijelaskan berikut ini:
a) Survai Inventarisasi Ruas Jalan.
Survai inventarisasi ruas jalan dan persimpangan dilaksanakan pada
ruas-ruas jalan di sekitar lokasi Pembangunan Lokasi Gedung Expo .
Ruas jalan dan persimpangan yang disurvai adalah ruas jalan dan
persimpangan yang diasumsikan untuk dilakukan tindakan manajemen
maupun rekayasa lalu lintas dengan dibangunnya pada lokasi
tersebut. Hal-hal yang perlu dicatat dalam melakukan survai tersebut
yaitu: geometrik ruas jalan.
b) Survai Lalu Lintas Eksisting.
(1) Survai Pencacahan Lalulintas di Ruas Jalan.
Survai pencacahan lalu lintas di ruas jalan dilakukan untuk
mendapatkan data volume dan komposisi kendaraan. Pencacahan
lalu lintas dilakukan terpisah untuk masing-masing arah lalu lintas.
Dalam survai ini kendaraan dikelompokkan ke dalam 4 kelas
(MKJI, 1997) yaitu:
(a) Kendaraan Ringan (LV) yaitu kendaraan bermotor ber as dua
dengan empat roda dan dengan jarak as 2,0 - 3,0 meter,
meliputi mobil penumpang, oplet, mikrobis, pick-up, dan truk
kecil
(b) Kendaraan Berat (HV) yang terdiri dari Kendaraan Berat
Menengah (MHV) yaitu kendaraan bermotor dengan dua
gandar, dengan jarak 3,5 – 5,0 meter, meliputi bis kecil, truk
dua as dengan enam roda; dan Truk Besar (LT) yaitu truk tiga
gandar dan truk kombinasi dengan jarak gandar (gandar
pertama ke kedua) > 3,5 meter.
(c) Sepeda motor (MC) yaitu kendaraan bermotor beroda dua
dan tiga.
(d) Kendaraan tak bermotor (UM) yaitu kendaraan dengan roda
yang digerakkan oleh orang atau hewan yang meliputi
sepeda, becak, kereta kuda.
(2) Survai Pencacahan Kendaraan di Persimpangan
Survai pencacahan lalu lintas di persimpangan dilakukan untuk
mendapatkan data volume, komposisi kendaraan dan distribusi
pergerakan membelok kendaraan. Pencacahan lalu lintas

II - 10
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

dilakukan terpisah untuk masing-masing lengan dan arah lalu


lintas. Sedangkan jenis kendaraan yang disurvai disesuaikan
dengan yang dilakukan pada survai pencacahan lalu lintas di ruas
jalan.

(3) Survai Bangkitan dan Tarikan Perjalanan


Pelaksanaan survai bangkitan dan tarikan perjalanan dilaksanakan
dengan maksud untuk mengetahui tingkat bangkitan dan tarikan
perjalanan yang ditimbulkan oleh Pembangunan Gedung Expo .
Prakiraan bangkitan dan tarikan perjalanan dari pembangunan
dapat dilakukan dengan menganalogikannya terhadap tingkat
bangkitan dan tarikan perjalanan dari kawasan sejenis yang
memiliki kemiripan karakteristik (Modul Sosialisasi dan Pelatihan
Andalalin, Ditjend Perhubungan Darat, 2012). Beberapa metode
pendekatan yang dapat dilakukan yaitu:
(a) Menggunakan standar bangkitan dan tarikan perjalanan yang
dikeluarkan oleh instansi yang berwenang (Studi Metoda
Penentuan Bangkitan dan Tarikan Perjalanan dalam
Penyelengaraan Andalalin, Ditjend Perhubungan Darat,
2012),
(b) Menggunakan data sekunder bangkitan dan tarikan
perjalanan dari kawasan yang memiliki kemiripan karakteristik
dengan pembangunan yang direncanakan, dan
(c) Survai bangkitan dan tarikan perjalanan di kawasan yang
memiliki keimiripan karakteristik dengan pengembangan
kawasan yang direncanakan.
(4) Survai Pejalan Kaki
Survai pejalan kaki dilakukan untuk mendapatkan volume pejalan
kaki baik yang menyeberang maupun menyusuri ruas jalan.
Pencatatan pejalan kaki dilakukan pada titik-titik lokasi tertentu
yang jumlah pejalan kakinya cukup tinggi. Metode yang digunakan
dalam survai ini yaitu dengan melakukan pencatatan orang yang
menyeberang dan orang yang berjalan menyusuri jalan pada ruas
jalan yang disurvai ke dalam formulir survai pejalan kaki.

II - 11
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

b. Metoda Analisis
Di dalam tahapan ini akan dilakukan kompilasi data dan analisis di dalam
rangka analisis besaran dan luasan dampak serta penanganan dampak yang
dilakukan.
1) Pengembangan Model
Studi ini menggunakan pemodelan dengan bantuan pedoman Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) dalam menganalisis dampak
lalu lintas. Pendekatan makro dimulai dengan penaksiran intensitas
tata guna lahan dari pihak pembangun. Dari data tersebut selanjutnya
diestimasi bangkitan dan tarikan perjalanan, distribusi perjalanan,
pemilihan moda dan pembebanan lalu lintas. Dalam analisis
dipergunakan empat tahapan pemodelan, yaitu sebagai berikut:
a) Bangkitan dan Tarikan Perjalanan
Bangkitandan tarikan perjalanan adalah tahapan pemodelan yang
memperkirakan jumlah perjalanan yang berasal dari suatu zona atau
tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu zona
atau tata guna lahan. Bangkitan lalu lintas di kawasan Pembangunan
Lokasi Pembangunan Gedung Expo meliputi:
 Lalu lintas yang meninggalkan lokasi dan
 Lalu lintas yang menuju ke lokasi.
Hasil keluaran dari perhitungan bangkitan dan tarikan perjalanan lalu
lintas berupa jumlah kendaraan per satuan waktu atau jumlah satuan
mobil penumpang per jam sibuk.
b) Distribusi Perjalanan
Tahap ini merupakan tahap yang menghubungkan interaksi antara tata
guna lahan, jaringan transportasi dan arus lalu lintas di kawasan
Pembangunan Lokasi Gedung Expo . Pola sebaran arus lalu lintas
antara zona asal i ke zona tujuan d adalah hasil dari dua hal yang
terjadi secara bersamaan. Distribusi perjalanan pada intinya adalah
tahapan untuk mendapatkan matriks asal-tujuan yang akan digunakan
dalam proses selanjutnya.
c) Pemilihan Moda
Dalam melaksanakan tahapan pemilihan moda, ada dua macam
konsep pendekatan, yaitu Trip End Model dan Trip Interchange Modal

II - 12
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

Split Model. Dalam studi ini, dipergunakan konsep pendekatan Trip


End Model untuk membagi total person trip menjadi vehicle trip.
d) Pembebanan Perjalanan
Pembebanan perjalanan bertujuan untuk menentukan jalan yang
dilewati oleh kendaraan berdasarkan asal tujuannya. Setelah proses
pembebanan perjalanan, maka kinerja layanan persimpangan dan
ruas jalan dapat dianalisis.
e) Prediksi pertumbuhan lalu lintas menggunakan data jumlah kendaraan
yang terdaftar di Samsat Sampit selama beberapa tahun.

2) Analisis Kinerja Ruas Jalan


Untuk mengetahui dan memahami permasalahan lalu lintas di daerah studi,
maka dilakukan analisis kinerja lalu lintas baik sebelum pembangunan
maupun setelah Pembangunan Lokasi Gedung Expo . Analisis kinerja lalu
lintas yang dilakukan terdiri dari analisis kinerja ruas jalan dan
persimpangan. Untuk melakukan pengukuran kinerja ruas jalan dan
persimpangan, maka diperlukan standar baku yang dapat digunakan
sebagai acuan dalam menilai kinerja lalu lintas. Standar baku yang dapat
digunakan untuk mengukur kinerja lalu lintas adalah Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI) yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina
Marga tahun 1997. Standar ini didesain sesuai dengan kondisi lalu lintas di
Indonesia. Rumus dasar untuk menghitung kinerja ruas jalan dan
persimpangan adalah sebagai berikut:
a) Ruas Jalan
 Derajat Kejenuhan
Untuk mengetahui kinerja ruas jalan maka perlu dilakukan
perhitungan besaran derajat kejenuhan ruas jalan. Derajat
Kejenuhan merupakan perbandingan arus total lalu lintas yang
melewati suatu ruas jalan dengan kapasitas jalan ruas jalan
tersebut. Derajat Kejenuhanruas jalan dinyatakan dengan rumus
berikut:

DS = Q/C
(2.1)
Dimana:
DS = Derajat kejenuhan
Q = Arus total lalu lintas (smp/jam)

II - 13
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

C = Kapasitas jalan (smp/jam)


Nilai arus lalu lintas (Q) dihitung berdasarkan hasil survai
pencacahan lalu lintas di ruas jalan, dimana masing-masing tipe
kendaraan dikalikan dengan nilai ekivalen mobil penumpang
(emp). Besaran emp untuk berbagai tipe kendaraan, sebagai
fungsi tipe jalan, tipe alinyemen dan arus lalu lintas dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Nilai kapasitas jalan (C) untuk Jalan Luar Kota, dihitung
berdasarkan rumus berikut:
C = C O x FC W x FC SP x FC SF (2.2)
Dimana:
C = Kapasitas sesungguhnya (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas
FCSP = Faktor penyesuaianakibat pemisahan arah
FCSF = Faktor penyesuaianakibat hambatan samping

Besaran nilai C O, FC W , FC SP , dan FC SF ditentukan


berdasarkan Tabel 2.2 sampai dengan Tabel 2.5.

Tabel 2.2 Emp untuk jalan 2/2 UD (2-jalur 2-arah tak terbagi)

Sumber: MKJI, 1997

II - 14
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

Tabel 2.3 Kapasitas dasar (CO)

Sumber: MKJI, 1997

Tabel 2.4 Faktor Penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas (FCW)

Sumber: MKJI, 1997

Tabel 2.5 Faktor penyesuaian akibat pemisah arah (FCSP)

Pemisahan arah SP %-% 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30


FCSP Dua lajur 2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88
Empat lajur 4/2 1,00 0,985 0,97 0,955 0,94
Sumber: MKJI, 1997

II - 15
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian akibat hambatan samping (FCSF)

Sumber: MKJI, 1997

Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian akibat Ukuran Kota (FCcs)

Sumber: MKJI, 1997

 Kecepatan Arus Bebas

Untuk mengetahui kinerja kecepatan suatu ruas jalan maka


perlu dilakukan perhitungan kecepatan arus bebas pada jalan
tersebut. Kecepatan arus bebas (FV) suatu ruas jalan
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

II - 16
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

FV = (FV O + FV W ) x FFV SF x FFV CS (2.3)

Dimana :

FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi


lapangan (km/jam)
FVO = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam)
FVW = Faktor penyesuaian untuk lebar efektif jalur lalu lintas
(km/jam)
FFVSF = Faktor penyesuaianuntuk kondisi hambatan samping,
FFVCS = Faktor penyesuaian untuk ukuran kota
Besaran nilai FV O, FV W , FFV SF dan FFV CS ditentukan berdasarkan
Tabel 2.7 sampai dengan Tabel 2.10.

Tabel 2.8 Kecepatan arus bebas dasar (FVO)

Sumber: MKJI, 1997

II - 17
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

Tabel 2.9 Penyesuaian kecepatan arus bebas akibat lebar jalur lalu lintas (FVW)

Sumber: MKJI, 1997

Tabel 2.10 Penyesuaian kecepatan arus bebas akibat hambatan samping (FFVSF)

Sumber: MKJI, 1997

II - 18
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

Tabel 2.11Penyesuaian kecepatan arus bebas akibat ukuran kota (FFVCS)

Sumber: MKJI, 1997

 Kecepatan
Kecepatan ruas jalan pada keadaan lalu lintas, hambatan
samping dan kondisi geometrik lapangan yang ada, dihitung
dengan cara sebagai berikut:
 Masukkan nilai Derajat Kejenuhan pada sumbu horisontal
(X) pada Gambar 2.2.
 Buat garis sejajar dengan sumbu vertikal (Y) dari titik ini
sampai memotong tingkatan kecepatan arus bebas (FV).
 Buat garis horisontal dengan sumbu (X) sampai
memotong sumbu vertikal (Y) pada bagian sebelah kiri
gambar dan baca nilai untuk kecepatan kendaraan ringan
untuk kendaraan ringan pada kondisi yang dianalisa.

Gambar 2.2. a.Kecepatan sebagai fungsi dari derajat kejenuhan pada jalan
2/2 UD

II - 19
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

Gambar 2.2.b.Kecepatan sebagai fungsi dari derajat kejenuhan pada jalan


banyak lajur satu arah

Tabel 2.12 Faktor penyesuaian median jalan utama (FM)

Uraian Tipe Median Faktor Median


Tidak ada median jalan utama Tidak ada 1,00
Ada median jalan utama, lebar < 3 m Sempit 1,05
Ada median jalan utama, lebar > 3 m Lebar 1,20
Sumber: MKJI, 1997

Tabel 2.13 Faktor penyesuaian ukuran kota (FCS)


Penduduk Faktor penyesuaian ukuran
Ukuran Kota
(juta) kota
Sangat kecil < 0,1 0,82
Kecil 0,1 – 0,5 0,88
Sedang 0,5 – 1,0 0,94
Besar 1,0 – 3,0 1,00
Sangat Besar > 3,0 1,05
Sumber: MKJI, 1997

II - 20
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

Tabel 2.14 Faktor penyesuaian prosentasi kendaraan tak bermotor (FRSU)

Sumber: MKJI, 1997

Sumber: MKJI, 1997

Gambar 2.3. Faktor penyesuaian prosentase lalu lintas belok kiri (FLT)

Sumber: MKJI, 1997

Gambar 2.4. Faktor penyesuaian prosentase lalu lintas belok kanan (FRT)

II - 21
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

Sumber: MKJI, 1997

Gambar 2.5. Faktor penyesuaian arus jalan minor (FMI)

3) Analisis Hasil Tingkat Pelayanan

II - 22
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

Kinerja ruas jalan dan simpang tidak bersinyal dinilai dengan


menggunakan skala tingkat pelayanan seperti terlihat pada Tabel
2.17 dan Tabel 2.20.

Tabel 2.15 Karakteristik Tingkat Pelayanan Ruas Jalan (arteri primer)

Tingkat
Karakteristik Operasi Terkait
pelayanan
 Arus bebas
 Kecepatan lalu lintas > 100 km/jam
A
 Volume lalu lintas mencapai 20% dari kapasitas (400 smp perjam, 2
arah)
 Awal dari kondisi arus setabil
 Kecepatan lalu lintas> 80 km/jam
B
 Volume lalu lintas dapat mencapai 45% dari kapasitas (900 smp/jam, 2
arah)
 Arus masih stabil
 Kecepatan lalu lintas > 65 km/jam
C
 Volume lalu lintas dapat mencapai 70% dari kapasitas (1400 smp/jam, 2
arah)
 Mendekati arus tidak stabil
 Kecepatan arus lalu lintas turun sampai 60 km/jam
D
 Volume lalu lintas dapat mencapai 85% dari kapasitas (1700 smp/jam,
2arah)
 Kondisi mencapai kapasitas dengan volume mencapai 2000 smp/jam, 2
arah)
E
 Kecepatan lalu lintas pada umumnya berkisar 50 km/jam

 Kondisi arus tertahan


F  Kecepatan lalu lintas < 50 km/jam
 Volume dibawah 2000 smp/jam
Sumber: KM. No.14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, 2006

II - 23
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

Tabel 2.16 Karakteristik Tingkat Pelayanan Ruas Jalan (Arteri Sekunder dan
Kolektor Sekunder)

Tingkat
Karakteristik Operasi Terkait
pelayanan
 Arus bebas
 Kecepatan perjalanan rata-rata >80 km/jam
A  V/C ratio < 0,6
 Load factor pada simpang = 0

 Arus stabil
 Kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d > 40 km/jam
B  V/C ratio < 0,7
 Load factor < 0,1

 Arus stabil
 Kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d > 30 km/jam
C  V/C ratio < 0,8
 Load factor < 0,3

 Mendekati arus tidak stabil


 Kecepatan perjalanan rata-rata turun s/d > 25 km/jam
D
 V/C ratio < 0,9
 Load factor < 0,7
 Arus tidak stabil, terhambat, dengan tundaan yang tidak dapat ditolerir
 Kecepatan perjalanan rata-rata sekitar 25 km/jam
 Volume pada kapasitas
E
 Load factor pada simpang < 0,1

 Arus tertahan, macet


 Kecepatan perjalanan rata-rata < 15 km/jam
F  V/C ratio permintaan melebihi 1
 Simpang jenuh

Sumber: KM. No.14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, 2006

II - 24
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

Tabel 2.17 Karakteristik Tingkat Pelayanan Ruas Jalan (lokal sekunder)

Tingkat
Karakteristik Operasi Terkait
pelayanan

 Arus relatif bebas dengan sesekali terhenti


A
 Kecepatan perjalanan rata-rata > 40 km/jam

 Arus stabil dengan sedikit tundaan


B
 Kecepatan perjalanan > 30 km/jam

 Arus stabil dengan tundaan yang masih dapat diterima


C
 Kecepatan perjalanan rata-rata > 25 km/jam
 Mendekati arus tidak stabil dengan tundaan yang masih dalam toleransi
D
 Kecepatan perjalanan rata-rata > 15 km/jam
 Arus tidak stabil
E
 Kecepatan perjalanan rata-rata < 15 km/jam
 Arus tertahan
F  Macet
 Lalu lintas pada kondisi tersendat
Sumber: KM. No.14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, 2006

Tabel 2.18 Karakteristik tingkat pelayanan simpang tidak bersinyal

Tingkat Pelayanan Rata-rata tundaan berhenti (detik per kendaraan)


A <5
B 5 – 10
C 11 - 20
D 21 - 30
E 31 - 45
F > 45
Sumber: KM. No.14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, 2006

Tabel 2.19 Karakteristik tingkat pelayanan simpang bersinyal

Tingkat Pelayanan Tundaan (detik per kendaraan) Load Factor


A < 5,0 0,0
B 5,1 – 15 <0,1
C 15,1 - 25 <0,3
D 25,1 - 40 <0,7
E 40,1 - 60 <1,0
F > 60 NA
Sumber: KM. No.14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, 2006

4) Analisis Penanganan Dampak


Tahapan analisis penanganan dampak ialah tahapan di mana skema yang
diusulkan dikaji keefektifannya dengan parameter kinerja lalu lintas.

II - 25
Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas
Pembangunan Gedung untuk Pengembangan Fasilitas Expo di Lokasi Ex. THR Jalan Tjilik Riwut Sampit
di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur

Analisis yang dilakukan terdiri dari analisis internal lokasi dan analisis
jaringan jalan eksternal. Analisis internal meliputi penataan parkir dan
pengaturan sirkulasi arus kendaraan di dalam area . Sedangkan analisis
eksternal meliputi penanganan akses keluar/masuk, penanganan ruas jalan
serta kemungkinan pengaturan jaringan transportasi secara kawasan.

5) Rekomendasi
Rekomendasi terhadap alternatif penanganan dampak lalu lintas terbaik
yang dipilih dan dilengkapi dengan rencana teknik manajemen dan
rekayasa lalu lintas.

II - 26

Anda mungkin juga menyukai