Fernanda Eka Rianto
Fernanda Eka Rianto
SISTEM INFORMASI
Pada awalnya, sistem pembukuan yang dikenalkan oleh Luca Pacioli ditujukan
untuk membantu sistem pencatatan pedagang di Italia. Namun, sistem akuntansi
tersebut berkembang hingga dikenal oleh masyarakat luas, termasuk Indonesia.
Sistem pembukuan pertama kali muncul di Indonesia dimulai pada sekitar tahun
1642. Kemunculan akuntansi ini ditandai dengan adanya sistem pengenalan
yang sudah dilakukan oleh masyarakat tradisional. Pencatatan yang dilakukan
ini digunakan untuk memperhitungkan laba rugi perdagangan.
Masyarakat tradisional meniru cara yang dilakukan oleh pedagang luar negeri di
Indonesia pada saat melakukan pencatatan terhadap barang dagangannya.
Negara yang memperkenalkan sistem pencatatan pertama kali di Indonesia
adalah Belanda dan Portugis.
Pada mulanya, Indonesia menganut sistem kontinental, sebab pada saat itu
sedang berada dalam kendali pemerintah Belanda pada masa penjajahan. Pada
sistem kontinental ini menganggap bahwa proses pembukuan merupakan bagian
dari ilmu akuntansi.
Pada sistem akuntansi anglo saxon akan ada pencatatan berbagai transaksi yang
dialami dalam perdagangan. Hal ini dianggap memudahkan penggunanya,
karena dianggap tidak perlu melakukan pemisahan terhadap pembukuan dan
sistem akuntansi.
Pengertian Akuntansi
Ada dua sumber utama yang bisa kita jadikan pedoman untuk mengetahui
apa itu pengertian akuntansi.Pertama, dari American Accounting Association
(AAA). Berdasarkan AAA, akuntansi adalah proses mengidentifikasi,
mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya
penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang
menggunakan informasi tersebut.
Dari dua definisi tadi, secara sederhana, pengertian akuntansi dapat kita
rangkum menjadi proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan informasi ekonomi keuangan yang berguna untuk penilaian dan
pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukannya.
Manfaat Akuntasi
1) Sebagai Informasi Keuangan untuk Pihak yang Membutuhkan
2) Sebagai Bahan Evaluasi Keuangan
3) Sebagai Bukti Keuangan yang Dapat Dipertanggungjawabkan
4) Membantu Pencatatan Ekonomi Keluarga
A. Pihak Internal
B. Pihak Eksternal
1. Investor
4. Pemerintah
5. Masyarakat
1. Relevan
Fungsi akuntansi adalah untuk menyajikan data kuantitatif yang mana bisa
digunakan sebagai pengambil keputusan perusahaan. Karena fungsinya yang
sangat vital tersebut maka data yang disajikan itu harus dijaga supaya memiliki
kualitas yang tinggi.
2. Daya Uji
Karakteristik kualitas informasi akuntansi selanjutnya adalah daya uji.
Pengukuran tidak akan bisa terlepas sepenuhnya dari pertimbangan dan juga
pendapat yang efektif. Keterlibatan manusia dalam proses pengukuran dan juga
penyajian informasi ini sehingga proses tidak hanya berlandaskan realita
objektif semata. Untuk bisa meningkatkan manfaat dari laporan keuangan
tersebut tentu informasi harus diuji kebenarannya kemudian diukur secara
independen.
3. Bisa Dimengerti
Karakteristik kualitas informasi akuntansi yang harus Anda ketahui selanjutnya
adalah bisa dimengerti. Informasi tersebut harus dinyatakan menggunakan
bentuk maupun istilah yang bisa dimengerti. Percuma saja membuat informasi
akuntansi yang mana hanya Anda pahami sendiri. Padahal tujuan dari laporan
keuangan adalah memberikan informasi dan laporan bagi siapa saja yang
membutuhkan.
4. Tepat Waktu
Informasi yang diberikan ini harus disampaikan sedini mungkin tujuannya
untuk bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Jika laporan
keuangan ini diberikan secara tertunda atau tidak tepat waktu tentu pengambilan
keputusan tersebut juga akan mundur dari waktu yang telah ditentukan. Fakta di
lapangan adalah perkembangan dan perubahan ekonomi bergerak cepat
sehingga laporan ini harus disusun secara tepat waktu.
5. Netral
Informasi keuangan yang dibuat ini haruslah yang netral, diarahkan pada
kebutuhan umum si pemakai dan juga tidak bergantung dengan kebutuhan
maupun keinginan dari pihak tertentu. Informasi harus netral dan tidak boleh
menyajikan informasi yang hanya menguntungkan salah satu pihak saja.
8. Prinsip Materialitas
Prinsip Materialitas merupakan prinsip yang menganggap pengukuran dan
pencatatan akuntansi sesuai dengan nilai yang dimiliki oleh material yang
terkait.
3. Objektivitas
Kualitas mahal dari seorang akuntan dalam memenuhi profesionalitasnya adalah
prinsip objektivitas. Memegang prinsip ini, kalian harus memiliki sifat adil dan
jujur secara intelektual, harus bebas dan tidak boleh punya prasangka yang
buruk.
4. Standar Teknis
Setiap pekerjaan dan tanggung jawab yang kalian lakukan harus memenuhi
standar teknis dan profesional yang relevan. Standar teknis profesi akuntansi ini
sudah ditentukan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dan semua anggota
wajib mengetahui dan mematuhinya.
5. Kompetensi
Tiap kalian menekuni satu profesi, sudah pasti kalian akan dituntut memiliki
kompetensi lebih untuk memenuhi apa yang dibutuhkan. Tak terkecuali
akuntan, bilamana keahlian kalian sedang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan akuntansi, maka butuh kehati-hatian yang tinggi.
6. Kemandirian
Dalam profesi ini, kalian juga dituntut untuk mandiri dalam melaksanakan
pekerjaannya. Meskipun demikian, tak berarti kalian sama sekali dilarang
melakukan kerja sama tim. Hal ini lebih karena kalian harus punya sikap
percaya diri terhadap keahlian yang dimiliki.
7. Integritas
Untuk membangun sebuah kepercayaan antara akuntan dan klien, kalian juga
wajib menjadi pribadi yang berintegritas. Sikap jujur dan sabar dalam
berinteraksi dengan sang klien adalah nilai tambah bagi reputasi kalian sebagai
akuntan.
8. Kepentingan Publik
Dalam hal pelayanan kepada publik, kalian juga wajib bertindak profesional
dengan cara menghormati kepentingan publik. Publik dalam ranah akuntan
meliputi klien personal maupun perusahaan, pemerintah, pemberi kredit, dan
pegawai.